BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam
pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian Hadi, 2000.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran kompetensi sosial pada
anak yang mengikuti sekolah bilingual. Menurut Azwar 2000, metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan
akurat, fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak
bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam gejala yang diamati. Variabel
merupakan sebuah simbol dimana angka-angka atau nilai ditetapkan dan suatu konsep atau pengertian dapat dikatakan sebagai variabel bila menunjukkan adanya
variasi Kerlinger, 2000. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi sosial.
Universitas Sumatera Utara
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dan menganalisa perilaku yang dipilih sehingga menjadi efektif yang ditinjau dari enam elemen kompetensi sosial menurut Clikeman
2007, yaitu bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan secara akurat menyampaikan dan menerima pesan emosional, kemampuan untuk belajar,
kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain, kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri, dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.
C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Kelompok yang besar yang berkepentingan dalam penelitian adalah populasi, kelompok kecil individu
yang berpartisipasi dalam penelitian adalah sampel Gravetter, 2006. Sampel harus dapat mewakili ciri-ciri populasinya. Agar informasi yang diperoleh dari
sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang dimilikinya Kuncoro, 2003. Populasi dalam
penelitian ini adalah anak yang mengikuti sekolah bilingual.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kompetensi sosial pada anak yang mengikuti sekolah bilingual, maka karakteristik sampel
penelitian ini antara lain : 1.
Anak berusia 6 sampai 11 tahun middle childhood yang menurut Papalia 2004 merupakan masa bersekolah, masa perkembangan emas untuk
belajar dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan teman sebaya serta memasuki dunia sosial yang lebih luas. Dalam penelitian ini, anak dengan
usia 6 dan 7 tahun tidak diikutsertakan karena menurut Hurlock 1993 anak masih baru memasuki dunia sekolah yang membutuhkan penyesuaian
diri, selain itu anak juga belum memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik sehingga akan sulit dalam memahami pernyataan yang
terdapat dalam skala. 2.
Bersekolah di sekolah bilingual lebih dari satu tahun karena menurut Gunarsa 2004 pengalaman akan kedua bahasa merupakan faktor yang
penting untuk terbentuknya perkembangan bilingual yang baik, adanya pengalaman tersebut akan melatih kemampuan bilingual anak.
Sekolah bilingual yang dimaksud disini adalah sekolah yang menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam proses pengajarannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yang digunakan ketika sampel memiliki karakteristik
tertentu sehingga tidak semua individu dalam populasi memiliki kesempatan untuk dipilih untuk menjadi sampel penelitian. Dalam purposive sampling,
pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya Hadi, 2000. Dalam hal ini ketika anak memang mengikuti sekolah bilingual, namun belum bersekolah selama lebih dari 1 tahun,
maka anak tersebut tidak digunakan sebagai sampel penelitian.
3. Jumlah Sampel Penelitian
Sugiarto 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah
30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Menurut Azwar 2004,
secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Namun, sesungguhnya tidak ada angka yang dapat dikatakan
dengan pasti. Jumlah anak yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 93 anak.
Universitas Sumatera Utara
D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data di penelitian ini adalah metode self-reports. Menurut Hadi 2000, metode self-report berasumsi bahwa :
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya. 3.
Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada subjek adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, akurat dan memadai. Pentingnya prosedur
adalah baik buruknya penelitian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya Hadi, 2000.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah skala kompetensi sosial yang disusun berdasarkan keenam elemen dari kompetensi
sosial yang dikemukakan oleh Clikeman 2007, yang terdiri dari : bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan secara akurat menyampaikan dan
menerima pesan emosional, kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain. Berikut dalam Tabel 1 akan dirangkumkan blue print skala kompetensi
sosial sebelum di uji coba.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Blue Print Skala Kompetensi Sosial Sebelum Diuji Coba
Elemen Indikator Perilaku
AF AU T
Bahasa dan kemampuan untuk
berkomunkasi • Mengerti apa yang dimaksud oleh
orang lain melalui bahasa yang disampaikan
• Mampu mengungkapkan tujuan dan perasaan melalui kata-kata
5 5
10 16,67 Kemampuan secara
akurat menyampaikan dan
menerima pesan emosional
• Dapat memahami petunjuk non verbal atau isyarat orang lain berupa
ekspresi wajah dan gesture • Dapat memahami bagaimana
suasana hati orang lain dari ekspresinya
5 5
10 16,67
Kemampuan untuk belajar
• Menyadari bahwa perilaku yang ditunjukkannya tidak tepat
• Mampu mengevaluasi perilakunya ketika menghadapi situasi yang
sama dengan pengalaman sehingga menghasilkan perubahan perilaku
• Menyadari konsekuensi dari perilakunya
5 5
10 16,67
Kemampuan untuk mengambil
perspektif orang lain
• Memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain
• Menyadari bahwa orang lain tidak melihat suatu tindakan dan situasi
yang sama dengannya 5
5 10 16,67
Kemampuan untuk mengatur
perilakunya sendiri • Sadar dengan perasaan dan
menyatakannya sehingga menghasilkan suatu perilaku yang
ditunjukkan
• Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya
• Mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri
5 5
10 16,67
Kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain • Melakukan suatu kegiatan bersama
orang lain untuk suatu tujuan • Mampu bernegosiasi dengan orang
lain untuk mencapai keinginannya 5
5 10 16,67
Total 30
30 60
100 Keterangan :
AF : Aitem Favorable
AU : Aitem Unfavorable
T : Total
: Bobot
Universitas Sumatera Utara
Variabel dalam skala kompetensi sosial ini diukur dengan model skala yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan menggunakan model skala likert yang
dimodifikasi oleh peneliti. Menurut Azwar 2009 responden yang belum cukup berusia atau responden yang belum cukup dewasa, kadang-kadang diferensiasinya
perlu disederhanakan menjadi tiga pilihan saja yaitu Setuju S, Netral N, dan Tidak Setuju TS. Dalam penelitian ini, pilihan respon tersebut dijabarkan
masing-masing dalam bentuk kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tujuan memudahkan subjek yang merupakan anak bilingual untuk lebih
memahami skala penelitian. Ketiga pilihan respon tersebut diganti menjadi pilihan kalimat a, b dan c.
Aitem dalam skala ini terbagi dalam dua arah, yaitu favorabel dan tidak favorabel, setiap pilihan alternatif respon memiliki skor masing-masing
tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel, netral atau tidak favorabel. Dalam aitem favorabel pilihan a yang mengindikasikan setuju diberi skor 3, b
mengindikasikan netral diberi skor 2 dan c yang mengindikasikan tidak setuju diberi skor 1, sedangkan skor untuk aitem yang tidak favorabel adalah 3 untuk
jawaban c yang mengindikasikan setuju, 2 untuk jawaban b yang mengindikasikan netral dan 1 untuk jawaban a yang mengindikasikan tidak setuju.
Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur ini juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh responden.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi kompetensi sosial yang dimiliki oleh subjek, begitu juga sebaliknya semakin
Universitas Sumatera Utara
rendah skor yang diperoleh subjek maka semakin rendah kompetensi sosial yang dimiliki oleh subjek.
E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR