Produksi PLTA Indonesia memil iki pot ensi t enaga air yang cukup besar, mengingat kondisi

Out look Energi Indonesia 2010 121 mengut amakan penggunaan bat ubara dal am negeri dari pada ekspor. Pangsa ekspor bat ubara t ersebut diperkirakan akan menurun, sedangkan pangsa penggunaan bat ubara dal am negeri akan meningkat . 100 200 300 400 500 600 2 7 2 8 2 9 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1 5 2 1 6 2 1 7 2 1 8 2 1 9 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 5 2 2 6 2 2 7 2 2 8 2 2 9 2 3 Ju ta T o n Produksi Impor Konsumsi Ekspor Gambar 8. 5 Proyeksi produksi, konsumsi, ekspor dan impor bat ubara kasus dasar

A. Produksi

Pada kasus R60, produksi bat ubara Indonesia diproyeksikan akan meningkat l ebih dari dua kal i l ipat dari 245 j ut a t on pada t ahun 2009 menj adi 517 j ut a t on pada t ahun 2030 sepert i diperl ihat kan Gambar 8. 5. Peningkat an produksi bat ubara t ersebut disebabkan ol eh banyaknya pembukaan t ambang bat ubara baru unt uk meningkat kan produksi bat ubara dalam rangka memenuhi permint aan pasar t erut ama sekt or pembangkit l ist rik dan indust ri yang semakin meningkat . Selain it u, produksi bat ubara dari beberapa PKP2B Perj anj ian Karya Pengusahaan Pert ambangan Bat ubara yang sudah sel esai mel akukan f easibil it y st udy, sehingga sudah bisa mul ai memproduksi bat ubara pada periode wakt u t ersebut . Namun secara umum, peningkat an produksi bat ubara bat ubara t ersebut disebabkan ol eh semakin menariknya harga bat ubara dunia yang dimul ai sej ak t ahun 2003. Sement ara it u semakin meningkat nya harga bat ubara t ersebut dipicu ol eh kebij akan Pemerint ah Cina yang mel arang mengekspor dari produksi bat ubaranya unt uk memenuhi kebut uhan bat ubara dal am negerinya sendiri, sehingga pasokan bat ubara di pasar dunia berkurang Iskandar, 2006. Bagi Indonesia sebagai produsen bat ubara yang cukup besar, berkurangnya pasokan bat ubara dari Cina t ersebut , sel ain mengakibat kan kenaikan harga bat ubara j uga berakibat pada semakin t erbukanya pel uang ekspor bat ubara Indonesia. Out look Energi Indonesia 2010 122

B. Konsumsi

Kebut uhan bat ubara pada kasus dasar t umbuh sebanyak 7, 2, sehingga meningkat dari sekit ar 86 j ut a t on pada t ahun 2009 menj adi 370 j ut a t on pada t ahun 2030. Pert umbuhan kebut uhan bat ubara ini didorong ol eh pesat nya penggunaan unt uk pembangkit yang mencapai 60 dari t ot al kebut uhan bat ubara di t ahun 2030. Hal ini t idak l epas dari rencana pemerint ah unt uk memperbaiki f uel mix dan memenuhi kebut uhan demand list rik di seluruh Indonesia dengan program percepat an pembangkit t ahap sat u dan dua. Penj el asan l ebih l anj ut mengenai pr ogram percepat an pembangkit dapat dilihat pada Bab 9 t ent ang Ket enagalist rikan. Gambar 8. 6 Perbandingan t ot al kebut uhan bat ubara Sepert i yang t el ah disinggung sebel umnya, penggunaan bat ubara unt uk sekt or pembangkit cukup pesat . Pert umbuhannya mencapai 8, 3 per t ahun sehingga pangsa penggunaan bat ubara pada sekt or pembangkit mampu menggeser pangsa indust ri yang pada t ahun 2009 sebesar 51 menj adi 40 di akhir t ahun proyeksi. Sement ara it u produk dari coal l i quef act ion at au pencairan bat ubara masih belum bisa bersaing dengan produk BBM pada harga minyak ment ah 60 barel . Pada Gambar 8. 6 dapat dil ihat bahwa pada semua kasus pol a konsumsi bat ubara cenderung t erus meningkat . Kasus T60 mempunyai konsumsi bat ubara t erbesar dengan pert umbuhan 8, 3 per t ahun. Pert umbuhan PDB sebesar 7 mampu meningkat kan penggunaan bat ubara di sekt or indust ri t umbuh sebanyak 7, 4 per t ahun. Sehi ngga t ot al penggunaan bat ubara di t ahun 2030 menj adi 417 j ut a t on. Wal aupun penggunaan bat ubara di t ahun Out look Energi Indonesia 2010 123 2030 unt uk pembangkit masih mendominasi, t api sel isihnya t idak sebesar kasus dasar. Tot al kebut uhan bat ubara pada kasus R90 diproyeksikan t umbuh sebesar 6, 7 at au menj adi 366 j ut a t on pada t ahun 2030. Sedikit l ebih kecil j ika dibandingkan dengan kasus dasar. Kenaikan harga minyak 90 barel menyebabkan penurunan t ot al kebut uhan energi di semua sekt or. Hal ini pun berimbas pada penggunaan bat ubara. Namun penurunan konsumsi bat ubara t idak sebesar penurunan minyak bumi. Penj el asan l ebih mendal am t ent ang proyeksi kebut uhan energi ini dapat dilihat pada Bab 5 mengenai Kebut uhan dan Penyediaan Energi. Pada kasus dengan harga minyak ment ah 90 barel produk coal l iquef act ion mul ai dapat bersaing. Pada kasus R90 dan kasus T90, kil ang pencairan bat ubara mul ai berproduksi di t ahun 2016 dengan j uml ah konsumsi bat ubara 9 j ut a t on dan t erus meningkat . Pert umbuhan konsumsi bat ubara unt uk coal l iquef act i on adalah sebesar 1, 6 sehingga pada t ahun 2030 mencapai 11 j ut a t on at au 3 dari pangsa t ot al konsumsi bat ubara. Ket erbat asan kapasit as pencairan bat ubara menyebabkan t ingkat pert umbuhan konsumsi pada kedua kasus t idak berbeda. Rencana pengembangan proyek pencairan bat ubara at au coal t o l iquid CTL yang t erint egrasi di Indonesia t el ah dij aj agi dengan t elah dit andat angani not a kesepahaman at au memorandum of underst anding MOU ant ara Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM dengan sebuah perusahaan t eknol ogi pencairan bat ubara yang berasal dari Af rika Sel at an, yait u Sout h Af rica Synt het ic Oil Lt d. Sasol pada 3 Desember 2009. Pada t ahap awal sebel um pendirian pabrik CTL, perusahaan dari Af rika Sel at an t ersebut t erl ebih dahul u baru akan mel akukan st udi. Nil ai invest asi f asil it as CTL t ersebut diperkirakan dapat mencapai l ebih dari 2 mil iar dol ar. Sasol diperkirakan akan memproduksi bat ubara cair dari cadangan bat ubara yang berkalori rendah yang sangat berlimpah di Indonesia. Bahan baku bat ubara berkalori rendah t ersebut akan dipergunakan unt uk memproduksi bahan bakar yang berkual it as sebesar 80. 000 barel per hari Wahyana, 2009 Pol a konsumsi yang makin meningkat akan memuncul kan pert anyaan t ent ang berapa l ama cadangan bat ubara Indonesia masih mampu memenuhi permint aan dal am negeri. Rasio cadangan t erhadap besarnya produksi pada t ahun 2030 r eser ve pr oduct ion at au R P dapat memberikan gambaran wakt u yang dimil iki Indonesia sebel um harus membuka impor bat ubara. Dari gambar 8. 6 dapat dil ihat bahwa nil ai R P unt uk kasus dasar adal ah 18 t ahun. Hal ini berart i cadangan bat ubara yang t ersisa pada kasus dasar di t ahun 2030 hanya mampu mencukupi kebut uhan dal am negeri hingga t ahun 2048 18 t ahun dari t ahun 2030. Semakin besar t ingkat produksi bat ubara maka semakin kecil nil ai R P. Kasus T60 dengan kebut uhan bat ubara t ert inggi yait u 460 j ut a t on pada t ahun 2030 hanya mempunyai R P sebesar 13 t ahun. Sedangkan nil ai R P unt uk kasus T90 dan R90 adal ah masing-masing 14 t ahun dan 19 t ahun. Dari keempat kasus Out look Energi Indonesia 2010 124 yang dibahas pada buku ini menunj ukkan bahwa cadangan bat ubara yang ada di Indonesia hanya mampu mencukupi kebut uhan dal am negeri t idak l ebih dari t ahun 2050. Ol eh karena it u unt uk menj aga ket ersediaan energi, Indonesia harus bisa mel epas ket ergant ungan t erhadap energi f osil dan mul ai serius dal am mengembangkan sumber-sumber energi al t ernat if secepat nya. C. Ekspor Pada kasus dasar R60, perkembangan ekspor bat ubara dari t ahun 2009 sampai dengan t ahun 2030 meskipun diperkirakan akan mengal ami penurunan dari 157 j ut a t on pada t ahun 2009 menj adi hampir 148 j ut a t on pada t ahun 2030, namun pangsa ekspor bat ubara Indonesia masih cukup berart i dibandingkan dengan t ot al produksi bat ubara Indonesia sel ama periode t ersebut . Bahkan dari t ahun 2009 sampai 2014, pangsa ekspor bat ubara masih lebih besar dari pada pangsa penggunaan bat ubara dalam negeri. Besarnya ekspor bat ubara Indonesia t ersebut j uga dit unj ang ol eh l ebih menariknya bat ubara Indonesia secara l ingkungan maupun ekonomi. Hal t ersebut disebabkan kandungan emisi bahan pencemar abu dan sulf ur dari bat ubara Indonesia rel at if kecil , sehingga l imbah produksi dari penggunaan bat ubara Indonesia j uga rel at if kecil yang mengakibat kan berkurangnya biaya pemel iharaan bagi al at pembuangan l imbah. Sel ain it u, kebij akan Pemerint ah Cina yang membat asi ekspor bat ubaranya, karena produksi bat ubaranya lebih di perunt ukkan bagi pemenuhan bat ubara dal am negerinya, j uga membuat l ebih t erbukanya pel uang Indonesia mel akukan penet rasi pasar ekspor, sehingga ekspor bat ubara Indonesia semakin meningkat . Jepang menj adi pasar ekspor bat ubara Indonesia yang baru semakin t erbuka, karena pembat asan ekspor bat ubara Cina ke Jepang, sehingga Jepang menj adi t uj uan ekspor bat ubara Indonesia t erbesar. Negara- negara t uj uan ekspor bat ubara Indonesia l ainnya adal ah Fil ipina, Korea Sel at an, Taiwan, Thail and, India, Hongkong, Hongkong, Amerika Serikat , sert a Eropa sepert i Bel anda, Jerman, dan Inggris Mirant i, 2008. Sement ara it u, menurunnya pangsa ekspor bat ubara t ersebut diperkirakan sebagai impl ement asi dari Perat uran Ment eri ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral No. 34 t ahun 2009 t ent ang Pengut amaan Pemasokan Kebut uhan Mineral dan Bat ubara unt uk Kepent ingan Dal am Negeri, perat uran t ersebut dikel uarkan pada t anggal 31 Desember 2009. Tuj uan perat uran t ersebut adal ah unt uk mengat asi dan mencegah t erj adinya kel angkaan pasokan mineral dan bat ubara, sert a menj amin pasokan mineral dan bat ubara di dal am negeri. Perat uran t ersebut memberikan sanksi baik administ rat if maupun berupa pemot ongan produksi sampai 50 pada t ahun berikut nya bagi produsen bat ubara yang mel anggar ket ent uan yang dit et apkan dal am perat uran t ersebut . Sel ain produsen, konsumen bat ubara yang mel anggar perat uran t ersebut dapat dikenai sanksi, dari peringat an t ert ulis sampai dengan pengurangan alokasi pasokan bat ubara paling banyak 50 dari kebut uhan t ahun berikut nya Wahyuni, 2010. Out look Energi Indonesia 2010 125 8. 