Universitas Sumatera Utara
d. Alasan Pembuatan Film CinTa
Berbagai faktor dapat dijadikan alasan mengapa suatu karya cipta manusia seperti film dibuat. Film sebagai hasil karya manusia pasti berkaitan erat dengan
berbagai aspek dalam kehidupan. Pembuatan film CinTa pasti juga memiliki alasan tersendiri bagi filmmaker-nya. Sedangkan penonton dapat memberikan
pendapat ataupun pandangannya mengenai alasan pembuatan film tersebut. Masing-masing informan memberikan pendapat yang berbeda mengenai
alasan pembuatan film CinTa. Informan I memberikan persepsi bahwa pembuatan film tersebut berangkat dari apa yang dialami dan dirasakan oleh si
filmmaker ataupun orang-orang di sekitarnya mengenai perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat.
“Film ini mungkin berangkat dari rasa gelisah dan juga rasa ingin tahu si pembuat film tentang apa itu tuhan. Karena kenyataannya
Indonesia itu penuh dengan perbedaan. Semua perbedaan ada, mulai dari agama, suku, etnis dan juga ras. Dan semua perbedaan
itu digambarkan dengan cukup baik dalam film ini. Jadi menurutku film ini berangkat dari kegelisahan tentang perbedaan, dan apakah
pada akhirnya perbedaan tersebut menjadi poin yang memicu konflik atau malah memungkinkan terjadinya dialog untuk dapat
hidup dengan damai. Lagipula yang namanya film itu pasti merupakan hasil proses berpikir dari si pembuatnya. Yah pastilah
ceritanya nggak jauh-jauh dari kehidupan pembuatnya sendiri ”
Informan II mengatakan alasan film itu dibuat adalah untuk menggambarkan trend yang kini sedang mewabah di masyarakat, yaitu
pernikahan beda agama ataupun suku. Menurutnya film ini berupaya menampilkan solusi untuk konflik yang rentan muncul dalam pernikahan tersebut.
Selain itu, ia berasumsi bahwa melalui film ini si filmmaker mencoba memberikan sudut pandang baru kepada masyarakat Indonesia yang mayoritas masih bersikap
fanatik terhadap agama ataupun sukunya sendiri. Sehingga masyarakat bisa menerima keberadaan pernikahan beda agama atau suku serta tidak bersikap
negatif terhadap orang-orang yang melakukannya. “Latar belakangnya mungkin karena melihat sekarang sudah
banyak orang yang menikah antar suku dan agama. Dan pasti dalam pernikahan antar suku atau agama ada konflik-konflik
khusus yang terjadi. Dan menurutku film ini mencoba memberi solusi itu kepada orang-orang yang menikah campur untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan konflik mereka. Film ini juga coba ngasi lihat sama kita semua sisi lain dari nikah beda agama atau suku.”
Sementara Informan III, IV dan V memberikan pernyataan bahwa filmmaker ingin melihat respon masyarakat terhadap persoalan-persoalan terkait
isu SARA melalui film tersebut. Menurut mereka filmmaker sengaja menyajikan konflik melalui kisah cinta agar penonton lebih mudah mencerna permasalahan
dan memberi tanggapan. Seperti yang disampaikan Informan III berikut. “Memang nyatanya Indonesia ini berbeda-beda mulai dari suku,
agama, etnis dan lainnya. Mungkin ini yang membuat filmmaker penasaran kira-kira gimana respon orang-orang kalo perbedaan
ini malah jadi penghalang di percintaan. Mereka pengen lihat gimana respon cowok kalo pacarnya beda agama sama dia, atau
seorang ibu yang anaknya pengen nikah sama orang yang beda agama, atau gimana respon pemuka agama. Kenapa cinta yang
dipilih ? Yah secara kalo tentang cinta-cintaan orang biasanya cepat nangkap.”
Dalam wawancaranya dengan Nelly Andon Boru Torus dari Project Tapanuli, Sammaria Simanjuntak sang sutradara menyatakan bahwa alasan
membuat film CinTa adalah sebagai bentuk curahan hatinya terhadap tuhan http:www.dailymotion.com.
e. Isi Film CinTa