19
Pengertian anak dalam Kompilasi Hukum Islam KHI, berdasarkan Pasal 1 huruf g, pemeliharaan anak yang biasanyadisebut hadhanah
merupakan kegiatan mengasuh, memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.
13
Menurut Pasal 98 ayat 1 KHI, batas usia anak yang mampu berdidri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun.
14
Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI terdapat beberapa pasal tentang pemeliharaan anak, dan untuk lebih jelasnya penyusun kemukakan pasal-pasal
tersebut sebagai berikut: Menurut Pasal 156 KHI akibat putusnya perkawinan karena perceraian
ialah: 1.
Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan
oleh: a.
wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu. b.
ayah. c.
wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah. d.
saudara perempuan dari anak yang bersangkutan e.
wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu. f.
wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah. 2.
Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya.
13
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam,Bandung: Nuansa Aulia, 2008, h. 2.
14
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, h. 31.
20
3. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan
jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat
memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula.
4. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah
menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri 21 tahun.
5. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,
Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf a, b, c, dan d.
6. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya
menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya.
Pengertian pemeliharaan anak Hadhanah dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, Kata “Kuasa Asuh” sebagaimana dijelaskan dalam pasal
1 angka 11 UU Perlindungan Anak yang mengatakan bahwa kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara,
membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemanpuan, bakat, serta minatnya. Berdasarkan
penjelasan dari Pasal 1 Angka 11 UU Perlindungan Anak kata “Kuasa Asuh” dapat diartikan seseorang yang diwajibkan untuk memelihara anak tersebut.
Di dalam UU Perlindungan Anak pada dasarnya murni mengatur tentang kepentingan terbaik bagi anak, tanpa melihat latar belakang dan kondisi orang
21
tuanya. Tanggung jawab melindngi anak berdasarkan UU di atas, secara tegas dikontruksikan dengan pelibatan kewajiban bersama antara orang tua,
masyarakat dan Negara guna melakukan kepentingan yang terbaik bagi anak.
C. Hak dan Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Pembahasan hak dan kewajiban anak dalam Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 terdapat pada Bab III, dari pasal 4
sampai dengan pasal 19. Di antaranya Pasal 4 yang berbunyi: “Setiap anak
berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ” pasal 5 yang berbunyi: “Setiap
anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan” dan Pasal 8 yang berbunyi: “Setiap anak berhak
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial’.
Anak harus pat uh dan ta’at kepada kedua orang tuanya, selama kedua
orang tuanya tidak memerintahkan kepada sesuatu yang buruk dan dapat merugikan dirinya sendiri serta orang lain. Menurut Pasal 298 Ayat 1 KUH
Perdata jo. 46 1 UU No. 1 Tahun 1974, bahwa setiap anak wajib hormat dan patuh kepada orang tuanya.
15
Menurut Soetojo Prawirohadmidjojo dan Marthalena Pohan,
16
ketentuan ini lebih merupakan norma kesusilaan dari pada norma hukum. Meskipun demikian, pelanggaran yang dilakukan oleh
15
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Kencana, 2008, h. 81.
16
Soetojo Prawirohamidjojo dan Martha Pohan, Hukum Orang dan Keluarga, Surabaya: Airlangga University Pres, 2000, h. 202.
22
anak yang masih minderjaring dapat memberikan alasan kepada orang tuanya yang menjalan kan kekuasaan untuk mengambil tindakan-tindakan koreksi
terhadap anak. Kewajiban anak tersebut tidak hanya berlaku pada anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah, tetapi juga pada anak yang
dilahirkan diluar perkawinan dan beberapapun umurnya didalam kewajiban terhadap orang tua yang mengakuinya.
Berbuat baik, patuh dan ta’at kepada kedua orang tua, banyak dijelaskan dalam al-
qur’an dan hadits seperti firman Allah dalam Surah Al-ahqaf Ayat 15 sebagai berikut:
لپ پض پوپولاا ۡرٿ لܐٿ همٱل ٿ ۡتپلپ پَلۖاً ٰ پ ݩۡحِالڀ ۡيپڀِٰپوڀبل پ ٰٰ پݩِ َۡ ٱلاپ ۡي ذّپوپو
ل پٶوٿثٰٰپلپثلܐٿ ٿُٰٰ پصڀفپولܐٿ ٿُۡ پَپولۖاا ۡرٿ ل ٿ ۡت لڃ ڀتذن ٱل پ پتپ ۡ ڀل پرٿَ ۡݫٱل ۡٶٱلڃ ڀِۡعڀزۡوٱل ڀځبپٗلپٴاپ لاٌپ پ سل پنڀپبۡٗٱلپ پلپبپولܐٿ ذد ٿݫٱلپ پلپبلاپذِالڃٰذَپحلۚاًرۡ پݫ
ل پ ۡ پ ۡٱل لپولٿ ٰى پضۡرپتلااحڀلٰٰ پّل پلپ ۡۡٱل ۡٶٱپول ذّپ ڀِٰپول ٰ پَپَپول ذ پيپَ
ل پ ڀمل ڀځّ ِ
اپول پ ۡيپنِال ٿ ۡبٿتل ڀځِّالۖڃ ڀتذيڀځٗٿذل ڀِل ڀِل ۡحڀل ّۡٱ ل پنڀ ڀل ۡݩٿ ۡن ٱ
ل
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya selama
tiga puluh bulan, sehingga apabila dia anak itu telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdo’a,”Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk
agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat
kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepada Engkau, dan
sungguh, ak
u termasuk orang muslim.”
D. Kewajiban Orang tua Terhadap Anak
Dalam proses tumbuh kembang serta jaminan akan kesejateraan seorang anak sangat dibutuhkan peran orang tua, oleh karena itu kewajiban orang tua
terhadap anak, harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadinya
23
penelantaran terhadap anak, baik dalam pendidikan, sosial, ekonomi dan agama anak tersebut, guna kepentingan terbaik baginya.
Berdasarkan pasal 77 ayat 3 dan 4 Komplasi Hukum Islam, tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri yaitu:
“suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan
jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya” dan “suami istri wajib memelihara kehormatannya”.
17
Berdasarkan Pasal 26 Ayat 1 huruf a, b, c dan d UU RI Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No 23 Tahun 2002,
Tentang Perlindungan Anak, Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
1. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak;
2. Menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya; 3.
Mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan 4.
Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.
Berdasarkan Pasal 45 Ayat 1 dan 2 UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Hak antara Orang tua
dan Anak, “Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya” dan “Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat
berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua
putus”.
17
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2004, h. 132.