Keragaan Perikanan Tangkap .1 PotensiProduksi Sumberdaya Ikan

60 delapan pulau : Ternate, Moti, Hiri, Mayau, Tifure, Maka, Mano dan Burida. Tiga pulau terakhir tidak berpenghuni. Kota Ternate terdiri dari 4 Kecamatan yaitu masing- masing 1 Kecamatan Ternate Utara dengan 17 Kelurahan, 2 Kecamatan Ternate Selatan dengan 19 Kelurahan, 3 Kecamatan Pulau Ternate dengan 21 Kelurahan dan 4 Kecamatan Moti dengan 6 Kelurahan sehingga jumlah Kelurahan di Kota Ternate adalah 63 Kelurahan. 4.2 Keragaan Perikanan Tangkap 4.2.1 PotensiProduksi Sumberdaya Ikan Potensi sumberdaya ikan laut Maluku Utara diperkirakan sebesar 484.382,48 tontahun yang terdiri dari potensi ikan pelagis sebesar 315.000 tontahun dan 169.382,48 tontahun adalah potensi sumberdaya ikan demersal seperti cumi dan kelompok ikan hias. Penyebaran potensi ikan tersebut didasarkan pada wilayah penangkapan yaitu : Laut Maluku, Laut Seram, Laut Halmahera dan Pasifik bagian selatan. Dari potensi tersebut yang dapat dimanfaatkan sebesar 242.191, 24 tontahun. Sampai dengan tahun 2001 produksi yang dihasilkan mencapai 83.758,69 tontahun dengan demikian tingkat pemanfaatannya baru mencapai 34,58 Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Maluku Utara, 2003. Sektor Perikanan dan Kelautan Maluku Utara memiliki prospek yang cerah untuk dibangun menjadi suatu kegiatan ekonomi yang tangguh, strategis dan berkelanjutan. Hal ini didukung oleh potensi sumberdaya perikanan yang relatif besar, disamping itu ada beberapa faktor yang mendukung sektor perikanan untuk berkembang dan menjadi leading sektor dari pembangunan daerah ini seperti potensi sumberdaya perikanan yang belum tergarap secara optimal. Adapun dengan adanya konflik di Maluku Utara yang terjadi pada bulan Agustus 1999 sampai awal tahun 2000 telah banyak merenggut lebih kurang 2000 orang dan diperkirakan 22.000 rumah, bangunan umum dan tempat ibadah rusak dan hancur, selama kerusuhan tersebut masyarakat pedesaan dan masyarakat pesisir kehilangan mata pencaharian dan barang-barang modal mereka, sedangkan lebih dari 200.000 penduduk mengungsi ke lokasi lain diantaranya ke Propinsi Sulawesi Utara Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Maluku Utara, 2004. 61 Sekitar 14.000 nelayan di lokasi konflik telah kehilangan alat-alat produksi, sehingga diperlukan kegiatan untuk menunjang kehidupan mereka, berupa bantuan pengadaan perahu, alat tangkap ikan yang hilang atau dirampok pada saat kerusuhan. Propinsi Maluku Utara kehilangan produksi ikan disebabkan karena jumlah perahu dan alat tangkap berkurang jumlahnya dan mengakibatkan berkurangnya ikan yang di konsumsi keluarga dan yang tersedia di pasar-pasar lokal. Hal tersebut diatas dipandang menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan nelayan di sekitarnya. Untuk itu pemerintah mencoba memberikan beberapa bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan serta memulihkan kembali taraf kehidupan mereka yang sesuai dengan kondisi sebelumnya. Perikanan tangkap merupakan salah satu prime mover karena kontribusinya cukup besar yaitu sebesar 86,44 dari total produksi, dengan berbagai jenis hasil tangkapan berupa ikan konsumsi bernilai ekonomis penting diantaranya ikan pelagis besar seperti cakalang Katsuwanus pelamis, tuna Thunnus sp, tongkol, cucut dan berbagai jenis pelagis kecil seperti kembung Rastreliger kanagurta layang Decapterus, tembang Sardinella spp, selar Selparoides spp dan teri. Beberapa jenis ikan demersal yang diusahakan oleh masyarakat nelayan antara lain kerapu Ephinepelus spp, ekor kuning Caesio spp, beronang Siganus spp, kakatua Scarus spp, kakap Lates spp serta jenis lainnya yang belum dikomersilkan dan masih terbatas. Hasil identifikasi jenis-jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan disekitar perairan pantai terdapat 98 jenis ikan, 74 diantaranya bernilai ekonomis penting, 20 jenis telah dikomersilkan termasuk didalamnya cumi- cumi Loligo sp, teri Stelophorus spp, nener, bandeng serta 12 jenis ikan hias ekosistem terumbu karang Dinas Kelautan Propinsi Maluku Utara, 2004. Produksi ikan terbesar di Maluku Utara adalah ikan cakalang, yang ditangkap dengan alat tangkap pole and line, seperti terlihat pada Tabel 10. 62 Tabel 10 Produksi tahunan menurut jenis ikan dan jenis alat tangkap terpilih di Maluku Utara TAHUN 2004 TAHUN 2005 NO JENIS IKAN PS GN LL PL BHL PS GN LL PL BHL 1. Kerapu - - - - 129,9 - - - - 131,9 2. Kakap - 34,5 - - 138,6 - 49 - - 146,3 3. Ekor kuning 145,1 52,8 - - 176,6 154,1 74,1 - - 189,1 4. Kembung 42,4 63,7 - - 162,6 517,2 88,4 - - 148,8 5. Tenggiri - - 5,3 - - - - 382,5 - - 6. Tuna - - 1856,9 125,1 89,1 - - 2333,2 130,2 161,75 7. Cakalang - - - 16986,2 161,3 - - - 20558,1 397,9 8. Tongkol - - - 4108,5 162,4 - - - 4088,9 182,7 9. Layang 12878,4 281,3 - - - 15452,4 296,9 - - - 10. Selar 843,6 244,4 - - - 885,0 266,1 - - - Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005 Keterangan : PS : purse seine GN : gillnet LL : longline PL : pole and line BHL : bottom handline Sedangkan untuk produksi perikanan tangkap Kota Ternate terutama didominasi oleh ikan cakalang, tuna dan layang Tabel 11. Tabel 11 Produksi tahunan menurut jenis ikan di Kota Ternate PRODUKSI Ton NO JENIS IKAN 2004 2005 Rata-rata kenaikan 1 Kerapu 54,35 98,09 80,48 2 Kakap 73,52 81,68 11,10 3 Ekor kuning 42,51 98,61 131,97 4 Kembung 53,51 180,09 236,55 5 Tenggiri 168,03 110,95 -33,97 6 Tuna 551,23 546,90 -0,79 7 Cakalang 2307,99 4727,12 104,82 8 Tongkol 1167,78 809,33 -30,69 9 Layang 1576,29 2713,00 72,11 10 Selar 159,86 464,95 190,85 11 Kuwe 30,87 121,66 294,10 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005 63 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 Kerapu Kakap Ekor kuning Kembung Tenggiri Tuna Cakalang Tongkol Layang Selar Kuwe Jenis alat tangkap Produksi ton Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 5 Produksi tahunan menurut jenis ikan di Kota Ternate Alat tangkap pole and line mempunyai produktivitas tertinggi di Kota Ternate dibandingkan dengan alat tangkap lainnya seperti bottom handline, purse seine dan gillnet Tabel 12. Tabel 12 Produksi tahunan menurut jenis alat tangkap terpilih di Kota Ternate No. JENIS ALAT TANGKAP 2004 Ton 2005 Ton 1 Purse Seine 129,70 281,47 2 Gillnet 70,88 206,10 4 Pole and Line 1920,44 3915,66 5 Bottom Handline 227,45 306,07 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005 64 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Purse Seine Gillnet Pole and Line Bottom Handline Jenis alat tangkap Produksi ton Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 6 Perkembangan produksi tahunan menurut jenis alat tangkap terpilih di Kota Ternate

4.2.2 Daerah Penyebaran dan Musim Penangkapan

Daerah penangkapan untuk pelagis besar tuna dan cakalang di perairan Maluku Utara adalah : 1 Di Ternate daerah penangkapan meliputi perairan Pulau Hiri dan Laut Maluku. 2 Di Tidore, daerah penangkapan meliputi perairan Halmahera Tengah, Pulau Makian dan Perairan Tidore bagian Selatan. 3 Di Bacan, Daerah penangkapan meliputi perairan Selat Obi dan Laut Maluku. 4 Di Sana na, daerah penangkapan meliputi perairan Sula dan Laut Seram. 5 Di Buli daerah penangkapan meliputi perairan pada laut Halmahera. 6 Di Morotai daerah penangkapan meliputi perairan Pasifik Selatan dan Laut Halmahera. Musim penangkapan untuk pelagis besar dilakukan sepanjang tahun dengan musim puncak sebagai berikut Dinas Kelautan Propinsi Maluku Utara, 2004 : 1 Ternate, Tidore : Januari – April dan September – Oktober 2 Bacan : Februari – Mei dan September – Oktober 65 3 Sula : Februari – April dan September – Desember 4 Morotai : Januari – April dan September – Nopember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Ternate Bacan Sula Morotai Gambar 7 Musim puncak penangkapan untuk pelagis besar Daerah tangkapan untuk pelagis kecil dan demersal di perairan Maluku Utara adalah : 1 Teluk Kao : Kembung, teri dan bambangan 2 Gane Barat dan Timur : Kakap merah, kerapu, bambangan, biji nangka 3 Bacan : Kakap merah, kerapu, bambangan, swanggi, lencam, gulama dan layang. 4 Morotai : Kerapu, kakap, bambangan, kuwe dan kembung 5 Kayoa : Layang dan ekor kuning 6 Loloda : Kakap merah, bambangan, kembung 7 Wasilei : Teri, julung-julung dan kembung Musim penangkapan untuk Pelagis kecil dan ikan demersal dilakukan sepanjang tahun Untuk daerah tangkapan yang bukan ikan adalah : 1 Loloda : Cumi-cumi, teripang dan sput 2 Teluk Kao : Ubur- ubur, teripang, siput dan cumi-cumi 3 Bacan : Ubur- ubur, teripang dan budidaya mutiara 4 Taliabu Barat : Cumi-cumi, rumput laut dan teripang 5 Morotai : Rumput laut dan teripang 6 Wasilei : Ubur- ubur dan teripang. Daerah penangkapan untuk ikan hias meliputi : 1 Sula dan Taliabu : Angel fish Pomachantidae, kepe-kepe, morishidol Zanctidae, bendera, tiger fish Scorpaenidae 66 2 Morotai dan Loloda : Angel fish, morishidol, triger fish 3 Bacan, Gane, Obi dan Kayoa : Angel fish, morishidol, triger fish 4 Buli dan Patani : Angel fish, morishidol, tiger fish.

