BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit.
PT. Apindowaja Ampuh Persada berdiri pada September 1991 dan berlokasi di Jalan K.L. Yos Sudarso Km. 10,5 No. 56 Medan, Sumatera Utara. Adapun pendiri
sekaligus pemilik perusahaan ini adalah Sofyan Tantono dan E.Tantono. perusahaan ini memiliki luas areal sebesar 5625 m
2
. PT. Apindowaja Ampuh Persada menggunakan sistem make to order
dimana permintaan produk sangat bervariasi dari segi jumlah dan spesifikasi sesuai dengan permintaan pelanggan. Hasil produksi sebagian besar diekspor ke
Malaysia. Dalam menjalankan proses produksinya, teknologi produksi yang digunakan PT. Apindowaja Ampuh Persada bersifat mekanik dimana operator
yang mengendalikan pergerakan mesin-mesin yang ada.
2.2 Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang- orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan PT. Apindowaja Ampuh Persada adalah struktur organisasi lini dan fungsional. Disebut lini karena tiap kepala
bagian divisi memerintah secara langsung bawahannya, dan bawahan hanya bertanggung jawab kepada kepala bagian bidangnya. Disebut juga fungsional
karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Struktur organisasi PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Direktur utama
Kabag Keuangan
Kasir Accounting
Kabag Produksi
Bag pembubutan
Bag Pengeboran
Bag Pemotongan
Bag pengelesan
Bag pengerolan
Bag Perakitan
Kabag Teknik
Bag perawatan
mesin Bag Listrik
Satpam Kabag
Personalia
Penyetelan QC
Kabag Penerimaan
pengiriman
Bag Persediaan
Bag pemasaran
Hubungan fungsional Hubungan lini garis
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Apindowaja Ampuh Persada
Universitas Sumatera Utara
V-30
2.2.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Apindowaja Ampuh Persada dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Adapun tugas dan tanggung
jawab setiap bagian dalam perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan
kelangsungannya serta pengembangan dari perusahaan tersebut. Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengarahkan dan menganalisa dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.
b. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan menjalin hubungan baik.
c. Melaksanakan kontrak-kontrak dengan pihak luar. 2. Kepala Bagian Keuangan
Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan.
Adapun tugas Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut : a. Mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing-masing
departemen dalam perusahaan. b. Bertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan keuangan dan
administrasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi
berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun tugas Kepala Bagian Produksi adalah sebagai berikut : a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di lantai
pabrik seperti pemotongan, pembubutan, perakitan, dan proses lainnya. b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan
pembagian tugas bagi setiap bawahannya. c. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapat
mengetahui kekurangan dan penyimpangankesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya
4. Kepala Bagian Teknik Adapun tugas Kepala Bagian Teknik adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi.
b. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik.
5. Kepala Bagian Personalia Adapun tugas Kepala Bagian Personalia adalah :memiliki tanggung jawab
mengelola kegiatan bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan, hubungan industrial dan umum, menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
masalah yang timbul dilingkungan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan perusahaan.
Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai berikut: a. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian karyawan dan
menyelesaikan konflik antara sesama karyawan dan atasan dengan bawahan.
b. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan c. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan
d. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan.
5. Kepala Bagian Penerimaan dan Pengiriman Kepala Bagian Penerimaan dan Pengiriman bertanggung jawab atas proses
pemesanan bahan baku serta pengiriman produk akhir ke konsumen. Adapun tugas Kepala Bagian Penerimaan dan Pengiriman adalah :
a. Mendata jumlah bahan baku yang dibeli dari perusahaan lain. b. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan.
c. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan
promosi. 6. Accounting
Adapun tugas bagian Akuntansi adalah membantu Kepala Bagian Keuangan dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
7. Kasir Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :
a. Menerima dan mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan. b. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah
ditetapkan oleh atasan. 8. Bagian Pembubutan
Adapun tugas Bagian Pembubutan adalah bertanggung jawab atas semua proses pembubutan seluruh spare part yang akan dihasilkan.
9. Bagian Pengeboran Adapun tugas Bagian Pengeboran adalah bertanggung jawab atas semua
proses pengeboran seluruh spare part yang akan dihasilkan. 10. Bagian Pemotongan
Adapun tugas Bagian Pemotongan adalah bertanggung jawab atas semua proses pemotongan seluruh spare part yang akan dihasilkan.
