11
Secara etimologi, istilah mediasi berasal dari bahasa Latin, mediare yang berarti berada di tengah. Makna ini merujuk pada peran yang
ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaik
an sengketa antara para pihak “berada di tengah
” juga bermakna mediator harus berada pada posisi netral dan tidak memihak dalam menyelesaikan sengketa. Ia harus mampu
menjaga kepentingan para pihak yang bersengketa secara adil dan sama, sehingga menumbuhkan kepercayaan dari para pihak yang
bersengketa. Mediasi dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kata mediasi
diberi arti sebagai proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai mediator atau penasihat dalam penyelesaian suatu perselisihan.
11
Penelantaran anak adalah sikap dan perilaku orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang
anak, misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga atau tidak diberikan pendidikan dan kesehatan yang layak.
12
Penelantaran berdasarkan pasal 9 ayat 1 UU No 23 Tahun 2004 tentang Larangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berbunyi:
“setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharan”. Jadi konkretnya penelantaran rumah tangga yang
dimaksud disini adalah penelantaran yang dilakukan misalnya oleh orang tua terhadap anak.
11
Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gitamedia Press, h. 441.
12
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Cet. Ke-1 Bandung: Nusantara, 2006, h. 37.
12
F. Review Studi Terdahulu
Untuk memudahkan dan meyakinkan pembaca bahwa penyusun tidak melakukan plagiasi atau duplikasi maka penyusun menjabarkan review studi
terdahulu sebagai berikut. Dalam sebuah skripsi yang berjudul “Kinerja Komisi Perlindungan Anak
Dalam Menanggulangi Perdagangan Anak” yang ditulis oleh Ifada Imaniah
105045101487 Jurusan kepidanaan Islam. Menjelaskan tentang upaya dan pencegahan terhadap perdagangan anak dan penanggulangan yang dilakukan
oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Dalam sebuah skripsi ya
ng berjudul “Penelantaran Terhadap Anak Persepektif Hukum Islam dan UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak” yang ditulis oleh Farhan 105044101364 Jurusan Peradilan Agama. Menjelaskan mengenai seputar kejahatan terhadap anak yang bersifat fisikal
pshsical abuse dan seksual sexual abuse dan dikaitkan dengan kepidanaannya. Kemudian penyusun juga memaparkan komparasi antara
hukum Islam dengan UU No. 23 tahun 2002 yang terkait dengan adopsi anak. Dari kedua skripsi di atas yang telah dipaparkan, maka dalam skripsi ini
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan yang penyusun maksud ialah mengenai perlindungan anak serta lembaga yang dikaji yaitu Komisi
Perlindungan Anak KPAI. Adapun perbedaan dari kedua skripsi yang telah dipaparkan diatas, ialah tugas atau peranan dari KPAI terhadap permasalahan
yang dibahas, skripsi yang di susun oleh mahasiswa yang bernama Ifada Imaniah terfokus pada perdagangan anak dan penanggulangan terhadap kasus
tersebut sedangkan dalam penyusunan ini mencakup kesluruahan dari jenis penelantaran terhadap anak termasuk perdangan anak dan perbedaan skripsi
13
yang disusun oleh mahasiswa yang bernama Farhan terfokus pada kekerasan seksual terhadap anak sedangkan dalam skrpsi ini terfokus pada penelantaran
terhadap anak.
G. Sistematika Penyusunan
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai hal apa saja yang akan dilakukan maka secara garis besar gambaran
tersebut dapat dilihat melalui sistematika skripsi berikut ini:
BAB KESATU
berisi, pendahuluan yang akan memberikan gambaran umum dan menyeluruh tentang skripsi ini dengan menguraikan tentang Latar
Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Kerangka Teori dan Konsepsi, Review Studi
Terdahulu dan Sistematika Penyusunan.
BAB KEDUA berisi, pengertian anak, pengasuhan anak hadlonah, Hak
dan kewajiban anak terhadap orang tua, kewajiban orang tua terhadap anak, anak terlantar dan penelantaran anak, efektivitas, mediasi dan KPAI.
BAB KETIGA berisi, sejarah singkat pembentukan, tugas dan fungsi,
bentuk organisasi KPAI, visi, misi, tujuan serta arah kebijakan dan straetgi KPAI, kelembagaan KPAD, implementasi tugas dan fungsi KPAI.
BAB KEEMPAT berisi, jenis, klasifikasi serta masalah utamanya, dan
efektivitas mediasi KPAI terhadap anak yang diterlantarkan tahun 2014 dan kendala keefektivitasan KPAI dalam menjalankan tugasnya sebagai mediator
di tahun 2024.
BAB KELIMA berisi Penutup, Kesimpulan dan Saran-saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anak
Anak adalah titipan dari Allah yang diberikan kepada kedua orang tua untuk dijaga dirawat, dan diperhatikan yang harus diberikan kepada anak agar
kelak anak akan menjadi Anugrah yang terindah, seperti firman Allah dalam Al-
Qur’an surat at-Tahriim ayat 6 :
لپنلۡ ٿُيڀلۡ ٱپولۡ ٿُ پݩٿ ٱلڂاڃوٿ لڂاوٿ پماپءل پ يڀ ذَ ٱلاپهُأڃَٰپي
ل ٞ پاڀِل ٌپَڀِڃٰٰپلپملاپ ۡهپلپَلٿُپٗاپَڀِۡن ٱپول ٿُاذ ن ٱلاپ ٿُوٿ پولااٗ ل پٶو ٿرپمۡؤٿيلاپمل پٶوٿلپ ۡپيپولۡ ٿُ پرپمٱلڃاپملپ ذَ ٱل پٶو ٿصۡ پيل ذَل ُاپد ڀݫ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaga nya malaikat-malaikat yang kasar, dan tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahnya
” Masyarakat pada umumnya memahami pengertian anak adalah keturunan
kedua setelah ayah dan ibu.
1
Walapun dilahirkan bukan dari hubungan yang sah dalam kaca mata hukum. sehingga pada definisi ini tidak dibatasi oleh
usia. Yang dimaksudkan adalah anak biologis dari kedua orang tua anak tersebut seperti ayah adalah anaknya kakek dan nenek.
Pengertian anak dalam Islam disosialisasikan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang arif dan berkedudukan mulia yang keberadaannya melalui
proses penciptaan yang berdimensi pada kewenangan kehendak Allah SWT.
2
Menurut ajaran Islam, Anak adalah amanah Allah SWT dan tidak dapat
1
W.JS Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1992, h. 38-39.
2
Iman Jauhari, Advokasi Hak-Hak Anak Ditinjau dari Hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan, Medan: Pusataka Bangsa, 2008, h. 46.