TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KETUA YAYASAN
Nama : Fetty Elliot
Jabatan dalam organisasi : Ketua
Jabatan dalam organisasi : Ketua Yayasan Wisma Cheshire
1. Apa yang dimaksud dengan Yayasan Wisma Cheshire?
YWC adalah Organisasi Non Pemerintah, didirikan oleh Captain Leonard Cheshire. yang memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan pada para
penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi mereka sehingga mereka dapat hidup mandiri dalam masyarakat.
2. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi berdirinya Wisma
Cheshire?
Yang menjadi inisiator pertama adalah Captain Leonard Cheshire, seorang tentara kebangsaan Inggris, yang pada awalnya merasa ingin membangun
rumah sebagai tempat beraktivitas untuk para penyandang disabilitas akibat korban perang supaya mereka termotivasi kembali untuk menjalani
kehidupan mereka.
Dalam perkembangannya
Leonard Cheshire
mendapatkan dukungan dari banyak stakeholder dan akhirnya berhasil menginisias
i pendirian “Cheshire Home” sebutan untuk organisasi rumah yang didirikannya di berbagai wilayah di dunia ada di 56 negara.
Salah satunya di Indonesia, yaitu di Jalan Wijaya Kusuma No 15 A Cilandak, Jakarta dengan nama Yayasan Wisma Cheshire YWC yang
didirikan pada tahun 1974. Lahan tanah yang ditempati adalah sebuah donasi dari Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, sedangkan untuk pendirian
bangunannya merupakan bantuan dari Leonard Cheshire sendiri dan dalam perkembangannya, renovasi-renovasi bangunan dan fasilitas banyak
disuport oleh donatur individual maupun dari organisasi atau perusahaan. Kini YWC dikelola secara independen oleh sebuah komite yang terdiri dari
pimpinan komite dan anggota dimana komite ini sekaligus merupakan
sukarelawan. Banyak juga anggota sukarelawan dari komunitas expatriate, orang asing yang tinggal di Jakarta sementera waktu. Baik ketua komite
ketua yayasan maupun anggota komite adalah para sukarelawan volunteer yang bekerja menjalankan program YWC.
3. Apa maksud didirikannya Yayasan Wisma Cheshire?
Untuk memberikan kesempatan kepada PWD, terutama dengan keterbatasan tubuh, untuk mengembangkan dirinya dan memberikan rasa
percaya diri yang tinggi melalui program keterampilan kerajinan tangan dan keterampilan hidup lainnya yang diselenggarakan secara residensial
berasrama, dengan tujuan akhir supaya para PWD dapat hidup mandiri di dalam masyarakat melalui keterampilan di YWC. Pada tahun 2012, YWC
mulai menjalankan inisiatif baru yaitu Young Voice Indonesia dimana kami bekerja sama dengan pemuda-pemudi disabilitas yang berumur dari 16
sampai dengan 25 untuk mengkampanyekan hak-hak disabilitas lewat seminar, lagu, pentas seni dan terjun langsung di satu kelompok masyrakat.
4. Dari mana sumber dana Yayasan Wisma Cheshire diperoleh?
- Dari donatur baik individual maupun organisasi sosial atau
perusahaan. -
Fund raising oleh Komite YWC. -
Dari hasil penjualan produk kerajinan tangan. -
Dari pemerintah Subsidi Kementerian Sosial dengan prosentase yang tidak besar.
5. Dengan pihak apa saja Yayasan Wisma Cheshire bekerjasama?
Kami bekerjasama dengan para volunteer, sukarelawan individual yang sebagian besar adalah para expatriat yang sedang tinggal di Jakarta,
organisasi expatriat seperti BWA, ANZA AWA, LSM pemerhati disabilitas, dan organisasi internasional seperti Leonard Cheshire Disabilities,
European Union, dan United Nation seperti ILO, dsb.
6. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari pelayanan Yayasan?
Para penyandang disabilitas, khususnya yang memiliki keterbatasan fisik tubuh, misalnya para penyandang paraplegia, polio, amputasi, dan CP
dengan level tertentu. Para PWD tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, dan hal yang paling penting adalah mereka
memiliki semangat untuk mau belajar, kerja keras, dan keinginan yang kuat untuk hidup mandiri.
7. Bagaimana pola dan pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Yayasan Wisma Cheshire dalam program keterampilan?
Kami memanfaatkan potensi para volunteer yang ada dalam network YWC. Setiap divisi, misalnya handicraft dan woodwork dipimpin oleh seorang
volunteer yang menjadi “head” dari divisi tersebut. Para volunteer akan memberikan ide-ide mengenai produk apa yang menarik untuk dibuat dan
laku di pasaran, menggunakan material apa, dan sebagainya. Kemudian ide-ide tersebut diteruskan kepada para residen untuk dicoba direalisasikan
dalam bentuk produk kerajinan tangan.Pelatihan kami dilakukan dengan system “learning by doing” artinya banyak praktik yang harus dilakukan
supaya bisa. Bila ada residen baru, dia akan dimentoring oleh residen yang sudah berpengalaman secara bertahap sampai akhirnya bisa menghasilkan
banyak ragam produk handicraft maupun woodwork. Masukan dan perbaikan mengenai kerajinan tangan yang telah dibuat diberikan oleh
volunteer yang berperan dalam quality control, dan residen akan terus memperbaiki hasil karyanya sampai benar-benar maksimal hasilnya, baru
setelah itu produk bisa dimasukkan di toko yang selanjutnya akan dipasarkan. Ketika produk sudah masuk di toko, maka residen tersebut akan
mendapat kan “reward” dalam bentuk uang sesuai dengan harga per satuan
dari berapa banyak yang bisa dihasilkan.
8. Apa
tujuan adanya
program keterampilan
woodwork dan
handicraft?