Out look Energi Indonesia 2010 xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Pendahuluan Buku ini menganalisis penyediaan energi j angka panj ang dengan menggunakan
model MARKAL
MARket Al l ocat ion yang merupakan model opt imasi unt uk alokasi penyediaan energi. Sedangkan proyeksi kebut uhan energi dihit ung
menggunakan model kebut uhan energi yang dikembangkan BPPT BPPT Model
f or Energy Demand of Indonesia at au BPPT-MEDI. Dalam model t ahun dasar yang digunakan adalah t ahun 2007 dan pr oyeksi dil akukan hingga t ahun 2030.
Model dianalisis dengan dua skenario pert umbuhan produk domest ik brut o PDB yakni skenario rendah yang mengasumsikan pert umbuhan PDB sebesar
5, 5 per t ahun dan skenario t inggi yang mengasumsikan pert umbuhan PDB sebesar 7 per t ahun. Set iap skenario dianalisis dengan menggunakan harga
minyak ment ah rendah sebesar 60 barel dan harga minyak t inggi sebesar 90 barel. Asumsi pert umbuhan penduduk sebesar 1, 36 per t ahun digunakan
unt uk semua kasus. 2. Kebutuhan Energi
Sesuai kasus dasar, kebut uhan energi diperkirakan meningkat 3, 6 per t ahun dari 1. 050 j ut a SBM pada t ahun 2009 menj adi 2. 204 j ut a SBM pada t ahun 2030.
Pada Gambar 1 dit unj ukkan prakiraan t ot al kebut uhan energi f inal per j enis bahan bakar unt uk kasus dasar selama periode 2007-2030. Penggunaan
bat ubara t erlihat t erus meningkat pangsanya sel ama periode 2007-2030. Pada t ahun 2030 bat ubara mendominasi penggunaan energi di sekt or indust ri. Di
sekt or t ransport asi energi dipenuhi dari penggunaan bahan bakar minyak BBM. Sekt or komersial didominasi ol eh penggunaan energi list rik unt uk
pemenuhan kebut uhannya. Sedangkan di sekt or rumah t angga, sebagian besar energi dipenuhi oleh penggunaan biomasa, yang merupakan bahan bakar non-
komersial. 3. Penyediaan Energi
Tot al penyediaan energi unt uk kasus dasar diperkirakan naik lebih dari 2 kali at au t umbuh sebesar 4, 2 per t ahun dari 1. 377, 8 j ut a SBM pada t ahun 2009
menj adi 3. 244, 3 j ut a SBM pada t ahun 2030. Penyediaan energi akan didominasi oleh penggunaan bat ubara yang pangsanya mencapai 46 pada
t ahun 2030 dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a mencapai 8, 0 per t ahun, j auh di at as laj u pert umbuhan minyak bumi.
