Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif PPR

3. Keberhasilan implementasiP PR Jumlah 69 244 101 20 Jumlah x Skala penilaian 276 732 202 20 Jumlah total 1230 Kategori Penilaian Sangat Baik Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap matematika memiliki total skor 1045 dan termasuk dalam kategori baik respon lihat tabel 3.9, halaman 47. Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan PPR memiliki total skor 1193 yang berarti sikap tersebut termasuk kategori baik. Sedangkan menurut siswa untuk keberhasilan implementasi PPR memiliki skor 1230 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik.

C. Pembahasan

1. Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif PPR

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti kepada guru, siswa dan proses pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika belum menunjukkan pelaksanaan PPR secara maksimal. Metode pembelajaran yang digunakan menggunakan metode tutor sebaya, yaitu dengan mengerjakan latihan soal secara berkelompok dengan satu orang sebagai tutor dan cenderung siswa hanya belajar mandiri tanpa diberi penguatan. Pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran pun belum maksimal. Proses pembelajaran seperti ini tentu saja membuat siswa cepat bosan dan peran serta siswa pun cenderung pasif. Kegiatan Refleksi yang merupakan salah satu ciri khas pelaksanaan PPR jarang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan. Menurut guru, kegiatan refleksi saat ini tidak dilaksanakan setiap akhir pembelajaran namun dilaksanakan satu bulan sekali dengan cara siswa menuliskan refleksi di dalam buku refleksinya masing-masing. Tahap kedua dari penelitian ini adalah peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIII A pada sub materi kubus dengan implementasi perangkat pembelajaran yang menggunakan PPR. Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali yakni pada pertemuan pertama membahas mengenai pengertian kubus, unsur-unsur kubus serta jaring-jaring kubus sedangkan untuk pembelajaran kedua membahas tentang luas permukaan kubus dan volume kubus. Selanjutnya pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi atau ulangan harian kubus dan untuk pertemuan kempat diadakan ulangan remedi. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam waktu 80 menit. Berikut merupakan paparan pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan PPR yang telah dilaksanakan. 1. Konteks Dalam PPR konteks berarti “dunia kehidupan” yang membentuk situasi terjadinya proses pembelajaran. Demi terselenggaranya kedalaman proses belajar maka pendidik maupun anggota-anggota lain dari komunitas sekolah perlu memperhatikan konteks yang mencakup empat hal yakni konteks nyata dari kehidupan siswa; konteks sosio- ekonomi, politik dan kebudayaan; suasana kelembagaan sekolah atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pusat belajar; dan pengertian-pengertian yang dibawa seorang siswa ketika memulai proses mengajar Subagja, 2010: 45-48. a. Pertemuan pertama Peneliti menggali pengertian siswa tentang kubus dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kemampuan awal siswa menyebutkan benda-benda nyata yang berbentuk kubus. Kemudian peneliti menunjukkan beberapa kemasan makanan dan barang seperti pada gambar berikut. Gambar 4.1 Contoh benda berbentuk kubus Gambar 4.2 Contoh benda berbentuk balok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Proses konteks dalam pertemuan ini terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 11-32. Keterangan P : Peneliti SS : Semua Siswa BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n Kn : Kelompok ke-n S : Siswa 11. P : “Coba sekarang sebutkan, benda nyata yang bentuknya kubus apa saja?” 12. S1 : “Dadu” 13. P : “Iya dadu, apa lagi?” 14. S2 :“Rubik.” 