Consequences. Konstruksi Pemberitaan Miss World 2013 di Media Massa

54 baik, banyak sekali. Visual Images : Foto para pengurus dan ormas Islam yang sedang konfensi dengan media, teks nama serta jabatan tercantum di bawah foto.

2. Konstruksi Isu Miss World 2013 di Koran Republika

Element inti berita Republika menyampaikan bahwa penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia lebih banyak mendapatakan penolakan dari pada dukungan, dilihat dari banyaknya ormas-ormas Islam yang menolak dibandingkan yang mendukung. Menurut media tersebut penyelenggaraan ajang tersebut di Indonesia bukan hanya persoalan maslahat dan sisi positif lalu mengesampingkan nilai agama. Dibawah ini kutipan inti teks berita Republika. “Dukungan dan apresiasi sejumlah kelompok islam terhadap penyelenggaraan Miss world 2013 bukan reprentasi mayoritas muslim tanah air. Ketua majelis pimpinan majelisi intelektual dan ulama muda Indonesia MIUMI Dr. Hamid Zarkasyi mayoritas ummat islam tetap pada satu suara, menolak perhelatan kontes kecantikan ratu dunia tersebut.Ia mendesak pemerintah mestinya mendengar suara dominan ” Terlihat pada teks berita di atas bahwa Republika menekankan aspek penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Republika melihat seharusnya pemerintah lebih mendengar suara mayoritas dibanding minoritas. 55 Inti berita yang ingin disampaikan Republika kepada pembaca adalah mayoritas ormas dan masyarakat di Indonesia menolak penyelenggaraan ajang tersebut dengan alasan kontes kecantikan sejagad raya tersebut bukan budaya Indonesia tapi budaya barat yang mengabaikan nilai-nilai agama. Teks secara tidak langsung memberikan penolakan terhadap ajang terebut karena menilai Miss World tidak memberikan banyak manfaat kepada Indonesia sebagai penyelenggara baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun budaya.

a. Framing Devices Atau Prangkat pembingkaian

Untuk lebih jelas bagaimana Republika membingkai isu Miss World 2013 di bawah ini akan dilihat dengan menggunakan perangkat framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani yaitu Framing Device terdiri dari metaphors, examplar, catchpharases, devicton, visual images dan Reasoning Device terdiri dari roots, appeals to princple, consequences.

1. Metaphors.

Metaphors pada teks berita Republika terlihat di bawah ini: “ Wakil Sekretaris MUI Natsir Zubaidi mempertanyakan komponen muslim yang mendukung Miss World. Diplomasi budaya seperti apakah yang dimaksud. Ia mempersoalkan apakah sudah terukur dampak Miss World terhadap kualitas perempuan. Ini hanya komoditas bisnis dan kapitaslis” Metaphors yang tampak pada teks berita Republika bertujuan untuk menekankan bahwa ajang Miss World 2013 yang dilaksanakan di Indonesia sama sekali tidak memberikan manfaat. 56 Teks berita tampak menjelaskan dengan tegas bahwa ajang Miss World 2013 yang digelar di Indonesia hanya komuditas bisnis semata bukan untuk kepentingan bangsa. Miss World yang dikiaskan oleh Republika sebagai komuditas bisnis bertujan untuk menyampaikan kesan negatif kepada khlayak pembaca bahwa ajang Miss World 2013 tidak memberikan manfaat terhadap bangsa. Republika memandang itu hanya kepentingan bisnis yang meguntungkan kelompok tertentu dan belum jelas juga dampak Miss World 2013 terhadap perempuan khususnya perempuan Indonesia 2. Exemplars. Exemplars pada teks berita Republika terlihat di bawah ini: “Seandainya Miss World bisa menguatkan nilai rupiah, menurunkan harga kedelai. Tapi itu tidak, uang untuk menggelar Miss World yang berjumlah milliaran rupiah itu akan lebih bermanfaat jika untuk membangun gedung sekolah” Pengunaan examplar pada teks berita Republika bertujuan untuk memberikan pembenaran pada isu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Republika ingin menyatakan penolakan diselenggarakannya ajang Miss World 2013 di Indonesia dengan membuat perbandingan, yaitu seandainya uang untuk menggelar ajang tersebut digunakan untuk membangun sekolah dan meningkatkan pendidikan di Indonesia mungkin akan lebih bermanfaat dari pada digunakan untuk ajang tersebut. Pada teks diatas tampak Republika membandingkan manfaat penyelenggaraan Miss World 2013 yang mengeluarkan biaya yang cukup besar, jika digunakan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia mungkin akan lebih bermanfaat. Perbandingan tersebut bertujuan untuk membenarkan perspektif Republika yang menilai ajang Miss World 2013 yang dilaksanakan di Indonesia hanya buang-buang biaya saja. 57

3. Catcpharases.

Catcpharases pada teks berita Republika terlihat di bawah ini: “Kultur Indonesia tidak sama dengan barat yang abai terhadap nilai-nilai agama” Teks ini dibuat untuk mengarahkan pembaca bahwa Miss World 2013 adalah budaya barat dan tidak cocok dilaksanakan di Indonesia. Terlihat Repubika ingin menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kental budaya timurnya berbeda dengan barat yang tidak terlalu mementingkan nilai-nilai yang ada.

4. Deviction.

Deviction pada teks berita Republika terlihat di bawah ini: “Dukungan dan apresiasi sejumlah kelompok Islam terhadap penyelenggaraan Miss World 2013 bukan reperentasi mayoritas muslim tanah air” Tampak pada teks tersebut Republika ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa kelompok Islam yang mendukung Miss World 2013 dilaksanakan di Indonesia bukan reprentasi mayoritas muslim tanah air tapi hanya sebagian karena mayoritas muslim Indonesia masih tetap satu suara menolak ajang tersebut dilaksanakan di Indonesia. Stigma yang dibuat pada teks tersebut tampak ingin membangkitkan prasangka pembaca bahwa penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia sebenarnya tidak mendapat dukungan dari kelompok muslim Indonesia.