11. Bagian Pengelesan Adapun tugas Bagian Pengelesan adalah bertanggung jawab atas semua proses
pengelesan seluruh spare part yang akan dihasilkan. 12. Bagian Pengerolan
Adapun tugas Bagian Pengerolan adalah bertanggung jawab atas semua proses pengerolan seluruh spare part yang akan dihasilkan.
13. Bagian Perakitan Adapun tugas Bagian Perakitan adalah memasang merakit seluruh komponen
spare part menjadi produk digester screwpress.
Universitas Sumatera Utara
14. Penyetelan QC Adapun tugas bagian Penyetelan QC adalah bertanggung jawab atas kualitas
produk apakah sudah siap untuk dikirim atau belum melalui penyetelan produk.
15. Bagian Perawatan Mesin Adapun tugas Bagian Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesinperalatan secara berkala rutin atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada
kepala bagian teknik. b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang
diperlukan. 16. Bagian Listrik
Adapun tugas Bagian Listrik adalah melakukan pemeriksaan kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.
17. Satpam Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :
a. Menjaga keamanan dan melaksanakan kegiatan pengamanan di seluruh kompleks perusahaan.
b. Mengambil tindakan pengamanan dan perlindungan ketika tejadi gangguan keamanan di dalam kompleks perusahaan.
18. Bagian Persediaan Adapun tugas Bagian Persediaan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar.
Universitas Sumatera Utara
b. Memeriksa persediaan material control stock sehingga pada saat diperlukan selalu tersedia.
19. Bagian Pemasaran Adapun tugas Bagian Pemasaran adalah bertugas untuk melakukan pemasaran
koordinasi penjualan langsung baik ekspor maupun impor.
2.2.3 Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan demi berjalannya gerak langkah perusahaan didasari atas kebutuhan setiap bagian lahan kerja. Tenaga kerja pada
PT. Apindowaja Ampuh Persada terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1. Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan
langsung terhadap berjalannya proses produksi, tetapi berdampak terhadap berjalannya proses produksi, baik dalam bidang manajemen ataupun
administratif. Tenaga kerja tidak langsung PT. Apindowaja Ampuh Persada berjumlah 14 orang.
2. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berhubungan langsung
terhadap pembuatan produk. PT. Apindowaja Ampuh Persada memiliki 35 tenaga kerja langsung dimana 12 orang karyawan tetap dan 23 orang
karyawan harian .
Universitas Sumatera Utara
Pembagian shift kerja yang diterapkan di PT. Apindowaja Ampuh Persada hanyalah satu shift kerja dengan lama jam kerja 8 jamhari dan jumlah hari kerja 6
hariminggu. Jadwal kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB. Apabila jumlah permintaan tinggi maka dilakukan overtime mulai pukul 16.00 WIB –
20.00 WIB. Daftar tenaga kerja pada PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Daftar Tenaga Kerja No Keterangan Tenaga Kerja
Jumlah 1
Pimpinan perusahaan 1 orang
2 Kabag keuangan
1 orang 3
Kabag produksi 1 orang
4 Kabag Teknik
1 orang 5
Kabag personalia 1 orang
6 Kabag penerimaan dan pengiriman
1 orang 7
Karyawan kerja tidak langsung 8 orang
8 Karyawan kerja langsung tetap
12 orang 9
Karyawan kerja langsung tidak tetap 23 orang
2.2.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Apindowaja Ampuh Persada diatur berdasarkan status karyawan, dimana pemberian upah pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masing-
masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas : 1. Upah pokok
2. Insentif 3. Tunjangan makan
Universitas Sumatera Utara
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur. Selain upah pokok yang diterima
oleh karyawan, perusahaan memberikan suatu jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :
1. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru 2. Tanggungan kecelakaan kerja.
2.3 Proses Produksi
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, standar mutu bahan baku dan produk jadi, uraian proses
produksi, mesin dan peralatan yang digunakan serta utilitas yang mendukung seluruh proses produksi di perusahaan.
2.3.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan produk yang memiliki persentase yang paling besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya dan akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk jadi.
PT. Apindowaja Ampuh Persada menggunakan bahan baku berupa potongan besi. Sumber bahan baku diperoleh dari pengecoran logam Indo dan
hasil impor dari luar negeri Jerman, Singapura, dan Cina.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dimana bahan ini merupakan bagian
dari produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah PT Apindowaja Ampuh Persada adalah cat tahan panas yang digunakan untuk memberikan warna pada
produk digester dan screwpress.
2.3.3 Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan pada PT. Apindowaja Ampuh Persada adalah LPG dan oksigen yang digunakan untuk proses pemotongan plat baik yang tipis
maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses produksi.
2.3.4 Standar Mutu Bahan Baku
Standar mutu sangat perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan guna menjaga standar kualitas produk akhir. Standar yang diterapkan ini sangat
mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan berani bersaing dengan perusahaan sejenis. PT. Apindowaja Ampuh Persada selalu menempatkan kualitas
terhadap produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya karena perusahaan mengawasi secara
penuh kualitas dan proses produksinya. Untuk standard material harus dipastikan bebas dari korosi yang berlebihan, kerusakan seperti cacat permukaan, perubahan
Universitas Sumatera Utara
bentuk seperti tekuk dan puntir. Selain itu material harus dikontrol untuk memastikan bahwa material dengan standar yang berbeda atau material yang cacat
tidak tercampur dengan material yang telah lolos uji penerimaan, dan material harus disimpan dalam kondisi yang bagus. Dan oleh karena itulah perusahaan
melakukan strategi proaktif untuk mengidentifikasi potensi sumber masalah dalam penyediaan serta melakukan pengawasan yang ketat.
Perusahaan tetap berhubungan erat dengan pelanggan utama. PT Apindowaja Ampuh Persada juga memberikan masukan-masukan tentang
perubahan-perubahan yang mungkin diperlukan dalam peraturan atau jenis-jenis material yang diperlukan di masa yang akan datang.
2.3.5 Standar Mutu Produk
Standar mutu produk digester yang ditetapkan perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Standar Mutu Digester Model AP-2
Kriteria Standar Mutu
Capacity 12 - 17 ton FFB Hour
Volume 3200 – 3500 litres
Steam 3,5 kgcm
2
Uji hidrostatis 6,5 kgcm
2
Diameter kulit luar 2800 mm
Tinggi 3100 mm
Tebal plat baja 12 mm
Tebal plat baja ringan 9 mm Power
30 HP Putaran
1500 rpm
Sumber : PT. Apindowaja Ampuh Persada
Standar mutu produk screwpress yang ditetapkan perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Standar Mutu Screwpress Model AP-12 dan AP-17
Kriteria Standar Mutu
AP-12 AP-17
Capacity 10 - 15 ton FFB Hour
15 - 18 ton FFB Hour Type
Horizontal double screw worm
Horizontal double screw worm
Worm Dimension Φ 275 mm x 1015 mm
LONG Φ 305 mm x 1100 mm
LONG
Revolution 10 - 13 RPM
10 - 12 RPM Power Consumtion 22KW 30HP
30KW 40HP Reducer
Helical In – Line Gear Reducer
or Cyclo Drive Speed Reducer
Helical In – Line Gear Reducer
or Cyclo Drive Speed Reducer
Machine Length 4100 mm
4935 mm Machine Width
1335 mm 1475 mm
Machine Height 955 mm
1075 mm Nett Weight
5000 KGS 6000 KGS
Gross Weight 6000 KGS
6500 KGS
Sumber : PT. Apindowaja Ampuh Persada
Sedangkan untuk standar mutu seluruh spare part yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada tidak dapat ditentukan karena
bergantung terhadap pesanan konsumen.
2.3.6 Uraian Proses Produksi
Proses produksi sparepart pada PT. Apindowaja Ampuh Persada berbeda- beda. Berikut ini adalah contoh proses produksi Main Shaft.
1. Pemotongan besi Pada proses ini, pipa besi dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan,
dimana disesuaikan dengan besar sparepart yang akan dibentuk pada proses selanjutnya. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang
potongan besi
Universitas Sumatera Utara
2. Pengelasan Pada stasiun ini, komponen yang akan dilas cukup dimasukkan ke dalam mal
cetakan dan dilas. Setelah pengelasan dilakukan, produk setengah jadi diangkut ke stasiun pembubutan.
3. Pembubutan besi Pada proses ini, produk setengah jadi dibubut untuk memperoleh bentuk yang
sesuai dengan ukuran yang telah diukur dengan menggunakan jangka sorong. Sisa pembubutan scrap mesin ditumpukkan dilantai produksi.
4. Pemrosesan produk setengah jadi dengan mesin rol Pada proses ini, produk setengah jadi dirol sehingga membentuk bentuk
bulatan panjang yang sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan 5. Pemrosesan terakhir produk setengah jadi dengan mesin boring
Proses terakhir yaitu pengeboran pada mesin boring untuk mendapat lubang pada main shaft.
6. Pengecatan Setelah proses, produk diangkut menuju stasiun pengecatan. Pengecatan
dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Produk yang sudah selesai dikemas dalam kotak prouk dan disimpan ke gudang produk. Berikut ini
Block Diagram Main Shaft
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Block Diagram Main Shaft
2.3.7 Mesin dan Peralatan
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
Pemotongan besi
Pengelasan
Pembubutan besi
Pemrosesan produk setengah jadi dengan mesin
rol
Pemrosesan terakhir produk setengah jadi
dengan mesin boring
Pengecatan
Main Shaft
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran dan melakukan tugas yang telah disetel.
Adapun jenis dari mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT Apindowaja Ampuh Persada adalah sebagai berikut :
1. Nama Mesin : Mesin las
Merk Type : BX 160
Arus : 160 A
Jumlah : 10 unit
2. Nama Mesin : Mesin Bor
Merk Type : Radial
Voltage : 380 V
Diameter maksimum : 115 mm
Kecepatan putaran : 150-2100 rpm
Kedalaman pemakanan : 150 mm Jumlah
: 5 Unit 3. Nama Mesin
: Automatic Cutting
Merk Type : LG TGC 100-SB
Voltage : 380 V
Daya : 200 Watt
Diameter maksimum : 120 mm
Jumlah : 2 unit
4. Nama Mesin : Mesin potong
Tebal maksimum : 5 mm
Universitas Sumatera Utara
Diameter maksimum : 1200 mm
Jumlah : 4 unit
5. Nama Mesin : Mesin gerinda duduk
Diameter batu gerinda : 125 mm
Kecepatan : 5500 rpm
Jumlah : 2 unit
6. Nama Mesin : Mesin Bubut
Merk Type : ZMM Metalik CM 8
Putaran : 850 rpm
Jumlah : 12 Unit
7. Nama Mesin
: Mesin Scrap
Merk Type : Hudong4503537
Daya : 3000 Watt
Jumlah : 5 unit
8. Nama Mesin
: Mesin Remer Merk Type
: Sudco Daya
: 2 HP Jumlah
: 1 unit 9.
Nama Mesin : Mesin Rol
Merk Type : Heisteel type ASY –HA no70479
Daya : 60 HP
Phasa : 3 Phasa
Jumlah : 2 Unit
Universitas Sumatera Utara
10. Nama Mesin : Mesin Boring
Merk Type : Radial
Voltage : 380 V
Diameter maksimum : 250 mm
Kecepatan putaran : 300-3000 rpm
Kedalaman pemakanan : 200 mm Jumlah
: 4 Unit Adapun peralatan yang digunakan oleh PT. Apindowaja Ampuh Persada
dalam proses produksi adalah sebagai berikut : 1. Kereta sorong
Fungsi : Alat angkut untuk memindahkan material yang digerakkan
dengan cara manual Jumlah
: 5 unit 2. Crane
Fungsi : Alat untuk memindahkan beban yang berat yang dilengkapi katrol
Jumlah :2 unit
3. Meteran Fungsi
: Mengukur ukuran plat yang digunakan Jumlah
: 20 unit 4. Jangka Sorong
Fungsi : Mengukur diameter dan ukuran dari pembentukan lubang dan
Profil yang digunakan pada pembubutan Jumlah
: 12 unit
Universitas Sumatera Utara
5. Kawat las Fungsi
: Digunakan sebagai logam pengisi pada proses pengelesan Jumlah
: 5 kotak
2.3.8 Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada PT. Apindowaja Ampuh Persada adalah arus listrik. PT. Apindowaja Ampuh Persada menggunakan arus listrik yang bersumber
dari PLN dan generator pembangkit listrik tenaga diesel.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Dengan Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja
1
Perlindungan tenaga meliputi aspek-aspek yang cukup luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serata perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaan sehari-hari
Keselamatan adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta
caracara melakukan pekerjaan. Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sarana untuk
mencegah terjadinya kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting dalam proses
operasional baik di sektor modern maupun tradisional, apabila dilalaikan akan berakibat sangat fatal dan bisa merugikan orang lain dan dirinya sendiri maupun
perusahaan. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian tidak langsung yaitu kerusakan-kerusakan mesin
dan peralatan-peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan lingkungan kerja dan lain-lain.
1
Suma’mur.1981. Keselamatan Kerja Pencegahan Kecelakaan.Jakarta.CV.Haji Masagung.
Universitas Sumatera Utara
untuk meningkatkan hasil produksi dan produktivitas secara nasional. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan diri dari masalah sekitarnya dari pada
dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu pelaksanaan pekerjaannya. Maka jelaslah keselamatan kerja adalah suatu segi penting dari
perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini bahaya yang timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, kadaan tempat kerja,
lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik fisik dan mental dari pekerjaan harus sejauh mungkin diberantas atau dikendalikan.
3.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Melindungi keselamatan tenaga kerja didalam melaksanakan tugasnya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2. Melindungi keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Melindungi keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien.
4. Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.
3.1.3 Pengertian Kesehatan Kerja
2
Kesehatan kerja adalah spesialisasi kesehatan atau spesialisasi di bidang kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja atau masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental
2
Suma’mur.1967.Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta.PT. Toko Gunung Agung.
Universitas Sumatera Utara
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang di akibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja. Ada dua kategori penyakit yang diderita tenaga kerja yaitu:
a. Penyakit umum Penyakit yang mungkin diderita oleh setiap orang baik yang bekerja,
masih sekolah atau menganggur. Pencegahan penyakit ini merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat. Untuk mengurangi biaya mengatasi penyakit
umum, setiap calon karyawan diwajibkan mengikuti pemeriksaan atas dirinya oleh dokter perusahaan.
b. Penyakit akibat kerja Penyakit ini dapat timbul setelah seseorang melakukan pekerjaan.
Pencegahannya dapat dimulai dengan pengendalian secermat mungkin pengganggu kerja dan kesehatan atau dengan mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
3.1.4 Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2. Mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia. 3. Agar terhindar dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh produk-produk
industri.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Program Keselamatan Kerja
3.2.1 Sifat Pentingnya Keselamatan Kerja
a. Moral Perusahaan dalam melaksanakan pencegahan atas dasar rasa kemanusiaan,
sehingga bila terjadi kecelakaan perusahaan mempunyai suatu beban moral, juga perusahaan mengusahakan tindakan pencegahan guna tidak akan terjadi suatu
kecelakaan yang sama. b. Hukum
Setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan UU no 1 Tahun 1970.
c. Ekonomi Perusahaan mengadakan kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila terjadi
kecelakaan maka perusahaan mengeluarkan biaya sebagai ganti rugi dan juga terganggu produktivitasnya.
3.2.2 Unsur keselamatan kerja
Menurut International Labour Organization unsure keselamatan kerja meliputi:
a. Perencanaan Bila akan mendirikan perusahaan haruslah di perhitungkan faktor-faktor
yang mempengaruhi keselamatan dan produksi juga tingkat perencanaan lokasi,
Universitas Sumatera Utara
fasilitas untuk produksi dan untuk menyimpan material dan peralatan lantai, penerangan, ventilasi, dan pencegahan kebakaran. Masalah keselamatan kerja
harus benarbenar diperhatikan pada waktu perencanaan dan bukan dipikirkan kemudian sesudah perusahaan berdiri.
Maka dari itu ahli keselamatan kerja harus sudah ikut aktif dalam fase perencanaan. Adanya masukan-masukan dari pengawasan kerja sangat membantu.
