4.5 Pembangunan Jaringan Jalan Kota Medan
Jaringan jalan pada dasarnya akan mempengaruhi setiap perkembangan suatu wilayah kota, oleh karena itu jaringan jalan merupakan alat vital yang dapat
mempengaruhi kondisi yang dimiliki oleh wilayah, baik itu penduduk, maupun pemamfaatan lahan, maka
pembangunan jaringan jalan dapat digunakan untuk menentukan perkembangan suatu kota.
Pelaksanaan pembangunan jaringan jalan di Kota Medan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, bertujuan
untuk meningkatkan aksesibilitas kegiatan penduduk seperti kegiatan ekonomi, jasa, perdagangan dan lain sebagainya, juga merupakan konsekwensi dan kebijaksanaan
serta tanggung jawab Pemerintah Kota Medan didalam pembangunan pada umumnya dan khususnya jaringan jalan kota.
4.5.1 Pola Perkembangan Jaringan jalan Berkaitan dengan kedudukan fungsional Kota Medan sebagai pusat utama
wilayah, maka perkembangan jaringan jalan ini terkait dengan sistem regional sistem primer dan sistem internal dalam kota itu sendiri sistem sekunder dengan mengacu
kepada undang-undang nomor 131980, Peraturan Pemerintah nomor 261985 tentang jalan, serta keputusan Menteri Perhubungan Nomor 151997 Tentang Tranportasi
Nasional SISTRANAS selanjutnya dikemukakan pola dan fungsi jalan yaitu: 1. Sistem Primer
Pola utama jaringan jalan di wilayah Kota Medan dan sekitarnya adalah
Universitas Sumatera Utara
perpaduan antara pola grid dan pola radial dan melingkar. Dengan pola grid untuk jaringan jalan berada dalam kota dan pola radial untuk
jaringan jalan keluarmasuk Kota Medan dapat diidentifikasikan sistem primer, yaitu:
a. Arteri primer 1. Jalan Medan - Deli Tua, kearah selatan kota Medan yang
seterusnya menghubungkan ke kota-kota utama: Deli Tua, Patumbak, Kabupaten Deli Serdang dan Lainnya.
2. Jalan Medan – Pancur Batu, Kearah Barat Daya Kota Medan yang seterusnya menghubungkan ke kota-kota utama: Pancur
Batu, Kabupaten Deli Serdang, Kota Berastagi, Kota Kaban Jahe dan seterusnya.
3. Jalan Medan – Binjai, kearah barat kota medan yang seterusnya menghubungkan ke kota-kota utama: Kabupaten Deli Serdang,
Kota Binjai, Kabupaten Langkat dan seterusnya. 4. Jalan Medan – Tanjung Morawa, kearah tenggara Kota Medan
yang seterusnya menghubungkannya ke Kota-kota utama; Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang
Siantar, tempat Wisata Danau Toba dan seterusnya. 5. Jalan Medan – Tembung, kearah Timur Kota Medan dan
seterusnya menghubungkan ke kota-kota utama: Kabupaten Deli Serdang, Batang Kuis, Kuala Namu Bandara Udara Internasional
Universitas Sumatera Utara
kota Medan dan seterusnya. b. Kolektor Primer
Jalan kolektor primer pada prinsipnya menghubungkan Kota Medan dengan puast-pusat yang dibawahnya secara hirarki, yaitu
jalan-jalan didalam Kota Medan. Namun hubungan demikian sebahagian besar telah dilayani oleh jalan arteri primer. Fungsi
kolektor primer yang tidak terintegrasi dengan arteri primer adalah jalan yang hubungan pusat Kota Medan.
c. Pola Melingkar Ring road
Untuk pola melingkar di Kota Medan dan sekitarnya ada dua macam yaitu Jaringan Jalan Lingkar Dalam JJLD; Inner ring road dan
Jaringan Jalan Lingkar Luar JJLL; Outer ring road. Pembangunan jaringan jalan lingkar dimulai pada tahun anggaran 9901991 dan
jaringan jalan lingkar dalam selesai pada tahun 19951996, sedangkan jaringan jalan lingkar luar ada visi jangka panjang berupa
jalan melingkar penuh yang menghubungkan jalan lingkar yang telah ada. Pada tahun 2001 di mulai tahap II. Fungsi jalan lingkar Ring
road yang ada sekarang Ngumban Surbakti yaitu: 1. Jalan Lingkar Luar Outer ring road, Kota Medan dimulai
dari Jalan Sisingamangaraja, jalan Trikora Medan – persimpangan jalan Brigjen Katamso Medan berkisar
± 4
Universitas Sumatera Utara
Km telah berfungsi efektif dan terletak di dalam wilayah Kota Medan.