15. P : “Benar Rubik, ada lagi?” 16. [Peneliti mengeluarkan beberapa contoh kemasan makanan yang memiliki kemasan berbentuk kubus dan balok] 17. P : “Sekarang saya punya beberapa benda, silakan kalian sebutkan benda ini termasuk kubus atau tidak ya. Ini kubus bukan?” [Sambil menunjukkan kemasan The Tjongjie] 18. BS :”Iya” 19. P : “Baik, kalau yang ini kubus bukan?” [Sambil menunjukkan bungkus Broniz] 20. BS : “Iya” 21. P : “Kalau yang ini bentuknya apa?” [Sambil menunjukkan bungkus dot] 22. BS : “Kubus” 23. P : “Baik. Kalau yang ini apa bentuknya?” [Sambil menjukkan kotak kado] 24. BS : “Itu kubus” 25. P : “Lagi ya, kalau yang ini berbentuk kubus tidak?” [Sambil menunjukkan bungkus Good Day] 26. BS : “Enggak” 27. P : “Baik, satu lagi ya, kalau yang ini berbentuk kubus tidak? [Sambil menunjukkan tempat jam] 28. BS : “Enggak” 29. P : “Nah sekarang, kenapa kalian bias menyebutkan benda benda tadi kubus atau bukan, apa alasannya?” 30. S3 : “Gak tahu” 31. P : “Untuk yang lain, kenapa benda ini bisa kalian sebut kubus ?”[Sambil menunjukkan bungkus teh tjongjie dan bungkus broniz] 32. S4 : “Karena panjangnya rusuknya sama” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Transkripsi pembelajaran pada pertemuan pertama mengindikasikan telah terdapat proses konteks, yakni menggali pengertian dan pengetahuan yang sudah dibawa oleh siswa ketika memulai pembelajaran ini. Siswa mampu menyebutkan beberapa benda dalam kehidupan nyata yang termasuk bentuk kubus. Siswa juga mampu mengelompokkan benda yang berbentuk kubus atau bukan berdasarkan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Transkrip pembelajaran pertemuan pertama No 11-32 tersebut sekaligus memperlihatkan adanya fase pertama dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yakni informasi. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi segala hal yang sudah ataupun yang belum diketahui oleh siswa seperti yang dikemukakan Nur’aeni: 2010. b. Pertemuan kedua Konteks pertemuan kedua ini, peneliti mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No. 18-34 yang membahas mengenai unsur- unsur kubus. 18. P : “Kita ingat pelajaran kemarin dulu ya, kubus memiliki berapa titik sudut?” 19. S2 : ”Enam” 20. P : “Berapa titik sudut dalam sebuah kubus?” 21. BS : “Delapan” 22. P : ”Benar, lalu sisi dalam kubus ada berapa?” 23. BS : ”Enam” 24. P : ” Ya, selanjutnya diagonal sisinya ada berapa?” 25. S3 : ”Enam” 26. S4 : ”Dua belas” 27. P : ”Berapa diagonal sisinya?” 28. BS : ”Dua belas” 29. P : ”Lalu kalau diagonal ruang kubus ada berapa?” 30. S5 : ”Empat” 31. P : ”Ya, apa lagi unsurnya? Ada yang belum disebutkan?” 32. S6 : ”Bidang diagonal” 33. P : “Iya bidang diagonal. Ada berapa bidang diagonal nya?” 34. S6 : “Enam” Berdasarkan transkripsi di atas, beberapa siswa masih mengingat materi pelajaran pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti mengajak siswa untuk mengamati jaring-jaring kubus untuk menemukan rumus luas permukaan, serta membawa alat peraga kubus yang berisi kubus satuan untuk menemukan rumus volume seperti pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Alat peraga mencari rumus volume kubus digunakan oleh peneliti Gambar 4.4 Alat peraga mencari rumus volume kubus digunakan oleh siswa Proses konteks juga terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No 35-52 yang mengajak siswa untuk menemukan rumus luas permukaan dan volume kubus. 35. P : “Selanjutnya kalau kemarin kita punya sebuah kubus lalu kita bongkar akan membentuk apa?” 36. [Siswa tidak menanggapi pertanyaan Peneliti] 37. P : “Hayo membentuk apa? Tugas yang kalian buat di rumah itu apa namanya” 38. BS : ”Jaring-jaring” 39. P : ”Iya jaring-jaring. Nah, kalau dari jarring-jaring itu kita bisa menentukan rumus apa? Rumus luas?” 40. [Siswa tidak menanggapi pertanyaan Peneliti] 41. P : ”Kita bisa menentukan apa? Luas apa?” 42. S7 : ”Permukaan” 43. P : ”Ya benar, dari jaring-jaring itu kita bisa menentukan rumus luas permukaan. Coba nanti kalian cari bersama kelompok bagaimana rumus luas permukaan dari sebuah kubus?Selanjutnya, selain luas permukaan apa lagi yang biasa kita tentukan dari sebuah bangun ruang? Ada yang tahu, kita bisa cari rumus apa lagi?” 44. [Siswa tidak menanggapi pertanyaan Peneliti] 45. [Peneliti mengeluarkan alat peraga volume berupa bangun kubus yang diisi kubus satuan] 46. P : ”Kalau bangun ruang berarti memiliki ruangan ya, nah kalau kita akan menghitung ruangan itu berarti kita harus mencari apa?” 47. S8 : ”Volume” 48. P : ”Iya benar volume. Bagaimana cara menentukan volume kubus itu?” 49. S9 : “Gak tau” 50. P : ”Gak tahu, Oke, Ayo kita cari tahu ya. Coba perhatikan yang saya bawa ini. Di sini saya punya satu buah kubus, nah saya akan mengisi kubus ini dengan memasukkan kubus satuanyang kecil-kecil ini. [Sambil memegang kubus satuan dan memasukkan ke dalam kubus besar] Akan saya isi kubus ini sampai penuh ya. Sekarang bagaimana kita tahu berapa kubussatuan yang kita butuhkan untuk mengisi kubus besar ini sampai penuh?” 51. S10 : “Tinggal dihitung kubus kecilnya” 52. P : ”Dihitung satu-satu kubusnya? Memakan waktu lama dong. Nah kita nanti akan mancari bagaimana rumus untuk mencari volume kubus sehingga nanti kalau tidak ada alat peraga ini pun masih bisa untuk menghitung ya. Oke sekarang kalian selidiki bagaimana rumus volume kubus. Silakan kalian kerjakan LKSnya bersama kelompok, kalau ada yang belum jelas bisa ditanyakan ke saya” Transkripsi pembelajaran di atas memperlihatkan konteks yang digali oleh peneliti dengan bantuan alat peraga. Siswa menggunakan alat peraga untuk mendapatkan pengetahuan untuk mengerjakan permasalahan selanjutnya. Alat peraga tersebut memudahkan mereka mendapatkan pengetahuan untuk memahami materi mengenai luas permukaan dan volume kubus ini. Transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No. 35-52 tersebut sekaligus memperlihatkan adanya fase pertama dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yakni informasi. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi segala hal yang sudah ataupun yang belum diketahui oleh siswa seperti yang dikemukakan Nur’aeni 2010. Siswa mampu untuk mengingat dan menyebutkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengalaman Pengalaman menunjuk pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afeksi yang dihayati oleh pelajar Subagja, 2010: 52-53. a. Pertemuan pertama Dalam kegiatan pengalaman ini, peneliti membagi dalam enam kelompok untuk mengerjakan LKS. Lembar Kerja Siswa tersebut berisi pertanyaan untuk menyelidiki