38
dengan memperkenalkan alternatif-alternatif dan perubahan tingkah laku.
b. Mengadakan hubungan untuk perubahan, dengan menumbuhkan keyakinan akan maksud baik, keahlian dapat dipercaya kredibilitas
agen perubahan. c. Mendianosis masalah.
d. Memotivasi untuk berubah, dengan merencanakan pengadopsian inovasi.
e. Merencanakan tindakan pembaharuan. f.
Menjaga program pembaharuan jangan sampai berhenti. g. Mencapai hubungan terminal, sehingga klien secara berangsur menjadi
“pembaharu” tanpa pendamping.
5. Teori Pembangunan dan Implikasinya dalam Strategi
Perencanaan komunikasi berawal dari dua proses penting yakni : public and development policy, the inftasructur of communication system; dan
dikaitkan dengan potensi komunikasi sebagai kekuatan yang digerakkan dan diintegrasikan kedalam masyarakat. Selanjutnya dikondisikan dan didukung
kelancaran prosesnya dengan teknologi. Maka kontribusi teknologi sangat dibutuhkan dalam merencanakan perubahan dan tujuan kebijakan dalam
pembangunan masyarakat, karena komunikasi adalah aktifitas manusia yang mendasar maka sumber-sumber dan infrastruktur komunikasi dapat
diperlancar dengan menggunakan teknologi yang ada.
39
Teori komunikasi dan strategi dakwah dalam bab II ini penulis gunakan untuk pencocokan teori pada perumusan, penerapan, evaluasi dan juga hasil
strategi pembina rohani Islam dalam peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Salemba Jakarta Pusat.
F. Teori Pembelajaran Sosial
Teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini juga disebut belajar melalui observasi pengamatan. Adapun tahapan dalam teori
pembelajaran sosial, yaitu :
32
1. Atensi tahap perhatian
Menurut hasil penelitian Bandura, pengamat dapat memperhatikan tingkah laku dengan baik apabila tingkah laku tersebut “jelas” dan tidak terlampau
kompleks. Pengetahuan tersebut dapat diberikan pada awal pembelajaran, yaitu : a. Pengajar dapat menggunakan isyarat yang ekspresif seperti menepuk
tangannya, atau menggunakan benda-benda aneh yang dapat menarik perhatian siswa.
b. Pengajar dapat membagi beberapa keterampilan dalam sub-sub
keterampilan, lalu diajarkan secara terpisah. Maka dapat dikatakan bahwa tahap ini adalah tahap di mana anak didik
pemasyarakatan mulai berfokus pada satu pembina rohani Islam dari sekian banyak stimulus yang muncul dihadapannya. Stimulus yang jelas dan menariklah
yang akhirnya lulus seleksi.
32
Bahruddin, Teori Belajar dan Pembelajaran Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, h. 27-30.