Anak Terlantar dan Penelantaran Anak

29 pada kategori omisionis, karena memberikan kehidupan kepada orang-orang yang berada di bawah kendalinya adalah merupakan perintah Undang- Undang, sehingga bila ia tidak memberikan sumber kehidupan tersebut kepada orang-orang yang menjadi tanggungannya berarti ia telah melalaikan suruhan. Sebutan tindakan penelantaran tidak hanya berlaku saat masih menjadi pasangan utuh dalam rumah tangga, penelantaran pun dapat terjadi pada pasangan suami isteri yang telah bercerai, ayah sebagaimana dalam Undang- Undang ditunjuk sebagai yang menanggung biaya anak bila mampu. 28 Dikatakan melakukan tindakan penelantaran bila anak yang masih di bawah tanggung jawabnya tidak diperhatikan hak-hak dan kepentingannya. Mengingat terjadinya tindakan penelantaran keluarga khususnya anak dalam masyarakat, maka fenomena tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait yang memerlukan peningkatan dalam penegakan hukum. Para pihak yang dirugikan dapat melaporkan tindakan penelantaran ini kepada pihak kepolisian. dari beberapa pasal dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2004 yang memberikan ancaman pidana hanya beberapa saja yang merupakan delik aduan, sementara kebanyakan yang lainnya adalah delik biasa, disini kemudian dituntut peran aktif dari penegak hukum, khususnya parata kepolisian untuk proaktif dalam menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga ini. 29 28 Lihat Pasal 41 Undang – Undang Nomor. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan. 29 Jurnal Varia Peradilan, Edisi Agustus 2011, h. 56. 30 1. Macam-macam Penelantaran anak 30 a. Penelantaran Fisik merupakan kasus terbanyak. b. Penelantaran Pendidikan terjadi ketika anak seakan-akan mendapat pendidikan yang sesuai padahal anak tidak dapat berprestasi secara optimal. Lama kelamaan hal ini dapat mengakibatkan prestasi sekolah yang semakin menurun. c. Penelantaran Secara Emosi dapat terjadi misalnya ketika orang tua tidak menyadari kehadiran anak ketika ribut dengan pasangannya. Bisa dengan pemberian perhatian yang berbeda terhadap anak-anaknya, seperti kakak lebih disayang dari pada adiknya. d. Penelantaran Fasilitas Medis. Hali ini terjadi karena ketika orang tua gagal menyediakan layanan medis utuk anak meskipun secara finansial memadai. Dalam beberapa kasus orang tua, orang tua memberi pengobatan tradisional terlebih dahulu, jika belum sembuh barulah kembali ke layanan dokter. 2. Penyebab Penelantaran anak Penelantaran anak seringkali terjadi pada keluarga yang memiliki banyak masalah. Kecanduan obat atau alkohol maupun penyakit menahun bisa menyebabkan kesulitan keuangan sehingga pemberian makan, perawatan dan perhatian kepada anak berkurang. Biasanya penelantaran anak itu terjadi pada keluarga yang tidak mampu, 31 mungkin saja dikarenakan seorang orang tua tunggal single 30 http:puskesmaskebumen1.blogspot.co.id201102mengenal-kekerasan-terhadap-anak- kta.html. Diakses, Kamis 11 Mey 2015. 22.18. WIB. 31 http:sp.beritasatu.comhome45-juta-anak-rentan-penelantaran87250. Diakses, Kamis 11 Mey 2015. 22.08. WIB. 31 parent, ini juga bisa terjadi pada seoarang wanita yang hamil diluar nikah alhasil anak yang dikandungnya ditelantarkan setelah dilahirkan. Terkadang juga dikarenakan pada orang tua yang jiwanya terganggu, entah bagaimana dia sangat membenci anaknya sehingga menelantarkannya. 32 3. Gejala Penelantaran Anak Seorang anak yang ditelantarkan bisa mengalami kekurangan gizi malnutrisi, 33 lemas atau kotor atau pakaiannya tidak layak. Pada kasus yang berat, anak mungkin tinggal seorang diri atau dengan saudara kandungnya tanpa pengawasan dari orang dewasa. Anak yang ditelantarkan bisa meninggal akibat kelaparan. 4. Dampak Penelantaran Anak Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, Hurlock 1990 mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang. 34 5. Pengobatan Penelantaran Anak a. Memberi pengobatan bila diperlukan, anak yang terlantar biasanya mengalami luka-luka akibat tinggal seorang diri, karena masih kecil belum bisa jaga diri. 32 http:www.voa-islam.comreadindonesiana2012032218307fatwa-mui-tentang- kedudukan-anak-hasil-zina-dan-perlakuan-terhadapnya;sthash. AEfZlcAO.dpbs. Diakses, Kamis 11 Mey 2015. 22.20. WIB. 33 http:www.republika.co.idberitanasionalhukum150519nolj27-tiga-dari-lima-anak- utomo-positif-gizi-buruk . Diakses, Kamis 4 Juni 2015. 08.20. WIB. 34 https:perludiketahui.wordpress.comdampak-kekerasan-terhadap-anak . Diakses, Kamis 4 Juni 2015. 08.30. WIB. 32 b. Melindungi, kita sebagai orang dewasa selayaknya melindungi, mungkin jika kita jumpai anak terlantar dan sekiranya kita bisa bantu layaknya kita beri perlindungan walau tidak secara langsung, paling tidak kita bisa mengirimnya ke Komnas Perlindungan Anak. Atau tempat lain missal panti asuhan dengan alasan kuat.