Out look Energi Indonesia 2010
xviii
Gambar 1 Prakiraan total kebutuhan energi final per j enis bahan bakar untuk kasus dasar
Pada t ahun 2007, penyediaan minyak bumi hanya meningkat t ipis sebesar 2, 6 t ahun dengan pangsa penyediaan semul a 39 menj adi 23 pada t ahun
2030. Sedangkan penyediaan bat ubara pada t ahun 2030 meningkat cukup t aj am sehingga mencapai 1. 477 j ut a SBM dan menggeser dominasi minyak
bumi. Sement ara it u, penyediaan gas bumi menurun dari 211 j ut a SBM 17 pada t ahun 2007 menj adi 283 j ut a SBM pada t ahun 2030 at au memil iki pangsa
hanya 9 dari t ot al penyediaan energi. Penyediaan EBT diperkirakan memiliki peluang hingga 11 dari t ot al penyediaan energi pada t ahun 2030. Pada l aj u
pert umbuhan PDB yang sama, kenaikan harga minyak akan meningkat kan peluang EBT unt uk bersaing dengan energi f osil. Pangsa t ot al EBT berpeluang
naik menj adi 12 t erhadap t ot al penyediaan energi. Sedangkan, pot ensi energi panas bumi unt uk pembangkit list rik berpeluang mencapai 7, 1 dari
t ot al penyediaan energi. 4. Dominasi Batubara
Penyediaan energi di masa mendat ang akan didominasi ol eh penggunaan bat ubara lihat Gambar 2. Produksi bat ubara sesuai kasus dasar akan
meningkat pesat hingga 2, 4 kal i l ipat dari 220 j ut a t on pada t ahun 2008 menj adi 517 j ut a t on pada t ahun 2030. Pemanf aat an bat ubara unt uk
keperluan domest ik akan meningkat pesat hampir mencapai 5 kali lipat dari 75 j ut a t on pada t ahun 2008 menj adi 370 j ut a t on pada t ahun 2030. Sebagian
besar dari j umlah bat ubara unt uk keperluan domest ik akan digunakan di sekt or pembangkit list ik yakni dari 49 pada t ahun 2009 menj adi 55 pada
t ahun 2030 at au sekit ar 222 j ut a t on. Selebihnya baru digunakan di sekt or indust ri. Kenaikan harga minyak pada pert umbuhan PDB yang sama akan
meningkat kan peluang pengembangan bat ubara cair. Pada harga minyak t inggi, sebanyak 11 j ut a t on bat ubara akan digunakan sebagai bahan baku unt uk
pencairan bat ubara pada t ahun 2030.
Out look Energi Indonesia 2010 xix
Gambar 2 Prakiraan penyediaan energi Indonesia kasus dasar
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T90 T60
R90 R60
2030
Batubara Minyak
Mentah dan BBM Gas
CBM BBN
Panas Bumi
Tenaga Air
Tenaga Angin
Biomasa
Juta SBM R60
R90 T60
T90 TOTAL
3.244,3 3.091,7
3.867,4 3.624,4
Gambar 3 Perbandingan pangsa penyediaan energi tahun 2030 untuk semua kasus
5. Defisit Minyak Bumi dan Bahan Bakar Cair Indonesia hanya mampu mengekspor minyak bumi hingga t ahun 2016 bil a t idak
diperoleh peningkat an cadangan yang signif ikan dalam wakt u dekat ini. Produksi minyak bumi akan t erus menurun karena menurunnya cadangan
sehingga akan meningkat kan impor minyak ment ah unt uk memenuhi kebut uhan domest ik.
Pada Gambar 4 dit unj ukkan prakiraan produksi, impor, ekspor dan konsumsi minyak selama periode 2007-2030 unt uk kasus dasar. Impor minyak ment ah
pada t ahun 2030 diperkirakan mencapai 3 kal i j uml ah impor minyak ment ah pada t ahun 2009. Def isit pasokan minyak t ot al meningkat hingga 18 kal i l ipat
dari 36 j ut a barel pada t ahun 2007 menj adi 657 j ut a barel pada t ahun 2030 at au naik dengan laj u rat a-rat a 15, 58 per t ahun. Dengan j umlah def isit yang
Out look Energi Indonesia 2010
xx
sangat besar t ersebut , peran bahan bakar nabat i BBN dan bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara perl u dit ingkat kan. Penggunaan bahan bakar
cair dari BBN dan pencairan bat ubara dapat berperan dalam mengurangi impor minyak di masa mendat ang.