unsur-unsur kubus dan jaring-jaring serta latihan soal mengenai unsur-unsur kubus. Satu kelompok terdiri dari 5-6 anggota yang telah ditentukan oleh peneliti. Selama mengerjakan LKS beberapa siswa mengajukan pertanyaan pada peneliti yang terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 70-77: 70. S16 : “Mbak, ini langsung diisi di sini kan?” 71. P : “Iya, silakan langsung diisi di kertas itu saja” 72. [Setiap kelompok sibuk mengerjakan LKSnya. Peneliti berkeliling memperhatikan siswa-siswa] 73. K1 : “Mbak, ini berarti disebutin namanya semuanya ya?” [Sambil menunjuk LKS Kegiatan 1 No 2] 74. P : “Iya, kalian sebutkan namanya satu per satu, perhatikan penulisan nama untuk sisi ya, harus disebutkan searah ya.” 75. K1 : ” Jadi gimana mbak, ABCD gitu?” 76. P : “Iya begitu benar, kalau ABDC kurang tepat. Gimana sudah paham?” 77. K1 : “Oh gitu ya ya” Transkripsi di atas menunjukkan fase kedua dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yaitu orientasi terpadu. Pada tahap ini siswa mulai mempelajari objek-objek secara cermat dan teliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seperti yang dikemukakan Nur’aeni 2010. Hal ini terlihat dengan siswa mulai aktif bertanya untuk lebih mengenal objek yang dipelajari. Selanjutnya peneliti membagikan alat peraga kubus yang nantinya dibongkar oleh siswa sehingga membentuk jaring-jaring seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 4.5 Alat peraga berbentuk kubus Kegiatan siswa untuk membongkar kubus dan menemukan jaring-jaring kubus terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 95-107: 95. [Peneliti membagikan bangun kubus dan cutter untuk masing-masing kelompok] 96. P : “Coba perhatikan semua ya, untuk kegiatan 4 silakan kalian iris kubus sesuai tanda yang warna-warni itu ya, hati-hati ya memakai cutternya. Setelah itu lanjutkan kegiatan sesuai langkah yang sudah ada ya” 97. K4 : ”Seperti ini mbak?” 98. P : “Iya, silakan diiris sampai garisnya putus” [Peneliti memberikan contoh dalam mengiris kubus] 99. [Peneliti melanjutkan melihat pekerjaan kelompok lain, siswa menjadi ribut] PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100. [Setiap kelompok rata-rata sedang mengiris kubus] 101. K6 : ”Mbak, ini ngasih namanya gimana?” 102. P : “Sudah terbuka kubusnya? Kalau kubusnya terbuka gitu, jadi apa sekarang? 103. K6 : “Jaring-jaring” 104. P : ”Ya benar, nah sekarang silakan beri nama sesuai titik sudut semula” 105. [K6 masih terlihat bingung] 106. P : ”Tadi kan sebuah kubus pasti punya nama setiap sudutnya, kalau dibuka seperti ini nama sudutnya jadi dimana aja?” [Sambil memegang kubus yang telah berbentuk jaring-jaring] 107. K6 : “Oh gitu ya ya mudeng” Gambar 4.6 Siswa mengiris kubus sesuai dengan tandanya Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan bersama teman kelompoknya. Peneliti meminta kelompok mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya namun setelah ditunggu beberapa saat tidak ada kelompok yang bersedia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga peneliti harus menunjuk setiap kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Kegiatan presentasi ini terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 113-133. 113. P : “Sudah ya, waktu mengerjakan sudah habis. Sekarang silakan presentasikan hasil pekerjaan kalian bersama kelompok. Untuk kegiatan 1 no 1-3 ada yang mau mempresentasikan pekerjaannya?” 