Teori Proses Adopsi Teori Peranan Komunikator

39 Teori komunikasi dan strategi dakwah dalam bab II ini penulis gunakan untuk pencocokan teori pada perumusan, penerapan, evaluasi dan juga hasil strategi pembina rohani Islam dalam peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Salemba Jakarta Pusat.

F. Teori Pembelajaran Sosial

Teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini juga disebut belajar melalui observasi pengamatan. Adapun tahapan dalam teori pembelajaran sosial, yaitu : 32

1. Atensi tahap perhatian

Menurut hasil penelitian Bandura, pengamat dapat memperhatikan tingkah laku dengan baik apabila tingkah laku tersebut “jelas” dan tidak terlampau kompleks. Pengetahuan tersebut dapat diberikan pada awal pembelajaran, yaitu : a. Pengajar dapat menggunakan isyarat yang ekspresif seperti menepuk tangannya, atau menggunakan benda-benda aneh yang dapat menarik perhatian siswa. b. Pengajar dapat membagi beberapa keterampilan dalam sub-sub keterampilan, lalu diajarkan secara terpisah. Maka dapat dikatakan bahwa tahap ini adalah tahap di mana anak didik pemasyarakatan mulai berfokus pada satu pembina rohani Islam dari sekian banyak stimulus yang muncul dihadapannya. Stimulus yang jelas dan menariklah yang akhirnya lulus seleksi. 32 Bahruddin, Teori Belajar dan Pembelajaran Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, h. 27-30. 40

2. Retensi tahap penyimpanan dalam ingatan

Bandura menemukan bahwa retensi suatu pengamatan tingkah laku dapat dimantapkan jika pengamat dapat menghubungkan observasi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang bermakna baginya dan mengulang secara kognitif setelah memahami hal tersebut. Mengajar dapat memanfaatkan langsung untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Untuk mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa, pengajar dapat bertanya kepada siswa untuk membandingkan keterampilan baru yang telah didemonstrasikan dengan sesuatu yang telah diketahui, dan dapat dilakukan. b. Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang, pengajar dapat menggunakan periode latihan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru secara bergilir baik fisik maupun mental. Dalam tahap ini stimulus yang menjadi fokus anak didik pemasyarakatan mulai diolah secara kognitif dan hasilnya disimpan dalam memori atau ingatan mereka. Yang kemudian dicari lebih lanjut informasi lebih detail berhubungan dengan stimulus tersebut.

3. Produksi

Memberikan kesempatan praktek kepada siswa, melakukan kegiatanketerampilan yang baru dipelajari merupakan tahap yang sangat penting. Meskipun demikian Bandura menemukan bahwa pengaturan waktu dan macam umpan balik yang diberikan pengajar merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan. Terutama pada awal pembelajaran, umpan balik perlu diberikan