Universitas Sumatera Utara
Secara metodologi, reception analysis termasuk dalam paradigma interpretive, dimana menurut Neuman Hadi, 2009: 4
“Interpretive “is the systematic analysis of socially meaningful action through the direct detailed observation of people in natural
settings in order to arrive at understandings and interpretations of how people create and maintain their worlds”.
Artinya paradigma interpretif dalam konteks penelitian sosial digunakan untuk melakukan interpretasi dan memahami alasan-alasan dari para pelaku
terhadap tindakan sosial yang mereka lakukan, yaitu cara-cara dari para pelaku untuk mengkonstruksikan kehidupan mereka dan makna yang mereka berikan
kepada kehidupan tersebut.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung dan tanpa mediator mengenai suatu objek untuk melihat lebih dekat mengenai
objek tersebut. Dalam observasi ini, peneliti berada diluar objek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Dengan demikian, pengamat akan lebih memudahkan dalam mengamati kemunculan tingkah laku daripada informan Soehartono, 2008: 69-70.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Observasi nonpatisipan merupakan metode observasi
tanpa ikut peran serta dalam melakukan aktivitas seperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak Kriyantono,
2008: 108-110. b.
Wawancara Mendalam Indepth Interview Dalam hal ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
wawancara secara mendalam. Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai Bungin, 2001: 133.
Wawancara mendalam dilihat oleh peneliti sebagai sebagai sebuah kolaborasi antara pewawancara dan informan. Di mana apa yang ingin
didiskusikan oleh informan sama pentingnya dengan apa yang ingin
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
didiskusikan oleh pewawancara. Para peneliti yang memilih wawancara mendalam tertarik dengan terhadap arah yang ingin ditentukan informan.
Mereka tidak mementingkan pengujian hipotesis melainkan mencari tahu pengalaman-pengalaman informan West Turner, 2007: 83
Adapun standar wawancara yang digunakan adalah tipe open-ended. Wawancara tipe ini sangat membutuhkan kecermatan dalam penyusunan
pertanyaan baik dalam kaitan susunan item, bagian-bagian yang dicakup maupun dalam pilihan kata atau kalimat. Pertanyaan-pertanyaan pada
wawancara tipe ini bersifat lebih terstruktur dan mendetail. Hal tersebut dikarenakan bahwa peneliti memang bermaksud untuk memperoleh
kepastian kepada setiap subjek informan, bahwa telah disampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sama, dengan cara yang sama, termasuk
standar yang digunakan Pawito, 2007: 134. c.
Studi Kepustakaan Library Research Selanjutnya adalah pengumpulan data dari hasil telaah data yang
didapatkan melalui studi kepustakaan, baik berupa buku, majalah, dokumen, laporan, catatan dan sumber lainnya.
3.6 Teknik Analisis Data