114. [Siswa tidak menanggapi, suasana menjadi ribut] 115. P : ”Baik, akan saya tunjuk saja ya. Silakan kelompok satu mempresentasikan kegiatan 1 No. 1-3, kelompok yang lain silakan mendengarkan dengan baik, kalau ada jawaban yang berbeda boleh ditanyakan” 116. [Wakil kelompok 1 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 117. P : “Oke sudah benar ya jawaban dari kelompok satu, terimakasih kelompok satu, sampai di sini apakah ada pertanyaan?” 118. BS : ”Tidak” [Sebagian siswa tidak menanggapi] 119. P : “Sekarang dilanjutkan ke kegiatan 1 no 4-5, silakan kelompok 2 mempresentasikan hasil pekerjaannya” 120. [Wakil kelompok 2 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 121. P : “Teman-teman yang lain silakan perhatikan teman yang sedang presentasi ya, hargai teman yang sedang berbicara. Untuk jawaban dari kelompok 2 sudah benar ya, terimakasih kelompok 2” 122. P :“Lanjut ke kegiatan 1 No. 6-7, silakankelompok 3 mempresentasikan hasil pekerjaannya” 123. [Wakil kelompok 3 mempresentasikan hasil pekerjaannya] 124. P : “Setuju dengan jawaban kelompok 3?” 125. BS : “Setuju” 126. P : “Sudah benar jawabannya, terimakasih kelompok 3” 127. P :“Selanjutnya ke kegiatan 3 no 1, silakan kelompok 4 mempresentasikan hasil pekerjaannya” 128. [Wakil kelompok 4 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 129. P : “Baik, terimakasih kelompok 4. Untuk no 1 b dan c kita gunakan rumus Phytagoras ya, apakah ada pertanyaan?” 130. BS : “Tidak” 131. P : “Untuk yang terakhir kegiatan 3 no 2, silakan kelompok 5 mempresentasikan hasil pekerjaannya” 132. [Wakil kelompok 5 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 133. P : “Baik sudah benar ya jawabannya, terimakasih kelompok 5.” Transkripsitersebutmenunjukkan bahwa siswa kurang berinisiatif untuk mempresentasikan hasil pekerjaan bersama kelompok sehingga peneliti harus memilih kelompok untuk prsentasi. Saat presentasi berlangsung siswa kurang menghargai teman yang sedang presentasi hal ini terlihat dengan mereka cenderung terlihat mengobrol dengan teman lainnya. Kegiatan presentasi ini memperlihatkan terjadi fase ketiga dari tahapan pembelajaran Van Hiele yaitu eksplisitasi. Siswa menyatakan apa yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiriNur’aeni: 2010. Siswa telah melakukan persentasi dan menyatakan apa yang telah dipelajari walaupun antusias siswa dalam presentasi dan mendengarkan presentasi masih kurang . b. Pertemuan kedua Kegiatan pengalaman ini diawali dengan peneliti membagi dalam enam kelompok yang sama dengan pertemuan pertama untuk mengerjakan LKS. Lembar Kerja Siswa tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dapat menemukan rumus luas permukaan dan rumus volume kubus. Selama mengerjakan LKS beberapa siswa mengajukan pertanyaan pada peneliti yang terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No. 57-66: 57. K1 : ”Mbak ini gimana? Tinggal diisi kaya gini?” [Sambil menunjuk LKS Kegiatan 1] 58. P : ”Iya benar, jadi kalau rumus luas permukaan kubus apa?” 59. K1 : ”6 dikali sisi dikali sisi” 60. P : ”Kemarin kita belajar kalau sisi kubus itu yang mana?” [Sambil memegang kubus satuan] 61. K1 : ”Yang itu” [Sambil menunjuk sisi kubus] 62. P : ”Nah semua luasan ini kan kalau sisi, padahal yang kamu maksud yang mana? Hanya garis yang membatasi kan? Kalau begitu namanya apa kemarin kalau dalam kubus?” 63. K1 : ” Oh rusuk ya mbak?” 64. P : ”Iya benar rusuk. Bagaimana bisa membedakangak?” 