Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

14

BAB II KERANGKA TEORI

A. Teori Konstruksi Sosial Teori konstruksi sosial merupakan suatu ide atau prinsip utama dari kelompok pemikiran atau kultural. Pemikiran ini menyatakan bahwa dunia sosial tercipta karena adanya interaksi antar manusia. Cara bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita mengenai pengalaman. Dengan demikian setiap orang pada dasarnya memiliki teori pribadinya mengenai kehidupan. 18 Teori tersebut memiliki posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks yang dihasilkannya. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh, Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Berger dalam tesisnya mengtakan manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus menerus. Dalam pandangan Berger sebuah realitas tidak terbentuk dengan sendirinya namun dibentuk dan dikonstruksi. 19 Pemahaman seperti ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki konstruksi masing-masing yang berbeda atas realitas. Karena setiap orang memiliki pengalaman, pendidikan dan lingkungan masing-masing. Sekarang ini teori konstruksi sosial telah melibatkan media yang sangat berperan aktif dalam pembentukan suatu realitas. 18 Morissan . “Teori Komunikasi Massa” Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010,h.32 19 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.13 15 Dalam pandangan konstruksionis, media bukan hanya dipandang sebagai saluran yang bebas, bisa juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, dan pemihakannya. 20 Berger dan Luchman menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman kenyataan dan pengetahuan. Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Konstruksi dalam pandangan mereka tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dan kepentingan-kepentingan. 21 Oleh karena itu kita sering menemukan berita yang yang diangkat dalam suatu media baik itu media cetak maupun Online memiliki perbedaan maksud walaupun isu yang diangkat sama. Hal ini membuktikan bahwa teori konstruksi media massa terjadi, dengan wartawan atau jurnalis. Hal tersebut membuktikan bahwa isi media pada hakikatnya adalah konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Bahasa yang digunakan seorang wartawan tidak hanya sebagai alat untuk merepresentasikan realitas namun juga bisa dijadikan sebagai alat untuk membentuk suatu realitas. Akibatnya media mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makana dan gambaran yang di hasilkan dari realitas yang dikonstruksinya. 22 Sebaliknya kelompok positivis memandang berita sebagai cerminan dari sebuah realitas. Jurnalis atau wartawan yang baik adalah wartawan yang bisa memindahkan suatu realitas kedalam berita. 20 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.23 21 Alex Sobur,Analisis Teks Media, Bandung: PT.Rosda Karya, 2009 h.91 22 Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”h.88