Prinsip-prinsip yang biasanya dapat diikuti oleh seseorang pimpinan perusahaan dalam perencanaan dan efisiensi produksi seperti menyediakan tempat yang luas
bagi mesin dan peralatannya, menciptakan keadaan aman untuk bekerja.
b. Ketata-Rumah-Tanggaan yang Baik dan Teratur Ketata-rumah-tanggaan dan kerapihan mencegah kecelakaan baik resiko
fisik maupun efek psikologi, dalam kadaan rapih dan teratur, tenaga kerja akan lebih berhati-hati. Keteraturan dan Ketata-rumah-tanggaan yang baik akan
terselenggara jika tenaga kerja berpatisipasi dan memenuhi seluruh ketentuan yang berhubungan, seperti tidak diletakkannya barang-barang pada jalan lalu
lintas atau penggunaan tempat sampah untuk pembuangan kotoran, keteraturan yang baik selain bermanfaat bagi kesempatan kerja juga bermanfaat bagi
kelancaran produksi.
c. Pakaian Kerja atau Alat Pelindung Diri Pakaian kerja termasuk alas kaki sering kali tak memadai untuk
melakukan pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja dan berpakaian tua
Universitas Sumatera Utara
yang sudah tidak layak pakai. Keadaan ini merugikan dilihat dari keselamatan juga menunjukan suatu mutu kehidupan yang rendah.
Jika pakaian kerja mungkin cepat rusak karena pekerjaan yang berat, keadaan udara lembab dan pekerjaan penuh kotoran, pengusaha harus
menyediakan jenis pakaian yang cocok, pemakaian alas kaki juga harus diperhatikan karena pemakaian alas kaki yang salah seperti berhak tinggi dan licin
akan mengakibatkan terpeleset atau terjadinya kecelakaan. Dan alas kaki dan pakaian harus dibuat senyaman mungkin untuk tenaga kerja.
Dalam hal penetapan pemilihan atau penggunaan pakaian kerja, perlu diperhatikan faktor-faktor dibawah ini :
1. Harus diperhatikan bahaya-bahaya yang mungkin menimpa pekerja dan pakaian kerja haruslah dipilih menurut kemampuan untuk mengurangi bahaya
sebesar mungkin. 2. Pakaian kerja harus pas betul tanpa bagian-bagian atau tali yang longgar dan
kantong. Jika ada haruslah sedikit mungkin jumlahnya dan sedikit mungkin ukurannya.
3. Pakaian longgar atau sobek dan kunci berantai atau arloji berantai tidak boleh dipakai di dekat bagian-bagian mesin yang bergerak.
4. Pakaian berlengan pendek lebih baik dari pakaian berlengan panjang yang di gulung lengannya keatas.
5. Benda-benda tajam atau runcing, bahan-bahan eksplosif atau cairan-cairan yang dapat terbakar tidak boleh dibawa dalam kantong pakaian.
Universitas Sumatera Utara
6. Pekerja yang meghadapi debu-debu yang dapat terbakar, eksplosif atau beracun tidak boleh memakai baju berkantong, memiliki lipatan-lipatan, dan lain-lain
yang mungkin menjadi tempat berkumpulnya debu.
d. Peralatan Perlindungan Diri Peralatan perlindungan diri sangat di butuhkan agar kejadian kecelakaan
kerja tidak terjadi. Dan beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis peralatan perlindungan, mungkin hanya dua yang penting, yaitu :
1. Apapun sifat bahayanya, peralatan atau pakaian harus memberikan cukup perlindungan terhadap bahaya tersebut.
2. Peralatan atau pakaian tersebut harus ringan dipakainya dan awet, dan membuat rasa kurang nyaman sekecil mungkin, tetapi memungkinkan mobilitas,
penglihatan dan sebagainya maksimum. Peralatan perlindungan ini dapat berupa:
a. Tutup muka masker kain b. Alas kaki pengaman
c. Sarung tangan d. Topi pengaman, dll.
e. Pemasangan Tanda-Tanda Pada PT. Apindowaja Ampuh Persada belum di pasang tanda-tanda
sebagai peringatan untuk tujuan keselamatan. Pemasangan tanda-tanda yang diharapkan dapat membawa pesan peringatan atau memberikan keterangan secara
Universitas Sumatera Utara
umum. Keterangan-keterangan misalnya berupa tanda-tanda bagi tempat jalan keluar dan tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan seperti peringatan
berhati-hati terhadap jalan yang licin, mesin yang berbahaya, selalu menggunakan alat pelindung diri setiap akan bekerja, dsb. Dan tempat-tempat yang sering terjadi
kecelakaan serta tempat-tempat yang dianggap perlu.