65. K1 : ”Iya mbak bisa, Jadi rumusnya 6 dikali rusuk dikalirusuk ya?” 66. P : ”Iya sip benar. Oke dilanjutkan ya mengerjakannya, semua ikut belajar ya” Kemudian untuk membantu siswa menemukan rumus volume kubus, peneliti membagikan alat peraga kubus yang berisi kubus satuan untuk setiap kelompok. Kegiatan siswa dalam menemukan rumus volume kubus dengan bimbingan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti terlihat pada trasnkrip pembelajaran pertemuan kedua No. 69-88. 69. K3 : ”Kegiatan 2 mbak, Ini maksutnya gimana mbak?” 70. P :”Kalian tulis bagaimana cara memperolehbanyaknya kubus satuan yang harus dimasukkan menjadi isinya. Kalau yang b ada berapa kubus satuan?” 71. K3 : ”Delapan” 72. P : ”Bagaimana caranya?” 73. K3 : ”Dihitung, ini kan dua, dua, dua, dua jadi ada delapan” 74. P : ”Ya bagus, kalau yang gambar c kalian bias perhatikan kubus ini sama kan? [Sambil memegang alat peraga volume] 75. K3 : “Oh ya, sama” 76. P : ”Kalau ini ada berapa kubus satuan?” 77. K3 : ”Dua puluh tujuh, soalnya tadi dah ngitung” 78. P : ”Oh dihitung ya, nanti kalau kubusnya lebih besar, dihitung juga? Lama dong. Coba sekarang perhatikan, kita bisa menghitung volumenya dengan mengalikan luas alas dengan tingginya, sekarang ukuran kubus ini be rapa?” 79. K3 : ”Tiga ya?” 80. P : ”Iya benar tiga, nah kalau begitu alasnya tiga dikali tiga lanjut dikalikan lagi dengan tiga sebagai tingginya, jadi berapa?” 81. K3 : ”Dua puluh tujuh” 82. P : ”Iya benar, Tadi itu tiga ukuran apanya to?” 83. K3 : ”Rusuknya ya?” 84. P : ”Iya rusuk, berarti sekarang kalau untuk kubus sembarang berarti bagaimana rumusnya?” 85. K3 : ”Rusuk dikai rusuuk dikali rusuk. Gitu?” 86. P : ”Iya sip benar. Bagaimana masih ada pertanyaan?” 87. K3 : ”Oh ya ya mudeng” 88. P : “Oke silakan dilanjutkan lagi” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.7 Siswa menggunakan alat peraga Siswa berusaha mencari tahu bagaimana cara untuk menemukan rumus luas permukaaan dan volume kubus dengan bantuan alat peraga. Peneliti tetap membimbing siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan bersama teman kelompoknya. Namun masih sama seperti pertemuan sebelumnya siswa kurang inisiatif untuk mengajukan diri mempresentasikan pekerjaannya sehingga peneliti harus menunjuk setiap kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Kegiatan pesentasi ini terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 102-121. 102. P : “Sudah ya, waktu mengerjakan sudah habis. Sekarang silakan presentasikan hasil pekerjaan kalian bersama kelompok. Silakan kelompok 1 mempresentasikan kegiatan 1, kelompok yang lain silakan mendengarkan teman yang sedang presentasi ya” 103. [Wakil kelompok 1 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 104. P : “Oke sudah benar ya jawaban dari kelompok satu, terimakasih kelompok satu. Jadi rumus untuk mencari luas permukaan kubus adalah 6 dikali rusuk dikali rusuk. Selanjutnya silakan kelompok dua membacakan jawaban kegiatan 2” 105. [Wakil kelompok 2 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak begitu memperhatikan] 106. P :”Ayo dong dengarkan temanya dulu. Terimakasih kelompok 2, jawabannya benar ya, rumus untuk mencari volume kubus adalah rusuk kali rusuk kali rusuk atau rusuk pangkat tiga. Baik, sampai di sini ada pertanyaan?” 107. BS :”Tidak” 108. P :”Baik, kita lanjutkan ya, tapi sekali lagi silakan dengarkan teman yang sedang bicara ya, kelompok 3 silakan bacakan jawaban kegiatan 3 no 1” 109. [Wakil kelompok 3 mempresentasikan hasil pekerjaannya] 110. P : ”Adakah jawaban yang berbeda dengan kelompok 3?” 