4.2.3 Sarana dan Prasarana Perikanan 1

Sarana Perikanan Jumlah armada penangkapan ikan di Propinsi Maluku Utara rata-rata dimiliki nelayan skala kecil yang terdiri dari armada tanpa motor, armada motor tempel dan armada motor dalam. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara Tahun 2005, armada yang dimiliki nelayan masih didominasi oleh armada motor tempel sebanyak 1623 unit atau sebesar 37,01 dari total armada sebanyak 4385 unit. Armada motor tempel khususnya beroperasi untuk memanfaatkan ikan- ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan demersal lainnya dengan menggunakan alat tangkap mini purse seine, gill net, hand line , tonda, pole and line. Adapun armada tanpa motor menempati urutan kedua, yaitu sebanyak 1614 unit atau sebesar 36,81 dari total armada. Armada tanpa motor mempunyai daerah operasi pada wilayah pesisir, dengan sasaran pemanfaatan berorientasi pada jenis-jenis ikan pelagis dan jenis-jenis ikan karang di daerah pesisir dengan menggunakan alat tangkap handline dan gill net. Armada penangkapan yang menggunakan motor dalam atau kapal motor berjumlah sekitar 1148 unit atau sebesar 26,18 dari total armada. Armada kapal motor dikhususkan pada pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang berorientasi pada jenis-jenis ikan pelagis besar, demersal dengan menggunakan alat tangkap pole and line dan jenis long line dengan bobot rata-rata armada penangkapan antara 10 – 30 GT. Total armada penangkapan ikan di Kota Ternate sebanyak 435 unit yang didominasi oleh motor tempel sebanyak 155 unit 35,63 , diikuti oleh armada kapal motor sebanyak 142 unit 32,64 dan terakhir adalah perahu tanpa motor sebanyak 138 unit 31,72 . Khusus untuk kapal motor didominasi oleh kapal motor yang berukuran 5-10 GT Tabel 13. 67 Tabel 13 Kapal motor menurut ukuran kapal GT di Kota Ternate KAPAL MOTOR GT 2004 Unit 2005 Unit 0-5 53 58 5-10 64 70 10-20 6 8 20-30 3 6 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005 10 20 30 40 50 60 70 80 0-5 5-10 10-20 20-30 Kapal Motor GT Jumlah unit Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 8 Perkembangan kapal motor menurut ukuran kapal GT di Kota Ternate Terdapat beberapa jenis unit penangkapan terpilih di Kota Ternate seperti dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14 Jumlah unit penangkapan terpilih di Kota Ternate No JENIS ALAT TANGKAP 2004 Unit 2005 Unit 1 Purse Seine 16 21 2 Gillnet 23 24 3 Pole and Line 29 35 4 Bottom Handline 26 30 68 5 10 15 20 25 30 35 40 Purse Seine Gillnet Pole and Line Bottom Handline Jenis alat tangkap Jumlah unit Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar 9 Perkembangan jumlah unit penangkapan terpilih di Kota Ternate 2 Prasarana perikanan Prasarana perikanan yang ada di Propinsi Maluku Utara sampai saat ini terdiri dari : 1 Pelabuhan Perikanan Pantai PPP yang sekarang telah dinaikkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN di Kota Ternate, memiliki luas lahan keseluruhan berkisar 40.000 m² dengan fasilitas yang tersedia berupa : perkantoran dan perumahan karyawan, dermaga sepanjang 560 m², cold storage , pabrik es kapasitas 5 ton, bengkel seluas 200 m², balai pertemuan nelayan seluas 100 m², tempat pelelangan ikan dengan luas 500 m² dan fasilitas lainnya. 2 Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Bacan Kabupaten Maluku Utara memiliki luas lahan yang cukup memadai yaitu seluas 60.000 m² dengan fasilitas amtara lain : perkantoran dan mess operator, dermaga sepanjang 462 m, tempat pelelangan ikan seluas 270 m², fasilitas pendukung dari PT. Usaha Mina seperti cold storage, bengkel, docking, brain freezer. 3 Pangkalan Pendaratan Ikan Tobelo Kabupaten Maluku Utara memiliki luas lahan keseluruhan 30.000 m² dengan fasilitas yang tersedia berupa : perkantoran dan rumah dinas, dermaga sepanjang 240 m, temp at pelelangan 69 Ikan seluas 200 m², balai pertemuan nelayan sebesar 80 m² dan 1 buah bengkel seluas 50 m². 4 Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan sebanyak 1satu buah di Kota Ternate. 5 Dempond Tambak di Jailolo Kabupaten Maluku Utara 6 Perusahaan BUMN maupun swasta nasional yang memiliki prasarana Perikanan di Provinsi Maluku Utara berupa cold storage, pabrik es untuk penangkapan dan budidaya antara lain : PT. Usaha Mina, PT. Bangun Karya Sejati di Bacan, PT. Prima Reva Indo di Morotai, dan PT. Ocean Mitra Mas. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis SWOT 1 Arahan Strategi Pengembangan Perikanan Pelagis