Out look Energi Indonesia 2010
73
Pada sekt or rumah t angga, j enis BBM yang digunakan adalah minyak t anah. Perluasan j aringan pipa gas kot a dan program konversi minyak t anah ke LPG
t elah mengurangi konsumsi minyak t anah di rumah t angga. Dimasa mendat ang pemakaian minyak t anah di rumah t angga akan sangat berkurang, karena
harga dari minyak t anah di pasaran adal ah harga keekonomiannya yang mahal, sehingga sulit t erj angkau oleh masyarakat luas.
Pada sekt or indust ri, j enis BBM yang banyak digunakan adakah minyak diesel dan minyak bakar. BBM diperlukan unt uk bahan bakar mot or penggerak dan
pembangkit list rik. Dimasa mendat ang akan lebih banyak minyak diesel maupun j enis bahan bakar l ain sepert i LPG, gas dan bat ubara, hal ini
disebabkan karena t idak t ersedianya minyak bakar dipasaran. Pada sekt or lainnya, j enis BBM yang paling banyak digunakan adalah minyak
diesel. Sekt or ini mel iput i subsekt or pert anian, konst ruksi dan pert ambangan yang memerlukan banyak minyak diesel unt uk mesin penggerak, alat berat
dan pembangkit list rik. Peralat an-peral at an t ersebut memerl ukan BBM yang t idak unt uk digant ikan dengan bahan bakar alt ernat if .
Berdasarkan persent asenya pada kurun wakt u 2000-2008, sekt or t ransport asi merupakan sekt or yang paling banyak mengkonsumsi BBM, set iap t ahunnya
rat a-rat a sekt or ini mengkonsumsi sekit ar 44, 2 dari t ot al konsumsi BBM nasional, selanj ut nya diikut i oleh sekt or indust ri, rumah t angga dan
pembangkit list rik, dengan persent ase rat a-rat a per t ahun secara berurut an sekit ar 16, 9, 14, 9 dan 14, 1 dari t ot al konsumsi BBM nasional. Adapun
pangsa konsumsi sekt or komersial dan lain relat if kecil, yait u sekit ar 2, 3 dan 7, 6 dari t ot al konsumsi BBM nasional.
6. 4. 2 Proyeksi A. Kasus dasar
Berdasarkan sekt or pemakainya, BBM digunakan pada sekt or pembangkit list rik, indust ri, komersial, lainnya, rumah t angga dan t ransport asi. Adapun
perincian kebut uhan BBM berdasarkan sekt ornya selama kurun wakt u dari t ahun 2009-2030 dapat dilihat pada Gambar 6. 10.
Pada sekt or t ransport asi, j enis BBM yang paling banyak digunakan adal ah premium yang meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 0, 85 per t ahun,
minyak diesel meningkat dengan laj u cukup t inggi dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 3, 9 per t ahun. Demikian j uga dengan avt ur yang meningkat dengan
laj u pert umbuhan rat a-rat a 7 per t ahun. Bahan bakar cair alt ernat if berupa biodisel dan bioet anol berupa produk biopremium dan biopet ramax sebagai
subst it usi BBM mulai masuk sebagai sumber bahan bakar sekt or t ransport asi pada t ahun 2009. Adapun kebut uhan biodiesel akan meningkat dengan laj u
pert umbuhan rat a-rat a 15, 7 per t ahun. Selanj ut nya, kebut uhan bioet anol meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 22, 9 per t ahun. Meningkat nya
penggunaan minyak diesel dan avt ur di masa yang akan dat ang karena digunakannya lebih banyak alat t ranspor t asi yang bermesin diesel dan adanya
Out look Energi Indonesia 2010 74
peningkat an penggunaan moda t ransport asi udara sebagai sarana penghubung ant ar wilayah dan pulau. Minyak t anah dimanf aat kan di sekt or t ransport asi
unt uk kapal-kapal kecil dan konsumsinya selama kurun wakt u 21 t ahun t ersebut relat if kecil rat a-rat a hanya sekit ar 0, 4 j ut a barel per t ahunnya.
Secara umum, konsumsi BBM pada sekt or t ransport asi akan meningkat sesuai dengan meningkat nya j umlah kendaraan yang ada.
100 200
300 400
500 600
700 800
2007 2010
2015 2020
2025 2030
Ju ta
B a
re l
Bahan Bakar Pembangkit
Industri Komersial
Lainnya Rumah
Tangga Transportasi
Gambar 6. 10 Prakiraan kebutuhan BBC sektoral untuk kasus dasar
Pada sekt or pembangkit list rik, j enis BBM yang digunakan adalah minyak diesel dan minyak bakar
f uel oi l . Pemanf aat an kedua j enis bahan bakar ini di masa yang akan dat ang akan mengalami penurunan dengan l aj u penurunan
masing-masing bert urut -t urut minyak diesel menurun dengan laj u penurunan rat a-rat a 7, 8 per t ahun. Sedangkan kebut uhan
f uel oi l menurun dengan l aj u penurunan rat a-rat a 5, 4 perahun. Pemanf aat an biodiesel selama kurun
wakt u 21 t ahun t ersebut diperkirakan relat if kecil, hanya sekit ar 0, 1 j ut a barel per t ahun. Menurunnya kebut uhan BBM di sekt or pembangkit
dimungkinkan karena adanya penggunaan bahan bakar lain non BBM yang harga pembangkit an list riknya lebih murah bil a dibandingkan dengan
menggunakan BBM. Selain it u, kemungkinan t elah t ercapainya kehandal an pelayanan list rik oleh pengel ola list rik dan t elah t erint erkoneksikannya
j aringan list rik di wilayah-wilayah ut ama Indonesia. Pada sekt or komersial, j enis BBM yang banyak digunakan adalah minyak diesel
dan minyak t anah. Sesuai dengan akt ivit asnya, sepert i rest auran, perhot elan, perkant oran dan pemberi j asa. Akt ivit as-akt ivit as ini relat if t idak padat energi
sehingga kebut uhan BBMnyapun diperkirakan relat if kecil. Kebut uhan minyak diesel akan meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 5, 8 per t ahun.
Minyak t anah kebut uhannya menurun dengan laj u penurunan rat a-rat a 0, 3 per t ahun.
Pada sekt or rumah t angga kebut uhan minyak t anah mengalami penurunan dengan laj u penurunan yang sangat t inggi. Kebut uhan minyak t anah menurun
dengan laj u penurunan rat a-rat a 11, 5 per t ahun. Perluasan j aringan pipa gas
Out look Energi Indonesia 2010
75
kot a dan program konversi minyak t anah ke LPG t el ah mengurangi konsumsi minyak t anah di rumah t angga.
Pada sekt or indust ri, j enis BBM yang banyak digunakan adalah minyak diesel dan
f uel oi l . Minyak diesel diperkirakan akan meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 4, 4 per t ahun.
Fuel oi l kebut uhannya menurun dengan laj u penurunan rat a-rat a 0, 2 per t ahun. Kecil nya peningkat an
kebut uhan BBM di sekt or indust ri karena t elah handalnya pel ayanan list rik oleh pengelola list rik sehingga indust ri t idak perlu membangkit kan list rik
sendiri dan masuknya LPG, gas dan bat ubara sebagai bahan bakar penggant i di sekt or indust ri.
Pada sekt or lain-lain, j enis BBM yang paling banyak digunakan adalah minyak diesel, premium dan
f uel oi l . Minyak diesel diperkirakan akan meningkat kebut uhannya dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 6, 5 per t ahun, premium
kebut uhannya meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 6, 3 per t ahun. Sedangkan
f uel oi l akan meningkat kebut uhannya dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 7 per t ahun.
Berdasarkan persent asenya pada kurun wakt u 2009-2030, sekt or t ransport asi merupakan sekt or yang paling banyak mengkonsumsi BBM, set iap t ahunnya
rat a-rat a sekt or ini mengkonsumsi sekit ar 64 dari t ot al konsumsi BBM nasional, selanj ut nya diikut i oleh sekt or indust ri, lain-l ain, komersial ,
pembangkit list rik dan rumah t angga dengan persent ase rat a-rat a per t ahun secara berurut an sekit ar 17, 5, 11, 5, 2, 8, 2, 1 dan 1, 2 dari t ot al
konsumsi BBM nasional. B. Perbandingan antar kasus
Perbandingan kebut uhan BBM pada set iap sekt or unt uk set iap kasus selama kurun wakt u 2009-2030 dapat dilihat pada Tabel 6. 4.
Tabel 6. 4 Total kebutuhan BBM untuk setiap kasus
Kebutuhan Jut a Barel R60 R90 T60 T90
Sekt or
2009-2030 2009-2030
2009-2030 2009-2030
Bahan Bakar Pembangkit 230
231 230 231
Indust ri 1. 866 1. 710
2. 072 1. 916 Komersial 303
269 369 321
Lainnya 1. 236 1. 111
1. 501 1. 348 Rumah Tangga
132 138
66 66 Transport asi 6. 916
6. 196 7. 632 6. 836
TOTAL 10. 684 9. 656
11. 870 10. 718
Pada Tabel 6. 4 dapat dilihat bahwa diant ara ke empat kasus t ersebut kasus T60 merupakan kasus yang membut uhkan BBM yang paling t inggi, diikut i ol eh
T90, R60 dan R90. Hal ini disebabkan karena dengan t ingkat pert umbuhan ekonomi yang t inggi dan harga minyak ment ah yang rendah T60 akan lebih
mendorong peningkat an kebut uhan BBM. Sement ara it u, t ingkat pert umbuhan ekonomi yang rendah dan harga minyak ment ah yang t inggi R90 akan lebih
mendorong penurunan kebut uhan BBM.