F. Efektivitas

Efektivitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. 35 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berarti ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya, manjur, mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna. 36 Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. 37 Apabila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat Indonesia berarti membicarakan daya kerja hukum dalam mengatur danatau memaksa warga masyarakat untuk taat terhadapap hukum. Efektivitas hukum berarti mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi syarat, yaitu berlaku secara yuridis, sosiologis, dan flosofis. 38 35 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, 1996. 36 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 250. 37 http:koleksi.orgpengertian-efektivtas-menurut-para-ahli Selasa, 20 Oktober 2015. 09.00. WIB. 38 Zainuddin Ali, Filsafat Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, h. 94. 33 Menurut Agung Kurniawan Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi operasi kegiatan program atau misi dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. 39 Menurut Supriono Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut. 40 Menurut Efendi Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan. 41 Berdasarkan pengertian Efektivitas tersebut bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Jadi, efektivitas berarti tercapainya keberhasilan suatu tujuan sesuai dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam penggunaan data, sarana maupun waktunya. Faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang- undangan, adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran, wewenang dan fungsi dari penegak hukum, baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan 39 Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik Yogyakarta, Pembaruan 2005, h. 109. 40 Supriono, Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta: Erlangga, 2000 h. 29. 41 Effendy, Kamus Komunikasi. Bandung, Bandung: Informatika, 1989, h. 14 34 terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundangan-undangan tersebut. 42

G. Mediasi

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kata mediasi diberi arti sebagai proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai mediator atau penasihat dalam penyelesaian suatu perselisihan. 43 Dari pengertian mediasi tersebut mengandung tiga unsur penting. Pertama mediasi sebagai proses penyelesaian perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Kedua, pihak yang terlibat dalam penyelesaian sengketa adalah pihak-pihak yang berasal dari luar pihak yang bersengketa. Ketiga, pihak yang terlibat dalam peneyelesaian sengketa tersebut bertindak sebagai penasehat dalam arti tidak mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan. J. Folberg dan A Taylor lebih menekankan konsep mediasi pada upaya yang dilakukan mediator dalam menjalankan kegiatan mediasi. 44 Kedua ahli ini menegaskan bahwa penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi dilakukan secara bersama-sama oleh pihak yang bersengketa dan dan dibantu oleh pihak yang tidak berpihak kepada salah satu pelapor dan terlapor netral. Mediator dapat mengembangkan dan menawarkan pilihan penyelesaian sengketa, dan para pihak dapat mempertimbangkan tawaran mediator sebagai suatu alternatif menuju kesepakatan dalam penyelesaian sengketa. 42 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Legal Theory dan Teori Peradilan Judicialprudence, Jakarta: Kencana Mprenada Media Group, 2009, h. 378-379. 43 Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gitamedia Pres, h. 441. 44 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Media Group, 2011, h. 5., sebagaimana dikutip dari Folberg dan A Taylor: Mediation: A Comperhensive Guide to Resolving Conflict Litigation Cambridge: Cambridge Univercity Pres, 1884, h. 7.