Langkah ketiga Gambaran Perilaku Bidan Dalam Pelaksanaan IMD
“...kita selalu tau kalo belom dua jam pasti masih di ruang
bersalin...”bidan N “...kita angkat dulu, kita timbang, kita ukur, kita bersihin, kita
bungkus,
nanti ibunya suruh disusuin.”bidan SA
“...gak nyampe sejam udah dulu, kita bersihin bayinya baru kita taro
lagi biar di susuin.”bidan E
“...bisa aja sambil kita bersihkan ibunya, bayinya kita angkat dulu, sambil waktu untuk nimbang dan lain-lain, kan abis itu bisa
dilanjutkan nyusui gitu.”bidan A Hasil observasi dan wawancara terhadap informan utama tersebut
diperkuat dengan hasil observasi selanjutnya yang terlihat bahwa bidan tidak memberikan kesempatan lagi kepada bayi untuk melanjutkan kontak
kulit dengan ibunya setelah bidan menimbang, mengukur dan mengecap kedua telapak kaki bayi. Bidan hanya memerintahkan kepada ibu bersalin
agar tetap berada di RB sampai waktu dua jam setelah melahirkan. Saat berada di RB, bidan memerintahkan ibu bersalin untuk menyusui bayinya
yang sudah dibedong. Hasil observasi diapat dilihat pada lampiran 6d. Hasil observasi ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap
informan utama yang menyatakan bahwa sebelum dipindah ke ruang perawatan bidan memberikan suntikan hepatitis B pertama pada bayi.
Berikut pemaparan informan utama:
“...dua jam kemudian HB 0, abis HB 0 kita pindahkan ke ruang
perawatan...”bidan N “...di RB sampe dua jam, terus kan kita kasih HB 0, baru pindah ke
ruang perawatan...”bidan SA
“...kan aturannya gitu, HB 0 tuh dua jam post partum, baru boleh dipindahin...bidan E
“...oh iya dalam APN gitu juga...”bidan A
Hasil observasi terakhir menunjukkan bahwa setelah ibu dan bayi berada di RB selama dua jam setelah melahirkan, bidan meminta bantuan
suamikeluarga yang mendampingi persalinan untuk memindahkan ibu bersalin dan bayinya ke ruang perawatan. Hasil observasi diapat dilihat
pada lampiran 6d. Hasil observasi ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap
informan utama yang menyatakan bahwa setelah dua jam melahirkan, ibu dan bayi dipindahkan ke ruang perawatan. Tindakan tersebut merupakan aturan
dari PKM untuk memberikan fasilitas rawat gabung sampai dua hari setelah
melahirkan. Berikut pemaparan informan utama:
“...abis HB 0 kita pindahkan ke ruang perawatan, rawat gabung, udah, kita selalu tau kalo belom dua jam pasti masih di ruang
bersalin...”bidan N “...setelah 2 jam pindah ke ruang perawatan ya biasanya
perawatannya sampe 3 hari si kalo disini mah, pokoknya terhitung dari dia masuk sampe dia pulang 3 hari kok..
.”bidan SA
“...dari dua jam pindah sampe dua hari post partum...pokoknya sampe dia lahiran trus masuk ruang perawataan terus sampe besoknya dia
pulang jadi tiga hari...”bidan E “...minimal kalo di sini sih 3x24 jam setelah dia lahir... kalo di sini
ema
ng peraturannya seperti itu...”bidan A
Hasil wawancara terhadap informan utama selanjutnya menyatakan bahwa rawat gabung adalah menempatkan bayi di tempat yang sama
dengan ibunya, sehingga bayi selalu berada di dekat ibunya. Menurut informan utama, rawat gabung dilakukan agar ibu terlatih untuk merawat
dan menyusui bayinya. Selain itu, bayi akan lebih sering menyusu sehingga memperoleh ASI eksklusif. Berikut pemaparan informan
pendukung: “...kalo rawat gabung kan bayi sama-sama, udah oke ya...”bidan N
“...biar ASInya lebih eksklusif, ibunya juga terlatih nyusuin gitu, ngerawat di rumah juga lebih gampang...”bidan SA
“...bareng-bareng ibu sama bayinya, biar ibunya lebih teratur nyusuin...”bidan E
“...bayi ada di deket ibunya terus, rawat gabung berarti si ibu lebih memperhatikan si bayi, si ibu bertanggung jawab atas bayinya,
apalagi awal-awal abis lahiran kan belum tentu ASInya keluar,
dengan terus dirangsang kan otomatis bakal keluar ASInya...”bidan A
Hasil observasi dan wawancara terhadap informan utama diperkuat dengan hasil wawancara terhadap informan pendukung yang menyatakan
bahwa ibu dan bayi dipindahkan ke ruang perawatan sampai waktu dua
hari setelah melahirkan. Berikut pemaparan informan pendukung: “...kalo gak salah di puskes itu dua hari...”Ny.U
“...kan dua hari baru pulang...”Ny.M
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa semua tindakan dalam langkah ketiga pelaksanaan IMD dilakukan tanpa melihat panduan
pelaksanaan IMD. Semua tindakan sudah dilakukan secara berurutan. Namun, masih ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan kurang tepat,
yaitu bidan melakukan penimbangan, pengukuran, dan pengecapan sebelum bayi melakukan kontak kulit dengan ibunya selama satu jam,
bidan tidak memberikan kesempatan pada bayi untuk melanjutkan kembali kontak kulit dengan ibunya setelah kegiatan penimbangan,
pengukuran, dan pengecapan. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara terhadap informan utama juga
diketahui bahwa bidan masih memiliki alasan yang belum tepat dalam melakukan beberapa tindakan dalam langkah ketiga pelaksanaan IMD.
Alasan bidan yang belum tepat, yaitu penyusuan awal dilakukan dalam keadaan bayi sudah dibedong. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara
terhadap informan pendukung juga diketahui bahwa tindakan yang dilakukan bidan dalam langkah ketiga pelaksanaan IMD sama dengan
tindakan yang dilakukan bidan saat diobservasi.
71