Out look Energi Indonesia 2010 76
Selanj ut nya pangsa pemanf aat an BBM per kasus pada set iap sekt or unt uk t ahun 2007 dan 2030 dapat dilihat pada Gambar 6. 11. Pada gambar ini t erlihat
bahwa meskipun kebut uhan BBM t ot al pada set iap kasus berbeda, t et api secara umum pangsa kebut uhan BBM pada set iap sekt ornya relat if hampir
sama.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
2007 2010
2015 2020
2025 2030
Ju ta
B ar
re l
R60 R90
T60 T90
16 9
2 7
15 51
2007
360,4 Juta
Barrel
2 18
3 15
62
R60
658,2 Juta
Barrel
2 18
3 15
1 61
R90
584,3 Juta Barrel
1 17
3 17
62
T60
814,5 Juta
Barrel
1 18
3 17
61
T90
Bahan Bakar
Pembangkit Industri
Komersial Lainnya
Rumah Tangga
Transportasi
722,2 Juta
Barr el
Gambar 6. 11 Prosent ase pemanfaat an BBM per kasus per sektor tahun 2007 dan 2030
6. 5 Infrastruktur BBM Inf rast rukt ur BBM dimulai dengan inf rast rukt ur penyediaan minyak ment ah
unt uk bahan baku kilang minyak, dilanj ut kan dengan pengolahan minyak ment ah menj adi BBM, dan akhirnya pendist ribusian BBM ke konsumen. Adapun
perinciannya akan diuraikan sebagai berikut . 6. 5. 1 Penyediaan dan Pengolahan Minyak Ment ah
A. Penyediaan minyak mentah untuk bahan baku kilang Minyak ment ah diangkut dari sumur minyak ke kilang minyak melalui j aringan
pipa dan kapal t anker. Secara umum j aringan pipa minyak yang ada di lapangan minyak dipergunakan unt uk mengangkut minyak ke pelabuhan
t empat menampung minyak unt uk diekspor, at au ke kilang minyak guna diolah.
B. Pengolahan minyak mentah menj adi BBM Kilang minyak merupakan inf rast rukt ur ut ama dalam pengolahan minyak
ment ah menj adi BBM. Pada saat ini, t erdapat 9 buah kilang dengan kapasit as
Out look Energi Indonesia 2010
77
t ot al sebanyak 1. 057 ribu barel per hari. Adapun perincian dari kil ang minyak yang ada pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 6. 5.
Tabel 6. 5 Lokasi dan kapasit as kilang saat ini Lokasi Kilang
Kapasit as ribu barel hari
Keterangan
Pangkalan Brandan 5
Dumai 120
Termasuk f asilit as baru Sungai Pakning
50 Musi
135, 2 Balongan
125 Cepu
3, 8 Cilacap
348 Termasuk f asilit as baru
Balikpapan 260
Termasuk f asilit as baru Kasim
10 Tot al
1. 057 Meningkat nya kebut uhan BBM dimasa mendat ang akan mendorong
peningkat an kapasit as kilang minyak dan t ent unya j uga meningkat kan impor minyak ment ah yang diperlukan unt uk bahan baku kilang minyak. Pada saat ini
t erdapat beberapa rencana proyek kilang minyak, sepert i di Selayar dan Tuban, t et api bel um ada sat upun yang t erealisir. Kendala ut ama dal am
pembangunan sebuah kilang adalah diperlukannya dana yang besar dan diperlukannya kepast ian pasokan minyak ment ah yang akan menj adi bahan
baku kilang yang akan dibangun. 6. 5. 2 Pendistribusian BBM
Pola pendist ribusian BBM secara umum adalah pengangkut an BBM hasil kil ang at au BBM impor ke
seaf ed depot t uj uan. Pengangkut an BBM t ersebut dapat dilakukan berbagai sarana sepert i pipa, kapal t anker, mobil t anki dan keret a
api. Dist ribusi BBM melalui kapal t anker dari kilang ke seaf ed depot dan at au
pihak ke III dibedakan at as beberapa pola dist ribusi sesuai dengan kapasit as kapal yang mengangkut BBM. Jalur dist ribusi BBM dari produksi kilang dan
impor ke seaf ed depot dan at au pihak ke III melalui kapal t anker.
