Analisis Framing KERANGKA TEORI

28 Framing dapat mengakibatkan suatua peristiwa yang sama dapat menghasilkan berita yang secara radikal berbeda apabila wartawan mempunyai frame yang berbeda ketika melihat peristiwa tersebut dan menuliskan pandangannya dalam berita. 47 Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimakanai secara berbeda oleh media. Bahkan pemakanaan itu bisa jadi sangat berbeda. Realitas begitu kompleks, penuh dimensi, ketika dimuat dalam berita bisa jadi akan menjadi realitas suatu dimensi. Realitas pada dasarnya bukan ditangkap dan ditulis, realitas sebaliknya dikonstruksi. Dalam proses konstruksi tersebut ada banyak penafsiran dan pemaknaan yang berbeda-beda dalam memahami realitas. Framing berhubungan dengan pendefenisian realitas. Bagaimana peristiwa dipahami, sumber siapa yang diwawancarai. Semua elemen tersebut tidak dimakanai semata sebagai masalah teknis jurnalistik, tetapi sebuah praktik. Peristiwa yang sama menghasilkan berita dan pada akhirnya realitas yang berbeda ketika peristiwa tersebut dibingkai dengan cara yang berbeda. 48 Framing menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas dan kategori yang dikenal khalayak. Karena itu, framing menolong khalayak untuk memproses informasi kedalam kategori yang dikenal, kata-kata kunci dan citra tertentu. Khalayak bukan disedikan informasi yang rumit, melainkan informasi yang tinggak ambil, kontekstual, berarti bagi dirinya dan dikenal dalam benak mereka. 49 47 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.83 48 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.139 49 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.140 29 Media melihat peristiwa dari kacamata tertentu maka realitas setelah dilihat oleh khalayak adalah realitas yang sudah terbentuk oleh bingkai media. Media cenderung melihat realitas sebagai sesuatu yang sederhana. Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas. Dalam penulisan sering disebut fokus. Berita secara sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai. Misalnya pemberitaan media mengenai aksi mahasiwa. Pemberitaan banyak menampilkan bagaimana demontrasi akhirnya diwarnai dengan bentrokan. Berita panjang lebar menggambarkan proses bentrokan, dan akhirnya diwarnai dengan puluhan mahasiswa yang luka-luka. Dengan menampilkan sisi seperti ini dalam berita ada sisi lain yang dilupakan yaitu apa tuntutan dari mahasiswa tersebut. Seolah dengan menggambarkan berita seperti itu, demonstrasi tersebut tidak ada gunanya. Berita seringkali memfokuskan pemberitaan pada aktor tertentu. Ini tentu saja tidak salah. Tetapi efek yang segera terlihat adalah memfokuskan pada satu pihak atau aktor tertentu menyebabkan aktor lain yang mungkin relevan dan penting dalam pemberitaan menjadi tersebunyi. 50 Apakah dalam berita itu ada bagian yang dihilangkan, luput atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. 51 Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. 50 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.142 51 Eriyanto , A alisis Fra i g “Ko truksi, Ideologi, dan Politik Media h. 30 Akibatnya khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol bahkan tidak dibertitakan, menjadi terlupakan bahkan tidak diketahui oleh khlayak. Framing adalah cara bagaimana perstiwa disajikan oleh media. Penyajian tersebut dengan menekankan bagian tertentu. 52 Ada beberapa definisi framing yang diungkapkan oleh para ahli. Meskipun berbeda dalam pendekatan dan pengertian, ada titik singgung utama dari defenisi framing tersebut. Tabel 4 Definisi Framing Menurut Beberapa Ahli Robert N. Etnman Proses seleksi isu dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang pas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi yang lebih besar dari pada yang lain. William A. Gamson Cara bercerita atau gagasan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan kontruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan package. Kemasan itu semacam sekema atau struktur 52 Eriyanto, A alisis Fra i g “Ko truksi, Ideologi, dan Politik Media h. 31 pemahaman yang digunakan individu untuk mengkontruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang diterima. Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas dibentuk dan disedarhanakan sedemkian rupa untuk ditampilkan kepada khlayak. Peeristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik. David E. Snow and Robert Benford Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistim kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi dan kalimat tertentu Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan individu untuk menempatkan, menafsirkan, mendefenisakan dan melebeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang mudah dipahami. Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki Strategi kontruksi dan memproses berita. Prangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungka dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Sumber : Buku Eryianto Analisis Framing 32