111. [Siswa tidak menanggapi pertanyaan peneliti] 112. P : ”Baik, sudah benar ya jawaban dari kelompok 3 terimakasih, selanjutnya silakan kelompok 4 membacakan jawaban kegiatan no 2 dan 3?” 113. [Wakil kelompok 4 mempresentasikan hasil pekerjaannya] 114. P : ”Terimakasih kelompok 4, setuju semua dengan kelompok 4? 115. BS : ”Setuju” 116. P : ”Selanjutnya silakan kelompok 5 membacakan jawaban kegiatan no 4?” 117. [Wakil kelompok 5 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak memperhatikan] 118. P :”Oke terimakasih kelompok 5, jawabannya sudah benar.Berikutnya yang terakhir silakan kelompok 5 membacakan jawaban kegiatan no 5?” 119. [Wakil kelompok 6 mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain tidak memperhatikan] 120. P :”Oke jawabannya benar terimakasih kelompok 6. Semuanya sudah dibahas ya, apakah masih ada pertanyaan?” 121. BS:”Tidak” 3. Refleksi Refleksi berarti: menyimak kembali penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam Subagja, 2010: 55-56. a. Pertemuan pertama Siswa diminta untuk menuliskan hasil refleksi sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti di akhir pembelajaran. Namun tidak semua siswa yang hadir pada pertemuan pertama mungumpulkan lembar hasil refleksinya. Hasilnya terkumpul 26 lembar refleksi dari 29 siswa yang hadir. Hal tersebut terjadi karena suasana kelas yang sedikit gaduh saat pergantian jam pelajaran sehingga peneliti tidak dapat mengecek siswa yang belum mengumpulkan lembar refleksi. Contoh lembar refleksi siswa dapat dilihat pada lampiran B.8. b. Pertemuan kedua Setelah pembelajaran hari kedua berahkir, siswa diminta untuk menuliskan refleksi sesuai pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Namun tidak semua siswa yang hadir pada pertemuan kedua mungumpulkan lembar hasil refleksinya. Hasilnya terkumpul 22 lembar refleksi dari 30 siswa yang hadir. Hal tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terjadi karena suasana kelas yang sedikit gaduh saat pergantian jam pelajaran sehingga peneliti tidak dapat mengecek siswa yang belum mengumpulkan lembar refleksi. Contoh lembar refleksi siswa dapat dilihat pada lampiran B.9. 4. Aksi Aksi menunjuk pada pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya Subagja, 2010: 61-62. a. Pertemuan pertama Kegiatan aksi berupa tugas rumah yang dikerjakan bersama kelompok untuk membuat jaring-jaring kubus. Peneliti menjelaskantugas aksi pada akhir pertemuan pertama seperti terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan pertama No. 138-140. 138. P : “Selanjutnya, silakan kalian tulis refleksikalian selama mengikuti pembelajaran hari ini sesuai pertanyaan yang sudah ada. Lalu untuk aksi di rumah silakan per kelompok membuat jaring-jaring kubus sesuai bentuk jaring-jaring yang sudah kalian dapat dalam kelompok tadi, dengan rusuknya berukuran 10 cm ya. Hasilnya silakan dibawa pada pertemuan besok pagi ya.” 139. SB : ”Hah besok? Jangan besok mbak” 140. P : “Besok saja, gampang kok bikin jarring-jaringnya. Oke. Silakan kalian isi lembar refleksinya” Tugas aksi dikumpulkan pada pertemuan berikutnya yakni pertemuan kedua. Peneliti mengecek hasil tugas aksi siswa seperti terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No.10- 16. 