Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol
Keterangan: N
= jumlah anggota sampel
X
= nilai rata-rata S
= simpangan baku S
2
= varians Berdasarkan hasil pada Tabel 8. telah terlihat bahwa rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen yang pembelajarannya dengan pendekatan Open Ended lebih tinggi daripada kelas kontrol yang pembelajarannya
dengan pendekatan konvensional. Karena varians populasi tidak diketahui, untuk analisis data dipakai uji kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang digunakan
adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan analisis data. Hasil
uji normalitas dan homogenitas data dapat diamati pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9 Hasil uji normalitas data
Kelas N
Keterangan Eksperimen 24
0,05 3,445
7,82 Normal
Kontrol 31
0,05 5,748
7,82 Normal
Pada Tabel 9 di atas terlihat bahwa data pada kedua kelas memiliki , berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas secara rinci
dapat dilihat pada Lampiran 8. Setelah uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas data. Hasil uji homogenitas kedua sampel terdapat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil uji homogenitas data
Kelas
F
hitung
F
tabel
Keterangan Eksperimen
0,05 1,486
1,89 Varians
kedua kelompok
Homogen Kontrol
Dari tabel terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki F
hitung
F
tabel,
berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen, sehingga memenuhi persyaratan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil uji hipotesis
Kelas t
hitung
t
tabel α=0.05
Kesimpulan
Eksperimen 2,34
2,00 Hipotesis
diterima Kontrol
Dari hasil uji t terhadap skor kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan, didapatkan t
hitung
= 2,44 dan harga t
tabel
= 2,00 sedemikian sehingga t
hitung
t
tabel
, maka dtolak dan
diterima, artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang pembelajarannya
diterapkan pendekatan Open Ended dan siswa yang proses pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Dari uji hipotesis yang dilakukan dapat
disimpulkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir matematis siswa.
2. Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Tiap Indikator
Prosedur uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif tiap indikator sama dengan uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan. Karena
keempat skor rata-rata aspek kemampuan berpikir kreatif tidak berdistribusi normal lampiran 9, maka uji hipotesis menggunakan uji nonparametrik yaitu uji
U Mann Withney dengan rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 12 Rekapitulasi Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor KBKM Tiap Indikator
Aspek Rata-rata
Nilai stat hit
Kesim- pulan
keterangan Eksp Kont
Keorisinilan 38
27 U = 268,5
Z = 1,72 terima Ho
skor rata-rata eksperimen sama dengan skor rata-rata
kontrol
Kerincian 37
30 U = 329,5
Z = 0,624 terima Ho
skor rata-rata eksperimen sama dengan skor rata-rata
kontrol
Keluwesan 68
54 U = 228,5
Z = 2,412 tolak Ho
skor rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada skor
rata-rata kontrol
Kelancaran 56
46 U = 235
Z = 2,31 tolak Ho
skor rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada skor
rata-rata kontrol
Berdasarkan hasil uji hipotesis rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis tiap indikator tersebut, dapat dikatakan pendekatan Open Ended dapat
meningkatkan kelancaran dan keluwesan berpikir siswa. Tetapi belum terlihat perbedaan yang signifikan antara siswa yang pembelajarannya diterapkan
pendekatan Open Ended dan siswa yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional pada aspek keorisinilan dan kerincian berpikir.