bagi dirinya
sendiri demi
kepentingan bangsa
dan negara
http:books.google.co.idbooks?id=3YBV8iOuQsCpg=PT23dq=rela+berkor ban+adalahhl=idsa=Xei=fFI_VNb3BOKomgWW6ICoBQv=onepageq=r
ela20berkorban20adalahf=false . Dalam KBBI 2005:595 rela berkorban
adalah bersedia dengan iklas hati menyatakan kebaktian, kesetiaan, menjadi korban, dan menderita.
2.2.4.4 Cinta Tanah Air Cinta tanah air merupakan salah satu bentuk dari nilai patriotisme. Jika
tidak ada rasa cinta kepada tanah airnya, para pejuang tidak akan mau bersusah payah untuk mengusir para penjajah. Cinta tanah air adalah cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.
2.2.5 Pembelajaran Sastra di SMA kelas XII
Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, dan keindahan dalam isi serta
ungkapan Sudjiman, 1990: 71. Sastra bisa berupa sastra non imajinatif dan sastra imajinatif. Dalam penelitian ini membahas tentang sastra imajinatif. Karya
imajinatif dapat berupa puisi, cerita pendek, novel, atau pun drama.
Peserta didik cenderung bosan bila belajar tentang sastra. Guru harus pandai-pandai menyiasati agar peserta didik tertarik untuk belajar tentang sastra.
Rahmanto 2005: 27 – 28 mengklasifikasikan tiga aspek penting dalam memilih
pengajaran sastra, yaitu: pertama dari segi bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa psikologi, dan ketiga dari segi latar belakang kebudayaan para siswa.
1. Bahasa
Bahasa merupakan aspek yang paling penting dalam berkomunikasi, begitu pula dalam pembelajaran sastra. Tingkat penguasaan kosa kata anak SD
dan SMA akan berbeda. Aspek kebahasaan dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan faktor-faktor seperti, cara penulisan yang dipakai pengarang, ciri- ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang
ingin dijangkau pengarang. Selain itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga
peserta didik dapat memahami bahasa atau kata-kata kiasan yang digunakan. 2.
Kematangan Jiwa Setiap orang pasti mengalami perkembangan psikologi. Hal ini juga
harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi
atau pemecahan problem yang dihadapi Rahmanto, 1988:30. Rahmanto 2005: 30 menyajikan tahap perkembangan psikologi anak untuk membantu guru lebih
memahami tingkatan perkembangan psikologi anak-anak SD dan anak-anak SMA.
a. Tahap pengkhayal 8 – 9 tahun
Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.
b. Tahap romantik 10 – 12 tahun
Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Anak mulai menyukai cerita kepahlawanan, petualangan, dan bahkan
kejahatan. c.
Tahap realistik 13 – 16 tahun Pada tahap ini anak benar-benar terlepas dari dunia fantasi. Mereka terus
berusaha mengetahui dan mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata.
d. Tahap generalisasi 16 – selanjutnya
Pada tahap ini anak sudah tidak lagi berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan
menganalisis suatu fenomena. Guru hendaknya dapat memilih novel yang sesuai dengan tahap psikologis
pada umumnya dalam suatu kelas. Meskipun dalam satu kelas tidak semua tahap psikologis sama, setidaknya guru dapat menyajikan novel yang menarik minat
peserta didik.