Universitas Sumatera Utara
sehari-hari pun terus bergulir dengan diisi berbagai diskusi mengenai perbedaan agama mereka. Pergulatan pendapat yang dikemas dengan diskusi yang santai
dengan tanpa memunculkan konflik. Dari masalah apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh Islam maupun Kristen.
Cina meyakini Hukum Newton 1 versinya : “Kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran”. Hukum Newton versi Cina, mendapat tamparan
ketika dia bertemu Annisa. Tak istimewa secara akademik, bukan berarti Annisa tak cerdas, alam pikirnya bahkan melambung jauh di atas nilai-nilai akademiknya.
Saling mempesona, jadilah Cina dan Annisa menabur benih cinta dan kasih sayang.
Pada tahun itu, perayaan Idul Fitri dan Natal saling berdekatan. Sebagai dua orang sahabat yang saling toleransi, Cina membantu Annisa membuat ketupat
pada saat Idul Fitri. Begitu pun sebaliknya, Annisa membantu Cina menghias pohon terang saat Natal.
Bersama dengan penulis naskah Sally Anom Sari, Sammaria merancang karakter, setting, dan dialog yang sederhana dan mengusik kesadaran masyarakat
penuh warna di Indonesia. Dialog-dialog yang dipakai dalam film ini terbilang cukup berat dan masih bersentuhan dengan agama. Ini terlihat pada dialog antara
Cina dan Annisa mengenai siapa pendamping mereka kelak. Annisa sudah dijodohkan ibunya dengan seorang keturunan Tionghoa beragama Islam.
Sedangkan Cina ingin istrinya kelak mencintai tuhannya lebih dari dirinya. Rasa emosi kemudian muncul ketika Cina dan Annisa memperdebatkan
masalah pengeboman gereja-gereja di Indonesia pada Hari Natal. Cina memutuskan untuk mengambil beasiswanya dan pergi ke Singapura. Cina merasa
kehadirannya sebagai orang Kristen tidak akan diterima di Indonesia apalagi bila menjadi seorang pemimpin, karena dia menyadari bahwa mayoritas orang
Indonesia adalah muslim.
4.1.2 Latar Belakang Informan Informan I
adalah seorang staf pengajar sekaligus alumni dari Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara. Informan I adalah seorang wanita yang memiliki bentuk wajah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
lonjong, hidung yang tidak terlalu mancung, mata bulat, serta bibir yang tipis. Ia memiliki tinggi badan sekitar 160 cm cm dan berat badan sekitar 42 kg.
Dalam kesehariannya ia selalu menggunakan jilbab yang lebar dipadukan dengan baju terusan panjang. Ia sering tampil dengan busana berwarna lembut,
walau terkadang ia juga memberanikan diri menggunakan warna yang cerah. Informan I lahir di Medan, 24 September 1987. Ayahnya berdarah Banjar,
sedangkan sang ibu berdarah campuran Aceh dan Jawa. Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Walaupun memiliki adik perempuan, namun ia mengaku
tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat. Hal tersebut dikarenakan perbedaan sifat yang begitu kentara.
Kedua orangtua Informan I mendidik anak-anaknya dalam lingkungan agama yang kuat serta demokratis. Baik urusan pendidikan, pekerjaan, ataupun
pasangan hidup, dipercayakan sepenuhnya kepada anak-anaknya. Walaupun ketiga saudaranya sudah menikah dan usia Informan I sudah cukup memasuki
jenjang pernikahan, ia mengaku tidak mendapat paksaan dari pihak keluarga. Saat ini Informan I masih tinggal dengan kedua orangtua dan seorang saudara laki-
lakinya. Informan I memiliki sifat yang ramah, periang namun sangat tegas. Ia
sering melibatkan diri dalam diskusi panjang mengenai banyak hal. Mulai dari politik, ekonomi, budaya, hingga film dan musik. Tidak jarang ia pulang larut
malam karena terlalu asyik mengobrol dengan dosen ataupun teman-temannya. Dengan wawasannya yang luas serta sifatnya yang ramah, ia tidak sulit
mengakrabkan diri dengan orang lain. Namun jika ada seseorang atau sesuatu hal yang ia anggap berlaku salah, ia tidak segan menunjukkan ketegasannya melalui
ucapannya yang blak-blakan dan bernada ketus. Informan I memiliki hobi menonton film dan membaca. Film favoritnya
adalah “Confucius”, sedangkan buku favoritnya adalah “Budaya Konsumerisme” yang ditulis oleh Jean Baudillard. Setelah menonton film atau membaca buku
yang diangapnya bagus, ia selalu merekomendasikannya pada teman bahkan mahasiswanya di kelas.
