Teori Van Hiele Kajian Pustaka

maupun batin disertai bela rasa bagi sesama Subagya 2010:24. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan sesuatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Tes, ulangan, ujian merupakan alat evaluasi untuk menilai seberapa jauh pengetahuan competence yang sudah dikuasai dan diperoleh pelajar. Sedangkan observasi perilaku siswa di kelas dapat dilakukan utuk menilai conscience dan compassion.

5. Teori Van Hiele

Walle 2008 menjabarkan tingkatan-tingkatan pemikiran geometris menurut teori Van Hiele yakni visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan ketepatan. a. Level 0 : Visualisasi Visualisasi merupakan level saat siswa mulai mengenal dan mengamati bentuk-bentuk dalam geometri. Setelah mengamati bentuk-bentuk tersebut, diharapkan siswa mampu mengelompokkan ke dalam kelas-kelas dengan melihat kemiripan bentuknya. Dengan membuat pengelompokkan bentuk-bentuk, siswa mulai berimajinasi tentang bentuk-bentuk yang tergolong dalam kelompok tertentu. b. Level 1 : Analisis Siswa pada level analisis dapat menyatakan semua bentuk yang terdapat dalam satu kelompok. Dengan memfokuskan pada satu kelompok bentuk, siswa dapat berpikir tentang bagaimana sebuah bentuk tersebut terbentuk. Sehingga pada level ini para siswa mulai mengerti bahwa sebuah kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifatciri-cirinya. Siswa pada level ini akan menyebutkan sifat-sifat dari bentuk sebanyak mungkin untuk mengenali sebuah bentuk. c. Level 2 : Deduksi Informal Siswa mulai dapat berpikir tentang sifat-sifat objek geometri tanpa batasan dari objek-objek tertentu, mereka dapat membuat hubungan di antara sifat-sifat tersebut. Bentuk-bentuk dapat digolongkan hanya dengan menggunakan pencirian yang minim dengan pemahaman “jika-maka”. d. Level 3 : Deduksi Level ini ditunjukkan dengan siswa mampu meneliti bukan hanya sifat-sifat bentuk saja. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan pada logika daripada naluri. e. Level 4 : Ketepatan Objek-objek perhatian pada level ini adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Hasil pemikiran pada level ini berupa perbandingan dan perbedaan di antara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Berdasarkan penjabaran di atas, teori Van Hiele merupakan teori yang menjelaskan tingkatan-tingkatan pemikiran yang diterapkan dalam mempelajari geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut bertahap, untuk sampai ke tingkat berikutnya siswa harus menguasai pemikiran geometri pada tingkatan sebelumnya. Pengalaman geometri merupakan faktor tunggal terbesar dalam mempengaruhi perkembangan tingkatan-tingkatan tersebut. Sejumlah pengalaman dapat mempermudah atau menghambat kemajuan dalam satu tingkat ke satu tingkat yang lebih tinggi. Tahapan model pembelajaran Van Hiele sebagai berikut: a. Informasi Melalui diskusi, guru mengidentifikasi segala hal yang sudah ataupun yang belum diketahui oleh siswa mengenai sebuah topik Nur’aeni: 2010, 32. Guru melibatkan siswa dalam percakapan atau aktifitas mengenai objek-objek dengan melakukan pengamatan, memunculkan pertanyaan, dan memperkenalkan kosakata khusus. Kegiatan tersebut untuk mengetahui pengetahuan dan bagaimana siswa menafsirkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahasa yang terkandung dalam topik tersebut serta menjelaskan mengapa siswa mempelajari topik tersebut. b. Orientasi Terpadu Siswa mulai mempelajari objek-objek pembelajaran dan tugas-tugas yang distrukturkan secara cermat dan teliti seperti pelipatan, pengukuran, atau pengkontruksian Nur’aeni: 2010, 32. Siswa menerka topik secara aktif melalui tugas yang telah disusun oleh guru untuk mengenali objek-objek dari mana ide- ide geometri diabstrakkan. Guru memastikan siswa mempelajari konsep-konsep spesifik. c. Eksplisitasi Siswa menggambarkan objek-objek yang telah dipelajari seperti ciri-ciri bentuk geometri dengan menggunakan bahasa sendiri Nur’aeni: 2010, 32. Selanjutnya guru memperkenalkan istilah geometri yang berkaitan dan mengajak siswa menggunakan dalam perkataan dan penulisan geometri. d. Orintasi Bebas Siswa diarahkan untuk menerapkan hubungan-hubungan yang sedang dipelajari untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri Nur’aeni: 2010, 32. Siswa mengaplikasikan apa yang telah dipelajari untuk menerapkan tugas kompleks yang memerlukan strategi penyelesaian yang lebih banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Integrasi Siswa meringkas dan mengintegrasikan apa yang telah dipelajari, dengan mengembangkan satu jaringan baru objek- objek dan relasi-relasi Nu r’aeni: 2010, 32. Pada tahap ini siswa telah memperoleh pemikiran baru untuk topik yang dipelajari dan dapat mengulangi fase-fase tersebut di tahap pemikiran selanjutnya.

6. Tinjauan Materi : Kubus