Out look Energi Indonesia 2010 7
t her mal dari rat a-rat a 50 menj adi 60–80 t ergant ung dari j enis t eknol ogi kogenerasi yang digunakan.
•
Perubahan pemanf aat an bahan bakar f uel swi t chi ng. Perubahan
pemanf aat an bahan bakar ini diarahkan unt uk memperoleh harga energi yang lebih murah. Beberapa indust ri sepert i t ekst il , semen, kert as dan
lain-lain t elah melaksanakan f uel swi t chi ng dari minyak ke bat ubara, gas
bumi dan biomasa. Pengalihan pemanf aat an dari minyak ke bat ubara pada pembangkit uap kecil membut uhkan penerapan t eknologi baru karena
karakt erist ik yang sama sekal i berbeda. Pada indust ri semen yang menggunakan
f ur nace pengeringan skal a besar, memanf aat kan panas buangnya unt uk pengeringan bahan baku. Pemanf aat an biomasa sebagai
campuran bahan bakar akan menurunkan emisi pol ut an dan meningkat kan mut u semen. Pola perubahan yang t erbaru adal ah menggant ikan
penggunaan minyak dan gas ke bat ubara at au biomasa dengan menerapkan t eknologi gasif ikasi. Gas yang dihasilkan selain dapat digunakan secara
langsung j uga dapat dimanf aat kan sebagai bahan baku pada indust ri kimia at au pupuk.
2. 1. 3 Sekt or Transport asi Sekt or t ransport asi pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak
disamping it u j uga menggunakan gas dan energi list rik dalam j umlah yang rel at if kecil . Secara umum konsumsi bahan bakar minyak meningkat dari 139
j ut a SBM pada t ahun 2000 menj adi 191 j ut a SBM pada t ahun 2008, dimana pangsa premium sej uml ah 51 pada t ahun 2000 dan menj adi 57 pada t ahun
2008, sert a konsumsi avt ur meningkat l ebih dari 100 dari 7, 1 j ut a SBM 5 menj adi 15, 6 j ut a SBM 8 pada t ahun 2008. Minyak sol ar ADO meningkat
dari 60, 8 j ut a SBM t ahun 2000 menj adi 65, 3 j ut a SBM pada t ahun 2005, dan kemudian menurun sampai 57, 8 j ut a SBM pada t ahun 2008, yang diikut i
peningkat an konsumsi biodiesel dari 1, 4 j ut a SBM t ahun 2006 menj adi 6, 0 j ut a SBM t ahun 2008. Penggunaan gas khususnya dal am bent uk CNG
compr essed nat ur al gas belum ada perkembangan yang berart i dan umumnya masih
dipergunakan ol eh bus Transj akart a sert a sebagian kecil t aksi. Transport asi masal yang ada ant ara lain, angkut an bus, angkut an kot a
mikrolet , bemo, baj aj , sert a keret a api KRL dan keret a diesel. Angkut an kot a diat as sel ain dianggap makan wakt u perj alanan yang lama dan
merepot kan karena harus bergant i-gant i, rel at if mahal , kurang nyaman, dan t idak aman. Bel um t ersel enggarakannya t ransport asi masal yang baik dan
memadai, khususnya unt uk kot a besar akan menyebabkan masyarakat memil ih menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil , maupun sepeda mot or unt uk
melaksanakan kegiat an sehari-hari. Hal ini menj adikan peningkat an ef isiensi kendaraan menj adi salah sat u unsur ut ama dal am pengembangan indust ri
kendaraan di Indonesia. Dal am kait an penggunaan kendaraan roda empat ada beberapa l angkah yang
diambil yait u penerapan bat as minimum orang dalam sat u kendaraan yang pada prinsipnya meningkat kat ef isiensi pemakaian bahan bakar dalam lit er per
orang t et api t idak mengurangi akt if it as yait u j arak t empuh kilomet er per
Out look Energi Indonesia 2010 8
orang. Kebij akan ini walaupun cukup ef ekt if , dirasakan kurang memadai karena hanya memindahkan arus kendaraan dan kemacet an ke j al an lain.
Disamping it u peningkat an ef isiensi j uga dil aksanakan pada kendaraan sendiri sehingga j arak t empuh per l it er bahan bakar j uga meningkat . Peningkat an
ef isensi ini mel al ui penerapan berbagai t eknologi sepert i penggunaan kat up pembuangan
out l et dan pemasukan i nl et yang banyak, pemakaian t ur bo char ger , pemakaian sist em pengapian yang pint ar smar t i gni t i on syst em,
sist em inj eksi bahan bakar t ekanan t inggi hi gh pr essur e common r ai l dengan
ECU el ect r oni c cont r ol uni t , penggunaan mat erial al l umi num al l oy yang
ringan sehingga t enaga mesin per berat mesin meningkat , dan lain-l ain t eknologi.
2. 2 Penyediaan Energi 2. 2. 1 Penyediaan Minyak Bumi