BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi, pengukuran dan analisis yang telah dilakukan di PT. Apindowaja Ampuh Persada dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja diketahui bahwa pada tahun 2008 dengan frekuensi 250. Tahun 2009 terjadi dengan frekuensi 236.
Tahun 2010 dengan frekuensi 200. Tahun 2011 dengan frekuensi 139. Dan pada tahun 2012 dengan frekuensi 196.
2. Hasil tingkat keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2008 sebesar 4166,67. Pada tahun 2009 sebesar 57681,16, tahun 2010 sebesar 9333,33, tahun 2011
sebesar 2333,33, dan pada tahun 2012 sebesar 10312,50. Hal itu berarti tingkat keparahan bekerja dari tahun ke tahun semakin menurun dan akan diikuti
meningkatnya produktivitas kerja karyawan. 3. Hasil pengukuran nilai T selamat Nts tahun 2009 diketahui – 208,02, pada
tahun 2010 sebesar -574,16, pada tahun 2011 sebesar 1157,49, dan sebesar 1339,82 pada tahun 2012. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam tahun 2009
ke tahun 20011 nilai frekuensi kecelakaan masa kini mengalami peningkatan prestasi dibandingkan dengan masa lalu dan pada tahun 2012 terjadi penurunan
prestasi dibandingkan dengan 2011. 4. Kecelakaan kerja di PT. Apindowaja Ampuh Persada masih bisa terjadi, hal ini
disebabkan karena ketidak hati-hatian para karyawan dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
tugasnya dan banyak karyawan yang tidak mengindahkan anjuran dari perusahaan atau dengan tidak memakai alat perlindungan diri yang telah
disediakan oleh perusahaan. 5. Terlihat dari hasil analisis hubungan keselamatan kerja dengan produktifitas
bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil pula hari kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya tingkat produktifitas.
6
.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan oleh PT Apindowaja Ampuh Persada antara lain adalah Penyuluhan kerja, Penggunaan
alat pelindung diri APD, Perawatan mesin secara berkala, pengawasan kerja,dan adanya jaminan biaya kesehatan.
7. Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi dalam setahun tidak berbanding lurus dengan jumlah jam kerja hilang. Semakin tinggi jumlah kecelakaan kerja
belum tentu semakin tinggi jam kerja hilang begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi jumlah jam kerja hilang maka semakin tinggi pula tingkat severity.
Semakin tinggi tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja meningkat tidak secara signifikan mengakibatkan tingkat keparahan semakin tinggi.
8. Kondisi perusahaan menunjukan bahwa barang atau scrap sisa produksi berserakan di lantai sehingga tidak tidak sesuai dengan metode 5S untuk seiri.
Hasil analisis metode seiton menunjukkan bahwa perusahaan belum menerapkan pengaturan barang dan penempatan barang atau alat pada lokasi
yang tetap. Hasil analisis dengan metode seiso menunjukkan bahwa tidak semua pekerja menjaga kebersihan. Metode Seiketsu menunjukkan bahwa
operator mempunyai keahlian namun jarang diawasi pada saat bekerja. Dan
Universitas Sumatera Utara
hasil analisis dengan metode menunjukkan bahwa tidak ada diskusi antara pihak perusahaan dengan pekerja dalam pembudayaan displin kerja.Sehingga
dapat disimpulkan kondisi aktual PT. Apindowaja Ampuh Persada tidak sesuai dengan metode 5S Kaizen.
7.2 Saran