f. Penerangan Faktor-faktor penerangan yang menjadi sebab kecelakaan meliputi :
a. Kesilauan langsung b. Kesilauan sebagai pantulan dari lingkungan pekerjaan.
c. Bayang-bayang gelap. d. Perubahan mendadak dari terang menjadi gelap.
g. Ventilasi dan Pengaturan Suhu Ventilasi merupakan suatu cara meniadakan debu-debu yang eksplosif
seperti debu serbuk kayu di udara. Uap-uap diudara dapat diturunkan kadarnya sampai batas aman oleh ventilasi umum atau dapat mencegah terjadinya keadaan
terlalu panas atau terlalu dingin sehingga pekerja tidak terganggu keadaan itu.
h. Kebisingan Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indra pendengaran
yang dapat menimbulkan ketulian sedangkan efek bising pada daya kerja adalah timbulnya gangguan pada konsentrasi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Unsur-unsur yang Mendukung Program Keselamatan Kerja.
1. Dukungan Manajemen Puncak. Manajemen puncak haruslah memberikan dukungan secara aktif pada
program keselamatan dapat tetap hidup dan menjadi efektif. Ditandai antara lain dengan kehadiran secara pribadi pada rapatrapat yang membahas masalah
keselamatan kerja, dan pemeriksaaan pribadi secara periodik, penekanan pada laporan tetap tentang keselamatan, prestasi bidang keselamatan pada agenda rapat
dewan direksi perusahaan.
2. Pengangkatan seksi keselamatan. Seksi keselamatan kerja Safety engineer memberikan perhatian kepada
aspek manusianya dan bukan hanya aspek tekniknya. Hubungan antara direktur keselamatan kerja dengan karyawan-karyawan bersifat fungsional, yang artinya
direktur keselamatan kerja berhak memerintah dan memaksakan perintahnya untuk menjalankan peraturan-peraturan dalam bidang keselamatan kerja.
3. Rekayasa suatu pabrik dan operasi yang aman. Syarat-syarat dan usaha keselamatan adalah rekayasa yang sehat dan
berorientasi ke masa depan. Semua itu meliputi tempat-tempat kerja bersih, penerangan baik, pemasangan ventilasi dengan tepat, semua peralatan yang
berbahaya haruslah dilakukan sejauh mungkin, pekerjaan dengan menggunakan perlindungan diri digunakan sebagaimana mestinya dan semua perlindungan yang
Universitas Sumatera Utara
direkayasa harus dilaksanakan dengan baik agar kecelakaan kerja tidak terjadi dan proses operasi dapat berjalan secara aman.
4. Pendidikan karyawan agar bertindak secara aman. Pendidikan karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam upaya
pencegahan kecelakaan maka biasanya perusahaan memberikan pendidikan agar bertindak, berpikir dan bekerja secara aman. Dan segala bentuk latihan seharusnya
dilengkapi dengan berbagai peringatan yang menyangkut tentang bahaya dari pelaksanaan suatu pekerjaan. Tindakan pimpinan merupakan contoh, dan atasan
langsung haruslah memberikan contoh tentang perlunya keselamatan kerja, baik dalam kata maupun perbuatan.demikian juga untuk pendidikan akan membantu
untuk menanamkan pengertian agar bekerja dengan hati-hati.
5. Analisis kecelakaan. Apabila terjadi kecelakaan, berarti tindakan pencegahan tidak berhasil.
Walaupun demikian menajemen mempunyai kesempatan untuk mempelajari apa yang salah. Kecelakaan tersebut dapat dipelajari dari beberapa aspek yaitu
pekerjaan yang menimbulkan kecelakaan, alat-alat dan perlengkapan yang dipergunakan dan akibatnya. Analisa hendaknya digunakan untuk maksud-
maksud perbaikan dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
6. Pelaksanaan peraturan. Peraturan-peraturan yang mengatur tentang keselamatan kerja yang ada,
harus dilaksanakan apabila ada perusahaan yang tidak menerapkan peraturan tersebut akan dikenakan sanksi.
3.4 Pengertian Kecelakaan Kerja Dan Macam Kecelakaan Kerja