79 Sebagai bahan perbandingan, berikut disajikan tabel perbandingan
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4.8
Perbandingan Hasli Belajar Siswa Siklus I dan II Nilai Rata-rata
Siklus I Siklus II
Pretes Postes
Pretes Postes
52,8 71,2
64,1 81,02
E. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Tes Objektif Hasil dari preetest dan postest menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Lembar Observasi Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh
kolaborator teman sebaya. Lembar observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan lembar
observasi untuk menilai kualitas guru untuk mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru. Adapun hasil observasi sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Siklus I
No Aspek yang
diobservasi Ket
Nilai Ada
Tdk SB
B C K SK
1. Melaksanakan tes
awal Pre-test √
√ 2.
Mempelajari materi yang telah di ajarkan
sebelumnya √
√
3. Mendengarkan
penjelasan materi √
√
80 yang disampaikan
oleh guru 4.
Melakukan diskusi kelompok
√ √
5. Mempersentasikan
hasil jawaban √
√ 6.
Aktif menggungkapkan
jawaban √
√
7. Aktif mengoreksi
jawaban √
√ 8.
Aktif bertanya √
√ 9.
Memecahkan soal yang harus
dipecahkan bersama √
√
10. Melaksanaan tes akhir Post-test
√ √
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran IPS masih perlu ditingkatkan karena masih
sebagian besar siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Siswa masih banyak mengobrol, becandaan dengan
teman-temannya dan mengerjakan kesibukan yang lain.
Tabel 4.10 Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B
C K
SK
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran √
√
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa motivasi
√ √
4. Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai √
√ 5.
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai
√ √
81 dengan indikator bahan ajar
6. Penjelasan model
pembelajaran cooperative learning tipe kepala bernomor
struktur √
√
7. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran √
√ 8.
Teknik menjelaskanmenyampaikan
materi √
√
9. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative
learning tipe kepala bernomor struktur
√ √
10. Bimbingan kepada kelompok √
√ 11. Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk berpikir √
√ 12 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
√ √
13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan √
√
16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah
penyampaiam materi √
√
17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
√ √
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang
membangkitkan motivasi dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang kurang efektif.
Dalam hal ini guru, masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan
kelas. Guru
belum terbiasa
menciptakan suasana
82 pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning tipe
kepala bernomor struktur sehingga harus mampu beradaptasi dengan keadaan siswa dan suasana kelas, guru kurang membangkitkan
motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga
siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya.
Tabel 4.11 Aktivitas Pembelajaran Siklus I
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Guru menyampaikan
materi yang akan disajikan √
√ 2
Guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah
konsep yang akan dipelajari
√ √
3 Guru memberikan nomor
pada setiap siswa dalam kelompok
√ √
4 Setelah kelompok
terbentuk guru memberikan beberapa soal yang harus
dijawab oleh tiap-tiap kelompok
√ √
5 Memberikan kesempatan
kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban
sehingga tiap-tiap anggota kelompok bergabung
dengan kelompok atau dengan nomor yang sama
dengan mereka untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
√ √
6 Guru memanggil nomor
yang sama dari tiap-tiap √
√
83 kelompok untuk
memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya
7 Melaksanakan langkah
nomor empat sampai semua anggota kelompok
memberikan jawaban √
√
8 Berdasarkan jawaban-
jawaban siswa guru mengembangkan diskusi
lebih dalam sehingga peserta didik menemukan
jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh
guru. √
√
9 Setelah semuanya
mendapat giliran guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran.
√ √
Aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan
model cooperative learning tipe kepala bernomor struktur masih memerlukan
peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus karena masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya sehingga
penerapannya belum optimal dan belum terarah serta terstruktur. Mereka masih kebigungan dengan tugas mereka masing-masing.
Tabel 4.12 Aktivitas Siswa Siklus II
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
Pre-test √
√ 2
Mempelajari materi yang telah di ajarkan
sebelumnya √
√
3 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru
√ √
4 Melakukan diskusi
kelompok √
√ 5
Mempersentasikan hasil √
√
84 jawaban
6 Aktif menggungkapkan
jawaban √
√ 7
Aktif mengoreksi jawaban
√ √
8 Aktif bertanya
√ √
9 Memecahkan soal yang
harus dipecahkan bersama
√ √
10 Melaksanaan tes akhir
Post-test √
√
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua
siswa sudah mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif, lebih berani dan percaya diri serta tidak takut lagi dalam
mengungkapkan jawaban. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,37 meningkat pada siklus II menjadi 0,46. Hasil belajar IPS siswa
siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-
rata. Rata-rata nilai pre-test 64,10 dan nilai rata-rata post-test 81,02. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan.
Tabel 4.13 Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak
SB B
C K
S K
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran √
√
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa motivasi
√ √
85 4.
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
√ √
5. Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar
√ √
6. Penjelasan model
pembelajaran cooperative learning tipe kepala
bernomor struktur √
√
7. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
√ √
8. Teknik
menjelaskanmenyampaikan materi
√ √
9. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative
learning tipe kepala bernomor struktur
√ √
10. Bimbingan kepada kelompok
√ √
11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
√ √
12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan jawaban
√ √
13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan √
√
16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut
setelah penyampaiam materi √
√
17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
√ √
Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan suasana pembelajaran yang
86 hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan
diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas.
Tabel 4.14 Aktivitas Pembelajaran Siklus II
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan materi
yang akan disajikan √
√ 2
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan
dipelajari √
√
3 Guru memberikan nomor pada
setiap siswa dalam kelompok √
√ 4
Setelah kelompok terbentuk guru memberikan beberapa
soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok
√ √
5 Memberikan kesempatan
kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban
sehingga tiap-tiap anggota kelompok bergabung dengan
kelompok atau dengan nomor yang sama dengan mereka
untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan
oleh guru. √
√
6 Guru memanggil nomor yang
sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban
atas soal yang telah diterimanya
√ √
7 Melaksanakan langkah nomor
empat sampai semua anggota kelompok memberikan
jawaban √
√
8 Berdasarkan jawaban-jawaban
siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga
peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal
yang diajukan oleh guru. √
√
9 Setelah semuanya mendapat
giliran guru bersama siswa √
√
87 menyimpulkan hasil
pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative
learning tipe kepala bernomor struktur sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga
dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pelaksanaan dan pembagian tugas sesuai dengan nomor yang mereka miliki sudah terarah
dengan baik serta siswa tidak perlu untuk disuruh lagi bergabung dengan kelompok yang bernomor sama dengan mereka jika terjadi kesulitan dalam
memecahkan bahan diskusi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti sserta tes hasil
belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran IPS siswa diantaranya adalah suasana kelas yang berisik sehingga mengurangi daya
konsentrasi siswa, model pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti
mengobrol, becanda, bahkan sampai ada yang tertidur lelap, siswa masih merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami IPS, guru kurang
memotivasi dan memusatkan perhatian dan dampaknya adalah hasil belajar IPS siswa rendah.
Masalah-masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing siswa. Pada
akhirnya hasil belajar IPS yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan. Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami
dalam langkah-langkah pembelajaran model cooperative learning tipe kepala bernomor struktur, sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang berani
dalam mengungkapkan jawaban karena diskusi dalam kelompok kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang memiliki
kemampuan lebih asyik sendiri dalam mengerjakan soal dan tidak menjelaskan pada anggota lain yang kurang mampu. Sehingga anggota
kelompok lain yang bernomor sama hanya menyalin pekerjaan yang telah
88 dikerjakan oleh anggota kelompok. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa
dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. 3. Wawancara
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan
sebagian siswa. Wawancara dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Sampel wawancara di ambil secara random. Pada wawancara
yang dilakukan sebelum tindakan kepada guru IPS mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Hasil belajar tergolong rendah karena metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah dan penugasan.
b. Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa sehingga siswa masih jarang bertanya kepada guru.
Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada siswa sebelum tindakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Wawancara dengan Siswa No
Pertanyaan Tanggapan Siswa
1 Bagaimana menurut
pendapatmu tentang pembelajaran IPS di kelas ?
Arifin : hhmmm,,, pembelajaran di kelas terlalu serius, ga ada becandaannya. Gurunya
sering marah-marah. Danang : biasa-biasa aja, tapi kelasnya kurang
bersih Elfira : asik-asik ajah, temen-temennya juga
enak. Imelda : kelasnya berisik, terkadang guru juga
suka marah-marah ga jelas,, padahal yang salah Cuma satu anak tapi malah
semuanya yang diomelin.