Saat masih berstatus mahasiswa, informan I pernah menjadi kakak mentor agama Islam bagi mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara. Walau tidak lagi aktif sebagai mentor, ia masih menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan adik-adik bimbingannya ataupun dengan kawan-
kawan sesama mentor. Ia juga sering menghabiskan waktunya untuk sekedar berdiskusi atau berkumpul dengan teman-temannya di Kede Keupie Ulee Kareng,
Mie Sop Kampung dan Warung Steak and Shake. Selain itu ia juga aktif dalam kegiatan di luar kampus. Seperti menjadi
guru bagi anak-anak jalanan, menyelenggarakan bakti sosial serta melakukan penelitian sosial ke daerah di luar kota Medan.
Informan I pertama kali menonton film CinTa pada tahun 2009. Saat itu ia mengikuti acara nonton bareng yang diadakan di kampus. Karena merupakan
film Indie, film CinTa tidak diputar di bioskop.
Informan II adalah seorang mahasiswi di Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Ia adalah wanita berkulit putih, dengan mata sipit, bibir tipis serta rambut hitam lurus
hingga ke bahu. Kaus lengan pendek berkerah dan celana jeans sering menjadi pilihannya saat beraktifitas di luar rumah. Warna merah terang merupakan warna
favoritnya. Tidak heran jika ia memiliki banyak koleksi pakaian dengan warna tersebut.
Informan II adalah wanita ber-etnis Tionghoa. Ia lahir di Kisaran, 15 Juli 1991. Ia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Orangtua Informan II
mendidik ia dan kedua saudaranya dalam background agama Budha yang kuat dan tekun. Di dalam keluarganya, ia diajarkan untuk selalu disiplin, mandiri, jujur
serta cekatan. Walaupun kondisi keluarganya serba berkecukupan, Informan II tidak pernah dimanjakan oleh orangtuanya. Ia bahkan dibiasakan hidup hemat dan
sederhana sejak kecil. Informan II juga mengakui bahwa ia dan keluarganya jarang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di lingkungan tempat tinggal
mereka. Informan II memiliki hobi travelling. Ia sering menghabiskan masa libur
kuliah untuk refreshing ke berbagai tempat wisata, seperti Berastagi dan gunung Sinabung. Selain itu, ia dan keluarganya juga pernah berlibur ke luar negeri
seperti ke Malaysia, Thailand dan Singapura. Melalui hobinya ini ia mengaku
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dapat terbebas dari rasa jenuh dan stress. Sehingga sewaktu kembali ke rutinitas sehari-hari, ia mendapat semangat dan energi baru untuk beraktivitas.
Selain travelling, Informan II juga hobi menonton film. Ia menyukai film dengan genre action. Film favoritnya adalah G.I. Joe: Retaliation. Ia tidak begitu
suka dengan film ber-genre drama percintaan. Namun saat diadakan acara nonton bareng film CinTa di kampus tahun 2009, ia merasa tertarik untuk menonton.
Menurutnya film ini berbeda dari film drama cinta pada umumnya. Dalam pergaulan, Informan II dikenal sebagai sosok yang cuek. Ia jarang
mengobrol panjang atau sekedar berkumpul dengan teman-teman kampus selain kelompoknya. Ia juga jarang melibatkan diri dalam aktivitas kampus di luar
perkuliahan. Ia lebih sering menghabiskan waktu di kantin kampus, bercengkrama dengan teman-teman genk-nya sambil menikmati segelas cappucino kesukaannya.