3 Sist em Dist ribusi Tambang bat ubara di Indonesia hanya t erdapat di Sumat era dan Kal imant an. Ol eh karena it u dua pul au besar inil ah yang memasok bat ubara ke sel uruh penj uru t anah air. Sebagian besar pasokan bat ubara berasal dari Kal imant an. Lokasi t ambang yang umumnya dekat dengan sungai dan pant ai memudahkan dalam t ransport asi bat ubara. Aliran bat ubara dari Kal imant an dapat dil ihat pada Gambar 8. 7. Gambar 8. 7 Aliran bat ubara dari Kalimant an kasus dasar Jawa merupakan daerah yang pal ing besar menyerap bat ubara Kal imant an. Pada t ahun 2007, 37 j ut a t on at au sekit ar 88 bat ubara dari Kaimant an dikirim ke Jawa. Sement ara sisanya dikirim ke pul au l ainnya dan unt uk memenuhi kebut uhan pul au Kal imant an sendiri. Sampai t ahun 2030 pul au Jawa t et ap mendominasi konsumsi bat ubara Kal imant an, yait u sebesar 185 j ut a t on. Namun dengan program percepat an pembangkit yang dicanangkan pemerint ah, konsumsi bat ubara baik di Kalimant an dan pulau lainnya mengal ami peningkat an. Konsumsi bat ubara Kal imant an unt uk kebut uhan sendiri yang pada t ahun 2007 hanya 6 meningkat menj adi 12 pada t ahun 2030 at au sebesar 28 j ut a t on. Peningkat an ini t erl ihat pada periode 2009–2025. Set el ah t ahun 2025 diperkirakan pasokan l ist rik sudah mencukupi sehingga t idak ada l agi penambahan pembangkit berbahan bakar bat ubara. Hal ini yang menyebabkan pert ambahan konsumsi bat ubara set el ah t ahun 2024 t idak begit u signif ikan. Sama hal nya sepert i Kal imant an, sebagian besar bat ubara dari Sumat era dikirim ke Jawa. Juml ah bat ubara yang dikirim ke Jawa pada t ahun 2007 adal ah sebesar 12 j ut a t on at au 62 dari produksi bat ubara Sumat era. Juml ah ini t erus meningkat hingga t ahun 2030 Jawa menyerap 86, 5 j ut a t on bat ubara Out look Energi Indonesia 2010 126 Sumat era. Konsumsi Sumat era sendiri mengal ami peningkat an yang cukup pesat . Program percepat an pembangkit j uga merupakan pendorong ut ama peningkat an ini. Gambar 8. 8 Aliran bat ubara dari Sumat era kasus dasar Pada periode 2009–2025 bat ubara yang digunakan unt uk memenuhi kebut uhan Sumat era mengal ami peningkat an 10 per t ahun, dari hanya 11 j ut a t on menj adi 50 j ut a t on. Sehingga j uml ah bat ubara yang dikonsumsi sendiri pada t ahun 2025 hampir sama dengan j uml ah bat ubara yang dikirim ke Jawa. Namun t idak adanya l agi pembangunan pembangkit berbahan bakar bat ubara set el ah t ahun 2025 menyebabkan konsumsi Sumat era hanya t umbuh 1 per t ahun. Sement ara konsumsi bat ubara pul au Jawa, khususnya dari sekt or indust ri, t et ap meningkat . Sehingga pada akhir t ahun proyeksi pul au Jawa kembal i mendominasi penggunaan bat ubara Sumat era. Out look Energi Indonesia 2010 127

BAB 9 KETENAGALISTRIKAN

9. 1 Potensi Energi Terbarukan 9. 1. 1 Panas Bumi Pot ensi energi panas bumi yang ada di Indonesia bel um dapat dimanf aat kan secara opt imal . Sekit ar 80 dari l okasi panas bumi di Indonesia, sepert i di Sumat era, Jawa, Bal i dan Nusa Tenggara, Mal uku, sert a Sul awesi Ut ara berasosiasi dengan sist em vul kanik akt if , sedangkan di Sul awesi, Bangka Bel it ung, Kal imant an, dan Papua berada di l ingkungan non-vul kanik akt if . Dari 252 l okasi panas bumi yang ada, hanya 31 yang t el ah disurvei secara rinci dan didapat kan pot ensi cadangan. Namun sebagian besar l okasi panas bumi, t erut ama yang berada di daerah t erpencil masih dal am st at us survei pendahul uan, sehingga baru diperol eh pot ensi sumber dayanya. Gambaran dist ribusi pot ensi panas bumi per wil ayah disaj ikan pada Tabel 9. 1. Tabel 9. 1 Potensi panas bumi per wilayah MWe Wilayah Cadangan Terbukti Cadangan Mungkin Cadangan Terduga Sumber Daya Hipot et is Sumber Daya Spekulat if Tot al Jawa 1. 815 885 3. 225 1. 771 1. 960 9. 656 Sumat era 380 15 5. 745 2. 194 5. 000 13. 334 Kal imant an 0 45 45 Sul awesi 78 150 959 32 875 2. 094 Bal i, NTB, NTT 15 973 359 410 1. 757 Mal uku, Papua 327 37 420 784 Tot al 2. 288 1. 050 11. 229 4. 393 8. 710 27. 670 Sumber: CDIEMR 2009 Sumat era mempunyai pot ensi panas bumi yang pal ing besar dan t ersebar di 84 l okasi, sepert i daerah Sumat era Ut ara misal nya di daerah Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Sarul l a, Sibual -bual i , Gunung Sorik Merapi, Gunung Pusuk Buhit dan Simbol an Nainggol an. Namun, pot ensi panas bumi yang sudah dimanf aat kan baru sekit ar 10 MWe yang berl okasi di Gunung Sibayak. Berl ainan dengan Sumat era, Jawa wal aupun t ot al cadangan panas buminya t idak sebesar di Sumat era, akan t et api pemanf aat annya j auh l ebih besar. Hal t ersebut disebabkan kebut uhan l ist rik di Jawa l ebih besar dibanding di l uar Jawa. Sel ain it u, produksi l ist rik dari Pembangkit List rik Tenaga Panas Bumi PLTP dapat dengan mudah di akses ke j aringan t ransmisi PLN. Pot ensi panas bumi di Jawa Barat t ersebar di 38 l okasi, yait u Karaha, Wayang Windu, Pat uha, Draj at , Gunung Sal ak, dan Kamoj ang. Adapun pot ensi panas bumi yang t el ah dimanf aat kan adal ah di daerah Kamoj ang 200 MWe, Gunung Sal ak 330 MWe, Draj at 235 MWe, dan Wayang Windu 220 MWe. Sedangkan di Out look Energi Indonesia 2010 128 Jawa Tengah pot ensi panas bumi yang sudah dimanf aat kan berada di daerah Dieng, yait u sebesar 60 MWe, dengan cadangan t erbukt i sebesar 280 MWe. Jadi secara kesel uruhan t ot al panas bumi yang sudah dimanf aat kan di Pul au Jawa adal ah sebesar 1045 MWe. Di Sul awesi karena sul it nya akses dari l apangan panas bumi ke konsumen menyebabkan pot ensi panas bumi yang t el ah dimanf aat kan hanya di daerah Lahendong sebesar 20 MWe. Lapangan panas bumi Lahendong mempunyai cadangan t erbukt i sebesar 65 MWe. Secara kesel uruhan, Indonesia mempunyai pot ensi panas bumi sebesar 27. 670 MWe yang t erdiri dari c adangan t erbukt i proven reserve sebesar 2. 288 MWe, c adangan mungkin possibl e reserve sebesar 1. 050 MWe, c adangan t erduga probabl e reserve sebesar 11. 229 MWe, sumber daya hipot et is hypot het ical resource sebesar 4. 393 MWe dan sumber daya spekul at if specul at ive resource sebesar 8. 710 MWe.

9. 1. 2 Tenaga Air Indonesia memil iki pot ensi t enaga air yang cukup besar, mengingat kondisi

t opograf i yang sangat mendukung yait u bergunung dan berbukit sert a dial iri ol eh banyak sungai dan adanya danau waduk yang cukup pot ensial sebagai sumber t enaga air. Pot ensi t enaga air yang besarnya dari t ahun 2003-2007 cenderung konst an t ersebut t ersebar hampir di sel uruh wil ayah Indonesia dan mempunyai pel uang unt uk dapat dikembangkan secara opt imal , khususnya yang berada di l uar Jawa. Sedangkan pot ensi t enaga air di Jawa wal aupun cukup besar namun sebagian besar t el ah dimanf aat kan. Sel ain it u l ahan di Jawa sudah t erbat as sehingga unt uk mengembangkan t enaga air skal a besar akan menemui banyak kendal a. Sel ain pot ensi t enaga air skal a besar, Indonesia j uga mempunyai pot ensi t enaga air skal a kecil mini dan mikrohidro yang berkapasit as ant ara 200- 5. 000 kW. Sepert i hal nya pot ensi t enaga air skal a besar, pot ensi t enaga mikrohidro j uga cukup besar dan t ersebar merat a di sel uruh wil ayah Indonesia, sepert i Sumat era, Jawa, Kal imant an, Sul awesi, dan pul au l ain. Di Sumat era, pot ensi minihidro t ersebar di 8 provinsi, kecual i provinsi Bangka Bel it ung, sedangkan di Jawa, pot ensi mini hidro t ersebar di 5 provinsi dengan pot ensi t erbesar t erdapat di Provinsi Jawa Timur. Pot ensi t enaga mikrohidro sel ain dimanf aat kan pada pembangkit l ist rik j uga unt uk irigasi. Namun hanya di beberapa propinsi sepert i Riau, Jambi, Lampung, Kal imant an Barat , dan Nusa Tenggara Timur yang pot ensinya dapat dimanf aat kan unt uk irigasi. Pada t ahun 2007, pot ensi t enaga air skal a besar adal ah sebesar 75, 67 GW dan 71, 14 GW berada di l uar Jawa-Bal i, sedangkan pot ensi t enaga air skal a kecil mini dan mikrohidro pada t ahun yang sama adal ah sekit ar 460 MW. Dari t ot al pot ensi t enaga air skal a besar t ersebut yang sudah dimanf aat kan adal ah sebesar 4. 405 MW 3. 221 MW PLN dan 1. 184 MW non-PLN dan sebagian besar berada di Jawa. Pot ensi t enaga air di Jawa-Bal i hanya sekit ar 6 dari t ot al pot ensi yang ada di Indonesia, sedangkan di pul au l ain yang mempunyai pot ensi t enaga air t erbesar, yait u sekit ar 44, 5 dari t ot al pot ensi Indonesia, Out look Energi Indonesia 2010 129 namun kebanyakan pot ensi t ersebut bel um dimanf aat kan secara opt imal . Dist ribusi pot ensi hidro dan minihidro dit ampil kan pada Tabel 9. 2. Tabel 9. 2 Potensi hidro dan minihidro Indonesia MW Wilayah Potensi Minihidro Potensi Hidro Skala Besar Sumat era 115 15. 804 Jawa-Bal i 7 4. 531 Kal imant an 244 21. 661 Pul au Lain 94 33. 678 Indonesia 460 75. 674 Sumber: Pusdat in-DESDM dan BPPT Sepert i hal nya pot ensi t enaga air skal a besar, pot ensi t enaga air skal a kecil yang t el ah dimanf aat kan masih rel at if kecil yait u hanya sekit ar 18 dari t ot al pot ensi yang ada. Pemanf aat an t enaga air skal a kecil t ersebut masih rel at if kecil karena pot ensinya biasanya berada di daerah t erpencil yang kebut uhan l ist riknya rel at if kecil sehingga unt uk pot ensi minihidro yang l okasinya j auh dari konsumen bel um dimanf aat kan. Namun dengan t erj adinya krisis l ist rik di Indonesia, provinsi yang mempunyai pot ensi t enaga air hidro dan minihidro, t erut ama di l uar Jawa, dapat memanf aat kan pot ensi t enaga air unt uk menghasil kan l ist rik. 9. 1. 3 Tenaga Surya Pot ensi t enaga surya di Indonesia sangat dit ent ukan dari int ensit as radiasi mat ahari. Mengingat Indonesia mempunyai dua musim, yait u musim panas dan musim penghuj an, dan disert ai kel embaban udara cukup t inggi, sehingga int ensit as radiasi rat a-rat a hanya mencapai sekit ar 2 hingga 5 kWh m 2 . Dari sel uruh wil ayah Indonesia, Lampung, Jawa Tengah, Sul awesi Tengah, Papua, Bal i, NTB, dan NTT mempunyai int ensit as radiasi sekit ar 5 kWh m 2 . Sedangkan di Jawa Barat , khususnya di Bogor dan Bandung mempunyai int ensit as radiasi sekit ar 2 kWh m 2 dan unt uk wil ayah Indonesia l ainnya besarnya rat a-rat a int ensit as radiasi adal ah sekit ar 4 kWh m 2 . Namun rat a- rat a wil ayah t ersebut bel um sel uruhnya memanf aat kan t enaga mat ahari. 9. 