Nironi : berisik dan bosen. Nevvy : sebenarnya belajar enak, tapi materinya
kadang-kadang susah dan teman-teman banyak berisik, gurunya suka marah.
Oseani : gurunya terlalu serius, tapi ibu bagus menyampaikan materi dan aku lumayan
mengerti. Tapi kurang konsentrasi gara-
89 2
Apakah kamu senang dengan pebelajaran IPS di kelas ?
Bagaimana hasil belajar IPS kamu ?
gara kelas gaduh. Rama : ibu nita tegas, tapi terlalu serius.
Becandaannya jarang. Sasa : ehhmm,, kelasnya kurang teratur tapi
belajarnya enak walaupun materi dan kadang mengerjakan soal banyak
banget.
Yogi : bosan, ibu nita ngomong mulu,, belajar ga ada gam
esnya. hehee ….
Arifin : tidak, Danang : biasa-biasa aja.
Elfira : senang, Imelda : kurang senang, karena ibu banyak
ngasih tugas, belajar terus dan materi IPS nya sedikit susah, apalagi tentang
materi pajak
Nironi : tidak, karena ibu ceramah terus dan kita belajar terus dan sering disuruh
ngeringkas. Nevvy : senang, tapi ibu banyak ngasih tugas,
kadang penjelasan dari ibu nita kurang bisa dipahami. Tapi ibu nita tetap
melanjutkan pelajaran.
Oseani : gurunya selalu membuat ringkasan, marah-marah. Kurang senang.
Rama : lumayan, tapi materi IPS rada susah dan penjelasan kurang dimengerti.
Sasa : kurang senang, karena materi IPS nya banyak.
Yogi : kurang, karena banyak catatan dan pengertian dari materi yang kurang saya
mengerti.
Arifin : kurang bagus ,,, Danang : lumayan, hehee
Elfira : biasa-biasa ajah. Imelda : lumayan,
Nironi : jelek.
Nevvy : lumayan bagus, walaupun belum memuasakan.
Oseani : cukup puas, Rama : lumayan bagus, walaupun kurang
90 3
4 Bagaimana menurut
pendapatmu tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran
IPS ?
Apakah kamu
dapat memahami materi IPS yang
dijelaskan oleh guru ?
Apakah kamu aktif dalam mengikuti pembelajaran ?
memuaskan. Sasa : ehhmm,,lumayan bagus
Yogi : lumayan bagus.
Arifin : menyenangkan, karena gurunya masih muda tapi gurunya kurang senyum.
Danang : penjelasan guru kurang dimengerti. Elfira : baik.
Imelda : kurang bisa dipahami.
Nironi : biasa-biasa ajah, tapi ibunya suka marah Nevvy : menyenangkan, walaupun terkadang
penjelasan ibu susah dimengerti. Oseani : menyenangkan, ibunya cukup sabar
menghadapi kami tapi kadang ibu tetap melanjutkan pelajaran tanpa bertanya
kami sudah mengeri atau belum.
Rama : cukup bagus. Sasa : bagus, tapi suruh membaca dan hafalan
mulu. Yogi : kurang dipahamu.
Arifin : kadang-kadang Danang : kurang, karena materinya banyak.
Elfira : iyaa Imelda : kurang paham,
Nironi : tidak, karena kelas berisik Nevvy : kurang bisa dipahami, karena materinya
banyak. Oseani : kadang-kadang bisa dipahami, kalau
materinya tidak terlalu susah. Rama : lumayan, tapi materi IPS rada susah
Sasa : kurang, karena materi IPS nya banyak. Yogi : kurang dipahami.
Arifin : tidak, Danang : kadang-kadang
Elfira : tidak selalu aktif Imelda : kurang
Nironi : tidak Nevvy : kadang-kadang
Oseani : aktif, saya bertanya kalau menemukan
kesulitan
91 5
6 Hambatan apa yang kamu
hadapi pada saat belajar IPS ?
Apakah kamu sudah mengetahui tentang model
pembelajaran kooperatif, khususnya tipe kepala
bernomor struktur ?
Apakah gurumu sudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur di
kelasmu ?
Bagaimana bentuk tes yang dilakukan guru?
Rama : lumayan,, Sasa : kurang aktif, tapi kalau dipaksa untuk
aktif aku akan aktif bertanya Yogi : kadang-kadang, jika dituntut untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dan menpatkan poin nilai, hehee
Arifin : ngantuk,, karena pada hari kamis pelajarannya pada waktu siang.
Danang : kelas berisik Elfira : kelas berisik, dan meterinya bisa
dibilang susah. Imelda
: materi yang banyak
Nironi : ngantuk dan malas baca, Nevvy : kelas berisik, materi IPS rada susah,
Oseani : materinya banyak
Rama : kelas gaduh, dan banyak yang ngobrol. Sasa : materi IPS susah dan banyak.
Yogi : kelas kurang kondusif untuk belajar,
karena berisik dan materinya banyak.
Arifin : tidak, Danang : tidak
Elfira : tidak Imelda : tidak tahu
Nironi : tidak, Nevvy : tidak,
Oseani : tidak,
Rama : ga tau Sasa : gaa’
Yogi : tidak
Arifin : tidak, Danang : ga pernah kayaknya
Elfira : tidak tahu Imelda : tidak
Nironi : ga ada Nevvy : tidak,
Oseani : belum pernah, biasanya cuma ceramah
Rama : bloem,, Sasa : kurang tahu,
92 7
8 Yogi : ga pernah
Arifin : biasanya lisan, Danang : lisan
Elfira : lisan dan mengerjakan buku paket Imelda : kita disuruh menghafal dan besoknya
disuruh maju sendiri-sendiri. Nironi : lisan, terlebih dahulu kita sudah disuruh
untuk belajar di rumah Nevvy : lisan dan mengerjakan latihan di buku.
Oseani : mengerjakan soal-soal di buku paket dan lisan.
Rama : lebih sering lisan, tapi kalau tes tertulis biasanya berbentuk pilihan ganda.
Sasa : disuruh lisan dan mengerjakan soal di buku paket.
Yogi : hafalan.
93 9
10
Dari 10 siswa yang diwawancarai, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, sebagian besar siswa kurang menyenangi pelajaran IPS. Kedua,
kurang semangat dalam belajar IPS karena setiap pertemuan pembelajaran cenderung monoton. Ketiga, masih adanya rasa takut untuk bertanya
kepada guru.
94 Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II, hasil
wawancara yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru dan siswa terhadap pelajaran IPS. Hasil wawancara kepada guru setelah
tindakan ini dirangkum sebagai berikut: a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe kepala bernomor struktur meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan hasil belajar IPS.
b. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran IPS dan dapat diterapkan pada
semua pokok bahasan. c. Siswa terlihat lebih serius dalam belajar terutama saat dilakukan
diskusi kelompok, namun di siklus I pada saat belajar kelompok masih banyak yang hanya mengandalkan teman sekelompok yang pintar
untuk mengerjakan tugas kelompok. Akan tetapi mulai ada peningkatan pada siklus II, sudah ada pembagian tugas dalam
mengerjakan tugas kelompok dan kesadaran masing-masing anggota kelompok.
Hasil wawancara kepada seluruh siswa mengenai pembelajaran selama siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Seluruh siswa menyukai pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur.
b. Hampir seluruh siswa mengakui lebih mudah memahami pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur
ini. Hal ini terbukti dari nilai pretest dan posttest siswa yang semakin mengalami peningkatan.
c. Pada awal diskusi kelompok, siswa mengaku kurang adanya kerjasama antar kelompok sehingga siswa masih sering belajar sendiri-sendiri.
Namun setelah beberapa kali dilakukan diskusi mulai ada kerjasama yang baik antar anggota kelompok.
95 d. Beberapa siswa mengaku tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru
karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanya mereka akan semakin ketinggalan dari siswa yang lain.
e. Sebagian besar siswa senang dengan bimbingan yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator kepada setiap siswa, karena siswa
menjadi tidak takut dan lebih dekat dengan guru. f. Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa tidak cepat merasa lelah
karena setiap soal dapat didiskusikan dengan siswa lain yang memiliki nomor yang sama.
F. Interpretasi Hasil Analisis