2. Jalan Lingkar Luar Outer ring road Selatan Kota Medan Jalan Jenderal Abdul Haris Nasution dimulai dari persimpangan
Jalan Brigjen Katamso Medan −persimpangan Jalan Letjen
Jamin Ginting Medan berkisar ± 6 Km telah berfungsi efektif
dan terletak di dalam wilayah Kota Medan. 3. Jalan Lingkar Luar Outer ring road, Selatan dan Barat Kota
Medan Jalan Bunga Sedap Malam dan Jalan Gagak Hitam, dimulai dari persimpangan Jalan Letjen Jamin Ginting Medan –
persimpangan jalan Jenderal Gatot Subroto Medan berkisar ± 9
Km telah berfungsi dan dalam pelebaran badan jalan terletak di dalam wilayah Kota Medan.
4. Jalan Lingkar Luar Outer ring road Barat Kota Medan Jalan Kapten Sumarsono dimulai dari persimpangan Jalan Jenderal
Gatot Subroto Medan −persimpangan Jalan K.L Yos Sudarso
Medan berkisar ± 8,7 Km telah berfungsi dan didalam pelebaran
badan jalan terletak di dalam wilayah Kota Medan. 5. Jalan Lingkar Luar Outer ring road Utara Kota Medan Jalan
Kolonel Bejo dimulai dari persimpangan Jalan K.L Yos Sudarso Medan
−persimpangan Jalan Pancing Medan berkisar ± 5 Km
Universitas Sumatera Utara
telah berfungsi dan dalam pelebaran badan jalan terletak di dalam wilayah Kota Medan.
6. Jalan Lingkar Luar Outer ring road Timur Kota Medan Jalan Selamet ketaren di mulai dari persimpangan Jalan Pancing
Medan–persimpangan Jalan Letda Sujono Medan – Jalan Garuda Mandala Medan proses dan ganti rugi terletak di dalam dan luar
wilayah Kota Medan. d.
Jalan Tol Belmera Pada tahun 1986 telah dibangun prasaran jalan Tol Belmera
Belawan −Medan−Tanjung Morawa yang direncanakan untuk
mengalihkan sebagian arus pergerakkan menuju Medan dan Belawan agar tidak membebani ruas jalan arteri dan ruas jalan dalam kota.
2. Sistem Sekunder Untuk kepentingan pembentukkan struktur kota secara internal
terdapat sistem sekunder, dalam kenyataannya sebahagian besar sistem primer menentukan bentuk struktur kota secara internal. Dengan kata
lain selain berfungsi primer juga berfungsi sekunder. Hal ini disebabkan sebahagian besar sistem primer terletak didalam wilayah Kota Medan.
Dapat dilihat peta jaringan jalan seperti pada Gambar 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Sketsa Hipotesis Hirarki Jalan Kota Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga
4.5.2 Perkembangan Jalan Lingkar Ngumban Surbakti Kota Medan Didalam RTRW Kota Medan tahun 1995 latar belakang pembangunan arteri
jalan lingkar Kota Medan untuk: 1. Memperlancar prasarana perhubungan darat terutama bidang sosial,
ekonomi serta pengembangan wilayah kota ke daerah pinggiran. 2. Mengurangi volume dan kepadatan lalu lintas di jalan-jalan dalam Kota
Medan. 3. Menghemat waktu tempuh untuk arus lalu lintas.