2 Pemanfaatan Tenaga Listrik Tiap Sektor Pemanf aat an l ist rik t ot al t iap sekt or sel ama kurun wakt u 2000-2008 mengal ami l aj u pert umbuhan rat a-rat a sebesar 6, 3 per t ahun, dari 79, 2 TWh menj adi 129 TWh, dimana sekt or rumah t angga dan sekt or indust ri sebagai konsumen t enaga l ist rik t erbesar dengan pangsa masing masing bert urut t urut sebesar 39 dan 37. Adapun penggunaan l ist rik yang pal ing kecil adal ah di sekt or t ransport asi, sekit ar 0, 1 dari t ot al pemanf aat an t enaga l ist rik, mengingat l ist rik di sekt or t ransport asi hanya digunakan pada angkut an keret a api. Sel anj ut nya sel ama rent ang wakt u 21 t ahun kedepan, mul ai dari 2009- 2030, pemanf aat an t enaga l ist rik di semua sekt or unt uk kasus dasar harga Out look Energi Indonesia 2010 130 minyak 60 barel , PDB 5, 5 per t ahun diperkirakan akan meningkat t erus secara signif ikan, khususnya sekt or indust ri. Peningkat an t arget rasio el ekt rif ikasi hingga mencapai 95 pada t ahun 2025 dan peningkat an j uml ah rumah t angga berdampak t erhadap peningkat an penggunaan t enaga l ist rik unt uk penerangan pada sekt or rumah t angga. Pada t ahun 2009, t ot al pemanf aat an t enaga l ist rik pada sekt or rumah t angga mencapai sekit ar 58, 6 TWh dan pada t ahun 2030 diperkirakan meningkat menj adi 206, 6 TWh at au meningkat dengan l aj u pert umbuhan sebesar 6, 2 per t ahun. Kemudian unt uk sekt or indust ri, sel ama kurun wakt u 21 t ahun t ersebut mempunyai l aj u pert umbuhan pal ing t inggi, sebesar 9, 4 per t ahun dari sekit ar 45, 5 TWh pada t ahun 2009 menj adi sekit ar 302 TWh pada t ahun 2030. Gambar 9. 1 menyaj ikan pemanf aat an t enaga l ist rik berdasarkan sekt or unt uk kasus dasar R60. 100 200 300 400 500 600 700 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h INDUSTRI KOMERSIAL RUMAH TANGGA TRANSPORTASI Gambar 9. 1 Pemanfaatan tenaga listrik per sektor kasus dasar Adapun penggunaan l ist rik di sekt or komersial hot el , bank, rumah sakit , rest oran, dan perkant oran dari segi pangsa j auh l ebih rendah dibandingkan dengan sekt or indust ri dan rumah t angga, meskipun dari segi pert umbuhan penggunaan l ist rik l ebih t inggi dari sekt or rumah t angga. Penggunaan l ist rik pada sekt or komersial sel ama kurun wakt u 2009-2030 diperkirakan t umbuh sebesar 6, 4 per t ahun, dari 29, 1 TWh pada t ahun 2009 menj adi 107, 9 TWh pada t ahun 2030. Unt uk sekt or t ranspor t asi, penggunaan t enaga l ist riknya rel at if kecil dibanding ket iga sekt or l ainnya dengan l aj u pert umbuhan sekit ar 1, 5 per t ahun. Unt uk kasus pert umbuhan PDB l ebih t inggi dari pada kasus dasar 7 per t ahun, akan berdampak pada peningkat an kebut uhan l ist rik di sel uruh sekt or. Naiknya kebut uhan l ist rik t ersebut di pacu ol eh akt ivit as perekonomian masyarakat yang meningkat , karena adanya pert umbuhan di bidang ekonomi yang l ebih t inggi dibanding sebel umnya. Pada t ahun 2013 misal nya, diperkirakan t ot al kebut uhan l ist rik akan meningkat sekit ar 10 dibanding pert umbuhan PDB rendah kasus dasar. Sel anj ut nya sampai t ahun 2030 Out look Energi Indonesia 2010 131 peningkat an kebut uhan l ist rik t ersebut akan mencapai 24, dari 617 TWh pada kasus dasar menj adi 763 TWh unt uk kasus T60. Pol a yang sama t erj adi apabil a hasil kasus dengan l aj u pert umbuhan PDB rendah R90 dibandingkan t erhadap hasil kasus dengan l aj u pert umbuhan PDB t inggi namun pada harga minyak ment ah l ebih t inggi T90. Perbandingan pemanf aat an t enaga l ist rik berdasarkan sekt ornya unt uk set iap kasus disaj ikan pada Gambar 9. 2. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2 7 2 8 2 9 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1 5 2 1 6 2 1 7 2 1 8 2 1 9 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 5 2 2 6 2 2 7 2 2 8 2 2 9 2 3 T W h R60 R90 T60 T90 Gambar 9. 2 Prakiraan pemanfaatan listrik semua kasus 9. 3 Infrast ruktur Ket enagalistrikan

9. 3. 1 Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik PLN dan Swasta per Wilayah A. Jawa Bali

Pada akhir Desember 2008, t ot al kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik PLN hol ding dan anak perusahaan di wil ayah Jawa Bal i mencapai 18. 534, 27 MW, naik dari 15. 494, 54 MW pada t ahun 2000, at au mengal ami pert umbuhan sebesar 2, 3 per t ahun. Pembangkit yang ada di Jawa Bal i t ersebut t erbagi kedal am empat wil ayah yait u wil ayah DKI Jakart a dan Bant en, wil ayah Jawa Barat , wil ayah Jawa Tengah dan DIY, dan wil ayah Jawa Timur dan Bal i. Sel ama kurun wakt u 2000 sampai dengan 2008, pembangkit PLTU berbahan bakar bat ubara mempunyai prosent ase kapasit as t erpasang pal ing besar dari kesel uruhan j enis pembangkit yang ada di Indonesia, yait u sekit ar 30, dengan t ot al kapasit as sebesar 4. 330 MW pada t ahun 2000 menj adi 5. 520 MW unt uk kondisi t ahun 2008. Sedangkan pembangkit energi t erbarukan, sepert i PLTP, mempunyai prosent ase masih sangat rendah, hanya berkisar 2 sel ama rent ang wakt u 8 t ahun, dengan t ot al kapasit as 375 MW pada t ahun 2008. Adapun pembangkit PLTD mempunyai prosent ase pal ing rendah, hanya 0, 6 dari t ot al pembangkit yang ada. Sel anj ut nya j enis pembangkit l ainnya di wil ayah Jawa Bal i ini adal ah PLTGU, PLTG dan PLTU berbahan bakar minyak Out look Energi Indonesia 2010 132 maupun gas masing masing pada t ahun 2008 mempunyai kapasit as t ot al sebesar 6. 453, 09 MW, 1. 784, 76 MW dan 1. 900 MW. Khusus unt uk kapasit as t erpasang PLTA, sel ama kurun wakt u t uj uh t ahun rel at if konst an dikisaran 2. 397 MW. Perkembangan kapasit as t erpasang PLN sel ama del apan t ahun t erakhir dapat dil ihat pada Tabel 9. 3. Tabel 9. 3 Kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN wilayah Jawa Bali MW PLTA PLTU- M PLTU- B PLTU- G PLTG– M PLTG– G PLTGU- M PLTGU- G PLTP PLTD 2000 2. 391, 44 970 4330 700 387, 05 258, 81 3. 226, 56 2. 758, 78 360 111, 90 2001 2. 391, 44 970 4330 700 387, 05 258, 81 3. 226, 56 2. 758, 78 360 113, 80 2002 2. 396, 82 1. 100 4200 700 387, 05 258, 81 3. 226, 56 2. 758, 78 360 114, 47 2003 2. 409, 22 1. 000 4200 800 588, 21 57, 60 2. 717, 98 3. 267, 36 360 94, 08 2004 2. 409, 38 1. 000 4200 800 886, 56 40, 20 2. 415, 73 3. 267, 36 375 107, 41 2005 2. 409, 38 800 4200 1000 2. 024, 56 40, 20 2. 135, 73 3. 267, 36 375 108, 90 2006 2. 409, 38 800 5520 1000 2. 024, 56 40, 20 2. 135, 73 4. 007, 36 375 108, 97 2007 2. 397, 04 900 5520 1000 2. 024, 56 40, 20 2. 135, 73 4. 007, 36 375 104, 54 2008 2. 397, 04 900 5520 1000 1. 683, 01 101, 75 2. 135, 73 4. 317, 36 375 104, 38 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Sel anj ut nya kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik swast a IPP wil ayah Jawa Bal i sel ama kurun wakt u del apan t ahun t erakhir hanya t umbuh sebesar 3, 7 per t ahun, dari 3. 025 MW pada t ahun 2000 menj adi 4. 035 MW pada t ahun 2008 l ihat Tabel 9. 4. Pert umbuhan t ersebut sebagian besar dipicu ol eh PLTP Pembangkit List rik Panas Bumi yang mempunyai l aj u pert umbuhan pal ing t inggi, sebesar 12 per t ahun. Dari segi pangsa pun pembangkit berbasis energi t erbarukan ini naik cukup signif ikan, dari 9 t ahun 2000 menj adi 17 pada t ahun 2008. PLTP IPP di wil ayah Jawa Bal i ini sebagian besar t erl et ak di Jawa Barat , yait u PLTP Sal ak 165 MW, PLTP Draj at 180 MW, PLTP Wayang Windu 220 MW, dan PLTP Kamoj ang 60 MW. Sedangkan sisanya berada di Jawa Tengah, yait u PLTP Dieng 60 MW. Secara kesel uruhan, pangsa t erbesar pembangkit swast a ini adal ah PLTU berbahan bakar bat ubara, sekit ar 76 dari t ot al pembangkit IPP yang ada, t erdiri dari PLTU Pait on PEC 1. 230 MW, PLTU Pait on JP 1. 220 MW, dan PLTU Cil acap unit 1 dan 2 600 MW. Adapun pembangkit j enis l ain adal ah PLTA Jat il uhur sebesar 150 MW dan PLTG Cikarang List rindo sebesar 150 MW. Tabel 9. 4 Kapasitas terpasang pembangkit listrik swasta IPP wilayah Jawa Bali MW PLTA PLTU - B PLTG - G PLTP 2000 150 2. 450 150 275 2001 150 2. 450 150 275 2002 150 2. 450 150 335 2003 150 2. 450 150 335 2004 150 2. 450 150 335 2005 150 2. 450 150 425 2006 150 2. 450 150 425 2007 150 3. 050 150 515 2008 150 3. 050 150 685 Sumber: PLN 2009 Out look Energi Indonesia 2010 133 Pada t ahun 2008 kapasit as t ot al pembangkit PLN dan IPP di wil ayah Jawa Bal i adal ah sebesar 22, 6 GW. Dil ihat dari segi input bahan bakar, pembangkit berbahan bakar gas dan bat ubara mempunyai pangsa yang pal ing t inggi, yait u sebesar 39 dan 25, sedangkan pembangkit berbahan bakar minyak pangsanya masih cukup t inggi, sekit ar 21. Namun hal ini diimbangi dengan makin meningkat nya pangsa pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan, sepert i panas bumi, dengan pangsa mendekat i 5. Unt uk pembangkit berbasis hidro, pangsanya rel at if t et ap dikisaran 11. Hasil proyeksi kapasit as pembangkit PLN dan IPP sel ama 21 t ahun ke depan menurut kasus dasar R60 at au pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 60 barel , menunj ukkan bahwa t erj adi pert umbuhan rat a- rat a 6, 8 per t ahun dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 103, 98 GW pada t ahun 2030. Proyeksi t ersebut menunj ukkan bahwa PLTU bat ubara sel ama masa periode st udi lebih dominan dibanding dengan pembangkit j enis l ain. Pada t ahun 2010 pangsa PLTU bat ubara diperkirakan l ebih dari 50 dengan kapasit as t ot al 15, 6 GW. Tingginya pangsa PLTU bat ubara t ersebut disebabkan adanya program percepat an PLTU bat ubara 10 GW yang dit uj ukan unt uk mengurangi ket ergant ungan pembangkit l ist rik t erhadap BBM. PLTU bat ubara yang diharapkan sudah beroperasi di wil ayah Jawa bagian barat diant aranya adal ah PLTU Labuan, PLTU Sural aya Baru, PLTU Pel abuhan Rat u, PLTU Tel uk Naga, dan PLTU Indramayu. Unt uk wil ayah Jawa bagian t engah t erdapat PLTU Rembang dan di wil ayah Jawa bagian Timur t erdapat PLTU Pacit an, PLTU Tanj ung Awar-Awar dan PLTU Pait on Baru. Sel ain it u, diwil ayah Bal i pun t erdapat PLTU bat ubara Cel ukan Bawang dengan kapasit as 130 MW. Sel anj ut nya pada t ahun 2010 t ersebut pembangkit berbahan bakar gas diperkirakan mempunyai pangsa sebesar 21 at au sekit ar 6, 4 GW, t erdiri dari PLTGU, PLTG gas dan PLTU gas. PLTGU berbahan bakar gas adal ah PLTGU Tanj ung Priok bl ok 1 dan 2, PLTGU Muara Karang bl ok 1 dan Muara Karang repowering , PLTGU Cil egon, sert a PLTGU Gresik bl ok 1-bl ok 3. Sedangkan PLTG dan PLTU berbahan bakar gas diant aranya PLTG Cikarang List rindo, PLTG Sunyaragi, PLTG Gresik, PLTU Muar a Karang unit 4 dan 5, PLTU Gresik unit 1-4. Kemudian unt uk pembangkit berbahan bakar minyak, dengan pangsa 17, t erdiri dari pembangkit j enis PLTGU Muara Tawar bl ok 1, Tambak Lorok unit 1 dan 2, Grat i bl ok 1, PLTU PLTU Priok, PLTU Tambak Lorok unit 1-3, PLTU Tanj ung Perak, PLTG Muara Tawar PMT, Muara Tawar bl ok 2, Priok, Sunyaragi, Cil acap, Grat i bl ok 2, Gil it imur, Gil imanuk, Pemaron, sert a PLTD Bal i. Berikut nya unt uk pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan, yait u PLTP, mempunyai pangsa 3, 6 dan sebagian besar berada di Jawa bagian barat sepert i PLTP Kamoj ang, PLTP Draj at , PLTP Wayang Windu, PLTP Pat uha, PLTP Sal ak, sert a PLTP Kamoj ang Baru. Unt uk PLTP Dieng berada di wil ayah Jawa bagian t engah. Sel anj ut nya unt uk pembangkit berbasis hidro pada t ahun yang sama pangsanya adal ah sebesar 8, t ersebar disel uruh Pul au Jawa dan 77 diant aranya berada di wil ayah Jawa bagian barat 1, 95 GW. Sisanya di Jawa bagian t engah 0, 36 GW dan Jawa bagian t imur 0, 28 GW. Terakhir Out look Energi Indonesia 2010 134 adal ah pembangkit berbahan bakar sampah rumah t angga PLTSa dengan pangsa hanya 0, 1 at au sebesar 21, 6 MW. Pembangkit berbasis sampah ini t erl et ak di Bant argebang Jabar dan di Pul au Bal i. Unt uk memenuhi kebut uhan pembangkit beban dasar, dipert imbangkan Teknol ogi pul verised coal combust ion PCC supercrit ical kel as 1 GW, diperkirakan mul ai beroperasi t ahun 2012 sebesar 1 GW dan meningkat menj adi 6 GW pada t ahun 2030. PCC supercrit ical t ersebut berl okasi di wil ayah Jawa bagian t engah dan merupakan bagian dari 10 GW t ahap II. Supercrit ical boil er ini beroperasi pada t emperat ur uap sekit ar 570 o C pada t ekanan 240 sampai 260 bar, ef isiensinya mendekat i 42 bahkan 45 sepert i pembangkit yang berada di Eropa dan Jepang. Pada t ahun 2014 diharapkan pembangkit j enis pump st orage mul ai beroperasi dengan kapasit as 1 GW dan diproyeksikan meningkat menj adi 2, 89 GW pada akhir periode st udi. Pump st orage t ersebut berada di Upper Cisokan 2014, Mat enggeng 2017, dan Grindul u 2018. Dua yang pert ama berada di Jawa bagian barat dan yang t erakhir berada di Jawa bagian t imur. Pada t ahun 2016 pembangkit mul ut t ambang mine mout h coal st eam PP yang berl okasi di Sumat era Sel at an diproyeksikan mul ai berj al an dengan kapasit as sebesar 1, 8 GW. Pada akhir periode st udi pembangkit mul ut t ambang ini diperkirakan akan mencapai 3 GW. Pembangkit t ersebut berbahan bakar bat ubara kual it as rendah dan sat u paket dengan t ransmisi 500 kV HVDC Sumat era – Jawa. Pembangkit ini merupakan proyek yang sangat st rat egis unt uk memenuhi kebut uhan l ist rik di Pul au Jawa dengan memanf aat kan cadangan bat ubara kual it as rendah di wil ayah Sumsel . Pada t ahun 2030 pangsa pembangkit l i st rik t enaga panas bumi PLTP diproyeksikan naik cukup signif ikan di banding t ahun 2010, yait u dari 4 1, 12 GW menj adi sebesar 13 13, 8 GW. Hal ini t erj adi karena dipert imbangkannya proyek pembangkit l ist rik 10 GW t ahap II mul ai t ahun 2012, dimana 19 diant aranya menggunakan energi t erbarukan. Hal yang sama t erj adi pada pembangkit berbahan bakar bat ubara, pangsanya pada t ahun 2030 meningkat hingga mencapai 62 64 GW. PLTU bat ubara ini, bersama sama dengan PLTP, adal ah unt uk memenuhi beban dasar. Sedangkan pembangkit berbahan bakar gas, sepert i PLTGU, adal ah unt uk memenuhi beban menengah dan pada t ahun 2030 mempunyai pangsa sebesar 14 14, 6 GW. Sel ama periode 2018-2030 kapasit as t erpasang PLTGU t ersebut rel at if t idak berubah. Hal ini dikarenakan t erbat asnya pasokan gas unt uk pembangkit l ist rik. Adapun pembangkit t enaga hidro mempunyai pangsa hanya sekit ar 2, 7. Pangsa yang cukup kecil ini t erj adi karena pert ambahan PLTA di Jawa Bal i rel at if t erbat as dan hanya t erj adi di Jawa bagian barat Raj amandal a, Jat igede dan Jawa bagian t imur. Sel anj ut nya t eknol ogi pump st orage diperkirakan sudah berperan mul ai t ahun 2014 dan pada t ahun 2030 pangsanya sedikit lebih t inggi dibanding PLTA, yait u 2, 8 at au sebesar 2, 89 GW. Kemudian unt uk PLTSa mempunyai pangsa hanya sekit ar 0, 24 at au sebesar 0, 25 GW. Tot al kapasit as pembangkit wil ayah Jawa Bal i pada t ahun Out look Energi Indonesia 2010 135 2030 ini adal ah sebesar 104, 23 GW. Gambar 9. 3 menyaj ikan kapasit as pembangkit PLN dan IPP Wil ayah Jawa Bal i unt uk kasus dasar R60. 20 40 60 80 100 120 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTSa Gambar 9. 3 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Jawa Bali untuk kasus dasar Pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi perubahan yang cukup signif ikan, t erut ama periode set el ah 2010, bil a dibandingkan dengan kasus R60 l ihat Gambar 9. 4. Dil ihat dari t ot al kapasit as, t erj adi kenaikan kapasit as t erpasang pembangkit PLN maupun IPP sekit ar 5 sampai dengan 16. Kenaikan yang t erj adi sebagian besar pada pembangkit berbahan bakar bat ubara dan pembangkit energi t erbarukan PLTP. Dari sisi l aj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit , kasus T60 unt uk wil ayah Jawa Bal i mempunyai pert umbuhan l ebih t inggi, yait u sebesar 7, 4 per t ahun, dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 117, 8 GW t ahun 2030. 20 40 60 80 100 120 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTSa Harga minyak rendah Harga minyak tinggi Gambar 9. 4 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Jawa Bali untuk setiap kasus Out look Energi Indonesia 2010 136 Unt uk kasus pert umbuhan PDB rendah 5. 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 90 barel R90, secara t ot al t erj adi sedikit penurunan kapasit as di wil ayah Jawa Bal i sel ama periode 2011-2030, t erut ama pada j enis pembangkit berbahan bakar minyak. Hal ini t erj adi karena permint aan l ist rik menurun, akibat dari peril aku masyarakat yang cenderung berhemat menggunakan l ist rik pada harga BBM l ebih mahal . Pada Kasus R90 ini l aj u pert umbuhan kapasit as pembangkit adal ah sebesar 6, 6 per t ahun. Berikut nya unt uk kasus T90 pert umbuhan PDB 7, harga minyak ment ah 90 barel , bil a dibandingkan dengan R90 pengaruhnya pada proyeksi kapasit as pembangkit cukup besar, yait u adanya kenaikan kapasit as pembangkit sebagai akibat peningkat an akt ivit as perekonomian nasional . Laj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit pada kasus T90 adal ah sebesar 7, 3, dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 115, 9 GW t ahun 2030. B. Luar Jawa Bali • Sumatera Pembangkit PLN wil ayah Sumat era mempunyai t ot al kapasit as sebesar 4. 401, 5 MW pada t ahun 2008, naik dari 3. 275 MW pada t ahun 2000 at au mempunyai pert umbuhan sebesar 3, 8 per t ahun. Pembangkit an di Sumat era ini dikel ol a ol eh pembangkit an Sumat era bagian ut ara KSU dan pembangkit an Sumat era bagian sel at an KSS. Sedangkan l al u l int as energi l ist rik yang dihasil kan dikel ol a ol eh P3B Sumat era penyal uran dan pusat pengat uran beban. Sel anj ut nya PLTA yang ada di Sumat era sel ama rent ang wakt u 2000-2008 mempunyai pert umbuhan pal ing t inggi, sekit ar 10 pert ahun, dari 398, 4 MW menj adi 868, 16 MW. PLTA t ersebut diant aranya adal ah PLTA Sipansipahoras, Tapanul i Tengah, yang beroperasi akhir t ahun 2004 dengan j uml ah pasokan sebesar 50 MW, PLTA Lau Renun, berkapasit as 82 MW yang beroperasi sej ak akhir 2005 l al u, PLTA Kot o Panj ang Pekanbaru Riau berkapasit as 114 MW, PLTA Musi beroperasi 2006 dengan kapasit as 222 MW, dan PLTA Singkarak 176 MW, mul ai beroperasi 1998. Adapun pembangkit berbahan bakar bat ubara umumnya berada di pembangkit an Sumbagsel , sepert i PLTU Bukit Asam berkapasit as 260 MW dan mul ai beroperasi 1986, PLTU Ombil in mul ai beroperasi t ahun 1996 dengan t ot al kapasit as 100 MW, dan PLTU Tarahan mempunyai kapasit as 200 MW dan mul ai beroperasi t ahun 2007. Pada t ahun 2008 t erj adi penambahan PLTU bat ubara Labuhan Angin, berl okasi di pembangkit an Sumbagut , dengan t ot al kapasit as 230 MW. Kemudian pembangkit berbahan bakar gas t ersebar di pembangkit an Sumbagut , sepert i PLTGU Bel awan dan PLTG Tel uk Lembu, dan pembangkit an Sumbagsel, yait u PLTU Keramasan unit 1 dan 2, PLTG Borang dan Inderal aya. Unt uk pembangkit berbahan bakar minyak t erdiri dari PLTU Bel awan unit 1-4 dengan bahan bakar MFO, PLTD dan PLTG berbahan bakar sol ar yang t ersebar di pembangkit an Sumbagut maupun Sumbagsel , sepert i PLTD Lueng Bat a, Tarahan, PLTG Paya Pasir, Tel uk Lembu, dan Pauh Limo. Out look Energi Indonesia 2010 137 Perkembangan kapasit as t erpasang unt uk t iap j enis pembangkit di wil ayah Sumat era, pada kurun wakt u 2000-2008, secara l ebih j el as dapat dil ihat pada Tabel 9. 5. Tabel 9. 5 Kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN wilayah Sumatera MW PLTA PLTU-M G PLTU-B PLTG-M G PLTGU-M G PLTD 2000 398, 40 285 460 379, 80 817, 88 933, 92 2001 488, 92 285 460 401, 15 817, 88 943, 79 2002 533, 41 285 460 401, 15 817, 88 883, 07 2003 533, 42 285 460 401, 15 817, 88 953, 56 2004 566, 04 285 460 377, 10 817, 88 1. 067, 25 2005 566, 13 285 460 481, 15 817, 88 991, 11 2006 869, 22 285 460 484, 75 817, 88 1. 016, 19 2007 858, 20 285 660 481, 15 817, 88 987, 51 2008 865, 46 285 890 514, 21 857, 88 988, 68 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Sel anj ut nya kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik mil ik swast a IPP pada t ahun 2008 adal ah sebesar 240 MW, t erdiri dari Pembangkit List rik Tenaga Panas Bumi Sibayak dengan kapasit as 10 MW dan mul ai beroperasi t ahun 2008, PLTGU Palembang Timur berbahan bakar gas dengan kapasit as 150 MW beroperasi t ahun 2004, dan PLTG gas Gunung Megang 80 MW yang sudah berj al an sej ak t ahun 2007 l ihat Tabel 9. 6. Tabel 9. 