10. P : “Baik, sudah berada di kelompoknya masing-masing ya. Silakan kalian keluarkan tugas aksi kemarin untuk membuat jaring- jaring kubus, sudah dibuat kan?” 11. BS : “Belum mbak” 12. P :“Lho kok belum, semuanya belummengerjakan?” 13. K2 : “Sudah mbak” 14. K5 : “Sudah ini mbak” 15. P : “Oke, bagus untuk kelompok yang sudahmengerjakan, untuk yang belum mengerjakan silakan nanti tugasnya tetap dikerjakan” 16. BS : ” Iya mbak” Transkripsi di atas menunjukkan hanya beberapa kelompok saja yang mengerjakan tugas aksi sesuai yang telah diinstruksikan pada pertemuan sebelumnya. Dari enam kelompok hanya 3 kelompok saja yang mengerjakan tugas aksi pertama ini. Hal ini kemudian ditelusuri oleh peneliti dengan melakukan wawancara bebas kepada beberapa siswa. Menurut mereka, alasan tidak mengerjakan tugas aksi karena mereka kurang berkomunikasi dengan teman kelompok yang lain, selain itu masalah waktu yang hanya berselang satu hari dari pemberian tugas sehingga mereka tidak sempat mengerjakannya juga menjadi alasan mereka tidak mengerjakan tugas aksi. b. Pertemuan kedua Kegiatan aksi pada pertemuan ini berupa tugas rumah untuk membuat benda-benda yang bermanfaat berbentuk kubus yang dikerjakan bersama kelompok. Peneliti menjelaskantugas aksi pada pertemuan kedua seperti terlihat pada transkripsi pembelajaran pertemuan kedua No. 127. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127. P : “Iya silakan isi lembar refleksinya. Untuk tugas aksinya silakan kalian buat benda berbentuk kubus yang berguna untuk kehidupan sehari-hari misalnya tabungan, tempat kado, atau tempat pernak-pernik. Supaya kalian tidak lupa lagi sudah saya bagikan kertas kecil itu silakan dicermati dan dikerjakan bersama kelompok ya, jangan sampai tidak mengerjakan lagi ya.” Pengumpulan tugas aksi kedua ini berselang satu minggu dari pemberian tugas aksi. Dari enam kelompok hanya ada 4 kelompok saja yang mengumpulkan tugas aksi kedua ini. Peneliti kemudian menyelediki dengan menanyakan kepada beberapa siswa mengenai alasan mereka tidak mengerjakan tugas aksi kedua ini. Mereka menyebutkan bahwa komunikasi antar anggota kelompok tidak terjalin dnegan baik, sehingga hanya siswa yang rajin yang mau mengerjakan. 5. Evaluasi Tes, ulangan, ujian merupakan alat evaluasi untuk menilai seberapa jauh pengetahuan yang sudah dikuasai dan ketrampilan yang sudah diperoleh pelajar. Evaluasi berkala mendorong pengajar maupun pelajar memperhatikan pertumbuhan intelektual dan juga apakah ada kekurangan-kekurangan yang perlu ditangani. Pedagogi Reflektif tidak hanya bermaksud mewujudkan pembentukan yang mencakup kemajuan akademik namun yang menjadi focus perhatian adalah pertumbuhan pelajar yang menyeluruh sebagai pribadi demi sesama Subagja, 2010: 63-65. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada pembelajaran ini evaluasi berupa ulangan harian mengenai kubus untuk menilai seberapa jauh pengetahuan yang sudah dikuasai dan ketrampilan yang sudah diperoleh siswa. Ulangan harian berupa 5 soal esai yang dikerjakan siswa selama 80 menit dan diikuti oleh 31 siswa kelas VIII A . Hasil dari ulangan harian kubus ini ternyata masih belum baik, nilai sebagian siswa masih belum mencapai KKM sehingga diadakan ulangan remedi untuk memperbaiki nilai siswa. Ulangan remedi berupa 5 soal esai yang dikerjakan siswa selama 80 menit dan diikuti oleh 28 siswa dari 31 siswa kelas VIII A. Hasil dari ulangan harian siswa ini dibahas secara lengkap pada sub bab berikutnya.

2. Deskripsi Pencapaian Competence, Conscience, dan