Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. 18 Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan bermaksud untuk mendeskripsikan keadaan atau fenomena sebenarnya dari hasil penelitian mengenai “PEMBERDAYAAN KELOMPOK DISABILITAS MELALUI KEGIATAN KETRAMPILAN HANDICRAFT DAN WOODWORK DI YAYASAN WISMA CHESHIRE JAKARTA SELATAN ”.

2. Lokasi Penelitian

Untuk menentukan lokasi yang akan diteliti, penelitian ini dilakukan secara purposive ditunjukditentukan di Yayasan Wisma Cheshire yang berlokasi di Jl. Wijaya Kusuma, No.15a, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Yayasan Wisma Cheshire merupakan tempat pemberdayaan bagi kelompok disabilitas melalui kegiatan keterampilan handicraft dan woodwork. yang memberikan kesempatan dan peluang untuk para disabilitas agar tidak ketergantungan dan lebih mandiri dan untuk mengasah bakat yang mereka miliki.

3. Sumber data

a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah hasil langsung dari penelitian yang dilakukan, diperoleh dari beberapa dokumentasi dan para informan yang ada di Yayasan Wisma Cheshire pada waktu penelitian. Data 18 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h.4-5 primer ini diperoleh melalui observasi atau pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. b. Sumber Data Skunder Data skunder adalah sumber-sumber pendukung dalam penelitian, serta data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak langsung seperti data yang diperoleh dari catatan-catatan, buku, majalah, bulletin dan dokumen tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.Teknik observasi sering digunakan dalam penelitian kualitatif. 19 Menurut Marshall, dalam Sugiyono 2010:64 menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the 19 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2011, h.170. meaning attached to those behavior”. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. 20 Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi agar peneliti mendapatkan data dan informasi yang objektif dalam kegiatan keterampilan. Keterampilan handicraft dan woodwork merupakan bentuk kegiatan dari pemberdayaan yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kehidupan, dan perilaku serta kegiatan sehari-hari para penyandang disabilitas. Selain itu untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan melalui keterampilan yang diterapkan oleh Yayasan Wisma Cheshire.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara inteerviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Loncoln dan Guba antara lain: mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dll. 21

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik untuk mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar 20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, CV. Alfabeta, 2010, h.64 21 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186. data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, foto dan sebagainya. 22 Dari hasil studi dokumentasi, peneliti akan mendapatkan informasi mengenai visi dan missi yayasan, struktur organisasi yayasan, daftar nama-nama resident anggota yayasan, serta aturan umum yang diterapkan di yayasan.

5. Keabsahan Data Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data diriberbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. 23 Teknik keabsahan data dalam penelitian memiliki kriteria: 24 a. Kredibilitas derajat kepercayaan Dengan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. Dalam hal ini penulis membandingkan jawaban yang diberikan oleh sample yaitu para resident disabilitas, pengurus, staf dan alumni Yayasan Wisma Cheshire YWC Jakarta Selatan. Selanjutnya penulis membandingkan hasil wawancara dengan data hasil pengamatan Observasi. b. Ketekunan dan pemusatan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang 22 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, h.171. 23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, CV. Alfabeta, 2010, Cet. Ke-6, h. 125 24 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 256 sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. 6. Analisis data Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu: menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena social dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut. Selain itu untuk menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena social itu. 25 Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari, menemukan dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya. Tahap-tahap kegiatan dalam menganalisis data kualitatif, tahap tersebut adalah: a. Reduksi data, untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang diperoleh. Dalam tahap ini peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan tujuan dan masalah penelitian. Tujuannya adalah untuk mencari tahu pola pemberdayaan masyarakat disabilitas melalui keterampilan dan untuk mengetahui manfaat serta hasil dari pemberdayaan tersebut. 25 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 153 b. Penyajian data, Penyajian data ini digunakan sebagai bahan untuk menafsirkan dan mengambil simpulan atau dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah inferensi yang merupakan makna terhadap data yang terkumpul dalam rangka menjawab permasalahan. c. Menarik simpulanverifikasi. Simpulan tersebut merupakan pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan. Penarikan simpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan responden dengan makna yang terkandung dalam masalah penelitian secara konseptual. 26 Dan dalam tahapan ini peneliti akan menginterpretasikan data-data yang didapat berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian. Namun dalam proses ini peneliti akan menggunakan analisis data dengan beberapa tahapan yaitu, Pertama membaca hasil kegiatan pengumpulan data, kedua, melengkapi data yang kurang, ketiga, menginterpretasikan data berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian.

H. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. dantaranya: 26 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, h.172-173. 1. Judul : Pemberdayaan Penyandang Cacat Tunagrahita Oleh Yayasan Wahana Bina Karya Penyandang Cacat di Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Penulis : Riyan Rusdiyanto104054002094, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus Tahun 2011 Isi Pokok : Skripsi ini membahas mengenai proses pemberdayaan penyandang cacat tunagrahita di Yayasan Wahana Bina Karya Penyandang Cacat serta keberlangsungan penyandang cacat tunagrahita dalam melaksanakan proses pemberdayaan tersebut. 2. Judul : Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat Penulis : Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi109054100022, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Kesejahteran Sosial, Lulus Tahun 2014 Isi Pokok : Skripsi ini membahas mengenai pengaruh dari program simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan anggota usaha mikro kecil menengah UMKM

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis, penyususnannya dibagi kedalam empatbab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penyusunan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Subjek dan Objek Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. Dalam bab ini penulis berusaha mendeskripsikan secara umum tentang intisari keseluruhan skripsi ini.

Bab II Pengertian Judul yang meliputi: Pengertian Pemberdayaan, Tujuan

Pemberdayaan, Indikator keberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Tahapan Pemberdayaan, Pengertian Disabilitas, Karakteristik Penyandang Disabilitas, Dampak Disabilitas Pada Identitas Diri, Pengertian Ketrampilan, Jenis Ketrampilan.

Bab III Dalam bab ini akan membahas tentang Gambaran Umum Lokasi

Penelitian, Letak dan Batas Wilayah Kelurahan Cilandak Barat, Topografi, Data Aparat Pemerintah Kelurahan Cilandak Barat, Gambaran Umum Yayasan Wisma Cheshire, Maksud dan Tujuan Didirikannya Yayasan Wisma Cheshire, Visi dan Misi Yayasan Wisma Cheshire, Struktur Organisasi Yayasan Wisma Cheshire, Program Kegiatan Yayasan Wisma Cheshire, Kerjasama Yayasan Wisma Cheshire, Sumber Dana Yayasan Wisma Cheshire, Sasaran Pelayanan, Sarana dan Prasarana, Rekrutmen AnggotaResident, Kegiatan Sehari-hari Yayasan Wisma Cheshire, Aturan Umum warga Yayasan Wisma Cheshire, Nama-nama Anggota Para Disabilitas di Yayasan Wisma Cheshire. Bab IV Merupakan bentuk analisa terhadap temuan lapangan yang meliputi Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Kelompok disabilitas melalui Ketrampilan di Yayasan Wisma Cheshire YWC, serta Pengaruh Kegiatan Pemberdayaan Melalui Ketrampilan terhadap Kelompok Disabilitas Resdient di Yayasan Wisma Cheshire Bab V Penutup merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini. Adapun bahasannya meliputi kesimpulan dari semua pembahasan skripsi ini, dan saran-saran penulis. 22

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Upaya-upaya pembangunan untuk mensejahterakan rakyat banyak dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah. Baik itu melalui peminjaman modal, pelatihan, keterampilan, pengembangan karakter, dll. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik. Istilah “pemberdayaan” adalah terjemahan dari istilah asing empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan –atau setidaknya diserupakan- dengan istilah pengembangan. Bahkan dua istilah ini, dalam batas-batas tertentu bersifat interchangeable atau dapat dipertukarkan. Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan –atau tepatnya pengembangan sumber daya manusia- adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan. 1 Dalam Edi Suharto 2005:58 dijelaskan bahwa pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah 1 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, h.41-42