6 Kapasitas terpasang pembangkit listrik swasta IPP wilayah Sumatera MW PLTG-G PLTGU-G PLTP 2004 150 2005 150 2006 150 2007 80 150 2008 80 150 10 Sumber: PLN Hasil proyeksi kapasit as pembangkit l ist rik PLN maupun IPP sel ama kurun wakt u 2009-2030, menurut kasus dasar R60 at au pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 60 barel , mengal ami l aj u pert umbuhan sebesar 5, 4 per t ahun dari 4, 7 GW t ahun 2009 menj adi 14, 1 GW t ahun 2030. Sel ama masa periode st udi, PLTU bat ubara menunj ukkan kenaikan yang signif ikan, dari 23 2009 menj adi 61 2030. Hal yang sama t erj adi pada pembangkit energi t erbarukan PLTP, dari hanya 0, 2 2009 meningkat sangat t inggi menj adi 14 2030. Pada t ahun 2010 diperkirakan kapasit as t erpasang PLTP wilayah Sumat era akan naik menj adi 70 MW, dari hanya 10 MW t ahun 2008. Hal ini dapat dicapai dengan sel esainya PLTP Sarul l a IPP t ahap pert ama sebesar 60 MW. Tahun Berikut nya PLTP Sarul l a ini diharapkan naik menj adi 170 MW, kemudian mencapai 330 MW t ahun 2012. Sel anj ut nya kapasit as PLTU bat ubara PLTUB pada t ahun 2010 ini diproyeksikan mencapai 1, 9 GW dengan sel esainya beberapa proyek 10 GW t ahap I, sepert i PLTUB Meul aboh, Pangkal an Susu, Out look Energi Indonesia 2010 138 Tarahan, dan Sumbar Pesisir. Pada t ahun yang sama pembangkit berbahan bakar gas sekit ar 1, 26 GW, t erdiri dari PLTGU Bel awan, Pal embang Timur, Indral aya, Lhokseumawe, Gunung Megang, PLTG Tel uk Lembu, Keramasan dan PLTU Keramasan. Sedangkan pembangkit berbahan bakar minyak sekit ar 0, 95 GW, t erdiri dari PLTU, PLTG, dan PLTD. Adapun pembangkit berbasis hidro, pada t ahun 2010 ini mempunyai kapasit as t ot al 1, 05 GW, t erdiri dari PLTA sebesar 1, 04 GW dan PLT Minihidro sebesar 0, 0075 GW. Pada t ahun t ersebut t erdapat t ambahan PLTA Asahan sebesar 180 MW yang berada di Sumat era bagian ut ara. 2 4 6 8 10 12 14 16 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM Gambar 9. 5 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Sumatera untuk kasus dasar Pada t ahun 2030 pangsa t erbesar t et ap dimil iki ol eh PLTU berbahan bakar bat ubara sebesar 61 8, 6 GW. Sedangkan pembangkit energi t erbarukan, sepert i PLTP, mempunyai pangsa yang sama dengan PLTA yait u sebesar 14 masing-masing 2, 01 GW. Kemudian pembangkit berbahan bakar minyak pangsanya pal ing kecil , hanya sebesar 4 0, 53 GW. Adapun pembangkit berbahan bakar gas mempunyai pangsa di kisaran 7 0, 95 GW l ihat Gambar 9. 5. Di wil ayah Sumat era, pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi perubahan yang cukup signif ikan, t erut ama periode 2015-2030, bil a dibandingkan dengan kasus R60. Dil ihat dari t ot al kapasit as, t erj adi kenaikan kapasit as t erpasang pembangkit PLN maupun IPP dikisaran 10. Hal ini t erj adi karena pert umbuhan perekonomian yang l ebih t inggi akan memacu akt ivit as dibidang ekonomi, pada akhirnya akan menaikkan konsumsi l ist rik masyarakat . Kenaikan yang t erj adi sebagian besar pada pembangkit berbahan bakar bat ubara dan pembangkit energi t erbarukan PLTP. Dari sisi l aj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit , kasus T60 unt uk wil ayah Sumat era mempunyai pert umbuhan l ebih t inggi, yait u sebesar 6 per t ahun, dari 4, 7 GW t ahun 2009 menj adi 15, 9 GW t ahun 2030 l ihat Gambar 9. 6. Out look Energi Indonesia 2010 139 2 4 6 8 10 12 14 16 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Historikal Gambar 9. 6 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Sumatera untuk setiap kasus Unt uk kasus pert umbuhan PDB rendah 5, 5 dan harga minyak ment ah 90 barel R90 t erj adi sedikit penurunan kapasit as pembangkit , karena menurunnya permint aan energi l ist rik sebagai akibat makin mahal nya harga BBM. Penurunan t erut ama t erj adi pada pembangkit berbahan bakar minyak. Pada kasus R90 ini l aj u pert umbuhan kapasit as pembangkit adal ah sebesar 5, 2 per t ahun. Berikut nya unt uk kasus T90 pert umbuhan PDB 7, harga minyak ment ah 90 barel , pengaruhnya pada proyeksi kapasit as pembangkit cukup besar apabila dibandingkan dengan R90, yait u adanya kenaikan kapasit as pembangkit sekit ar 7-10. Tingginya pert umbuhan ekonomi berakibat naiknya akt ivit as perekonomian, pada akhirnya akan menaikkan permint aan energi l ist rik. Sel anj ut nya unt uk memenuhi demand l ist rik yang meningkat t ersebut akan dipenuhi dari sisi pasokan dengan naiknya kapasit as pembangkit . Laj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit pada kasus T90 adal ah sebesar 5, 9, dari 4, 7 GW t ahun 2009 menj adi 15, 6 GW t ahun 2030. • Kalimantan Sel ama kurun t ahun 2000-2008, kemampuan PLN di wil ayah Kal imant an dal am meningkat kan kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik menunj ukkan kemaj uan. Pada t ahun 2000 kapasit as t ot al adal ah sebesar 791, 35 MW, naik menj adi 1. 178, 2 MW pada t ahun 2008 at au meningkat dengan l aj u peningkat an sebesar 4, 6 per t ahun. Namun di wil ayah Kal imant an ini, baik sist em Barit o, sist em Mahakam, sist em Kapuas, maupun PLN Tarakan masih didominasi pembangkit berbahan bakar sol ar sepert i PLTD dengan t ot al kapasit as 719, 4 MW unt uk kondisi t ahun 2008. Pada t ahun yang sama, pembangkit berbahan bakar Bat ubara sebesar 144 MW yang berada di sist em Barit o, sedangkan PLTA yang ada adal ah PLTA Riam Kanan sebesar 30 MW yang sudah beroperasi sej ak t ahun 1973. Sel ain it u ada j uga PLT Minihidro di Kal imant an Barat sebesar 0, 2 MW. Kemudian pembangkit j enis PLTGU mempunyai kapasit as t erpasang 60 Out look Energi Indonesia 2010 140 MW dan berada di syst em Mahakam. Sel anj ut nya unt uk pembangkit mil ik swast a IPP, hanya ada PLTU bat ubara dengan t ot al kapasit as hanya 45 MW dan mul ai beroperasi t ahun 2008 l ihat Tabel 9. 7. Tabel 9. 7 Kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN wilayah Kalimantan Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Hasil proyeksi kapasit as pembangkit PLN dan IPP di wil ayah Kal imant an sel ama 21 t ahun ke depan menurut kasus dasar R60 at au pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 60 barel mengal ami pert umbuhan rat a- rat a 6, 1 per t ahun dari 1, 2 GW t ahun 2009 menj adi 4, 2 GW pada t ahun 2030. Sama dengan wil ayah Jawa-Bal i dan Sumat era, proyeksi t ersebut menunj ukkan bahwa PLTU bat ubara sel ama masa periode st udi l ebih dominan dibanding dengan pembangkit j enis lain lihat Gambar 9. 7. 1 1 2 2 3 3 4 4 5 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA Gambar 9. 7 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Kalimantan untuk kasus dasar Pada t ahun 2010 diharapkan beberapa proyek PLTU bat ubara yang merupakan bagian dari program percepat an pembangkit berbahan bakar bat ubara t ahap I sudah beroperasi. PLTU bat ubara t ersebut diant aranya adal ah PLTU Pul au Pisang dan PLTU Asam-Asam kel as 65 MW, PLTU Parit dan Singkawang kel as 50 MW, sert a PLTUB IPP Embal ut . Unt uk pembangkit j enis PLTGU MW PLTA PLTU–B PLTG–M PLTGU–M G PLTD 2000 30 0 55 60 646, 35 2001 30 130 55 60 647, 80 2002 30 130 55 60 658, 53 2003 30 130 55 60 649, 10 2004 30 130 55 60 728, 32 2005 30 130 55 60 736, 41 2006 30 130 55 60 724, 59 2007 30 144 75 60 812, 18 2008 30, 2 144 75 60 824, 04 Out look Energi Indonesia 2010 141 diperkirakan akan ada t ambahan sebesar 40 MW di Muara Teweh, sehingga t ot al PLTGU di Kal imant an sekit ar 100 MW. Sedangkan unt uk pembangkit j enis PLTD akan ada penurunan kapasit as t erpasang sekit ar 40 dibanding dengan kapasit as t ahun 2008, disebabkan beberapa pembangkit dipensiunkan karena sudah mel ebihi umur ekonomisnya. Kemudian unt uk pembangkit berbasis hidro, pada t ahun 2010 t ersebut masih t et ap sebesar 30, 2 MW, bel um ada pert ambahan kapasit as. Adapun PLTG berbahan bakar gas akan ada t ambahan kapasit as, t erut ama di Kal imant an Timur dan diperkirakan akan mencapai 300 MW. Pada t ahun 2030 diproyeksikan PLTU berbahan bakar bat ubara akan mendominasi j enis pembangkit yang beroperasi di wil ayah Kal imant an dengan pangsa sekit ar 74. Sedangkan j enis pembangkit PLTGU dan PLTG yang berbahan bakar gas akan mencapai 17 dari kesel uruhan pembangkit yang ada di Kal imant an. Sel anj ut nya pembangkit berbahan bakar minyak masih t et ap dioperasikan dengan pangsa 6. Kemudian pembangkit berbasis hidro, sepert i PLTA dan PLTM, mempunyai pangsa di kisaran 3. Pada t ahun 2030 t ersebut t ot al kapasit as pembangkit di wil ayah Kal imant an diproyeksikan akan mencapai 4, 2 GW. Di wil ayah Kal imant an, pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi perubahan yang cukup signif ikan, t erut ama periode 2015-2030, bil a dibandingkan dengan kasus R60. Dil ihat dari t ot al kapasit as, t erj adi kenaikan kapasit as t erpasang pembangkit PLN maupun IPP sekit ar 6 sampai dengan 14. Kenaikan yang t erj adi sebagian besar pada pembangkit berbahan bakar bat ubara dan pembangkit berbahan bakar gas. Dari sisi l aj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit , kasus T60 unt uk wil ayah Kal imant an mempunyai pert umbuhan l ebih t inggi, yait u sebesar 6, 6 per t ahun, dari 1, 26 GW t ahun 2009 menj adi 4, 8 GW t ahun 2030 l ihat Gambar 9. 8. 1 2 3 4 5 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTU ‐B PLTG ‐MG PLTGU PLTD PLTA Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Historis Gambar 9. 8 Kapasitas terpasang pembangkit listrik wilayah Kalimantan untuk setiap kasus Out look Energi Indonesia 2010 142 Unt uk kasus pert umbuhan PDB 5, 5 dengan harga minyak ment ah 90 barel R90 t erj adi sedikit penurunan kapasit as, karena adanya penurunan demand energi l ist rik sebagai konsekwensi dari mahal nya harga BBM. Penurunan t erut ama t erj adi pada pembangkit berbahan bakar minyak. Pada kasus R90 ini l aj u pert umbuhan kapasit as pembangkit adal ah sebesar 5, 9 per t ahun. Berikut nya unt uk kasus T90 pert umbuhan PDB 7, harga minyak ment ah 90 barel , pengaruhnya pada proyeksi kapasit as pembangkit cukup signif ikan disebabkan adanya kenaikan pert umbuhan ekonomi. Meningkat nya pert umbuhan ekonomi akan memacu akt ivit as di bidang perekonomian, pada akhirnya akan mempengaruhi permint aan l ist rik. Dengan demikian akan ada peningkat an kapasit as pembangkit dengan l aj u pert umbuhan sebesar 6, 6, dari 1, 21 GW t ahun 2009 menj adi 4, 66 GW t ahun 2030. • Pulau lainnya Kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik PLN di wil ayah pul au l ainnya sel ama kurun t ahun 2000-2008 hanya berkisar 6 dari t ot al kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik PLN nasional . Pada akhir t ahun 2008, t ot al kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik PLN di wil ayah ini sebesar 1521, 36 MW, meningkat dari 1200, 57 MW, at au mengal ami pert umbuhan sebesar 3, 44 per t ahun. Pembangkit an di wil ayah pul au l ainnya mel iput i 6 wil ayah yait u wil ayah Sul ut , Sul t eng, dan Goront al o, wil ayah Sul sel , Sul t ra, dan Sul bar, wil ayah Mal uku dan Mal uku Ut ara, wil ayah Papua, wil ayah Nusa Tenggara Barat , sert a wil ayah Nusa Tenggara Timur. Sist em kel ist rikan di wil ayah t ersebut sebagian besar merupakan sist em kel ist rikan t erisol asi dan memil iki 2 sist em int erkoneksi yait u sist em Minahasa dan sist em Sul awesi Sel at an. Tabel 9. 