Wanita yang memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dan berat badan sekitar 57 kg ini juga memiliki sifat yang sangat lugas. Ia tidak suka berpura-pura dalam
bertutur kata maupun bersikap. Sehingga tidak jarang teman-temannya menjuluki ia sebagai ‘si lidah tajam’. Ia sendiri tidak keberatan mendapat julukan tersebut.
Karena baginya lebih baik jujur dan berkata pahit, daripada menjadi pribadi yang munafik.
Informan II mengidolakan penyanyi asal Inggris, Adele. Lagu favoritnya adalah “Someone Like You” dan “Rolling In The Deep”. Lagu ini sering ia putar
sebagai pengantar tidur. Walau tidak begitu mahir menyanyikannya, ia tetap menyukai lagu-lagu ini karena liriknya yang mengena di hati.
Informan III adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di Departemen
Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Ia adalah pria bertubuh agak gemuk dan tidak terlalu tinggi. Ia memiliki gaya rambut semi-
plontos, wajah bulat, mata dan hidung yang besar, bibir yang kecil serta warna kulit sawo matang.
Ia menyukai warna-warna yang gelap, seperti hitam dan coklat. Pakaian yang ia kenakan juga kebanyakan berwarna tersebut. Ia takut terlihat norak dan
aneh jika menggunakan pakaian yang berwarna cerah atau full colour. Informan III memiliki hobi bermain sepakbola. Menurutnya sepakbola
tidak hanya menyehatkan, namun juga bermanfaat untuk menanamkan sportifitas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dan memperluas pertemanan. Hampir setiap sore ia meluangkan waktu untuk bermain sepakbola ataupun futsal bersama teman-temannya.
Hobi lain yang ia miliki adalah membaca. Ia sangat menyadari bahwa pendidikan harus menjadi prioritas utama. Buku-buku yang ia baca tidak hanya
seputar perkuliahan saja. Ia juga gemar mengoleksi buku-buku keagamaan. Buku favoritnya adalah “Isa Bagi Semua Bangsa” dan “Dialog Muslim dan Nasrani”.
Menurutnya buku-buku ini sangat bagus untuk membuka wawasan baru bagi masyarakat beragama.
Informan III sangat mengidolakan mantan Presiden ke-4 RI, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gusdur. Menurutnya Gusdur
adalah sosok yang berani, tegas, egaliter, dan jujur. Selain itu ia juga menambahkan bahwa dibalik pemikiran gusdur yang unik, terkesan “nyeleneh”
dan kontroversial, terdapat segudang pemahaman hidup yang menjadi sumber inspirasi bagi berbagai generasi dan golongan.
Informan III lahir di Damuli, 13 November 1990. Ia merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Ayahnya adalah pegawai di PTPN IV, sedangkan ibunya adalah
seorang guru Sekolah Dasar SD. Kedua orangtuanya berdarah Batak. Sebagai anak dari pemuka agama di kampungnya, informan III beserta saudaranya
dibesarkan dalam nuansa agama yang kental. Walaupun ia adalah anak lelaki tertua di keluarganya, ia mengaku tidak mendapat perlakuan istimewa dari kedua
orangtuanya. Ia justru diberi tanggung jawab yang besar untuk menjadi teladan bagi adik-adiknya.
Pria yang menyukai sayur lodeh dan ikan asam manis ini dikenal sebagai sosok yang ramah dan bersahabat. Ia mudah akrab dengan orang yang baru
dikenalnya. Hal tersebut dikarenakan ia sangat suka mengobrol dan bertukar pikiran dengan banyak orang. Ia juga tidak memilih-milih teman dalam pergaulan
yang ia miliki. Menurutnya setiap orang punya sisi yang unik dalam hidupnya masing-masing, sehingga menarik untuk dibagi dengan orang lain. Karena
baginya guru bisa siapa saja dan dimana saja. Informan III banyak menghabiskan waktunya di kampus, lapangan
sepakbola, rumah kos, dan sekretariat organisasi yang diikutinya. Organisasi yang aktif ia ikuti hingga sekarang adalah Forum Kristiani Pemimpin Muda Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
FKPMI dan Creative English Club CEC. Ia hanya sesekali dalam sebulan pergi menonton film di bioskop atau nongkrong di kafe. Ia sendiri baru menonton
film CinTa pada tahun 2013 ini, sebagai film yang direkomendasikan oleh salah seorang temannya.