‐300 ‐150
150 300
450 600
750 900
2007 2010
2015 2020
2025 2030
Ju ta
B a
rr e
l
Produksi Impor
Ekspor Konsumsi
Gambar 4 Prakiraan produksi, impor, ekspor dan konsumsi minyak total
Dengan menerapkan kebij akan mandat ori yang konsist en maka produksi biodiesel sebesar 7, 6 j ut a barel pada t ahun 2009 meningkat menj adi 73, 5 j ut a
barel pada t ahun 2030 at au meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 11, 4 per t ahun. Produksi bioet anol sebesar 1, 3 j ut a barel pada t ahun 2009
meningkat menj adi 50, 5 j ut a barel pada t ahun 2030 at au meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 19, 0 per t ahun. Peran BBN unt uk subsit usi
penggunan BBM di sekt or t ransport asi sudah t ampak sej ak t ahun 2008, sedangkan BBM sint et is dari produk pencairan bat ubara PPB bel um mencapai
t ingkat keekonomiannya unt uk diproduksi. Diperkirakan PPB baru dapat bersaing dengan BBM yang berasal dari minyak bumi pada harga minyak
ment ah 90 barel pada t ahun 2020. Pada t ahun 2030 sekt or t ransport asi diperkirakan akan t erus menj adi
konsumen bahan bakar cair BBC yang dominan sekit ar 64 diikut i sekt or indust ri 17 dan sekt or lainnya 11 sehingga upaya subst it usi penggunaan
BBM di sekt or t ersebut melal ui berbagai kebij akan perlu dilakukan. Naiknya pert umbuhan PDB dari 5, 5 per t ahun menj adi 7 per t ahun l ebih
berpengaruh t erhadap naiknya t ot al konsumsi BBC dan t urunnya pangsa sekt or t ransport asi dalam penggunaan BBM. Perubahan harga minyak bumi dalam
rent ang 60 barel menj adi 90 barel kurang berpengaruh t erhadap komposisi konsumen BBC secara sekt oral.
6. Keterbatasan Akses Gas Bumi, LPG dan LNG Persoalan ut ama dalam meningkat kan pemakaian gas gas pipa, LPG dan LNG
unt uk keperluan domest ik adalah ket erbat asan inf rast rukt ur t ransmisi dan dist ribusi sehingga membat asi akses konsumen t erhadap pemanf aat an gas.
Pada saat ini ekspor gas gas pipa dan LNG mendominasi penggunaan gas
Out look Energi Indonesia 2010 xxi
bumi 65 namun unt uk masa dat ang konsumsi gas domest ik diprakirakan akan mendominasi dalam penggunaan gas bumi 85. Permint aan gas
domest ik yang t erus meningkat t ersebut perlu diambil langkah ant isipasi sepert i membuka impor gas mengingat t erbat asnya pasokan gas bumi dalam
negeri unt uk j angka panj ang. 7. Kebij akan Membuka Impor Gas
Sesuai rencana pembangunan t erminal penerima LNG maka LNG akan mulai dapat digunakan dalam negeri pada t ahun 2014 saat mul ai beroperasinya
t erminal t ersebut . Impor LNG yang dimul ai pada t ahun 2017 merupakan bagian yang pent ing dalam pemenuhan konsumsi LNG di dalam negeri. Dengan
mempert imbangkan impor LNG sebagai al t ernat if pasokan gas, konsumsi gas pada sekt or indust ri dapat dit ingkat kan lihat Gambar 5. Tanpa impor LNG
maka pasokan gas di sekt or indust ri akan menurun sebesar 1, 7. Bila dilakukan impor LNG maka pasokan gas pada sekt or indust ri hanya akan
menurun sebesar 0, 1.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3 2
1 4
2 1
5 2
1 6
2 1
7 2
1 8
2 1
9 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 3
2 2
4 2
2 5
2 2
6 2
2 7
2 2
8 2
2 9
2 3
B C
F
P roduks i G as
P roduks i C B M
Impor K ons ums i
G as E ks por
Gambar 5 Kondisi pasokan gas bila impor LNG dipert imbangkan
Terbat asnya inf rast rukt ur gas mengakibat kan sebagian besar gas bumi 74 digunakan unt uk kegiat an t ransf ormasi energi yang masing-masingnya