8 Kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN wilayah pulau lain Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Pembangkit PLTD berbahan bakar HSD maupun MFO memil iki pangsa pal ing besar, yait u l ebih dari 73, 7 dari t ot al kapasit as pada t ahun 2008, meningkat dari 857, 67 MW pada t ahun 2000 menj adi 1121, 86 MW, at au mengal ami pert umbuhan sebesar 3, 9. Adapun pembangkit energi t erbarukan, sepert i PLTA memil iki pangsa 13, 9 dengan t ot al kapasit as yang rel at if st abil dari 195, 18 MW t ahun 2000 menj adi 211, 78 MW t ahun 2008, ant ara l ain PLTA Bakaru dan PLTA Bil i-Bil i di Sul awesi Sel at an sert a PLTA Tonsea Lama dan PLTA Tanggari Bl ok I dan Bl ok II di wil ayah Sul awesi Ut ara. Pembangkit energi t erbarukan l ainnya yait u PLTP hanya t erdapat di Sul awesi Ut ara, yait u MW PLTA PLTU PLTG–M PLTP PLTD 2000 195, 18 25 122, 72 857, 67 2001 195, 18 25 122, 72 20 879, 72 2002 194, 65 25 122, 72 20 933, 05 2003 194, 96 25 122, 72 20 973, 68 2004 194, 00 25 122, 72 20 1. 030, 45 2005 215, 20 25 122, 72 20 1. 158, 12 2006 220, 26 25 122, 72 20 1. 104, 17 2007 216, 30 25 122, 72 40 1. 060, 26 2008 211, 78 25 122, 72 40 1. 121, 86 Out look Energi Indonesia 2010 143 PLTP Lahendong Bl ok I dan Bl ok II dengan t ot al kapasit as sebesar 40 MW. Perkembangan kapasit as t erpasang pembangkit PLN sel ama del apan t ahun t erakhir dapat dil ihat pada Tabel 9. 8. Sement ara it u, kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik swast a IPP wil ayah pul au l ainnya sel ama kurun t ahun 2000-2007 t idak mengal ami perkembangan, yait u sebesar 195 MW yang t erdiri dari PLTGU Sengkang dengan kapasit as t erpasang 135 MW dan PLTD Pare-Pare Suppa dengan kapasit as 60 MW. Pada t ahun 2008 t erdapat penambahan pembangkit IPP yait u PLTU Tawael i, PLTM Mobuya, dan PLTG Sengkang ekspansi I. Perkembangan kapasit as t erpasang pembangkit IPP sel ama del apan t ahun t erakhir dapat dil ihat pada Tabel 9. 9. Tabel 9. 9 Kapasitas terpasang pembangkit listrik IPP wilayah pulau lainnya MW PLTA PLTU PLTG-M G PLTGU-M G PLTD 2000 135 60 2001 135 60 2002 135 60 2003 135 60 2004 135 60 2005 135 60 2006 135 60 2007 135 60 2008 6. 8 27 60 135 60 Sumber: PLN Pada t ahun 2008 kapasit as t ot al pembangkit PLN dan IPP di wil ayah pul au l ainnya adal ah sebesar 1, 81 GW. Dil ihat dari segi input bahan bakar, pembangkit berbahan bakar minyak masih mendominasi dengan pangsa l ebih dari 75 dengan kapasit as t erpasang t erbesar adal ah PLTD dengan bahan bakar HSD. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sist em kel ist rikan di wil ayah ini merupakan sist em kel ist rikan t erisol asi dengan pembangkit PLTD skal a kecil . Sement ara it u pembangkit dengan bahan bakar gas masih t erkendal a ol eh ket ersediaan pasokan gas. Unt uk pembangkit energi t erbarukan, yait u pembangkit berbasis hidro dan pembangkit berbasis panas bumi memil iki pangsa bert urut -t urut 12, 1 dan 2, 2. Hasil proyeksi kapasit as pembangkit l ist rik PLN maupun IPP di wil ayah pul au l ainnya sel ama kurun wakt u 2009-2030, menurut kasus dasar R60 at au pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 60 barel , mengal ami l aj u pert umbuhan sebesar 5, 5 per t ahun dari 2, 1 GW t ahun 2009 menj adi 6, 42 GW t ahun 2030. Sel ama masa periode st udi, pangsa PLTU bat ubara menunj ukkan kenaikan yang signif ikan, dari 2, 4 2009 menj adi 43, 3 2030. Tingginya pangsa PLTU bat ubara t ersebut dapat dicapai dengan adanya program percepat an PLTU bat ubara 10 GW t ahap I, sepert i PLTU Amurang 50 MW, PLTU Goront al o 50 MW, PLTU Kendari 20 MW, PLTU Barru 100 MW, PLTU Bima 20 MW, PLTU Lombok 50 MW, PLTU Ende 14 MW, PLTU Kupang 33 MW, PLTU Tidore 16 MW, PLTU Ambon 30 MW, PLTU Jayapura 20 MW, dan PLTU Timika 14 MW. Out look Energi Indonesia 2010 144 Kenaikan pangsa j uga t erj adi pada pembangkit berbasis hidro PLTA dan PLTM, dari 11, 5 2009 meningkat menj adi 20, 2 2030 dan PLTP dari 2, 9 2009 menj adi 5, 8 2030. Kenaikan ini dikarenakan pot ensi hidro yang dimil iki ol eh wil ayah ini cukup besar, t erut ama di Sul awesi Sel at an. Pot ensi panas bumi j uga dimil iki ol eh hampir sel uruh wil ayah kecual i Papua, sehingga PLTP diperkirakan dapat berkembang dengan baik. Penambahan kapasit as PLTP t ersebut mel iput i NTB 40 MW, NTT 31 MW, Sul awesi 125 MW, dan Mal uku 37 MW. Wil ayah pul au l ainnya memil iki pot ensi t enaga angin yang cukup besar t erut ama di daerah NTT. Diperkirakan pada t ahun 2010 pembangkit l ist rik t enaga angin PLTB mempunyai kapasit as 0, 5 MW dan pada t ahun 2030 akan mencapai 9, 5 MW at au t umbuh sebesar 16 per t ahun. Namun pangsa PLTB t ersebut hanya sebesar 0, 1 dari kesel uruhan j enis pembangkit yang beroperasi di wil ayah pul au l ainnya. Pada t ahun 2030 pangsa t erbesar dimil iki ol eh PLTU bat ubara dengan t ot al kapasit as sebesar 2, 78 GW at au mengal ami pert umbuhan sebesar 21, 1 per t ahun. Kemudian diikut i ol eh PLTA dengan t ot al kapasit as sebesar 1, 17 GW pert umbuhan 8, 3 per t ahun. Pembangkit berbahan bakar minyak PLTD dan PLTG t idak mengal ami perubahan signif ikan, masing-masing menj adi 1, 33 GW dan 0, 2 GW. Sement ara it u, pembangkit berbahan bakar gas PLTGU mengal ami pert umbuhan sebesar 4 per t ahun menj adi 0, 32 GW. Gambar 9. 9 menyaj ikan kapasit as pembangkit PLN dan IPP di wil ayah pul au l ainnya pada kasus dasar R60. 1 2 3 4 5 6 7 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTM PLTP PLTBayu Gambar 9. 9 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah pulau lainnya untuk kasus dasar Di wil ayah pul au l ainnya, pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi perubahan yang cukup signif ikan bil a dibandingkan dengan kasus R60. Dil ihat dari t ot al kapasit as, t erj adi kenaikan kapasit as t erpasang pembangkit PLN maupun IPP sekit ar 4-9. Kenaikan ini t erj adi pada pembangkit berbahan bakar bat ubara yang mengal ami pert umbuhan sebesar 22, 1 per t ahun menj adi 3, 34 GW pada t ahun 2030, sedangkan unt uk j enis pembangkit l ain rel at if sama dengan kasus dasar. Tot al kapasit as t erpasang unt uk kasus T60 unt uk wil ayah pul au l ainnya Out look Energi Indonesia 2010 145 meningkat dari 2, 1 GW t ahun 2009 menj adi 7 GW t ahun 2030 at au mengal ami pert umbuhan sebesar 5, 9 per t ahun. Unt uk kasus R90 pert umbuhan PDB 5, 5, harga minyak ment ah 90 barel , l aj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit adal ah sebesar 5, 3, dari 2, 1 GW t ahun 2009 menj adi 6, 15 GW t ahun 2030. Kemudian pada pert umbuhan PDB l ebih t inggi 7 namun pada harga minyak yang sama, l aj u pert umbuhannya meningkat menj adi 5, 8. Peningkat an ini t erj adi karena adanya kenaikan permint aan l ist rik, sebagai imbas dari t ingginya pert umbuhan perekonomian nasional l ihat Gambar 9. 10. 1 2 3 4 5 6 7 8 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTM PLTP PLTB Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Historikal Gambar 9. 10 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah pulau lainnya untuk setiap kasus 9. 3. 2 Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik PLN dan IPP Nasional Secara nasional , sel ama rent ang wakt u 2009-2030, prediksi kapasit as t erpasang pembangkit l ist rik PLN dan IPP unt uk kasus R60 mempunyai l aj u pert umbuhan sebesar 6, 5 per t ahun, dari 34, 3 GW t ahun 2009 menj adi 128, 7 GW t ahun 2030. Pada t ahun 2010 wil ayah Jawa Bal i mempunyai pangsa pal ing besar, sekit ar 76 dari kapasit as nasional at au sebesar 30, 9 GW. Diikut i kemudian ol eh wil ayah Sumat era dengan pangsa 13 at au sebesar 5, 3 GW. Sedangkan wil ayah Kal imant an dan wil ayah pul au l ainnya bert urut t urut mempunyai pangsa sebesar 3, 3 1, 3 GW dan 7, 7 3, 2 GW. Wil ayah Pul au l ainnya t erdiri dari pul au Sul awesi, Mal uku, Papua, NTB, dan NTT. Dari sisi t eknol ogi, pada t ahun 2010 t ersebut pembangkit l ist rik berbahan bakar bat ubara PLTUB mendominasi j enis pembangkit yang dioperasikan di Indonesia dengan pangsa sekit ar 45, diikut i kemudian ol eh PLTGU combine cycl e power pl ant dengan pangsa l ebih dari 23. Sedangkan pembangkit panas bumi hanya mempunyai pangsa dikisaran 3. Kemudian unt uk pembangkit berbasis energy t erbarukan l ainnya, sepert i PLTSa pembangkit Out look Energi Indonesia 2010 146 berbahan bakar sampah rumah t angga dan PLTB Pembangkit List rik Tenaga Angin, mempunyai pangsa sangat kecil , dibawah 0, 1. Dua pul uh t ahun kemudian diprediksi pembangkit nasional sebagian besar akan t et ap didominasi ol eh PLTU bat ubara dengan pangsa 61, dan sebagian besar t erl et ak di Wil ayah Jawa Bal i l ebih dari 80. Adapun pembangkit berbasis panas bumi PLTP akan naik sangat signif ikan dengan pangsa sekit ar 13 dan 85 diant aranya berada di wil ayah Jawa Bal i, khususnya Jawa Barat . Sel anj ut nya PLTSa dan PLTB diprediksi mempunyai pangsa 0, 2 dan 0, 01. Gambar 9. 11 menunj ukkan prakiraan kapasit as t erpasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia unt uk kasus dasar R60. 20 40 60 80 100 120 140 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTM PLTSa PLTB Gambar 9. 11 Kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional untuk kasus dasar Pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi perubahan yang cukup besar bil a dibandingkan dengan kasus R60. Dil ihat dari t ot al kapasit as, t erj adi kenaikan kapasit as t erpasang pembangkit PLN maupun IPP sekit ar 5 sampai dengan 13. Kenaikan yang t erj adi sebagian besar pada pembangkit berbahan bakar bat ubara dan pembangkit energi t erbarukan PLTP. Dari sisi l aj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit , kasus T60 unt uk wil ayah Indonesia mempunyai pert umbuhan l ebih t inggi, yait u sebesar 7, 1 per t ahun, dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 145, 4 GW t ahun 2030. Unt uk kasus pert umbuhan PDB rendah 5. 5 per t ahun namun harga minyak ment ah 90 barel R90, secara t ot al t erj adi sedikit penurunan kapasit as di wil ayah Indonesia sel ama periode 2011-2030, t erut ama pada j enis pembangkit berbahan bakar minyak. Hal ini t erj adi karena permint aan l ist rik menurun, akibat dari peril aku masyarakat yang cenderung berhemat menggunakan l ist rik pada harga BBM l ebih mahal . Pada Kasus R90 ini l aj u pert umbuhan kapasit as pembangkit adal ah sebesar 6, 3 per t ahun. Berikut nya unt uk kasus T90 pert umbuhan PDB 7, harga minyak ment ah 90 barel , bil a dibandingkan dengan R90 pengaruhnya pada proyeksi kapasit as pembangkit Out look Energi Indonesia 2010 147 cukup besar, yait u adanya kenaikan kapasit as pembangkit sebagai akibat peningkat an akt ivit as perekonomian nasional . Laj u pert umbuhan kapasit as t erpasang pembangkit pada kasus T90 adal ah sebesar 7, dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 143, 1 GW t ahun 2030 l ihat Gambar 9. 12. 20 40 60 80 100 120 140 160 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R90 T90 R90 T90 R90 T90 R90 T90 R90 T90 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTM PLTP PLTSa PLTB Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 12 Kapasitas pembangkit listrik nasional untuk setiap kasus 9. 3. 3 Kapasitas Terpasang Capt ive Power Pada t ahun 2007 kapasit as t ot al capt ive power di Indonesia adal ah sebesar 7, 5 GW yang didominasi ol eh pembangkit berbahan bakar minyak yang mempunyai pangsa sekit ar 61, 3. Kemudian disusul dengan pembangkit berbahan bakar bat ubara dan gas t ermasuk t eknol ogi cogenerat ion , masing-masing dengan pangsa sebesar 20, 5 dan 15, 8. Berdasarkan hasil proyeksi t ahun 2009-2030 pada kasus dasar, diperkirakan kapasit as capt ive power yang ada akan t erus menurun dengan t ingkat penurunan sebesar 4, 8 per t ahun. Pada t ahun 2030, kapasit as t ot al capt ive power diperkirakan akan t urun menj adi 2, 59 GW at au hanya 35, 7 dari kapasit as pada t ahun 2009 yait u sebesar 7, 3 GW. Penurunan ini sej al an dengan peningkat an kemampuan PLN dal am penyediaan kebut uhan l ist rik, sehingga pel anggan indust ri akan l ebih mengandal kan supl ai l ist rik dari PLN dengan biaya l ebih rendah dibandingkan dengan membangkit kan sendiri. Gambar 9. 13 menyaj ikan prakiraan kapasit as pembangkit capt ive power unt uk kasus dasar R60. Pada t ahun 2030, diperkirakan bahwa kapasit as pembangkit capt ive berbahan bakar minyak mengal ami penurunan yang signif ikan sel ama rent ang wakt u 2009-2020 dari 4, 61 GW menj adi 0, 09 GW. Kapasit as pembangkit capt ive berbahan bakar gas j uga t erus menurun dari t ahun ke t ahun, sement ara it u penggunaan t eknol ogi cogenerat ion cenderung meningkat sel ama rent ang wakt u 2009-2030 dengan pert umbuhan sebesar 4, 2 per t ahun. Hal ini menunj ukkan adanya pengal ihan dari penggunaan t eknol ogi pembangkit biasa menj adi t eknol ogi cogenerat ion yang memil iki ef isiensi yang j auh l ebih t inggi Out look Energi Indonesia 2010 148 karena dapat menghasil kan energi l ist rik dan energi panas secara simul t an ol eh suat u sist em dari sat u sumber energi, sehingga dapat mengurangi emisi gas buang dan rugi-rugi dal am t ransmisi dan dist ribusi l ist rik. 1 2 3 4 5 6 7 8 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W Cogen Captive Batubara Captive Gas Captive Biomasa Captive Minyak Gambar 9. 13 Kapasitas pembangkit capt ive power untuk kasus dasar Sel anj ut nya, kapasit as pembangkit capt ive berbahan bakar biomasa l imbah kayu diperkirakan akan rel at if konst an dari 0, 18 GW t ahun 2009 menj adi 0, 16 GW t ahun 2030 mengingat bahwa j enis pembangkit ini kurang dapat bersaing karena memil iki ef isiensi yang rendah. Pada t ahun 2030 diperkirakan pangsa t erbesar dimil iki ol eh pembangkit berbahan bakar gas t eknol ogi cogenerat ion dengan pangsa sebesar 80, 1 2, 08 GW. Pada kondisi pert umbuhan PDB l ebih t inggi dari pada kasus dasar kasus T60, t erj adi perbedaan yang cukup besar, dimana kenaikan t ot al kapasit as pembangkit capt ive power mencapai 23, 1 pada t ahun 2030 sebagai akibat dari permint aan l ist rik yang l ebih t inggi. Kenaikan ini t erj adi pada pemakaian t eknol ogi cogenerat ion yang meningkat sebesar 23, 3 dibanding kasus dasar. Sel ain it u, kapasit as pembangkit berbahan bakar bat ubara diperkirakan l ebih t inggi dibandingkan kasus dasar, yait u 0, 41 GW pada t ahun 2030. Pada pert umbuhan PDB yang sama 7 dengan harga minyak t inggi kasus T90, perubahan yang t erj adi t idak t erl al u signif ikan. Tot al kapasit as pembangkit capt ive hanya t urun sekit ar 4, 1 dibandingkan kasus T60. Demikian pul a pada kasus pert umbuhan PDB rendah dan harga minyak t inggi R90, perubahan kapasit as dan konf igurasi pembangkit capt ive power t idak begit u signif ikan apabil a dibandingkan dengan kasus dasar, yang menunj ukkan bahwa kenaikan harga minyak t idak t erl al u signif ikan pengaruhnya t erhadap t ot al kapasit as pembangkit capt ive . Secara umum, unt uk semua kasus, diperkirakan sel ama 21 t ahun kedepan capt ive power yang ada l ebih banyak menggunakan bahan bakar gas dan bat ubara. Out look Energi Indonesia 2010 149 9. 4 Produksi Listrik PLN dan Swasta IPP 9. 4. 1 Wilayah Jawa Bali Produksi l ist rik wil ayah Jawa Bal i t ahun 2000-2008 meningkat dengan l aj u pert umbuhan sebesar 5, 6 per t ahun, dari 74, 92 TWh t ahun 2000 menj adi 116, 13 TWh t ahun 2008. Produksi l ist rik t ersebut t idak sel uruhnya hasil pembangkit an sendiri, t et api ada yang dibel i dari pembangkit swast a IPP dengan pangsa berkisar dari 11-24. Pada t ahun 2008, produksi l ist rik yang berasal dari pembangkit berbahan bakar bat ubara adal ah sekit ar 39, sedangkan yang berasal dari pembangkit berbahan bakar minyak dan gas bert urut t urut sebesar 21 dan 25. Kemudian produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan adal ah sebesar 5. Adapun pembangkit l ist rik berbasis hidro dapat memproduksi l ist rik sekit ar 11 dari t ot al produksi l ist rik PLN maupun IPP l ihat Tabel 9. 10. Tabel 9. 10 Produksi listrik PLN dan IPP wilayah Jawa Bali TWh Produksi Sendiri Tahun PLTA PLTU PLTG PLTGU PLTP PLTD Sewa PLTD Sub Jumlah Dibeli Jumlah 2000 6, 31 34, 78 0, 49 22, 29 2, 65 0, 11 0, 000 66, 62 8, 30 74, 92 2001 7, 47 34, 80 0, 50 23, 09 2, 91 0, 09 0, 000 68, 86 12, 36 81, 22 2002 5, 98 34, 28 1, 09 24, 27 3, 06 0, 11 0, 000 68, 79 17, 67 86, 46 2003 4, 89 37, 53 1, 69 23, 82 2, 80 0, 12 0, 000 70, 84 19, 11 89, 95 2004 5, 43 37, 03 2, 15 25, 48 2, 99 0, 08 0, 009 73, 16 22, 24 95, 40 2005 6, 25 37, 26 4, 75 26, 18 2, 87 0, 15 0, 009 77, 48 23, 48 100, 95 2006 4, 68 42, 96 3, 47 25, 69 2, 98 0, 12 0, 003 79, 91 24, 87 104, 78 2007 5, 49 47, 00 3, 49 25, 97 3, 00 0, 11 0, 000 85, 05 26, 67 111, 72 2008 5, 74 46, 21 3, 93 30, 40 3, 07 0, 21 0, 000 89, 57 26, 57 116, 13 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Proyeksi produksi l ist rik PLN dan IPP selama kurun wakt u 21 t ahun 2009- 2030, berdasarkan kasus dasar pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak 60 barel , akan t umbuh rat a-rat a sebesar 7, 5 per t ahun, dari 124, 7 TWh pada t ahun 2009 menj adi 572, 6 TWh pada t ahun 2030. Dil ihat dari komposisi produksi l ist rik yang dihasil kan, pada t ahun 2010 produksi l ist rik yang berasal dari bat ubara mempunyai pangsa t erbesar yait u l ebih dari 67 at au sebesar 93, 8 TWh, sedangkan pangsa t erkecil adal ah l ist rik yang berasal dari energi t erbarukan panas bumi dan sampah rumah t angga dan t enaga air yait u masing-masing sekit ar 6 8 TWh dan 5 6, 6 TWh. Kemudian unt uk l ist rik yang berasal dari pembangkit berbahan bakar minyak dan gas, bert urut t urut sebesar 7, 6 10, 5 TWh dan 14 19, 7 TWh. Gambar 9. 14 menyaj ikan prakiraan produksi l ist rik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit unt uk kasus dasar R60. Sej al an dengan perat uran Ment eri ESDM mengenai pemanf aat an bahan bakar nabat i, diant aranya biodiesel , pada t ahun 2008 sudah mul ai dihasil kan l ist rik dari pembangkit berbahan bakar biodiesel sekit ar 0, 03 TWh. Meskipun masih sangat kecil , diharapkan kedepan produksi l ist rik dari bahan bakar nabat i t ersebut meningkat t erus hingga mencapai hasil yang signif ikan. Out look Energi Indonesia 2010 150 100 200 300 400 500 600 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTSa Gambar 9. 14 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Jawa Bali untuk kasus dasar Pada t ahun 2030 diperkirakan produksi l ist rik yang berasal dari bat ubara akan t et ap l ebih dominan dibanding dengan j enis l ainnya, dengan pangsa hampir 70 401 TWh. Berikut nya l ist rik dari energi t erbarukan panas bumi yang mempunyai pangsa mendekat i 19 108, 4 TWh. Sedangkan pangsa l ist rik yang berasal dari pembangkit berbasis hidro sangat kecil , sekit ar 1 6 TWh. Begit u j uga dengan pangsa l ist rik dari pembangkit BBM, hanya sekit ar 0, 2 1, 2 TWh. Adapun produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar gas pangsanya j auh l ebih t inggi dibanding pembangkit BBM, yait u sekit ar 9 51, 5 TWh. Terakhir adal ah l ist rik dari pembangkit berbahan bakar biomasa sampah rumah t angga, diperkirakan mempunyai pangsa 0, 3 1, 6 TWh. Unt uk kasus harga minyak rendah 60 barel dengan pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun, biasa disebut kasus T60, pengaruhnya cukup t erl ihat apabil a kit a mel ihat secara t ot al t erhadap sel uruh l ist rik yang dihasil kan ol eh pembangkit yang ada. Pada kasus T60 ini diprediksi t erj adi peningkat an produksi l ist rik sekit ar 5-19 bil a dibandingkan dengan kasus R60. Perubahan t erj adi t erut ama pada produksi l ist rik yang berasal dari pembangkit berbahan bakar bat ubara dan panas bumi, mul ai periode 2012-2030. Kenaikan produksi l ist rik t ersebut sebagai akibat dari bert ambahnya kapasit as pembangkit l ist rik, karena adanya peningkat an akt ivit as perekonomian di semua sekt or. Adapun l aj u pert umbuhan produksi l ist rik kasus T60 t ersebut adal ah sebesar 8, 4 per t ahun, dari 125 TWh t ahun 2009 menj adi 677 TWh t ahun 2030. Sel anj ut nya pada kasus R90 PDB 5, 5, minyak bumi 90 barel t erj adi sedikit penurunan produksi l ist rik, karena permint aan l ist rik menurun sebagai akibat makin mahal nya harga BBM. Laj u pert umbuhannya sel ama kurun wakt u 21 t ahun adal ah sebesar 7, 5 per t ahun, dari 125 TWh menj adi 568 TWh t ahun 2030. Kemudian unt uk kasus harga minyak yang sama namun pert umbuhan PDB l ebih t inggi kasus T90, produksi l ist rik meningkat dengan l aj u pert umbuhan dikisaran 8, 3 per t ahun sej al an dengan naiknya permint aan Out look Energi Indonesia 2010 151 l ist rik di semua sekt or. Kebut uhan l ist rik yang meningkat t ersebut dipicu ol eh kenaikan pert umbuhan PDB nasional dari 5, 5 per t ahun menj adi 7 per t ahun. Unt uk semua kasus, di wil ayah Jawa Bal i ini komposisi produksi l ist rik dari pembangkit bat ubara akan t et ap mendominasi sedangkan l ist rik dari energi t erbarukan, khususnya panas bumi, pemakaiannya akan meningkat secara signif ikan. Perbandingan produksi t enaga l ist rik unt uk set iap kasus di wil ayah Jawa Bal i disaj ikan pada Gambar 9. 