Hubungan Transportasi dan Tata Guna lahan

Sistem Pergerakan dapat dokategorikan dalam; sangat cepat, cepat, sedang, lambat, terisolasi ini melahirkan angkutan-angkutan perintis.

2.2 Hubungan Transportasi dan Tata Guna lahan

Dalam suatu sistem kota, seperti pada gambar 2.7, terdapat hubungan antara guna lahan, demografi dan transportasi. Transportasi sendiri dapat dilihat sebagai fungsi dari beberapa sub sistem, seperti transportasi pribadi, tranportasi public dan transportasi barang Orn, 2002. Keseluruhan elemen tersebut merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam proses pembangunan kota penambahan arus lalu lintas tidak dapat dimengerti dengan baik tanpa mempelajari guna lahan dan demografi. Pada sisi lain, sistem transportasi dan pengembangan prasarana jalan dapat mempengaruhi dan memegang peranan dalam menentukan nilai jual tanah, hubungan transportasi, guna lahan dan demografi pada satuan sistem kota dapat dilihat pada Gamabr 2.3. Gambar 2.3 Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi Pada Sistem Kota Sumber: Ons, 2002 Universitas Sumatera Utara Kebutuhan beraktivitas pada suatu guna lahan dilayani oleh sistem kegiatan, sedangkan kebutuhan transportasi dilayani oleh sistem jaringan Tamin 1997. Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan menghasilkan sistem pergerakan yang merupakan umpan balik bagi sistem kegiatan dan sistem jaringan. Interaksi tersebut dikontrol oleh suatu sistem kelembagaan, yang secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Sistem Transportasi Makro Sumber: Tamin 1997 Sistem kegiatan pada sistem makro tersebut di atas di pengaruhi oleh guna lahan, yang dipengaruhi oleh alokasi penduduk dan alokasi aktifitas, seperti bisnis komersial, industry, sekolah dan lain-lain. Transportasi meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan. Interaksi tersebut diukur melalui aksebilitas, yang meliputi daya tarik suatu tempat sebagai asal dan tujuan. Pola guna lahan adalah hal yang penting karena akan menentukan peluang ataupun aktifitas yang ada dalam jangkauan suatu tempat. Potensi antara dua tempat untuk berinteraksi akan bergantung pada biaya dari pergerakan antara keduanya, baik Sistem Kegiatan Sistem Jaringan Sistem Transportasi Sistem Kelembagaan Universitas Sumatera Utara dalam termonologi uang ataupun waktu. Sebagai konsekwensinya, struktur dan kapasitas dari jaringan jalan transportasi akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas. Gambar 2.5 Hubungan Transportasi dan Guna Lahan Sumber: Block, 1984. Lahan merupakan ruang space dengan kegiatan diatasnya. Guna lahan diartikan sebagai kegiatan yang dominan yang ada disuatu lahan. Contoh guna lahan; Perumahan, perdagangan, perkantoran, industry. Antar ruang dihubungkan oleh saluran channel, yang dalam hal antar lahan dihubungkan oleh jalan raya. Hubungan antar guna lahan yang lewat saluran ini berupa lalu lintas traffic. Gambar 2.6 Hubungan Transportasi Antar Guna Lahan Sumber: Djunaedi, 2003. Baik guna lahan maupun transportasi, keduanya diperlukan untuk menumbuhkan lalu lintas. Bila terdapat guna lahan maupun transportasi, maka Transportasi Aksesibilitas Guna lahan Universitas Sumatera Utara besaran lalu lintas yang terjadi ditentukan oleh tingkat kegiatan di lahan-lahan 1tersebut dan karakteristik fasilitas transportasinya. Penggunaan lahan mendorong pertumbuhan lalu lintas, yang selanjutnya dalam proses perencanaan transportasi mendorong dibangunnya jalan raya, yang kemudian yang mendorong perubahan guna lahan di sekitar jalan tersebut. Hubungan ini secara garis besar diilustrasikan seperti pada Gambar 2.7. umpan balik Gambar 2.7 Hubungan Antar Guna Lahan dan Perencanaan Transportasi Sumber: Djunaedi, 2003. Sistem hubungan antara guna lahan dengan transportasi merupakan sistem tertutup closed-loop system. Perubahan pada suatu komponen akan mempengaruhi komponen yang lain, membentuk keseimbangan. Tetapi, perubahan yang besar pada suatu komponen mungkin tidak dapat lagi diimbangi oleh komponen yang lain, hingga timbul kerusakan sistem. Contohnya, pemadatan kegiatan di lahan-lahan kota dapat diimbangi dengan peningkatan daya tampung jalan rayanya akan menimbulkan kemacetan lalu lintas Djunaedi, 2003. Rencana Guna Lahan Guna Lahan Rencana Transportasi Pembangunan Transportasi Universitas Sumatera Utara

2.3 Jalan sebagai Sarana Tranportasi