mengkonsumsi gas bumi dalam j umlah besar. Sisanya dikonsumsi ol eh sekt or perekonomian indust ri, t ransport asi, rumah t angga, komersial dan lainnya
yang masing-masing hanya mengkonsumsi dalam j umlah yang relat if kecil. Konsumsi gas pada pembangkit l ist rik pada t ahun 2009 mencapai hampir 11
dari t ot al pasokan gas domest ik. Penggunaan gas unt uk pembangkit list rik idealnya adalah unt uk memenuhi beban menengah t et api saat ini digunakan
unt uk memenuhi beban dasar karena t erkait dengan adanya sist em
t ake or pay dari produsen ke konsumen gas. Akibat nya biaya pembangkit an list rik
pada beban dasar menj adi lebih mahal. Dalam kurun wakt u 2009-2030 konsumsi LPG meningkat dengan laj u rat a-rat a
sebesar 5, 4 per t ahun lihat Gambar 6. Guna memenuhi konsumsi LPG di dalam negeri t ersebut , impor LPG rat a-rat a sekit ar 60 dari konsumsi LPG
Out look Energi Indonesia 2010
xxii
set iap t ahun. LPG digunakan pada sekt or rumah t angga, komersial dan indust ri. LPG mayorit as digunakan di sekt or rumah t angga yang mencapai pangsa 88, 3
dari t ot al pemakaian LPG di dalam negeri. LPG merupakan bahan bakar penggant i BBM yang disukai masyarakat karena harganya yang lebih murah dan
lebih bersih sert a sangat prakt is digunakan. Hal ini akan mendorong peningkat an permint aannya dan unt uk sekt or rumah t angga diprakirakan akan
meningkat sekit ar 5, 3 per t ahun, sekt or indust ri 8, 1 per t ahun dan sekt or komersial 3, 5 per t ahun.
2 4
6 8
10 12
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3 2
1 4
2 1
5 2
1 6
2 1
7 2
1 8
2 1
9 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 3
2 2
4 2
2 5
2 2
6 2
2 7
2 2
8 2
2 9
2 3
Ju ta
T o
n
P roduks i Impor
E ks por K ons ums i
L P G
Gambar 6 Produksi, impor, ekspor dan konsumsi LPG untuk kasus dasar
Kebut uhan gas yang t erus meningkat t ersebut mendorong indust ri unt uk mencari alt ernat if dalam penyediaan gas dan LPG. Gas sint et ik hasil gasif ikasi
bat ubara dapat digunakan unt uk keperluan energi maupun bahan baku. Disamping it u ada gas
shal e yang merupakan sumberdaya gas baru, dimet hyl et her DME sebagai penggant i LPG, dan coal bed met hane CBM yang
merupakan sumberdaya gas masa depan. CBM dalam j umlah yang relat if kecil mulai t ersedia pada t ahun 2015. Beberapa kebij akan yang dapat
direkomendasikan t erkait peningkat an pemanf aat an gas adalah sebagai berikut :
•
Tidak memperpanj ang kont rak ekspor gas gas pipa dan LNG
•
Melakukan perluasan inf rast rukt ur t ransmisi dan dist ribusi gas bumi yang sudah ada saat ini, dan
•
Memanf aat an gas secara langsung dalam bent uk CNG, LPG dan LNG, sert a bahan baku unt uk pembuat an bahan bakar sint et is.
8. Net importir Energi Pada t ahun 2028 Indonesia diperkirakan menj adi negara net import ir energi
yang mencapai 80 j ut a SBM. Sement ara it u impor meningkat menj adi 710 j ut a SBM at au 20 dari t ot al penyediaan energi pada t ahun 2030. Juml ah net impor
energi ini set ara dengan 2 kali kebut uhan energi di sekt or komersial pada t ahun 2010. Pada Gambar 7 dit unj ukkan prakiraan t ot al produksi, ekspor, dan
impor energi unt uk kasus dasar unt uk periode 2007-2030.
Out look Energi Indonesia 2010 xxiii
Gambar 7 Prakiraan total produksi, ekspor, dan impor energi untuk kasus dasar
9. Ketenagalistrikan Kondisi ket enagalist rikan di masa mendat ang hingga t ahun 2030 akan