E. Model Framing Gamson dan Modigliani

Wiliam Gamson adalah sala satu ahli yang paling banyak menulis mengenai framing. Gagasan Gamson dan Modigliani terutama menghubungkan wacana media disatu sisi dengan pendapat umum disisi yang lain. Dalam pandangan mereka wacana media adalah elemen yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. Pendapat umum tidak cukup kalau hanya didasarkan pada survei khalayak. Data-data itu perlu dihubungkan dan diperbandingkan dengan bagaimana media mengemas dan menyajikan suatu isu. Bagaimana media menyajikan suatu isu menentukan bagaimana khalayak memahami dan mengerti suatu isu. 53 Gagasan Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani. Sebuah frame mempunyai struktur internal. Pada titik ini ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat suatu peristiwa atau kejadian menjadi relevan dan menekankan suatu isu. Sebuah frame umumnya menunjukkan dan menggambarkan range posisi, bukan hanya satu posisi. 54 Teori Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang itu disebut kemasan package yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan. Menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan suatu objek wacana. 55 53 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.217 54 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.224 55 Alex Sobur “Analisis Teks Media”h.163 33 Rumusan atau model Gamson dan Modigliani didasarkan pada pendekatan konstruksionis yang melihat reprentasi media berita dan artikel terdiri atas package interpretatife yang mengandung konstruksi makna tertentu. Gamson juga melihat framing sebagai seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seorang wartawan atau media memaknai suatu isu. Ide sentral ini akan didukung wacana lain agar saling mendukung. Ada dua perangkat bagaimana ide sentral itu diterjemahkan kedalam teks berita yang pertama adalah Framing Device perangkat ini berhubungan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita yang kedua Reasoing Device dalam perangkat ini akan dibuat pembenaran dan penalaran dengan alasan tertentu agar khalayak menerima pesan yang disampaikan karena tampak sebagai kebenaran alamiah. Untuk lebih jelas model freming yang dikembangkan oleh Gamson dan Modigliani dibawah ini ada skema analisis framing model Gamson dan Modigliani 56 56 Alex Sobur “Analisis Teks Media”h.177 34 BAGAN 1 SKEMA FRAMING MODEL GAMSON DAN MODIGLIANI MEDIA PACKAGE CORE FRAME CONDENSING SYMBOLS FRAMING DEVICE REASONING DEVICE 1. Methapors 2. Examplars 3. Catchpharases 4. Depiction 5. Visual images 1. Rots 2. Appeal To Princple 3. Consequences Sumber : Buku Alex Sobur, Analisis Teks Media a. Core frame gagasan sentral pada dasarnya berisi elemen-elemen inti untuk memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa, dan mengarahkan makna isu condensing syimbol syimbol yang dimanfaatkan 35 b. Condensing syimbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi prangkat simbolik framing device dan resoning devices sebgai dasar digunakannya perespektif. c. Struktur framing device, mencakup methapors, exemplars, catchpharases, deviction, visual images. 1. Methapors dipahami sebagai cara memindah makna dengan merealisasikan dua fakta melalui analogi, atau memakai kiasan dengan menggunakan kata seperti ibarat. 2. Examplars mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki bobot makna lebih dijadikan rujukan atau pelajaran. 3. Catcpharases adalah frase yang menarik, kontras atau menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan. 57 4. Deviction penggambaran fakta dengan memakai kata, istilah, kalimat konotatif agar khlayak terarah ke citra tertentu. 5. Visual images, pemakaian foto, diagram, grafis untuk mengekspresikan kesan. d. Struktur reasoning device, mencakup roots, appeals to principle, consequences. 1. Roots adalah pembenaran isu dengan menghubungkan suatu objek atau yang lebih dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain. 57 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.225