hati akibatnya mereka enggan berbicara dengan teman sebaya, mereka juga mungkin akan diabaikan atau ditolak dalam pergaulan.
v. Pengaruh terhadap diskriminasi sosial
Ketika tiba saatnya anak mencapai usia sekolah, mereka menemukan bahwa orang-orang mengaitkan streotip yang berbeda dengan logat yang
berbeda. Anak tersebut kemudian dinilai oleh orang dewasa dan teman sebaya dalam kaitannya dengan stereotip itu. Jika stereotip itu tidak
menyenangkan, hal itu mungkin dapat menimbulkan prasangka dan diskriminasi.
vi. Pengaruh terhadap ketidaksamaan
Jika yang dominan adalah bahasa asing, anak tersebut mungkin memiliki lingkungan rumah yang pola kehidupan, pelatihan yang
digunakan, serta cara berpakaian dan makan akan berbeda dari pola teman sebayanya. Sindrom “ketidaksamaan” ini senantiasa tampak dalam bicara,
khususnya jika anak memiliki logat asing yang mungkin menjadi hambatan dalam penyesuaian sosial.
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Bilingual
Periode anak yang tepat dalam mempelajari bilingual tidak dapat ditentukan secara tepat karena hal ini sangat bergantung pada motivasi setiap
anak, strategi dan metode pengajaran, lingkungan sekitar, dan dukungan dari orangtua Hurlock, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan bilingual dalam menggunakan dua bahasa dengan baik sangat ditentukan oleh kompetensi komunikatif yang dimilikinya Nababan, 2009 yang
mencakup : 1.
Kompetensi gramatikal : pengetahuan kaidah bahasa yang meliputi kosa kata, pembentukan kata, pelafalan dan struktur kalimat. Pengetahuan dan
ketrampilan yang seperti ini sangat dibutuhkan dalam memahami dan menghasilkan percakapan.
2. Kompetensi sosiolinguistik : pengetahuan dan kemampuan untuk
menghasilkan dan memahami percakapan yang sesuai dengan konteks misalnya, siapa berbicara tentang apa, dimana, kapan.
3. Kompetensi wacana : kemampuan untuk menggabungkan bentuk dan
makna untuk menghasilkan teks lisan dan tulis yang terpadu. 4.
Kompetensi strategi : penguasaan terhadap strategi berkomunikasi
4. Pengertian Sekolah Bilingual
Bi berarti dua dan linguistic berarti bahasa. Jadi belajar di sekolah bilingual adalah belajar dengan menggunakan dua buah bahasa. Bahasa yang
digunakan di sekolah bilingual biasanya adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bahasa Indonesia digunakan karena merupakan bahasa nasional dan
bahasa Inggris adalah bahasa internasional Nababan, 2009. Gunarsa 2004 juga mengemukakan bahwa sekolah bilingual adalah
sekolah yang menggunakan dua bahasa dalam proses pengajarannya. Ada pelajaran yang diajarkan dengan bahasa Inggris, adapula yang dengan bahasa
Universitas Sumatera Utara
Indonesia. Disamping itu, anak juga mempunyai pilihan dalam mempelajari bahasa asing, seperti bahasa Mandarin, Arab, Perancis, atau bahasa asing lainnya.
Menurut Mustikasari 2009, yang dikatakan dengan sekolah bilingual adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar, yaitu bahasa asal atau
bahasa ibu dan bahasa tujuan misalnya bahasa Inggris atau bahasa Mandarin. Biasanya bahasa tujuan dijadikan bahasa pengantar dengan tujuan agar murid
dapat menguasainya dengan baik. Bahasa tujuan yang digunakan adalah bahasa yang dianggap penting dalam era sekarang dan akan memberikan keuntungan bagi
orang yang menguasainya. Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah
bilingual adalah sekolah yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa utama sebagai bahasa pengantar dalam proses pengajarannya.
Beberapa pelajaran diajarkan dengan bahasa Inggris, adapula yang dengan bahasa Indonesia.
5. Jenis Sekolah Bilingual