Informan IV adalah seorang mahasiswi semester 4 Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki tinggi badan sekitar 151 cm dan berat badan sekitar 48 kg. Ia memiliki bentuk wajah yang lonjong, mata bulat,
hidung yang mancung, serta bibir yang tipis. Potongan rambut pendeknya yang ikal dan hitam terlihat selaras dengan kulitnya yang putih bersih.
Informan IV sangat menyukai es krim. Di saat sedih, jenuh atau stres dikarenakan rutinitas sehari-hari, baginya es krim dapat menjadi obat yang
menenangkan. Kafe-kafe yang menyediakan menu es krim seperti Fountain, City Ice dan Es Krim Ria, menjadi tempat “tongkrongan” utamanya.
Selain es krim, Informan IV juga sangat menyukai mie ayam. Dalam seminggu, ia bisa makan 2-4 kali. Karena itu, ia sering mendapat teguran dari
teman-temannya. Namun ia mengakui kebiasaan tersebut sangat sulit untuk dihilangkan.
Informan IV lahir di Siantar, 28 Juni 1993. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Kedua orangtuanya berdarah Batak. Ayahnya adalah pegawai
di PTPN IV, sedangkan ibunya adalah seorang guru Sekolah Dasar SD. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan banyak perbedaan yang ada di keluarga besarnya,
terutama dari pihak ibu. Opung dan 3 saudara tertua dari pihak ibunya masih menganut agama kepercayaan suku, yakni Parmalim. 2 saudara laki-laki lain
ibunya menganut agama Islam. Seorang saudara perempuan menganut agama Kristen Katolik, sedangkan ibunya menganut agama Kristen Protestan. Tidak
heran jika dalam setahun Informan IV bisa merayakan beberapa hari raya keagamaan.
Informan IV memiliki sifat yang ramah, ceria, dan terbuka. Dalam pertemanan, ia juga tidak terlepas dari perbedaan. Kelompok pertemanannya
terdiri dari 9 orang. 6 diantaranya beragama Islam, sedangkan 3 orang lainnya beragama Kristen. Meskipun begitu, ia tidak pernah mengalami kesulitan akibat
adanya perbedaan tersebut. Bahkan menurut pengakuannya, ia dan sahabat-
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sahabatnya banyak berdiskusi mengenai agama dan saling menghormati keyakinan masing-masing.
Informan IV memiliki hobi berenang. Sejak berusia 9 tahun, ia sudah mahir melakukan olahraga air tersebut. Namun karena padatnya jadwal kuliah dan
kegiatan lainnya, ia tidak bisa pergi berenang sesering saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Selain berenang, ia juga memiliki hobi menulis. Ia sering
menuliskan pikiran serta ide-ide yang ia miliki tentang berbagai hal. Saat ini, ia belum percaya diri untuk mempublikasikan tulisan-tulisannya secara luas.
Sehingga apa yang ia tuliskan hanya menjadi konsumsi pribadi. Informan IV yang pernah menjuarai lomba pidato saat SMA ini, terlibat
aktif sebagai anggota dari Forum Kristiani Pemimpin Muda Indonesia FKPMI. Ia pertama kali menonton film CinTa pada tahun 2011.
Informan V adalah seorang mahasiswa semester 6 Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Ia adalah pria berwajah lonjong, hidung mancung, mata bulat besar, dan bibir dengan ketebalan
sedang. Ia memiliki potongan rambut pendek dan tipis, serta warna kulit hitam. Informan V menyukai warna-warna yang cerah seperti putih, dan biru
muda. Walau berkulit hitam, ia tidak takut menggunakan pakaian berwarna cerah. Karena menurutnya warna-warna gelap justru akan membuat kulitnya terlihat
semakin gelap. Dalam kesehariannya, ia sering menggunakan kemeja bercorak liris atau kotak, yang dipadukan dengan celana jeans.
Informan V lahir di Tanjung Pati, 23 Maret 1993. Ia merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Kedua orangtua Informan V menjalankan usaha pembuatan
keripik. Usaha keluarga ini sudah berjalan cukup lama dan menjadi salah satu produk keripik yang terkenal di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Ayah dan
ibunya berdarah Minang. Keluarga besarnya masih menjalankan adat matrilineal, yaitu adat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Belum ada satu
orang pun dalam keluarga besarnya yang melakukan pernikahan beda suku. Walaupun kedudukan anak perempuan lebih tinggi dalam keluarga suku
Minang, tidak ada perlakuan berbeda yang diberikan orangtua Informan V terhadap masing-masing anaknya. Ia beserta saudara-saudarinya dididik dan
dibesarkan dalam lingkungan agama islam yang kental. Ia juga sangat dekat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan ibunya. Sang ibu sering menjadi teman curhat dan teman berdiskusi. Foto- foto ibunya selalu menghiasi meja belajar, dompet, wallpaper laptop, ponsel,
hingga di akun jejaring sosial yang ia miliki. Dalam pergaulan, pria yang bercita-cita sebagai pengusaha ini dikenal
sebagai sosok yang lembut dan lucu. Ia mudah merasa iba dan penuh perhatian kepada teman-temannya. Informan V mengaku pada awalnya kesulitan bergaul
dengan teman-teman di kampus dikarenakan gaya komunikasi yang berbeda. Sebagai pribadi yang lahir dan besar dalam adat Minang, ia terbiasa untuk
bertuturkata dengan santun dan lembut. Tidak heran jika ia sempat mengalami “culture shock” ketika datang ke kota Medan untuk melanjutkan kuliah. Namun
hal itu tidak berlangsung lama. Karena sifatnya yang lucu, ia dapat mencairkan suasana dengan menjadikan perbedaan-perbedaan tersebut sebagai bahan lelucon.
Saat ini Informan V aktif sebagai anggota IMAPALIKO Ikatan Mahasiswa Payakumbuh Lima Puluh Kota dan BP2M Badan Pengelola dan Pengembangan
Mushollah FE USU. Informan V memiliki hobi bermain sepakbola dan bermain games. Setiap
minggu ia selalu menyempatkan diri untuk bermain sepakbola ataupun futsal bersama teman-temannya. Bahkan di waktu yang tidak memungkinkannya untuk
bermain sepakbola di lapangan, ia tetap bisa memainkan permainan sepakbola di playstation 3. Ia bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam memainkan games
kesukaannya. Kecintaan pada sepakbola membuat Informan V sangat mengidolakan
pesepakbola profesional Ryan Giggs dan Wayne Rooney. Keduanya berasal dari klup sepakbola yang sama, yaitu Manchester United. Selain mahir mengolah bola
di lapangan, di mata Informan V kedua pesepakbola tersebut sangat berdedikasi pada klub dan negara. Menurutnya, Ryan Giggs dan Wayne Rooney pantas
menjadi role model bagi para olahragawan. Karena keduanya memiliki sifat yang humble dan low profile baik di dalam maupun luar lapangan.
Informan V banyak menghabiskan waktunya di musholla kampus, lapangan sepakbola, dan rumah kos. Namun jika ada big match yang
mempertandingkan Manchester United, Informan V biasanya akan ikut nonton bareng di beberapa kafe, seperti Coffee Kita dan The Kop Coffee. Ia sendiri baru
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menonton film CinTa pada tahun 2013 ini karena direkomendasikan oleh teman- temannya.
4.1.3 Interpretasi Penonton 4.1.3.1 Interpretasi terhadap Film