4.2 Karakteristik Perkembangan Kota Medan
Pola perkembangan Kota Medan secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kecepatan dan arah perkembangan wilayah ke daerah pinggiran. Kota Medan terbagi
menjadi 5 bagian Wilayah Pengembangan Pembangunan WPP. Dalam Perkembangan Kota Medan, terdapat beberapa tahap perkembangan fisik dari tahun
1862 hingga tahun 1992. Sejak tahun 1862 terlihat adanya dua kutub pertumbuhan, yaitu daerah perlabuhan laut Belawan dan daerah pusat Kota Medan sekarang, yang
berhubungan dengan pasar ikan, tetapi saat ini telah berubah fungsi menjadi pasar kain serta daerah perkantoran dan perdagangan kota.
Hingga tahun 1945, pertumbuhan masih beroriantasi pada pusat kegiatan di atas. Sementara itu pusat kota berkembang kearah Kelurahan Kesawan, Kelurahan
Silalas, Kelurahan Petisah dan Kelurahan Petisah Tengah, Sampai tahun 1972, terjadi perkembangan kearah timur dan selatan, perkembangan tersebut masih bersifat
konsentris dan masih terbatas pada areal yang tidak terkena banjir. Daerah Belawan mengalami perkembangan kearah selatan.
Pada tahun 1980 memperlihatkan adanya perkembangan besar-besaran. Daerah terbangun di Belawan berkembang lebih dari dua kali. Pusat kota meluas
dengan cepat kearah barat, selatan, dan timur meliputi lahan dengan luas ± 3.375 ha sampai dengan 1992, kecenderungan pertumbuhan Kota Medan adalah:
a. Kearah barat seluas ± 3.638.86 ha Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan
Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Baru.
Universitas Sumatera Utara
b. Kearah selatan seluas 6845.33 ha Kecamatan Medan Tuntungan,
Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, dan Kecamatan Medan Sunggal.
c. Kearah Timur seluas 62.515,93 ha Kecamatan Medan Timur, Kecamatan
Medan Tembung, dan Kecamatan Medan Kota. Perkembangan Kota Medan yang pesat pada tahun 1992 ke arah Timur,
Selatan dan Kearah Barat kota, terutama terjadi dipusat kota. Sementara itu bagian Utara kota relative kurang berkembang. Berdasarkan sejarah umur dan kepadatan
bangunan dan lingkungan, unsur-unsur lingkungan kota yang menjadi daya tarik, serta kendala-kendala fisik. Diduga perkembangan fisik Kota Medan bermula dari
Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Johor yang merupakan daerah pusat
kota sekarang. Perkembangan selanjutnya secara linier mengikuti jalur kegiatan
pengangkutan regional Medan – Binjai Kearah Barat dan jalur kegiatan regional Medan – Tebing Tinggi Kearah Timur. Tarikan perkembangan kearah Barat dan ke
arah Timur ini sangat kuat sejalan dengan peningkatan kegiatan pengangkutan di jalur arteri primer tersebut.
Perkembangan kota yang linier ini kurang diharapkan karena, antara lain: a. Mengganggu kelancaran lalu lintas regional,
b. bercampurnya kegiatan dan lalu lintas lokal dan regional, c. berkembangnya sistem jaringan yang kurang efisien.
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.4 Stadia pertumbuhan Kota Medan di bawah ini dapat dilihat pertumbuhan Kota Medan sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1990.
STADIA PERTUMBUHAN KOTA MEDAN
Gambar 4.4 Stadia pertumbuhan Kota Medan Sumber: Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan RUTRK
4.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2005