Metode Analisis GT Kapal Ikan

51 c. Gading-gading dan wrang d. Galar balok e. Kulit Iuar f. Balok geladak g. Geladak h. Pagar i. Sekat-sekat kedap air j. Palkah ikan k. Pondasi mesin. Ukuran-ukuran bagian konstruksi dapat berubah sesuai dengan kriteria daerah pelayaran yang telah ditetapkan oleh peraturan BKI, 1996. 9 Rancangan Konstruksi Membujur Rancangan konstruksi membujur kapal meliputi : a. Konstruksi membujur Iambung b. Konstruksi geladak c. Konstruksi bangunan atas d. Konstruksi linggi haluan e. Konstruksi linggi buritan

3.8.3 Metode Analisis GT Kapal Ikan

Berdasarkan KEPMEN No. 10 Tahun 2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan, pasal 16 ayat 3 huruf a dan berdasarkan rumus International Formula for Tonnage Measurement Of Ships 1969, ditetapkan bahwa perhitungan GT untuk kapal : 1 Panjang diatas 24 m dihitung berdasarkan rumus pendekatan GT = V. k, dimana V adalah volume kapal dan k adalah konstanta yang didapat dari tabel konstanta untuk m 3 volume kapal. 2 Untuk kapal dibawah 24 m dihitung dengan rumus : L x B x D x Cb : 2,83. Cb = Koefisien block dari kapal. Cb Pukat Ikan = 0.8, Purse Seine = 0.6 sd 0.8, Long Line = 0.6, untuk yang lain 0.5 sd 0.6. 52 Pengukuran GT kapal sebagaimana yang telah dijelaskan, meliputi pengukuran seluruh ruangan tertutup yang ada di kapal. Di Indonesia desain kapal ikan cukup bervariasi, beberapa kapal ada yang memiliki ruangan di atas geladak ukur dan ada yang tidak. Bahkan beberapa kapal ikan tidak memiliki palka ikan seperti pada kapal-kapal pole and line, atau pun kapal-kapal yang termasuk kategori perikanan skala kecil, seperti perahu payang, perahu dogol dan perahu compreng. Dalam sejarah pene ntuan metoda pengukuran kapal, Moorsom dalam Nomura dan Yamazaki 1977 menyebutkan bahwa cara pengukuran kapal di berbagai negara adalah cara pengukuran menurut MOORSOM. Cara ukur MOORSOM mula- mula diterapkan di Inggris dan negara jajahannya tahun 1855. Kemudian penerapannya diikuti oleh Austria, Italia. Turki, Norwegia dan Finlandia. Baru pada tahun 1886, dengan diberlakukannya Scepmentings Ordonantie 1927 di wilayah Indonesia mulai diterapkan cara ukur MOORSOM dalam pengukuran kapal. Akan tetapi dalam pelaksanaannya satu dengan yang lainnya mempunyai sistem yang berbeda. Karena itu dirasakan perlu adanya suatu sistem yang bersifat universal. Sesudah perang dunia kedua 1939-1945, United Nations mendirikan suatu organisasi perkapalan khusus yaitu Intergovernmental Maritime Consultative Organization disingkat ICMO berkedudukan di London, Inggris. Menyadari betapa pentingnya penetapan suatu sistem yang bersifat universal untuk pengukuran kapal, maka pada tanggal 27 Mei hingga 23 Juni 1969 diselenggarakan suatu konferensi yang dihadiri oleh lebih 40 negara, termasuk Indonesia, dengan mengundang ICMO. Tujuannya adalah untuk merumuskan Konvensi Internasional tentang Pengukuran Kapal. Pada tanggal 23 Juni 1969 disahkan “International Convention on Tonnage Measurement of Ships”. Dalam konvensi ini juga ditetapkan penggunaan isi kotor Gross TonnageGT dan isi bersih Net Tonnage sebagai parameter pengukuran serta cara pengukurannya. Pemerintah Indonesia pada akhirnya mengesahkan konvensi tersebut melalui Keputusan Presiden No.5 Tahun 1989 tentang Pengesahan International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969. Beberapa hal utama yang perlu diketahui dari International Convention on Tonnage Measurement of Ships 53 1969 adalah bahwa konvensi ini akan diterapkan pada kapal-kapal yang digunakan untuk pelayaran-pelayaran internasional dan yang terdaftar di negara- negara yang pemerintahannya ikut menandatangani konvesi tersebut Pasal 3, dan tidak akan berlaku bagi kapal-kapal yang panjangnya kurang dari 24 meter Pasal 4. Dengan demikian kapal-kapal yang memiliki