86
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang
jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi pengungkapan
kecurangan berdasarkan
variabel yang
mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
87 kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
1 .800
a
.641 .622
.04341
a. Predictors: Constant, ADP, PMK, PRO, KEA b. Dependent Variable: PNG
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0,800 atau 80. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkpan
kecurangan adalah sangat kuat karena berada dikisaran 0,80-0,999 Riduwan dan Ahmad, 2007:62. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,622 atau 62,2, ini menunjukkan bahwa
variabel pengungkapan kecurangan yang dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404 adalah
sebesar 62,2, sedangkan sisanya sebesar 0,378 atau 37,8 1-0,622 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti risiko audit,
corporate governance, dan prosedur audit Arens, Elder dan Beasley, 2010:440.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12. Jika nilai probability
t lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika
88 nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H
diterima dan menolak H
a
Ghozali, 2009:84.
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 1.038
.067 15.385
.000 PRO
.006 .002
.234 2.866
.005 KEA
.007 .002
.267 2.937
.004 PMK
-.005 .002
-.174 -2.475
.016 ADP
.012 .002
.461 5.229
.000 a. Dependent Variable: PNG
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh profesionalisme terhadap pengungkapan kecurangan.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel profesionalisme mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini berarti menerima H
a1
sehingga dapat dikatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel profesionalisme lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara profesionalisme dan
pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat profesionalisme dalam diri auditor, maka kapabilitas auditor tersebut untuk mengungkap
kecurangan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena auditor yang memegang teguh prinsip profesional dan menjaga eksistensi prinsip tersebut
selama proses audit akan menyadari sepenuhnya hakikat profesinya sehingga jika
89 kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan
terdeteksi maka auditor tersebut merasa berkewajiban untuk mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian
sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis 2003,
namun dengan nilai Adjusted R Square yang berbeda. Penelitian tersebut menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 70,2 sementara penelitian ini menghasilkan nilai
Adjusted R Square sebesar 62,2. Penelitian ini mendukung hipotesis dan hasil penelitian Keinath dan Walo 2008 dengan perbedaan pada nilai signifikansi sebesar
0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode analisis uji beda t-test. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Herawaty dan Susanto 2009 namun nilai
Adjusted R Square yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 27, berbeda dengan yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 62,2.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh keahlian terhadap pengungkapan kecurangan.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel keahlian mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti menerima H
a2
sehingga dapat dikatakan bahwa keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keahlian lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara keahlian dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan
demikian, kepemilikan menyeluruh atas keahlian tekhnis dan psikologis yang semakin baik dari auditor akan meningkatkan kualitas pengungkapan kecurangan, begitu juga
sebaliknya jika keahlian individual auditor semakin rendah maka kualitas pengungkapan
90 kecurangan pun menjadi semakin buruk. Hasil penelitian ini konsisten dengan dua
penelitian sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Zhang dan Pany 2008 namun
nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut sebesar 50,6 sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2. Penelitian ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ziegenfuss 2008 namun variabel keahlian pada penelitian tersebut signifikan pada tingkat 0,011 sedangkan
penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan kecurangan pada tingkat 0,004.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap pengungkapan
kecurangan.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,016. Hal ini berarti menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara pengetahuan mendeteksi kecurangan dengan pengungkapan kecurangan bersifat
negatif. Dengan demikian, semakin tinggi kepemilikan auditor atas pengetahuan mendeteksi kecurangan akan menyebabkan auditor tersebut semakin enggan untuk
mengungkapkannya ke pihak-pihak terkait. Demikian pula sebaliknya jika pengetahuan auditor atas pendeteksian kecurangan semakin rendah maka kemampuannya untuk
mengungkap kecurangan akan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi pada auditor dengan
91 kuantitas pengalaman kerja tinggi yang mengindikasikan besarnya lingkup tanggung
jawab dalam kedudukan di Kantor Akuntan Publik, terutama dalam hal menjaga hubungan jangka panjang dengan klien dan kepuasan klien
client’s satisfactory Krambia-Kapardis, 2003:229. Auditor dengan kedudukan minimum senior atau
supervisor terutama manajer dan partner, secara tekhnis hanya bertanggungjawab
untuk mengawasi dan menyetujui hasil kerja auditor junior dengan keterlibatan minim saat proses pengauditan berlangsung Arens, Elder dan Beasley, 2010:37. Dengan
demikian, walaupun mereka memiliki pengetahuan mendeteksi kecurangan yang baik, mereka tidak akan mengungkapkan temuan kecurangan pada klien jikalau laporan dari
auditor junior tidak mengindikasikan eksistensi kecurangan. Sementara secara psikologis, auditor dengan kedudukan minimum senior atau supervisor akan semakin berorientasi
pada kepuasan klien atas record performa keuangan yang dapat mempengaruhi pemberian opini, sehingga sebisa mungkin meminimumkan tingkat pengungkapan
kecurangan walaupun auditor tersebut menguasai tekhnis mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian sebelumnya namun berbeda pada nilai
signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan konsisten dengan penelitian Krambia-Kapardis 2003 namun penelitian tersebut
menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 70,2 sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2. Dalam hal arah hubungan,
penelitian ini bertentangan dengan penelitian Herawaty dan Susanto 2009 dan Gold, Gronewold dan Salterio 2011 yang menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi
kecurangan memiliki pengaruh positif signifikan pada pengungkapan kecurangan dengan tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,010 dan 0,002.
92
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh adaptasi SOA 2002
section 404 terhadap pengungkapan kecurangan.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel adaptasi SOA 2002 section
404 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima H
a4
sehingga dapat dikatakan bahwa adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel adaptasi SOA 2002 section 404 lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara adaptasi SOA 2002 section 404 dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan
demikian, jika penerapan SOA 2002 section 404 dalam proses pengerjaan audit semakin baik maka kualitas pengungkapan kecurangan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi
karena legalitas bagi auditor yang lebih luas dalam menilai efektivitas pengendalian internal klien membuat auditor lebih leluasa dan terjamin secara profesional untuk
mengungkap kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan empat penelitian
sebelumnya namun berbeda pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Wilopo 2006, namun penelitian tersebut
hanya menjelaskan signifikansi syarat compliance dari SOA 2002 section 404. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Keinath dan Walo 2008 dengan perbedaan pada nilai
signifikansi sebesar 0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode analisis uji beda t-test. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan konsisten dengan
penelitian Zhang dan Pany 2008 namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut sebesar 50,6 sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted
R Square sebesar 62,2. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Hirschey, Smith dan
93 Wilson 2010 namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut
sebesar 11,2 sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2.
Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut.
Keterangan: Y
: Pengungkapan Kecurangan X
Д : Profesionalisme
X Е
: Keahlian X
Ж : Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
X
4
: Adaptasi SOA 2002 section 404 e
: Error
c. Hasil Uji Statistik F