Langkah pertama Gambaran Perilaku Bidan Dalam Pelaksanaan IMD

tindakan yang akan dilakukan oleh bidan. Berikut pemaparan informan utama: “...oh iya sinto, methergin, vitamin A.Gak juga, yang utama sinto neng... ”bidan N “...sintosinon itu aja yang paling utama, kan standarnya dalam APN emang pake itu, kalo misalnya kontraksinya darahnya agak banyak kita kasih methergin, selebihnya si obat biasa, kayak antibiotik sama vitamin A...standarnya emang ada dalam APN juga pake itu..,biasa sintosinon aja yang paling utama untuk merangsang kontraksi uterus...”bidan SA “Saat persalinan ya sintosinon, ada juga methergin, abis itu ya paling obat oral antibiotik sama vitamin A, sintosinon itu di injeksi biar rahim kontraksi...”bidan E “...kalo di APN semua pasien setiap baru lahir dua menit pertama itu pasti dikasih sintosinon, itu kan untuk merangsang plasenta lahir, kalo misalkan dia retensio plasenta otomatiskan dia butuh sinto lagi, terus butuh cairan infus juga, kalo darah keluar terus pasti butuh methergin... ”bidan A Hasil observasi dan wawancara terhadap informan utama mengenai pemberian suntikan syntosinon juga diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan pendukung. Berikut pemaparan informan pendukung: “...ia disuntik di paha kiri...”Ny. U Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa bidan sudah melakukan semua tindakan dalam langkah pertama pelaksanaan IMD. Semua tindakan tersebut segera dilakukan saat bayi lahir pada setiap proses persalinan tanpa melihat panduan pelaksanaan IMD. Semua tindakan juga sudah dilakukan secara tepat dan berurutan. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara terhadap informan utama diketahui bahwa bidan sudah mengetahui alasan melakukan setiap tindakan dalam langkah pertama pelaksanaan IMD. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara terhadap informan pendukung juga diketahui bahwa tindakan yang dilakukan bidan dalam langkah pertama pelaksanaan IMD sama dengan tindakan yang dilakukan bidan saat diobservasi.

2. Langkah kedua

Setelah melakukan observasi terhadap langkah pertama pelaksanaan IMD dalam proses persalinan sebanyak 15 kali di PKM Kecamatan pesanggrahan, diketahui bahwa langkah kedua yang dilakukan bidan dalam pelaksanaan IMD adalah memberikan kesempatan pada bayi untuk melakukan kontak kulit dengan ibunya. Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa setelah tali pusat bayi dipotong, bidan segera menengkurapkan bayi di dada ibunya dengan cara mendekatkan mulut bayi ke puting susu ibu sebelah kanan. Kemudian, bidan menyelimuti bayi menggunakan kain bersih. Namun, dari 15 proses persalinan yang observasi, terlihat bahwa bidan P pernah dalam satu kali menolong persalinan tidak memberikan kesempatan pada bayi untuk melakukan kontak kulit dengan ibunya. Saat peneliti melakukan observasi, terlihat bahwa bidan P bertugas sendirian menolong proses persalinan. Bidan P terlihat tergesa-gesa selama menolong proses persalinan, karen ibu bersalin yang ditolong oleh bidan P sudah mengalami bukaan lengkap saat masuk ke RB. Bidan P belum sempat menyiapkan peralatan persalinan. Hasil observasi diapat dilihat pada lampiran 6b. Hasil observasi tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan utama yang menyatakan bahwa bidan mengarahkan mulut bayi dekat dengan puting ibunya saat bayi ditengkurapkan di dada ibu. Berikut pemaparan informan utama: “...langsung taro di dada ibunya deket payudara...”bidan SA “...yang penting lahir taro langsung di dadanya kan, biasanya yang berhasil pun harus pake bantuan deketin ke puting ibunya...”bidan E Hasil observasi dan wawancara terhadap informan utama juga diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan pendukung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan pendukung diketahui bahwa bidan menengkurapkan bayi di dada ibunya dengan cara mengarahkan mulut bayi dekat dengan puting susu ibu. Berikut pemaparan informan pendukung: “...pokoknya di sekitar dada deket susu...”Ny.U “...ditaro di dada, ia mulut bayinya diarahin ke payudara karna bayinya gak nyari...”NyM Saat peneliti melakukan konfirmasi terhadap bidan P yang tidak memberikan kesempatan pada bayi untuk melakukan kontak kulit dengan ibunya, maka bidan P menolak untuk memberikan jawaban. Saat penelitian berlangsung, peneliti berusaha kembali untuk melakukan konfirmasi ulang terhadap bidan P. Namun, tetap saja bidan P tidak mau memberikan jawaban. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi pada tabel 5.6 diketahui bahwa saat bayi berada di dada ibunya, bidan meminta bantuan pendamping persalinan untuk memberikan bantal di bawah kepala ibu bersalin agar mempermudah kontak visual antara ibu dan bayinya. Hasil observasi tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan utama. Informan utama menyatakan bahwa peran pendamping persalinan adalah untuk memberikan semangat kepda ibu bersalin dan membantu bidan melengkapi kebutuhan ibu bersalin. Berikut pemaparan informan utama: “Biasanya ibunya lebih nyaman kalo ditemenin, kalo misalnya kita perlu apa-apa pun cepet gitu ngasih tau keluarganya ...”bidan SA “Buat motivasi ibunya...”bidan E “...supaya ibunya merasa aman nyaman, terus bisa juga bantuin ibunya kalo mi salkan lagi butuh apa atau apa gitu kan...”bidan A Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi pada tabel 5.6 diketahui bahwa bidan memerintahkan ibu bersalin untuk memeluk bayinya saat bayi ditengkurapkan di dada ibu bersalin. Hasil observasi tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan utama yang menyatakan bahwa memeluk bayi saat berada di dada ibunya dilakukan agar ibu dan bayi sama-sama merasa nyaman. Meskipun, sebenarnya tindakan memeluk bayi dilakukan berdasarkan keinginan langsung dari ibu bersalin. Berikut pemaparan informan utama: “perlu karena kan bayinya gerak-gerak kan, kan aman kalo langsung dipegangin sama dia, dan biasanya ibunya juga kan langsung meluk sendiri ya dia megang sendiri dan ibunya lebih nyaman kalo dipegang langsung...”bidan SA “...“biasanya inisiatif ibunya sendiri...”bidan E “perlu, karna kan secara tidak langsung ada kontak antara ibu sama bayinya, kedua juga menjaga keamanan si bayi, terus menjaga kehangatan si bayi juga, selama ini si gak pernah ada ibu yang gak mau...”bidan A Hasil observasi dan wawancara terhadap informan utama diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan pendukung yang menyatakan bahwa saat bayi berada di dada ibu, bidan meminta ibu bersalin untuk memeluk bayinya. Berikut pemaparan informan pendukung: “...ya iya disuruh dipeluk.”Ny.U “...iya disuruh bidannya meluk bayi.”Ny.M Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa saat bayi berada di dada ibunya, bidan melanjutkan langkah manajemen aktif kala tiga persalinan menolong lahirnya plasenta. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 6b. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa bidan memberikan kesempatan pada bayi untuk melakukan kontak kulit dengan ibunya sampai plasenta lahir sempurna. Saat plasenta telah lahir sempurna, bidan mengangkat bayi dari dada ibunya.