Indonesia selain memproduksi BBM melalui kilang nasional, j uga mengimpor BBM, t erut ama minyak solar yang dit ampung pada 2 dua t it ik penampungan,
yait u pada
f l oat i ng st or age Teluk Semangka di Sel at Sunda dan f l oat i ng st or age Kal but Sit ubondo di perairan Sit ubondo, Jawa Timur. Minyak solar dari
f l oat i ng st or age Teluk Semangka, digunakan di Bengkulu, Lampung, Pont ianak, dan sebagian kebut uhan pembangkit list rik PLTGU di Jawa.
Sedangkan minyak solar dari
f l oat i ng st or age Kalbut Sit ubondo digunakan di Surabaya dan sekit arnya, Bali, NTB, NTT, Ambon, dan Papua Barat .
Indonesia t erbagi at as 8 Unit Pemasaran Dalam Negeri UPDN, dengan pusat nya di kot a Medan, Palembang, Jakart a, Semarang, Surabaya,
Balikpapan, Uj ung Pandang dan Jaya Pura. Sesuai dengan kondisi wilayah UPDN nya, lokasi kilang minyak, st orage, t erminal t ransit , depot
seaf ed at au
Out look Energi Indonesia 2010 78
i nl and, maka dist ribusi BBM dapat dilakukan melalui t ruk t anki, keret a api, pipa, kapal t anker dan pesawat t erbang.
BBM yang didist ribusikan melalui pipa adal ah BBM yang diproduksi oleh kil ang Balongan dan Cilacap unt uk konsumen di Jawa, sedangkan BBM yang
didist ribusikan dengan kapal t anker adalah BBM yang diproduksi oleh kil ang Dumai, Sungai Pakning, Musi, Cilacap, Balikpapan, dan Kasim. Dist ribusi BBM
melalui kapal t anker, merupakan sist em dist ribusi ut ama, dimana BBM yang didist ribusi mencapai sekit ar 87 j ut a kilo lit er set iap t ahunnya at au sekit ar
80 dari t ot al BBM yang didist ribusikan ol eh Pert amina. Kapal t anker yang digunakan unt uk pendist ribusian BBM t ersebut adal ah milik Pert amina at au
merupakan sewaan yang bobot nya bervariasi mulai dari 3500 DWT hingga 80. 000 DWT. Sej umlah kecil BBM j uga didist ribusikan melalui pesawat t erbang
yait u ke Timika dan Jayapura. Perlu diket ahui, bahwa pola dist ribusi BBM dari kilang ke depot t ersebut akan
berubah apabila t erdapat pembangunan kilang minyak baru yang lokasinya t erpisah dari 9 lokasi kilang yang sudah ada. Selanj ut nya, berdasarkan
karakt erist ik konsumennya, maka dikenal sist em dist ribusi BBM ke konsumen yang berbeda unt uk bensin dan minyak solar yang dij ual secara eceran ke
konsumennya. Sist em dist ribusi bensin t erbagi at as dua pola, yait u kendaraan melalui SPBU
dan indust ri yang dikirimkan secara langsung oleh t ransport er. Dalam sist em dist ribusi bensin t erdapat pengecer yang bukan merupakan bagian resmi dari
sist em dist ribusi bensin. Pengecer bensin pada umumnya menj ual bensin kepada sepeda mot or dan angkut an umum perkot aan. Keberadaan pengecer
masih diperlukan, karena memberi kemudahan bagi konsumen unt uk memperoleh bensin. Hal t ersebut disebabkan ant ara lain oleh lokasi SPBU
yang j auh dan adanya f leksibilit as dalam hal volume penj ualan. Sist em dist ribusi minyak solar merupakan sist em dist ribusi yang komplek,
karena t erdapat dua harga sol ar yang berbeda, yait u solar bersubsidi dan t anpa subsidi. Solar bersubsidi diperj ual belikan di SPBU, SPBN SPDN, SPBB
dan bunker. Solar t ersebut diperunt ukan bagi kendaraan, kapal di dal am negeri, usaha indust ri kecil dan menengah. Sement ara it u, solar t anpa subsidi
dikirim langsung oleh t ransport er unt uk indust ri dan pembangkit list rik, sert a pembelian di bunker bagi kapal berbendara asing dan kapal dengan t uj uan ke
luar negeri. Adanya perbedaan harga solar, bersubsidi unt uk kendaraan dan t anpa subsidi
unt uk indust ri, sering menimbulkan masalah. Perbedaan harga t ersebut mendorong adanya upaya penyalahgunaan alokasi minyak solar karena
sebagian pengusaha SPBU j uga memiliki indust ri. Permasalahan yang umum t erj adi sehubungan dengan sist em dist ribusi BBM
adalah sering t erj adinya ket erlambat an penyaluran BBM ke wilayah t erpencil dan sulit dij angkau ol eh moda t ransport asi.
Out look Energi Indonesia 2010