Judul Film CinTa HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

b. Tema Film CinTa

Walaupun para informan memberikan berbagai pendapat saat ditanya mengenai tema film CinTa, didapat satu kesimpulan yang menyatakan tema film tersebut adalah mengenai pluralisme. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kutipan dari kelima informan berikut. Informan I : “Murni pluralisme. Di satu sisi membuka mata dan memberi banyak sudut pandang. Film ini membuka apa itu perbedaan agama, apa itu perbedaan suku. Dia juga membuka bagaimana kehidupan kaum minoritas dan bagaimana sudut pandang mereka terhadap posisi mereka sebagai minoritas.” Informan II : “Intinya menceritakan perbedaan yah... Nggak hanya agama, tapi ada jugu suku dan etnis. Padahal film ini sebenarnya romantis, tapi fenomena keragamannya kental kali. Tema kayak gini harus diperbanyak dengan kemasan yang lebih mudah dimengerti.” Informan III : “Aku rasa ini film pertama yang menceritakan perbedaan dalam balutan kisah cinta. Mikirnya kalo bikin film tema pluralisme mungkin berat. Tapi untungnya dipadankan sama cerita cinta. Jadi lebih mudah dicerna, apalagi sama anak-anak muda.” Informan IV : “Sebenarnya kasus-kasus yang berkaitan dengan perbedaan dan pluralisme kayak ini bukan hal yang baru lagi. Udah biasa. Karena realitasnya udah banyak terjadi di masyarakat. Cuma mungkin masih sedikit yang dijadiin tema untuk sebuah film.” Informan V : “Film ini menurutku mengusung tema hidup dalam perbedaan. Hidup dalam artian bergaul, bersekolah bahkan berpacaran. Perbedaannya ditampilkan dalam agama dan suku dari kedua tokohnya. Yang kayak gini termasuk hebat, karena pembuat filmnya harus benar-benar tau seluk beluk Islam dan Kristen secara bersamaan.”

c. Judul Film CinTa

Judul merupakan sorotan yang dapat membentuk berbagai pendapat setiap orang. Judul adalah nama yang dipakai dalam film, buku, lagu atau apapun yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud yang ingin disampaikan. Dalam menanggapi judul film tersebut, masing-masing informan memberikan pernyataan berbeda. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan I mengatakan bahwa CinTa adalah akronim Cina, Tuhan dan Annisa. Menurutnya penggabungan nama-nama tersebut menunjukkan tokoh tokoh sentral yang ada di dalam film tersebut. Selain itu, Informan I juga memaknai judul film tersebut sebagai gambaran isi cerita film yaitu cinta Cina dan Annisa yang tidak bisa dipersatukan karena Tuhan yang memisahkan. Informan III memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda dari Informan I. Ia juga mengatakan bahwa judul film yang digunakan merupakan akronim dari nama-nama pemeran dalam film tersebut. Namun keberadaan Tuhan yang muncul diantara Cina dan Annisa, menurutnya adalah sebagai sosok yang sangat dicintai oleh keduanya. Informan III memaknai judul film CinTa sebagai kisah cinta segitiga antara manusia dengan tuhan dan manusia lainnya. Informan IV melihat penggunaan judul tersebut sebagai jawaban dari masalah-masalah yang dihadirkan dalam film tersebut tentang perbedaan dan konflik. Ia memaknai penggunaan kata CinTa sebagai judul film dalam arti kata cinta yang sebenarnya, yaitu rasa kasih sayang. “Waktu nonton filmnya aku merasa film ini cuma menunjukkan kalo ada masalah aja, yaitu perbedaan. Dan belum ngasih solusi untuk masalah tersebut. Jadi menurut aku dari judulnya CinTa itu seperti gambarin masih ada harapan untuk menjembatani semua perbedaan yaitu melalui rasa cinta antar sesama manusia. Rasa cinta itu yang menjauhkan kita dari konflik.” Sementara dalam menanggapi judul film, Informan II dan V memiliki pandangan yang hampir serupa. Mereka mengatakan bahwa penggunaan judul CinTa dikarenakan isi film tersebut menceritakan tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang melalui banyak perbedaan satu sama lain. Walaupun pada akhirnya harus mengalah pada perbedaan-perbedaan yang ada dan memutuskan untuk berpisah. Seperti yang dikatakan Informan V berikut. “Dari judulnya aja udah ketauan kalo film ini menceritakan tentang kisah cinta. Tapi yang membedakannya dengan film cinta yang lain mungkin terletak pada problem yang dimunculkan. Kalo pada umumnya problemnya tentang status sosial, si miskin dan si kaya, film ini lebih berani mengangkat tentang beda agama. Yah walaupun pada akhirnya harus pisah juga lantaran perbedaan yang dihadapi mungkin terlalu berat untuk dicari jalan tengahnya.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

d. Alasan Pembuatan Film CinTa