41
terakhir UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Keberadaan UU Perlindungan Anak merupakan bentuk upaya Negara untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak melalui dukungan
kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya. Undang-undang ini mencoba memperjelas aturan-aturan yang
berkaitan dengan penghormatan, pemenuhan hak dan perlindungan anak yang semua terdapat di dalam Konvensi Hak Anak. Namun pada kenyataannya UU
tersebut belum berjalan dengan semestinya hal ini dapat dilihat dari realita anak-anak di Indonesia yang masih jauh dari kata sejahtera seperti anak yang
putus sekolah dan anak korban diskriminasi. UU Nomor 23 Tahun 2002 tersebut mengamanatkan dibentuknya Komisi
Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. Amanat UU
dimaksud kemudian ditindak lanjuti dengan ditetapkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2003 tentang Komisi
Perlindungan Anak Indonesia. Dengan berdiri KPAI adalah bukti nyata bahwa berdasarkan amanat Undang-Undang tersebut telah berjalan dengan
semestinya akan tetapi dalam mewujudkan efektifitas peningkatan penyelenggaraan perlindungan anak belum berjalan dengan semestinya hal ini
dapat dilihat banyaknya kasus yang berkaitan dengan anak yang diselesaikan di pengadilan.
42
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia mempunyai tugas:
1. Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan,
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak;
2. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden
dalam rangka perlindungan anak.
Pada 17 Oktober 2014, UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak direvisi menjadi UU Nomor 35 Tahun 2014, yang salah satunya merinci
tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan
pemenuhan Hak Anak; b.
Memberikan masukan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang penyelenggaraan perlindungan Anak.
c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai Perlindungan Anak;
d. Menerima dan melakukan penelaahan atas pengaduan Masyarakat
mengenai pelanggaran hak anak; e.
Melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran Hak Anak; f.
Melakukan kerja sama dengan lembaga yang dibentuk Masyarakat di bidang Perlindungan Anak;dan
43
g. Memberikan laporan kepada pihak berwajib tentang adanya dugaan
pelanggaran terhadap Undang-Undang.
C. Bentuk Organisasi dan Keanggotaan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI adalah lembaga negara yang bersifat independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. Komisi ini berkedudukan di
Ibukota Negara KesatuanRepublik Indonesia. Keanggotaannya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Republik
Indonesia atas pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI untuk masa jabatan 3 tiga tahun, dan dapat diangkat kembali
untuk 1 satu kali masa jabatan. Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dimaksud terdiri dari unsur :
1.
Pemerintah;
2.
Tokoh agama;
3.
Tokoh masyarakat;
4.
Organisasi sosial;
5.
Organisasi kemasyarakatan;
6.
Organisasi profesi;
7.
Lembaga swadaya masyarakat;
8.
Dunia usaha; dan
9.
Kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak.
44
Pada periode 2014 – 2017, Susunan Keanggotaan Komisi Perlindungan
Anak Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Table 3.1
Susunan Keanggotaan KPAI Periode 2014 – 2017
No. Nama Kepengurusan
Bidang 1.
Dr. Asrorun Ni’am Sholeh, MA Ketua Bidang Agama dan
Budaya 2.
Dr. Budiharjo Wakil Ketua
Bidang Trafficking dan Ekspoitasi
3. Maria Advianti, SP
Wakil Ketua Bidang Pornografi dan
Cyber Crime 4.
Erlinda, MPd Sekretaris
Bidang Hak Sipil Dan Partisipasi Anak
5. Dra. Maria Ulfah Anshor, Msi
Anggota Bidang
Sosial dan
Bencana 6.
Dr. Titik Haryati Anggota
Bidang Kesehatan dan NAPZA
7. Putu Elvina
Anggota Bidang
ABH dan
Kekerasan 8.
Susanto, MA Anggota
Bidang Pendidikan 9.
Rita Pranawati, MA Anggota
Bidang Keluarga Pengasuhan Alternatif
Sumber: Retno Adji Prastiadju Kepala, Sekretariat KPAI, Selasa, 17 Juli 2015.
Mengawali masa tugasnya, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia periode 2014
– 2017 melakukan orientasi dan telaah atas capaian kinerja periode sebelumnya. Diskusi dan pendalaman dengan Anggota
Komisi Perlindungan Anak Indonesia periode 2010 - 2013 dilakukan untuk