Penerimaan Pengaduan Masyarakat Implementasi Tugas dan Fungsi KPAI

52 Dalam merealisasikan mandat UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA, KPAI pada Tahun 2014 telah menyelesaikan pembuatan Pedoman Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Anak. Kewenangan KPAI untuk mengawasi right to control, yaitu kewenangan melakukan pengawasan melalui pengawasan langsung on-site supervision yang diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah RPP Tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam RPP tersebut salah satu pasalnya mengatur mengenai tata cara mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan Sistem Peradilan Pidana Anak yang di buat dalam Peraturan KPAI mengenai pedoman pemantauan, evaluasi dan pelaporan SPPA yang bertujuan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Implementasi SPPA dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti gambaran tentang mekanisme penyelenggaraan SPPA seperti sarana dan prasarana pendukung, tingkat efektifitas dan kepatuhan pelaksanaaparatur SPPA terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan tumbuh kembang anak berhadapan dengan hukum baik sebagai pelaku, korban maupun saksi mulai dari tahap penyidikan sampai tahap rehabilitasi anak. Tindak lanjut dari adanya pedoman tersebut, maka KPAI harus membuat system dan peta pemantauan dalam rangka pengawasan yang akan dilakukaan di Indonesia. Selain itu dengan terbentuknya Asosiasi KPAID se-Indonesia maka secara tidak langsung pengawasan terkait isu- isu perlindungan anak di Provinsi, KabupatenKota yang sudah memiliki 53 KPAID dapat melakukan fungsi pengawasan sesuai perundangan dan tusi KPAID tersebut. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses tersebut antara lain mengadakan rapat-rapat koordinasi maupun Focus Group Discussion dengan stakeholder lain yang memiliki peran dan wewenang untuk memajukan perlindungan anak berhadapan dengan hukum secara rutin sebagai umpan balik dan evaluasi terkait proses dan dampak selama anak berhadapanberkonflik dengan hukum. Di samping itu juga melakukan telaah internal terkait dinamika dan implikasi kebijakan dan program yang dibuat oleh stakeholder yang diperkaya oleh pemantauan langsung maupun tidak langsung dari kasus-kasus yang berkembang. Demikian juga membangun dan menguatkan jejaring dan referral system penanganan kasus-kasus ABH kepada lembaga rujukan, karena sesuai undang-undang fungsi KPAI tidak dalam fungsi memberikan pendampingan kasus, dan fungsi penyelesaian kasus.

3. Penelaahan

Selama Tahun 2014, KPAI telah melakukan beberapa telaahan terkait dengan isu-isu perlindungan agama, mulai dari bidang agama, pendidikan, sosial, kesehatan, pengasuhan, hingga masalah hak sipil dan partisipasi. Berikut ini disajikan beberapa isu penting telaahan KPAI Tahun 2014.

4. Sosialisasi

Sesuai dengan mekanisme kerja lembaga KPAI, Divisi Sosialisasi memiliki tugas i mensosialisasikan Undang-undangPeraturan terkait dengan Perlindungan Anak; ii mensosialisasikan program kegiatan 54 KPAI melalui Press Release, Website KPAI, Penerbitan Majalah, Penerbitan Buku, Talk Show, dan Kunjungan Redaksi Media; iii Membangun komunikasi intensif dengan berbagai media cetak dan elektronik; iv Melakukan kegiatan pelatihan, sarasehan, lokakarya, talk show dan lain-lain terkait penyelenggaraan Perlindungan Anak; v Menyusun program dan mengambil kebijakan terkait program sosialisasi. Mensosialisasikan program kegiatan KPAI melalui Press Release, Website KPAI, Penerbitan Majalah, Penerbitan Buku, Talk Show, dan Kunjungan Redaksi Media adalah paling efektif yang dilakukan oleh Devisi Sosialisasi hal ini dapat dilihat dari penerbitan buku tentang “Pedoman Pembentukan Komisi Perlindungan Anak Daerah KPAD” dan buku yang berjudul “Aksi Perlindungan Anak dalam Sorotan Media Kompilasi Berita KPAI 20 14”, yang disusun Oleh Asrorun Ni’am Sholeh dkk. 55

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Jenis dan Klasifikasi kasus penelantaran anak dan masalah utamanya Fenomena kasus kejahatan yang berkaitan terhadap anak setiap tahun terus meningkat terbukti dari rincian tabel data kasus pengaduan anak berdasarkan klaster perlindungan KPAI tahun 2011sampai dengan 2014 berikut: Table 4.1 Data Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Perlindungan KPAI Tahun 2011-2014 NO KLASTER BIDANG TAHUN JUMLAH 2011 2012 2013 2014 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 92 79 246 191 608 2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 921 2901 3 Agama dan Budaya 83 204 214 106 607 4 Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 75 76 234 5 Kesehatan dan Napza 221 261 438 360 1280 6 Pendidikan 276 522 371 461 1692 7 Pornografi dan Cyber Crime 338 175 247 322 932 8 ABH dan Kekerasan 188 530 420 572 1651 a Kekerasan Fisik 129 110 291 351 878 b Kekerasan Psikis 49 27 127 68 271 c Kekerasan Seksual Pemerkosaan, Sodomi, Pencabulan, Pedofilia 329 746 590 1217 2882 9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 263 780 10 Lain-Lain 10 10 173 158 351 TOTAL 2178 3512 4311 5066 15067 Sumber: Retno Adji Prastiadju, Kepala Sekretariat KPAI, Selasa, 17 Agustus 2015. Menurut Retno Adji Pratiaju dan Maria Ulfah Anshor, beserta analisa “tabel data keseluruhan pengaduan dan pemantauan berita kasus di media KPAI tahun 2014” sebagaimana terlampir. 1 Jenis penelantaran terhadap anak meliputi penelantaran dari keluarga dan pengasuhan alternatif, penelantaran di 1 Data Lampiran diterima dari Maria Ulfah Anshor anggota KPAI Bidang Sosial dan Bencana Senin 25 Mei 2015.