panjang kurang dari 24 meter diatur oleh masing- masing negara. Gross Tonnage GTisi kotor kapal berdasarkan International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969 Konvensi Internasional Tentang Pengukuran Kapal 1969 yang telah diratifikasi dengan Keppres No.5 Tahun 1989 tentang Pengesahan International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969, adalah ukuran besarnya kapal secara keseluruhan dengan memperhitungan jumlah isi semua ruangan-ruangan tertutup baik yang terdapat di atas geladak maupun di bawah geladak ukur. Berdasarkan Keputusan Peraturan Pengukuran Kapal 1927 Scepmentings Ordonantie 1927 pasal 32 Ayat 2 disebutkan bahwa ukuran isi kapal atau kendaraan air adalah dalam meter kubik m 3 dan dalam ton-register Register TonRT . Jumlah ton-register didapat dengan cara mengalikan jumlah meter kubik dengan bilangan 0,353. Dengan demikian bilangan 0,353 merupakan nilai konversi dari meter kubik ke ton-register. Bilangan ini diperoleh berdasarkan ukuran satuan kaki feet Inggris. Dimana : Satu feet = 30.479 cm, Satu feet kubik = 0,02831405 m3 100 feet kubik = 2,831405 m3. Satu meter kubik = 0,353 RT Register Ton. Cara pengukuran Internasional adalah berdasarkan ketetapan yang ada dalam Konvensi Internasional tentang Pengukuran Kapal International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969, dimana GT kapal ditentukan sesuai dengan rumus berikut : GT = K . V Keterangan : V = Jumlah isi semua ruang-ruang tertutup yang dinyatakan dalam meter kubik. 54 K1 = 0,2 + 0,002 log 10 V atau nilai K; merupakan koefisien yang diperoleh dari hasil interpolasi linierberupa tabel. Penggunaan rumus ini menghasilkan ukuran isi kapal dengan satuan meter kubik. Jumlah isi semua ruang-ruang tertutup V sebagaimana tersebut di diatas merupakan ruangan-ruangan yang terdapat di bawah geladak ukur maupun di atas geladak ukur. Pengukuran ruang-ruang tertutup berdasarkan peraturan internasional pada intinya ada dua, yaitu dengan mengalikan panjang, lebar dan tinggi suatu ruangan untuk mendapatkan volume ruangan berbentuk segi empat dan menghitung volume bagian per bagian dari suatu ruangan yang berbentuk tidak beraturan dengan cara pengukuran menurut MOORSOM atau dalam bidang naval architec dikenal cara penghitungan dengan menggunakan Sympsons Rules. Pengukuran menurut MOORSOM ini adalah dengan cara menghitung volume suatu ruangan tertentu yang tidak beraturan dengan terlebih dahulu membagi ruangan-ruangan tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Kemudian ruangan-ruangan kecil tersebut dihitung volumenya bagian per bagian dan baru kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan volume total ruangan tersebut. Sebagai ilustrasi, perhitungan ruangan menurut MOORSOM dapat dilihat pada Gambar 3. 55 Gambar 3. Metode Moorsom Sympson’s Rules Definisi ruang tertutup berdasarkan International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969, Peraturan 2 Pasal 22, adalah ruang-ruang yang dibatasi oleh badan kapal, ole h dinding penyekat yang tetap atau yang dapat dipindah, oleh geladak- geladak ataupun penutup-penutup lain selain tenda-tenda tetap ataupun yang dapat dipindah. Ditinjau dari definisi tersebut, khusus untuk pengukuran GT kapal ikan meliputi seluruh ruangan tertutup yang terdapat di atas maupun di bawah dek seperti palka, palka umpan bagi kapal ikan yang membawa umpan hidupmati seperti kapal pole and line, kapal rawai tuna dan sebagainya, gudangtempat menyimpan Blat tangkap, ruang akomodasi ABK accomodation room, dapur bagi kapal ikan yang lebih dari satu hari operasi per trip, ruang kemudi khusus ruang kemudi yang tertutup, ruang mesin, tangki bahan bakar fuel oil tank dan tangki air tawar fresh water tank. 56

3.8.4 Metode Analisis Spesifikasi Kapal dan Alat Tangkap Ikan