Pelaksanaan pembangunan jalan lingkar Kota Medan terdiri dari beberapa tahapan pembangunan dikeranakan keterbatasan anggaran dan masalah pembebasan
tanah. Adapun tahapan pelaksanaan pembangunan jalan lingkar dibagi atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Pembangunan tahap I Tahap ini diawali dengan pembangunan jalan dari persimpangan jalan
Sisingamangaraja Medan sampai dengan persimpangan jalan Letjen Jamin Ginting
−Medan. Pelaksanaan pembangunan di mulai dari pembebasan tanah pada tahun anggaran 19901991, dengan pelaksanaan
konstruksi tahun 19911992 sepanjang ± 10 Km, dengan kelas II A atau
kecepatan kenderaan 60 Kmjam DPU, 1990. Secara administrasi pembangunan jalan lingkar luar outer ring road
Kota Medan Tahap I di Kecamatan Medan Amplas, dimulai dari Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Tri Kora Medan sampai dengan
persimpangan Jalan Brigjen Katamso Medan berkisar ± 4 Km telah
berfungsi efektif, ruas jalan ini sebagian besar dulunya jalan besarkecil dan sebahagiannya lahan kosongkebun dan perumahan masyarakat.
Dan di Kecamatan Medan johor dari persimpangan Jalan Brigjen Katamso Medan Jalan Jenderal Besar Abdul Harris Nasution sampai
dengan persimpangan Jalan Letjen Jamin Ginting Medan berkisar ± 6 Km
telah berfungsi efektif, ruas jalan ini dulunya jalan kecil dan sebahagian kebun. Serta di Kecamatan Medan Selayang dari persimpangan Jalan
Letjen Jamin Ginting sampai dengan Jalan Bunga Sedap Malam berkisar ± 1 km telah berfungsi efektif, ruas jalan ini dulunya jalan kecil dan
sawah. Peta bentuk jalan dari Sisingamangaraja sampai ke prapatan jln,
Universitas Sumatera Utara
Setia BudiBunga Sedap Malam dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Peta situasilokasi jalan tahap pembangunan I Sumber: Pemko Kota Medan
Prapatan Jln. Setia Budi Jln. Ngumban SurbaktiBunga sedap mala
n
Prapatan Jln.Sisingamanaraja dan Jln. Abdul Haris Nasution
Jalan Tol
Ke Lubuk Pakam Ke Binjei
Universitas Sumatera Utara
2. Pembangunan Tahap II Melintasi di Kecamatan Medan sampai dengan persimpangan Jalan dan
Kecamatan Medan Sunggal dimulai dari jalan Gagak Hitam sampai dengan persimpangan Jalan Jenderal Gatot subroto Medan berkisar
± 9 Km telah berfungsi dan dalam pelebaran badan jalan ini sebagian besar dulunya kecil
dan sebahagiannya lahan kosongkebun dan perumahan masyarakat. Dan yang melintasi Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Barat dan
Kecamatan Medan Tembung dimulai dari persimpangan Jalan Jenderal Gatot Subroto Medan Jalan Kapten Sumarsono – persimpangan Jalan K.L Yos
Sudarso Medan Jalan Kolonel Bejo – persimpangan jalan Pancing Medan berkisar
± 5 Km telah berfungsi aktif dan dalam pelebaran badan jalan. Serta melintasi Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Denai dan
Kecamatan Medan Amplas, persimpangan Jalan Pancing Medan Jalan Selamet Ketaren – persimpangan Jalan Letda Sujono Medan – Jalan Garuda
Mandala Medan dan terus persimpangan jalan Sisingamangaraja Medan sedang dalam proses pembebasan tanah dengan ganti rugi, peta lokasi jalan
dari prapatan jalan setia budi sampai dengan jalan Gatot Subroto Medan dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15 Peta situasi lokasi jalan tahap pembangunan II Sumber: Pemko Kota Medan
Prapatan Jln.Gatot Subroto Jln. Ngumban Surbakti Medan
Prapatan Jln. Setia Budi Ngumban Surbakti Medan
Ke Binjei
Universitas Sumatera Utara
Pada peta berikut ini dapat di perlihatkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dan peta jaringan jalan Kota Medan seperti pada Gambar 4.16 dan 4.17.
Gambar 4.16 Peta jaringan jalan Kota Medan Sumber: RUTRK Kota Medan Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Peta RUTRK Kota Medan 2005 Sumber: RUTRK Kota Medan Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA