57 di masa depan. Adapun kaitan visi dan misi dari sekolah yang peneliti sampaikan
disini adalah untuk memberikan informasi yang lebih jelas kepada pembaca mengenai tempat lokasi peneliti melaksanakan penelitian.
2. Keadaan Siswa SMPN 3 Kota Tangerang Selatan banyak peminatnya, jumlah siswa pada
suatu kelas maksimal 40 siswa untuk kelas regular dan 20 siswa untuk kelas akselerasi. Adapun jumlah keseluruhan kelas tahun ajaran 20102011 adalah 29
kelas dimana kelas VII memiliki 11 kelas pararel, kelas VIII memiliki 9 kelas pararel, dan kelas IX memiliki 9 kelas pararel. Berdasarkan data dari file sekolah
yang peneliti perolah dari bagian tata usaha
55
, diperoleh data mengenai jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah siswa SMPN 3 Kota Tangerang Selatan Tahun ajaran 20102011
No. Data Kelas
Jumlah Rombel
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII
10 227
171 398
2 Kelas VIII
9 194
171 365
3 Kelas IX
8 150
159 309
4 Kelas VIII Aksel
1 6
14 20
4 Kelas IX Aksel
1 7
9 16
J U M L A H 29
584 524
1108
Data siswa ini penting karena dari data inilah peneliti memilih dan menentukan sampel penelitian.
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekHasil Intervensi Tindakan
1. Pembelajaran IPS di Kelas VIII-2 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan Peneliti melakukan observasi dan wawancara awal dengan guru IPS kelas
VIII pada Tanggal 21 April dan 4 Mei 2011. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas VIII dan mengetahui tentang hasil
belajar IPS dan penerapan model pembelajaran.
55
File sekolah, SMPN 3 kota Tangerang Selatan ……….
58 Dari hasil wawancara diperoleh data yaitu keadaan kelas pada saat
pembelajaran kurang kondusif, dimana pada saat proses belajar mengajar banyak siswa yang mengobrol, bercanda dan siswa kurang siap akan pelajaran hari itu,
dan banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Rata-rata hasil belajar IPS siswapun masih cukup rendah dimana setengah dari jumlah
siswa mendapat nilai kurang dari Kriterian Ketuntasan Minimum KKM yaitu sebesar 65. Dalam proses pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam
menggunakan metode pembelajaran karena siswa sulit diatur dan fasilitas yang kurang mendukung. Selama mengajar guru lebih sering menggunakan metode
ceramah, hafalan, dan penugasan. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII- 2 sebagai kelas yang cocok untuk penelitian, terkait dengan permasalahan hasil
belajar siswa dalam belajar IPS. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru selama mengajar di kelas tersebut. Dalam pengamatan ini
terlihat hasil belajar siswa masih rendah. Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan siswa dilakukan pada
tanggal 5 Mei 2011. Wawancara dilakukan dengan random kepada sepuluh siswa kelas VIII.2. Tujuan wawancara dengan siswa adalah untuk mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi dalam pembelajran IPS, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar serta penggalian informasi tentang model pembelajaran yang
disenangi oleh siswa agar hasil belajar mereka meningkat. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh data mengenai beberapa kendala dalam pembelajaran IPS
yaitu siswa merasa bosan dengan model pembelajaran IPS di kelas, suasana kelas terkadang berisik, dan rendahnya hasil belajar.
Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Peneliti manggunakan
dua siklus dalam penelitian ini, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Selain wawancara, peneliti juga memberikan preetest dan postest pada siswa di awal dan
akhir siklus. Data berikut adalah data hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur yang menjadi temuan yang memperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan. Berikut
59 disajikan data hasil prestasi belajar siswa dari siklus I hingga siklus II dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik histogram dan Ngain.
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Preetest Siklus I
33, 40, 40, 40, 40, 40, 40, 40, 40, 40 40, 40, 46, 46, 53, 53, 53, 53, 53, 53
53, 53, 53, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60 60, 60, 60, 60, 66, 73, 73, 73, 73
a. Menentukan rentang R
R= 73 – 33 = 40
b. Menentukan banyak kelas interval K K= 1+3,3 Log n
K= 1+3,3 1,59= 6,25 c. Menentukan panjang kelas interval
P= 40 = 6,6 6, 7 6
d. Frekuensi relative dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu:
Tabel 4.2
Hasil perolehan nilai tes awal siklus I No
Nilai Frekuensi
Persentase 1
33-38 1
139 x 100= 2,6 2
39-44 11
1139 x 100 = 28,2 3
45-50 2
239 x 100 = 5,1 4
51-56 9
939 x 100 = 23,1 5
57-62 11
1139 x 100 = 28,2 6
63-68 1
139 x 100 = 2,6 7
69-74 4
439 x 100 = 10,2 Jumlah
39 100
∑ x = 52,8 Rata-rata
52,8 39 = 1,35
60 ∑ x = 33x1+40x11+46x2+53x9+60x11+66x1+73x4
= 2060 =52,8 39
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siklus I
53, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60 60, 66, 66, 66, 66, 66, 73, 73, 73, 73
73, 73, 73, 73, 73, 73, 73, 80, 80, 80 80, 80, 80, 80, 80, 86, 86, 86, 93
a. Menentukan rentang R R= 93
– 53 = 40 b. Menentukan banyak kelas interval K
K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 39
K= 1+3,3 1,59= 6,25
c. Menentukan panjang kelas interval P= R
K P= 40 = 6,6 6, 7
6 K=7 P=6
d. Frekuensi relative dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu:
Tabel 4.3
Hasil perolehan nilai tes akhir siklus I No
Nilai Frekuensi
Persentase 1
53-58 1
139 x 100= 2,6 2
59-64 10
1139 x 100 = 28,2 3
65-70 5
239 x 100 = 5,1 4
71-76 11
939 x 100 = 23,1
61 5
77-82 8
1139 x 100 = 28,2 6
83-88 3
139 x 100 = 2,6 7
89-94 1
439 x 100 = 10,2 Jumlah
39 100
∑ x = 95,05 Rata-rata
95,05 39 = 2,44 ∑ x = 53x1+60x10+66x5+73x11+80x8+86x3+93x1
= 3707 = 95,05 39
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Preetest Siklus II
53, 53, 53, 53, 53, 53, 53, 53, 60, 60 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 66, 66, 66
66, 66, 66, 66, 66, 66, 66, 66, 66, 66 66, 66, 73, 73, 80, 80, 86, 93, 93
a. Menentukan rentang R R= 93
– 53 = 40 b. Menentukan banyak kelas interval K
K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 39
K= 1+3,3 1,59= 6,25
c. Menentukan panjang kelas interval P= R
K P= 40 = 6,6 6, 7
6 K=7 P=6
d. Frekuensi relative dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu:
Tabel 4.4
Hasil perolehan nilai tes awal siklus II No
Nilai Frekuensi
Persentase
62 1
53-58 8
839 x 100= 20,5 2
59-64 9
939 x 100 = 23,1 3
65-70 15
1539 x 100 = 38,5 4
71-76 2
239 x 100 = 5,1 5
77-82 2
239 x 100 = 5,1 6
83-88 1
139 x 100 = 2,6 7
89-94 2
239 x 100 = 5,1 Jumlah
39 100
∑ x = 64,9 Rata-rata
64,9 39 = 1,66 ∑ x = 53x8+60x9+66x15+73x2+80x2+86x1+93x2
= 2532 = 64,9230769 39
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siklus II
66, 66, 66, 73, 73, 73, 73, 73, 73, 73 73, 73, 73, 73, 73, 73, 80, 80, 80, 80
80, 80, 80, 80, 86, 86, 86, 86, 86, 86 86, 86, 93, 93, 93, 93, 93, 93, 93
a. Menentukan rentang R R= 93
– 66 = 27 b. Menentukan banyak kelas interval K
K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 39
K= 1+3,3 1,59= 6,25
c. Menentukan panjang kelas interval P= R
K P= 27 = 4,5 5,6
6
63 K=5 P=6
d. Frekuensi relative dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu:
Tabel 4.5
Hasil perolehan nilai tes akhir siklus II No
Nilai Frekuensi
Persentase 1
66-71 3
339 x 100 = 7,7 2
72-77 13
1339 x 100 = 33,3 3
78-83 8
839 x 100 = 20,5 4
84-89 8
839 x 100 = 20,5 5
90-95 7
739 x 100 = 18,0 Jumlah
39 100
∑ x = 80,1 Rata-rata
80,1 39 = 2,05 ∑ x = 66x3+73x13+80x8+86x8+93x7
= 3126 = 80,1538462 39
Gambar 4.1
Diagram distribusi preetest siklus I
64
Gambar 4.2
Diagram distribusi postest siklus I
Gambar 4.3
Diagram distribusi preetest siklus II
2 4
6 8
10 12
33-38 39-44
45-50 51-56
57-62 63-68
69-74
frekuensi
frekuensi
2 4
6 8
10 12
53-58 59-64
65-70 71-76
77-82 83-88
89-94
Frekuensi
Frekuensi
65
Gambar 4.4
Diagram distribusi posttest siklus II
2 4
6 8
10 12
14 16
53-58 59-64
65-70 71-76
77-82 83-88
89-94
Frekuensi
Frekuensi
2 4
6 8
10 12
14
66-71 72-77
78-83 84-89
90-95
Frekuensi
Frekuensi
66
Tabel 4.6
Deskripsi Data Preetest dan Posttest Pada Siklus I No
Nama Pree
test Post
test N-
Gain Rendah
Sedang Tinggi
1 Adjie Bramantya Putra
40 66
0,43 √
2 Adrian Adiyatin
46 66
0,37 √
3 Andini Prafitasari
53 73
0,42 √
4 Arifin S.
33 53
0,29 √
5 Danang Dwi Prambodo
60 66
0,15 √
6 Dede Maelandi Anwar
40 60
0,33 √
7 Dina Saparidah
53 73
0,42 √
8 Elfira Rusiana
40 60
0,33 √
9 Fitri Yulia
40 60
0,33 √
10 Gigih Puin Asrika
60 80
0,5 √
11 Herlan Restu Karisma
53 73
0,42 √
12 Hilman Lutfi Sari
73 80
0,25 √
13 Imelda Aulia Muzhdalifah
53 73
0,42 √
14 Jonathan Berly Sudanto
40 60
0,33 √
15 M. Aditia Prayoga
73 93
0,74 √
16 M. Nironi
53 60
0,14 √
17 Muhammad Arif Budi Mulya
40 60
0,33 √
18 Muhammad Reza
66 73
0,20 √
19 Muhammad Rizqi Fadillah
60 66
0,15 √
20 Nadia Putri
60 66
0,15 √
21 Nevvy Ardena
60 80
0,5 √
22 Nurul Fadilah
60 73
0,32 √
23 Oseani Umi
73 86
0,48 √
24 Puji Arsidi
53 73
0,42 √
25 Putri Aulia Rahma
60 80
0,5 √
26 Rama Dika Dwi Putra
60 80
0,5 √
67 27
Ratih Putri Utami 53
73 0,42
√ 28
Ratu Safira Rizkia Fakih 60
80 0,5
√ 29
Regita Oktavianika 73
86 0,48
√ 30
Rima Rahma 53
73 0,42
√ 31
Rizkina Fitriani 40
80 0,66
√ 32
Rizqi Kusumo W. 40
60 0,33
√ 33
Sachio Andilo 53
73 0,42
√ 34
Sasa Parera 60
86 0,65
√ 35
Unung Nurhasanah 40
60 0,33
√ 36
Via Yogi Uca Fiandili 40
60 0,33
√ 37
Virda Dinata 60
80 0,5
√ 38
Wulan Ulfiana Syifa 40
60 0,33
√ 39
Yunita Dyan Kartika 46
73 0,5
√ Jumlah
2060 2777 14,29 Rata-rata
52,8 71,2
0.37
68
Tabel 4.7
Deskripsi Data Preetest dan Posttest Pada Siklus II No
Nama Pree
test Post
test N-
Gain Rendah
Sedang Tinggi 1
Adjie Bramantya Putra 66
73 0,20
√ 2
Adrian Adiyatin 60
73 0,32
√ 3
Andini Prafitasari 60
80 0,5
√ 4
Arifin S. 53
73 0,42
√ 5
Danang Dwi Prambodo 66
73 0,20
√ 6
Dede Maelandi Anwar 53
66 0,28
√ 7
Dina Saparidah 66
80 0,41
√ 8
Elfira Rusiana 53
73 0,42
√ 9
Fitri Yulia 53
73 0,42
√ 10
Gigih Puin Asrika 66
86 0,45
√ 11
Herlan Restu Karisma 66
80 0,41
√ 12
Hilman Lutfi Sari 66
86 0,45
√ 13
Imelda Aulia Muzhdalifah 66
80 0,41
√ 14
Jonathan Berly Sudanto 66
73 0,20
√ 15
M. Aditia Prayoga 80
93 0,65
√ 16
M. Nironi 66
73 0,20
√ 17
Muhammad Arif Budi Mulya 53
73 0,42
√ 18
Muhammad Reza 73
86 0,48
√ 19
Muhammad Rizqi Fadillah 66
73 0,20
√ 20
Nadia Putri 66
86 0,45
√ 21
Nevvy Ardena 66
93 0,79
√ 22
Nurul Fadilah 66
80 0,41
√ 23
Oseani Umi 86
93 0,5
√ 24
Puji Arsidi 66
80 0,41
√ 25
Putri Aulia Rahma 66
93 0,75
√ 26
Rama Dika Dwi Putra 60
93 0,82
√ 27
Ratih Putri Utami 60
93 0,82
√ 28
Ratu Safira Rizkia Fakih 80
93 0,65
√ 29
Regita Oktavianika 86
93 0,5
√ 30
Rima Rahma 66
86 0,45
√ 31
Rizkina Fitriani 73
86 0,48
√ 32
Rizqi Kusumo W. 53
66 0,27
√ 33
Sachio Andilo 53
80 0,57
√ 34
Sasa Parera 60
93 0,82
√
69 35
Unung Nurhasanah 60
80 0,5
√ 36
Via Yogi Uca Fiandili 53
73 0,42
√ 37
Virda Dinata 60
86 0,65
√ 38
Wulan Ulfiana Syifa 60
73 0,32
√ 39
Yunita Dyan Kartika 60
73 0,32
√ Jumlah
2498 3160 17,92 Rata-rata
64,1 81,02 0.46 C.
Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi
2 x 40 menit. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah pengertian permintaan, hukum permintaan, tabel permintaan, kurva permintaan,
macam-macam permintaan, contoh macam-macam permintaan, faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilengkapi
lembar observasi untuk setiap pertemuan dan pedoman wawancara yang sebelumnya sudah dilakukan sebelum tindakan.
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur kepada siswa serta peneliti membagi
siswa kedalam kelompok-kelompok kecil untuk melakasanakan diskusi kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor
struktur. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-2 yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 22 perempuan dan 17 laki-laki.
2. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur. Siklus pertama dilakasanakan pada tanggal 11 dan 12 Mei 2011. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur membagi siswa atas 10 kelompok, masing-masing terdiri dari 3-4
orang. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing sesuai nomor yang
70 dimilikinya. Dalam penelitian ini, penjelasan materi dibagi menjadi 4empat
kali pertemuan, dengan melakuakn pretest awal siklus, kemudian pembelajaran di akhiri dengan posttest pada akhir siklus.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama dan kedua adalah optimalisasi tindakan model pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor struktur yang dilakukan pada siklus I. Agar siswa terbisa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kepala
bernomor struktur hendaknya guru mengarahkan langsung model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dengan baik dan benar. Berikut gambar-gambar proses pembelajaran dengan model pembelajran
kooperatif tipe kepala bernomor sruktur:
Gambar 4.5
Suasana Kelas Pada Saat Guru Melakukan Apersepsi
71
Gambar 4.6
Suasana Kelas Pada Saat Pembelajaran
Gambar 4.7
Peneliti Menyuruh Siswa Mempresentasikan Diskusi Kelompok Mereka
72 3. Analisis Data Tes Objektif preetest dan posttest Observasi dan
Wawancara Hasil postest dianalisis dengan menggunakan N gain, sedangkan
tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pengamatan untuk mengamati hasil belajar siswa.
Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang
dilakukan pada siklus adalah sebagai berikut: a. Siswa mulai menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur. b. Siswa lebih mudah bersemangat dalam belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dibandingkan dengan pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor struktur. c. Siswa memahami materi yang disampaikan oleh peneliti dengan
menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur.
d. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subjek berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat mereka.
e. Seluruh siswa menyukai permainan yang diadakan walaupun banyak soal yang harus mereka kerjakan khususnya soal pretest, postes, dan
tugas dalam diskusi kelompok.
4. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I.
Berdasarkan hasil analisis pada tes objektif dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I.
1. Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus I a. Belum tercapainya KKM oleh seluruh siswa
Pada siklus I ini masih terdapat 11 siswa dengan nilai di bawah KKM. Hal ini dikarenakan sulitnya pemahaman siswa akan materi
73 kegiatan perekonomian Indonesia yang baru mereka temui di kelas
VIII serta mereka tidak terbiasa dengan pretest dan posttest. Peneliti akan memperbaiki hal ini di siklus II dengan memberikan
banyak tugas dan juga menambah kualitas mengajar peneliti agar tercapai hasil belajar yang diharapkan.
b. Belum meratanya bimbingan yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa.
Hal ini terjadi karena ada beberapa siswa yang banyak bertanya kepada peneliti sehingga peneliti cenderung memberikan
penjelasan tambahan hanya pada siswa yang bertanya. Hal tersebut dikarenakan jam pelajaran yang terbatas sehingga peneliti kurang
dapat membimbing siswa secara menyeluruh. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah peneliti lebih sering membimbing siswa
dalam kelas bukan hanya kepada siswa yang bertanya namun
kepada seluruh siswa. Peneliti bekerjasama dengan kolaborator
teman sebaya dalam hal membimbing siswa sehingga proses bimbingan akan lebih merata ke seluruh siswa.
c. Siswa kurang memahami materi pembelajaran Terdapat begitu banyak materi kegiatan perekonomian Indonesia
yang membuat siswa sulit untuk memahami materi. Selain itu, siswa lebih berkonsentrasi pada tugasnya masing-masing karena
adanya perasaan bersaing untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan reward.
Dengan adanya keadaan yang demikian, peneliti mengambil langkah dengan memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih
berkonsentrasi pada saat pelajaran berlangsung. Dengan adanya konsentrasi yang baik saat pembelajaran, siswa akan dapat
memahami materi-materi yang dipelajari sehingga lebih siap dalam menghadapi diskusi kelompok dan soal-soal yang diberikan kepada
mereka.
74 2. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I
a. Pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor struktur membuat suasana yang
menyenangkan dalam belajar IPS. Keadaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran siswa sebelum
tindakan yang hanya menggunakan model ceramah dan penugasan saja, sehingga membuat siswa bosan. Dengan adanya model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur, siswa diberikan model pembelajran yang baru dalam belajar IPS dan
ditambah dengan permainan-permainan sehingga membuat suasana baru yang menyenangkan dalam belajar IPS.
b. Siswa mulai terbiasa untuk mengerjakan tugasnya masing-masing tepat pada waktunya sehingga waktu yang lain bisa di manfaatkan
untuk menjelaskan pelajaran dengan baik. Pada setiap pertemuan siswa selalu diberikan tugas masing-masing
di dalam kelompoknya. Subjek harus mengerjakan tugas yang diberikan dengan waktu yang telah ditentukan dan peneliti
mengatakan kepada mereka, siapa yang selesai lebih dulu dan menjawab dengan benar maka mereka akan mendapat satu poin
nilai. Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan karena masih
rendahnya hasil belajar siswa, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah
disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. perbaikan yang dilakukan meliputi: Pertama, tahap perencanaa: membuat media
gambar yang lebih bervariatif lagi dengan memberikan penjelasan- penjelasan yang mudah dimengerti, contoh-contoh yang mudah
dipahami, serta membangkitkan rasa percaya diri siswa saat menjawab pertanyaan guru dan mempresentasikan hasil diskusi.
Kedua, tahap tindakan melakukan tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dengan
75 strategi pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa, seperti
pelaksanaan games dan kuis dalam diskusi kelompok.
D. Tindakan Pembelajaran Siklus II