41
sesegera mungkin, positif atau korektif. Salah satu yang digunakan pengajar melalui korektif adalah :
a. Untuk memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, pengajar seyogyanya memberi
pujian sesegera mungkin pada aspek-aspek keterampilan yang dilakukan siswa dengan benar, lalu mengidentifikasi
adanya keterampilan bagian yang masih menimbulkan permasalahan. b. Untuk memperbaiki keterampilan yang salah, pertama kali pengajar perlu
mendemonstrasikan kenerja yang benar, kemudian siswa mengulanginya sampai benar-benar menguasainya.
Dalam tahap ini informasi yang sebelumnya telah disimpan dalam memori atau ingatan anak didik pemasyarakatan, diolah kembali untuk kemudian diuji.
Dalam tahap ini anak didik pemasyarakatan diharapkan untuk tidak hanya mengerti melainkan juga untuk lebih memahami.
4. Motivasi
Penguatan memegang peranan dalam pembelajaran melalui pengamatan. Apabila seseorang mengantisipasi akan memperoleh penguatan pada saat meniru
suatu model, maka ia akan lebih termotivasi untuk menaruh perhatian, mengingat, dan memproduksi perilaku itu. Di samping itu penguatan penting dalam
mempertahankan pembelajaran. Seseorang yang mencoba suatu perilaku baru tidak mungkin untuk tetap melakukan tanpa penguatan. Di dalam kelas, tahap
motivasi dari pembelajaran pengamatan kerap kali terdiri atas pujian atau angka yang baik.
42
Maka pada tahapan ini anak didik pemasyarakatan mulai menemukan dorongan sebagai kelanjutan dari proses. Anak didik pemasyarakatan mulai
mendapat “reward” untuk hasil belajar yang memuaskan, yang kemudian akan membuatnya bersemangat untuk kembali belajar mengikuti kembali kegiatan
pembinaan rohani Islam. Juga ada pemberian dorongan lebih jika kehadiran anak didik pemasayarkatan dalam mengikuti kajian pembinaan dinilai kurang optimal
supaya ia terdorong untuk rajin mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam. Teori pembelajaran sosial dalam bab II ini penulis gunakan untuk
pencocokan teori dalam menganalisis hasil dari strategi pembina rohani Islam dalam peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II A Salemba Jakarta Pusat.
G. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan
Dalam UU No. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan, yang dimaksud lembaga pemasyarakatan adalah tempat di mana dilakukan kegiatan pembinaan
untuk warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan merupakan bagian akhir dari seistem pemidanaan dalam tata tertib
peradilan pidana.
33
. Dahulu Lembaga Pemasyarakatan ini dinamakan penjara dan sebagai
wadah pelaksanaan dari pidana penjara adalah rumah-rumah penjara yaitu rumah yang digunakan bagi orang-orang terpenjara atau orang-orang hukuman. Sistem
kepenjaraan ini tidak digunakan lagi karena dipandang tidak sejalan dengan
33
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Penjelasan Atas UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.