Tim Woodwork dan Handicraft Cut and Set

1. Menambah pengetahuan dan ketrampilan kelompok disabilitas

resident di Yayasan Wisma Cheshire Sebelum resident masuk wisma bahkan awal mula resident masuk Yayasan Wisma Cheshire pun resident tidak mengetahui apa yang dapat ia kerjakan dengan kondisi yang dideritanya. Bahkan belum ada yang bisa mereka kerjakan baik itu membuat handicraftmenjahit, ataupun woodwork. Setelah masuk wisma, dan mulai mengikuti kegiatan keterampilan handicraft dan woodwork, sedikit demi sedikit resident menjadi lebih terampil dan memiliki kegiatan yang dapat dikerjakan meskipun dengan keterbatasan yang di derita. Untuk tiga bulan pertama biasanya resident beradaptasi terlebih dahulu terhadap kegiatan baru mereka di wisma mengenai keterampilan, baik keterampilan woodwork ataupun keterampilan handicraft. Semasa itu, biasanya resident belajar mengenal dan memahami cara kerjanya kemudian mempraktikannya. Seperti penuturan mas Heru: “Kalo yang baru-baru awalnya sih paling biar mereka kenal aja dulu, terus kalo mereka udah bisa dan ingin naik lagi bisa ke bagian merakitnya. Namun itu juga tergantung dari kita nya juga sih, kita lebih tertarik dimana nih kalo tertarik di bagian mana kita bisa langsung ke situ, jadi tidak di paksakan. ” 8 Pihak wisma mewajibkan kepada setiap residentnya mengikuti dan menekuni kegiatan keterampilan dalam rangka memandirikan serta meberi bekal untuk masa depannya. Kegiatan keterampilan di wisma memang dikondisikan dengan keadaan dan keterbatasan para disabilitas. Seperti halnya mesin jahit didesain elektrik dengan dynamo yang dioperasikan dengan tangan sehingga memudahkan resident untuk mengoperasikannya. 8 Wawancara Pribadi dengan Mas Heru Zainudin, Jakarta 24 Agustus 2014 Begitu pula dengan keterampilan woodwork yang dikondisikan pula dengan resident yang mengerjakannya. Dengan adanya kegiatan tersebut menjadikan resident lebih terampil, dan mengetahui hal-hal yang masih dapat dikerjakan dengan keterbatasannya. Sebagaimana diungkapkan oleh Mba Maisty: “Kegiatan ini sangat menolong saya, karena bisa mengetahui gimana kondisi buruk kita, jadi lebih terampil juga untuk saya”. 9 Hal yang sama diungkapkan oleh Mba Echi, bahwa: “Kegiatan keterampilan ini sangat bagus banget untuk para disabilitas, kaya kita yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Yang tadinya saya ga bisa menjahit menjadi bisa menjahit buat handicraft. Kadang kita yang kebiasaan di rumah mungkin berpikir bisa apa sih sekang dan apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini dan dengan segala keterbatasan seperti ini, kadang orang tua juga ada rasa takut dan was-was dengan kondisi anaknya yang seperti saat ini, namun dengan adanya keterampilan di wisma membuat kita dan orang tua menilai bahwa kegiatan ini sangat bagus untuk belajar dan memandirikan, karena tidak mungkin juga kita selamanya bergantung pada orang tua, suatu saat pasti akan ada masanya dimana kita harus melakukan segalanya sendiri sehingga tidak mungkin untuk bergantung terus. Sehingga dengan kegiatan keterampilan ini saya mau berusaha sendiri dan mau berusaha untuk mandiri sehingga tidak ket ergantungan kepada orang”. 10 Dengan keterampilan yang telah dimiliki diharapkan setelah keluar dari wisma resident mampu bertahan dalam kehidupan sosial dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditekuninya selama tinggal di wisma. Setidaknya melalui keterampilan yang telah dimilikinya menjadikan mereka lebih mandiri dan dapat hidup seperti masyarakat pada umumnya yang tidak dipandang sebelah mata. 9 Wawancara Pribadi dengan Mba Maisty Akhdaniah, Jakarta 27 Juni 2014 10 Wawancara Pribadi dengan Mba Echi Pramitasari, Jakarta 27 Juni 2014