Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar, mereka telah mengenal matematika sebagai pelajaran wajib, kemudian berlanjut hingga mereka duduk di Sekolah Menengah Atas. Semakin tinggi tingkat pendidikan siswa maka semakin kompleks pula materi yang dipelajari, sehingga membuat minat siswa untuk mempelajarinya pun menurun. Hal tersebut dapat terlihat dengan sikap malas siswa untuk mempelajari matematika. Guru mata pelajaran matematika yang cenderung menggunakan metode yang monoton juga dapat menjadi penyebab siswa tidak menyukai pelajaran matematika.Suwarsono 2010 mengungkapkan hal tersebut dapat terjadi karena banyak guru matematika sudah merasa berpuas diri dengan cara pembelajaran yang dilakukan selama ini yakni hanya mengandalkan pemaparan teori rumus-rumus dan formula, tanpa memperhatikan ilustrasi melalui gambar visual atau menghubungkan dengan realitas hidup sehari-hari. Padahal matematika sangat dekat dengan kehidupan siswa sehari- hari, banyak hal yang tanpa disadari berkaitan dengan matematika. Belajar matematika dapat melatih siswa untuk menyelesaikan masalah, menuliskan gagasannya, bertanya ataupun memberikan penjelasan untuk apa langkah berikutnya harus dikerjakan Hudojo: 1988. Hal tersebut jika dilakukan terus menerus akan menjadi bekal siswa dalam menghadapi masalah walaupun bukan masalah tentang matematika. Salah satu solusi untuk meningkatkan minat siswa dan memberikan variasi cara pembelajaran adalah dengan Paradigma Pedagogi Reflektif. Paradigma ini memberikan lebih dari sebuah teori, melainkan juga sebuah sarana praktis dan sebuah perangkat efektif untuk meningkatkan cara guru mengajar dan siswa belajar Subagja: 2010. Proses belajar dalam PPR mengikuti siklus konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evalusi. Melalui pedagogi ini pula mampu memberikan pandangan bahwa pendidikan bukan hanya untuk mengedepankan kognitif saja, melainkan untuk lebih mengasah afektif siswa. Pengembangan afektif dalam pembelajaran dapat terlihat dengan siswa memiliki rasa tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, mampu berkata dan bertindak dengan jujur, bijaksana dalam mengambil keputusan, kreatif, kritis dan lain-lain. Pembelajaran matematika di SMP Kanisius Kalasan telah menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang berbasis PPR, namun dalam pelaksanaannya masih belum nampak jelas dinamika- dinamika dalam pembelajaran dengan PPR. Hal ini disampaikan langsung oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Kanisius Kalasan sebagai tempat penelitian, bahwa sampai saat ini guru masih kesulitan dalam menerapkan pembelajaran dengan PPR sehingga lebih memilih menerapkan pembelajaran yang sudah biasa digunakan. Dari hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI observasi yang dilakukan peneliti saat proses pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan tidak tampak bahwa guru melakukan pembelajaran PPR secara utuh. Guru tidak nampak memberikan konteks untuk menggali pengetahuan siswa di awal pembwelajaran. Kegiatan pengalaman nampak terlihat siswa belajar dan menyelesaikan persoalan dalam kelompok tutor sebaya dengan bimbingan guru. Beberapa siswa terlihat kurang merespon pembelajaran dengan baik dan lebih memilih melakukan kegiatan lainnya sehingga membuat suasana kelas menjadi ramai. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, kegiatan refleksi dilakukan minimal satu bulan sekali di luar jam pelajaran dengan cara siswa menulis dalam buku refleksi pribadi. Refleksi yang dituliskan mengenai proses yang telah dialami saat pembelajaran semua mata pelajaran selama satu bulan, meliputi perasaan yang dialami siswa dan perilaku yang dilakukan siswa. Selanjutnya untuk kegiatan aksi tidak tampak dilakukan sedangkan kegiatan evaluasi dilakukan guru dengan mengadakan ulangan harian untuk melihat kemampuan kognitif siswa. Geometri yang merupakan salah satu cabang matematika perlu diajarkan kepada siswa. Hal tersebut dikarenakan mempelajari geometri memiliki kegunaan antara lain: melatih daya tanggap keruangan spatial abilitysiswa,melatih kemampuan menalar siswa secara logis, memberi pemahaman kepada siswa mengenai keterkaitan matematika dengan alam nyata, selain itu memberi pemahaman kepada siswa mengenai struktur susunan ilmu matematika yang formal aksiomatis. Suwarsono: 1990. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagai contoh ruangan kelas yang menjadi tempat mereka belajar merupakan salah satu penggunaan geometri di lingkungan kehidupan siswa, contoh lain penggunaan geometri dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk kemasan makanan yang sering dijumpai siswa. Walaupun terdapat banyak contoh yang dekat dengan lingkungan sehari-hari siswa, namun hal tersebut masih kurang dieksplorasi oleh guru sehingga siswa masih merasa kesulitan untuk mempelajari geometri. Terdapat materi yang membahas geometri yaitu bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, limas yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama kelas VIII. Hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran matematika di SMP Kanisius Kalasan, ditemukan beberapa permasalahan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengenai materi bangun ruang sisi datar. Beberapa permasalahan tersebut adalah sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan bangun ruang sisi datar tersebut, dan juga masih kesulitan dalam memahami konsep luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam geometri, diantaranya teori Van Hiele tentang tahap-tahap perkembangan kemampuan geometris pada siswa. Teori tersebut membahas mengenai tingkatan-tingkatan dalam pemikiran geometris yang dimulai dengan visualisai, analisis, deduksi informal, deduksi, dan ketepatan rigor. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan perangkat pembelajaran matematika dengan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR pada topik kubus menggunakan teori Van Hiele di kelas VIII yang sudah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif lebih lanjut bagi pelaksanaan pembelajaran dengan PPR sehingga dapat berjalan dengan lebih optimal. Berdasarkan berbagai alasan tersebut, penelitian ini dibuat dengan judul “Implementasi Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR pada Topik Kubus yang Mengakomodasi Teori Van Hiele di Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 20152016.”

B. Identifikasi Masalah