Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Disamping melakukan uji prasyarat analisis data kemampuan berpikir kreatif matematis secara keseluruhan juga dilakukan uji prasyarat analisis data kemampuan berpikir kreatif matematis tiap indikatornya. Uji prasyarat analisis tidak terpenuhi untuk skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa per indikator. Diperoleh rata-rata keempat aspek kemampuan berpikir kreatif kedua kelompok sampel tidak berdistribusi normal. Sehingga alternatif lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan statistik non parametrik uji U mann-whitney, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut 4 : 1. Menentukan harga-harga n 1 dan n 2 , n 1 = banyak data yang lebih kecil n 2 = banyak data yang lebih besar maka n 1 = 24 dan n 2 = 31. 2. Beri ranking bersama nilai-nilai kedua kelompok; ranking 1 diberikan kepada nilai tertinggi. Ranking tersusun mulai dari 1 hingga N = n 1 + n 2 . Untuk nilai- nilai sama kembar berikanlah rata-rata ranking pada nilai yang sama. 3. Menenentukan taraf signifikasi α = 5. 4. Karena sampel lebih besar dari 20 n 20 dan banyak terdapat angka yang sama , maka distribusi sampling U akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan standar error :            T N N N N n n U 12 1 3 2 1  12 , 3 2 1 T T T dan n n N dengan     Variabel normal standarnya dirumuskan :               T N N N N n n n n U U U U Z 12 1 2 3 2 1 2 1   Keterangan: 1 R = Jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n 1 1 n = banyak data pada kelompok pertama sampel yang lebih kecil 2 n = banyak data pada kelompok kedua 4 Sidney Siegel, Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1992, h.145-158. t = banyak observasi yang berangka sama untuk suatu rangking tertentu 5. Membuat kesimpulan : Tolak H jika Z hitung ≥ Z tabel Terima H jika Z hitung Z tabel

G. Hipotesis statistik

Hipotesis statistiknya adalah : Ho : : Keterangan : : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen : rata-rata kemapuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 dan = 5 . Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut : 1. Kemampuan berpikir kreatif matematis secara keseluruhan Terima Ho, jika t-hit t tabel dan Tolak Ho, jika t-hit t tabel. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis tiap indikator Terima Ho, jika z-hit z tabel dan Tolak Ho, jika z-hit z tabel. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MTs Annajah Jakarta di kelas VIII, yaitu kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol. Sampel yang digunakan sebanyak 55 siswa, 24 siswa di kelas eksperimen dan 31 siswa di kelas kontrol. Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended dan kelas VIII. 2 sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Materi matematika yang diajarkan adalah Bangun Ruang. Berikut ini akan disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen

Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis KBKM yang diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Frekuensi KBKM Kelas Eksperimen No Interval Frekuensi absolut Frekuensi komulatif fi f 1 33 - 43 9 37.53 100 2 44 - 54 4 16.68 75 3 55 - 65 4 16.68 46 4 66 - 76 2 8.34 29 5 77 - 87 3 12.51 8 6 88 - 100 2 8.34 6 Jumlah 24 100 Berdasarkan hasil perhitungan lampiran 13 diperoleh nilai rata-rata sebesar 56,33; median sebesar 51,57; modus sebesar 33.00; varians sebesar 208,23 dan simpangan baku sebesar 14,43. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan lampiran 14 diperoleh koefisien kemiringan sebesar 0,61 kurva model positif atau landai kanan dan koefisien ketajaman kurtosis sebesar 0,37 model kurva runcingleptokurtis. Pada tabel 5 terlihat sekitar 46 siswa di kelas eksperimen mendapat nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang diperoleh pada kelas kontrol, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 6 Distribusi Frekuensi KBKM Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan lampiran 13 diperoleh nilai rata-rata sebesar 41; median sebesar 38,75; modus sebesar 31,00 ; varians sebesar 221,4; dan simpangan baku sebesar 14,89. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan lampiran 14 diperoleh koefisien kemiringan sebesar 0,64 kurva model positif atau landai kanan dan koefisien ketajaman kurtosis sebesar 0,35 model kurva runcingleptokurtis. Berdasarkan frekuensi kumulatif terlihat bahwa sekitar 36 siswa di kelas kontrol mendapat nilai di atas rata-rata. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kelas kontrol juga mendapat nilai dibawah nilai rata-rata seperti halnya di kelas eksperimen. Jika skor kedua kelas diurutkan, terlihat nilai siswa kelas kontrol cenderung di bawah rata-rata kelas eksperimen. Berdasarkan uraian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini: No Interval Frekuensi absolut Frekuensi komulatif fi f 1 19 - 27 6 19.38 100 2 28 - 36 8 25.84 77,5 3 37 - 45 6 19.38 55 4 46 – 54 5 16.15 36 5 55 - 63 3 9.68 23 6 63 - 72 3 9.68 10 Jumlah 31 Tabel 7 Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 24 31 Maksimum Xmaks 100 69 Minimum Xmin 33 19 Rata-rata 56,33 41 Median Me 51,57 38,75 Modus Mo 33,00 31,00 Varians 208,23 221,4 Simpangan Baku S 14,43 14,89 Kemiringan 0,61 0,64 Ketajaman 0,37 0,35 Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelas. Dari tabel diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 15,33. Jika dilihat dari simpangan baku , skor kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol lebih merata sedangkan kelas eksperimen lebih menyebar. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan skor total 100, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan skor total 19 Artinya kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan terendah terdapat di kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended dan kelas yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat pada diagram di bawah ini: