Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bondowoso, Banyuwangi, dan Lumajang Devita, 2014 : 138 –
139. 13
Sroedji menjadi komandan Satuan Gabungan Angkatan perang dalam penumpasan ekor PKI di Blitar Devita, 2014 : 147.
14 Menghadapi blitzkrieg Belanda, sebagai komandan Brigade
Damarwulan Sroedji mendapat mandate memimpin pasukan republik untuk melakukan wingate action, gerakan penyusupan
Devita, 2014 : 152.
15 Beberapa kali Belanda mengembuskan kabar bahwa Komandan
Brigade Damarwulan, Letkol. Sroedji, tertangkap atau terbunuh Devita, 2014 : 215.
Berikut kutipan yang menjelaskan bahwa Sroedji seorang prajurit dengan menggunakan teknik dramatik.
16 “Aku mendapat pangkat chuudancho, kapten Bu, menjadi
komandan kompi 4 di bawah Daidanchoo Suwito. Tugasku membentuk Daidan I di Karesidenan Besuki, khususnya di
Kencong, Jem
ber.” Devita, 2014 : 64. 17
“Ah…andai saja suamiku bukan tentara. Andai dia benar-benar hanya pedagang,” keluh Rukmini lagi dalam batin Devita, 2014 :
138.
Tokoh Sroedji dalam novel ini memiliki tekad yang kuat untuk bersekolah. Sroedji tidak ingin sekedar sekolah di Ongko Loro. Dia bahkan ingin bersekolah
di HIS Hollands Indische School. Sekolah untuk para priyayi dan golongan Eropa. Setamatnya sekolah di HIS, Sroedji meneruskan sekolahnya di
Ambactsleergang, sekolah kejuruan bidang pertukangan. Sroedji bercita-cita
menjadi tentara. Ia ingin membebaskan tanah airnya dari penjajah. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut, pengarang menggunakan teknik dramatik.
Berikut kutipan yang menjelaskan bahwa Sroedji sosok yang mempunyai tekad besar untuk bersekolah dengan menggunakan teknik dramatik.
18 “Ya, aku akan sekolah Akan kugapai impianku, jadi tentara,” seru
Sroedji dalam hati Devita, 2014:10. 19
“Aku akan sekolah lagi” Kalimat tersebut terus diteriakkan dalam hati Sroedji di tengah kesibukan membantu ayahnya mengatur
tempat yang nyaman dan menyusun barang-barang bawaan Devita, 2014:18.
Sroedji termasuk sosok laki-laki yang pandai. Sroedji selalu menyelesaikan sekolahnya. Sroedji juga pandai dalam memainkan alat musik ukulele. Tidak
hanya itu, dalam mengatur siasat pertempuran melawan penjajah, Sroedji juga pandai. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut, pengarang menggunakan
teknik ekspositori dan dramatik. Berikut kutipan yang menjelaskan bahwa Sroedji sosok yang pandai dengan menggunakan teknik ekspositori.
20 Kecerdasan Sroedji yang di atas rata-rata membuat dia lolos tes dan
diterima di HIS Devita, 2014:12. 21
Tulang kepala berambut ikalnya retak, terdera popor senapan. Satu…dua…tiga…jari-jari tangan sang jasad tak lagi lengkap,
hilang sebagian. Jari-jari itu biasanya lincah memetik ukulele, melantunkan nada merdu Devita, 2014:1.
22 Rukmini duduk di deretan depan para penonton orkes keroncong di
Kreongan Jember. Wajahnya memerah ketika pria tampan yang memerik ukulele melagukan
“Als de orchideen bloeien” yang kemudian diulangi dalam bahasa Indonesia Devita, 2014:19.
23 Sroedji yang sedang bersantai sembari memetik ukulele
kesayangannya menoleh. “Buat warga kita?” tanyanya menanggapi Devita, 2014:44.