15. 100 200 300 400 500 600 700 800 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R90 T90 R90 T90 R90 T90 R90 T90 R90 T90 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTSa Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 15 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Jawa Bali untuk setiap kasus 9. 4. 2 Wilayah Sumatera Produksi l ist rik di wil ayah Sumat era sel ama kurun wakt u 2000-2008 mengal ami l aj u pert umbuhan sebesar 6, 2 per t ahun, dari 11, 61 TWh t ahun 2000 menj adi 18, 35 t ahun 2008 l ihat Tabel 9. 11. Tabel 9. 11 Produksi listrik PLN dan IPP wilayah Sumatera TWh Produksi Sendiri Sewa Tahun PLTA PLTU PLTG PLTGU PLTD PLTD PLTG Sub Jumlah Dibeli Jumlah 2000 1, 41 3, 65 0, 47 3, 64 2, 25 0, 19 0, 00 11, 61 0, 05 11, 66 2001 1, 71 3, 80 0, 65 3, 87 2, 33 0, 33 0, 00 12, 68 0, 06 12, 74 2002 1, 73 3, 85 0, 94 4, 15 2, 33 0, 41 0, 00 13, 41 0, 18 13, 59 2003 2, 49 3, 78 0, 60 4, 24 2, 16 0, 67 0, 24 14, 19 0, 19 14, 38 2004 2, 35 3, 79 0, 83 4, 81 1, 94 0, 93 0, 43 15, 08 0, 45 15, 53 2005 2, 48 4, 12 1, 04 4, 72 1, 73 0, 81 0, 42 15, 31 1, 21 16, 52 2006 2, 95 3, 82 1, 30 4, 89 1, 76 0, 69 0, 20 15, 61 2, 23 17, 83 2007 3, 59 4, 23 1, 00 5, 01 1, 56 0, 62 0, 26 16, 26 2, 83 19, 35 2008 3, 49 5, 21 1, 12 4, 93 1, 46 1, 99 0, 15 18, 35 2, 81 21, 16 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Out look Energi Indonesia 2010 152 Pada t ahun 2008, pangsa produksi l ist rik yang berasal dari bat ubara dan hidro adal ah sama, yait u dikisaran 22, dengan besarnya produksi l ist rik yang dihasil kan bert urut t urut sebesar 4, 1 TWh dan 4, 2 TWh. Sedangkan besarnya produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar gas adal ah sebesar 6, 1 TWh 32, l ebih t inggi dibanding pembangkit berbahan bakar minyak yang sebesar 4, 5 TWh 24. Gambar 9. 16 menunj ukkan produksi l ist rik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wil ayah Sumat era unt uk kasus dasar. Pada t ahun 2010 produksi l ist rik t erbesar adal ah dari pembangkit berbahan bakar bat ubara, sebesar 9, 76 TWh at au sekit ar 40 dari kesel uruhan l ist rik yang dihasil kan di Sumat era. Berikut nya adal ah dari pembangkit berbasis hidro, dengan pangsa sebesar 26, 4 6, 41 TWh . Kemudian unt uk pembangkit berbahan bakar gas dapat menghasil kan l ist rik sekit ar 5, 35 TWh at au mempunyai pangsa 22. Adapun pembangkit berbahan bakar minyak diperkirakan menghasil kan l ist rik 9, 2 2, 24 TWh dari t ot al l ist rik yang dihasil kan. Sedangkan pembangkit energi t erbarukan pada t ahun 2010 ini sudah dapat memproduksi l ist rik sebesar 0, 6 TWh at au hanya 2, 3 dari kesel uruhan produksi l ist rik wil ayah Sumat era. 10 20 30 40 50 60 70 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM Gambar 9. 16 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Sumatera untuk kasus dasar Pada t ahun 2030 komposisi produksi l ist rik berubah cukup signif ikan. Diprediksi pada t ahun t ersebut produksi l ist rik di wil ayah Sumat era akan didominasi ol eh Pembangkit bat ubara 52, pembangkit berbasis energi t erbarukan at au PLTP 23, dan pembangkit berbasis hidro at au PLTA 18. Sedangkan pembangkit berbahan bakar gas dan pembangkit berbahan bakar minyak hanya akan memproduksi l ist rik bert urut t urut sebesar 5 dan 2 dari t ot al produksi l ist rik di Sumat era yang sebesar 67, 6 TWh. Dari sisi l aj u pert umbuhan, produksi l ist rik pada kasus T60 PDB 7 per t ahun dan harga minyak ment ah 60 barel diprediksi mempunyai pert umbuhan l ebih t inggi sel ama kurun wakt u 2009-2030 dibanding kasus dasar, yait u Out look Energi Indonesia 2010 153 sebesar 7, 5 per t ahun, dari 20, 61 TWh t ahun 2009 menj adi 93, 3 TWh t ahun 2030. Dengan pert umbuhan PDB sebesar 7 akan memacu akt ivit as perekonomian di segal a bidang, pada akhirnya t ingkat permint aan l ist rik masyarakat pun akan meningkat . Dengan demikian unt uk memenuhi kebut uhan l ist rik yang meningkat t ersebut , produksi l ist rik di wil ayah Sumat era ini naik cukup signif ikan, dikisaran 20-30. Produksi l ist rik pada kasus R90 PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 90 barel hanya mempunyai l aj u pert umbuhan sekit ar 5, 6 per t ahun, dari 20, 6 TWh t ahun 2009 menj adi 64, 8 TWh t ahun 2030. Dengan makin mahal nya harga BBM, akan menurunkan t ingkat permint aan l ist rik masyarakat , pada akhirnya akan mempengaruhi l ist rik yang dihasil kan ol eh pembangkit di wil ayah Sumat era ini. Sel anj ut nya pada kasus T90, bil a dibandingkan dengan kasus R90, produksi l ist rik diprediksi akan meningkat dengan l aj u pert umbuhan sekit ar 7, 1 per t ahun, t erut ama produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar bat ubara dan panas bumi . Meningkat nya produksi l ist rik t ersebut adal ah unt uk memenuhi kenaikan permint aan l ist rik masyarakat , sebagai akibat l aj u pert umbuhan perekonomian yang naik dari 5, 5 per t ahun menj adi 7 per t ahun. Perbandingan produksi t enaga l ist rik pada berbagai macam kasus di wil ayah Sumat era disaj ikan pada Gambar 9. 17. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 17 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Sumatera untuk setiap Kasus 9. 4. 3 Wilayah Kalimantan Produksi l ist rik PLN dan Swast a IPP wil ayah Kal imant an sel ama kurun wakt u t ahun 2000-2008 t umbuh sebesar 7, 5 per t ahun, dari 2, 84 TWh menj adi 5, 1 TWh. Pada t ahun 2008, produksi l ist rik yang berasal dari pembangkit berbahan bakar minyak masih mendominasi, yait u mempunyai pangsa sebesar 63, 7 3, 23 TWh. Sedangkan l ist rik yang dihasil kan dari pembangkit bat ubara Out look Energi Indonesia 2010 154 adal ah sebesar 0, 91 TWh 18, masih lebih t inggi dibanding pembangkit berbahan bakar gas 15 maupun PLTA 3, 2. Pada t ahun 2010, produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar bat ubara pangsanya naik menj adi 49 3, 1 TWh, sedangkan l ist rik dari pembangkit berbahan bakar minyak pangsanya t urun menj adi 36 2, 26 TWh. Kemudian unt uk pembangkit berbahan bakar gas dapat memproduksi l ist rik sebesar 0, 74 TWh at au mempunyai pangsa 11, 9. Sisanya diisi ol eh pembangkit berbasis hidro yang dapat memproduksi l ist rik 0, 17 TWh 2, 7. Tabel 9. 12 Produksi list rik PLN dan swasta IPP wilayah Kalimantan TWh Produksi Sendiri Sewa Tahun PLTA PLTU PLTG PLTGU PLTD PLTMG PLTD PLTG Sub Jumlah Dibeli Jumlah 2000 0, 16 0, 00 0, 27 0, 47 1, 56 0, 00 0, 34 0, 00 2, 79 0, 05 2, 84 2001 0, 23 0, 74 0, 23 0, 41 1, 43 0, 00 0, 32 0, 00 3, 35 0, 04 3, 39 2002 0, 11 0, 87 0, 13 0, 38 1, 54 0, 00 0, 59 0, 00 3, 61 0, 09 3, 66 2003 0, 13 0, 81 0, 14 0, 35 1, 41 0, 00 0, 86 0, 09 3, 79 0, 06 3, 84 2004 0, 11 0, 80 0, 07 0, 41 1, 47 0, 08 0, 90 0, 16 4, 00 0, 09 4, 09 2005 0, 08 0, 88 0, 07 0, 37 1, 62 0, 05 0, 92 0, 21 4, 21 0, 09 4, 31 2006 0, 11 0, 97 0, 11 0, 34 1, 71 0, 12 1, 07 0, 00 4, 42 0, 09 4, 52 2007 0, 17 0, 93 0, 13 0, 40 1, 81 0, 12 0, 95 0, 16 4, 66 0, 13 4, 79 2008 0, 16 0, 91 0, 15 0, 40 1, 71 0, 11 1, 26 0, 16 4, 86 0, 21 5, 07 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Pada t ahun 2030 produksi l ist rik yang berasal dari pembangkit bat ubara diprediksi akan naik drast is mencapai pangsa mel ebihi 89. Sedangkan pembangkit berbahan bakar minyak masih t et ap pegang peranan unt uk memproduksi l ist rik, dengan pangsa 5, 7, l ebih t inggi dibanding l ist rik dari pembangkit berbahan bakar gas 2, 5. Pangsa t erkecil adal ah l ist rik yang dihasil kan PLTA, hanya 2, 2 dari kesel uruhan produksi l ist rik wil ayah Kal imant an. 5 10 15 20 25 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA Gambar 9. 18 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Kalimantan untuk kasus dasar R60 Pada kasus T60, t erj adi peningkat an produksi l ist rik 5-17, t erut ama set el ah periode 2012, dengan l aj u pert umbuhan sebesar 8, 8 sel ama kurun wakt u 21 t ahun. Laj u pert umbuhan t ersebut l ebi h t inggi dibanding kasus R60 yang Out look Energi Indonesia 2010 155 sebesar 8 per t ahun. Naiknya produksi l ist rik t ersebut didorong ol eh permint aan l ist rik yang cukup kuat , sebagai imbas dari meningkat nya pert umbuhan perekonomian nasional . Kemudian unt uk kasus R90, dil ihat dari t ot al produksi, l aj u pert umbuhan produksi l ist riknya adal ah t erendah dari pada kasus l ain, sekit ar 7, 8 per t ahun. Pada kasus ini diprediksi ada sedikit penurunan produksi l ist rik, karena permint aan l ist rik t erpengaruh ol eh mahal nya harga BBM. Sedangkan pada kasus T90, permint aan l ist rik masyarakat meningkat , sej al an dengan makin bergairahnya perekonomian, meskipun masih dibayangi ol eh mahal nya harga BBM. Pada kasus T90 t ersebut produksi l ist rik naik dikisaran 8-20 dibanding kasus R90, t erut ama set el ah periode 2011, dengan l aj u pert umbuhan sebesar 8, 7 per t ahun. Perbandingan produksi t enaga l ist rik unt uk set iap kasus disaj ikan pada Gambar 9. 19. 5 10 15 20 25 30 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 19 Produksi Listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah Kalimantan untuk setiap kasus 9. 4. 4 Wilayah Pulau Lainnya Produksi l ist rik di wil ayah pul au l ainnya sel ama kurun wakt u 2000-2008 mengal ami l aj u pert umbuhan sebesar 8, 84 per t ahun, dari 3, 906 TWh pada t ahun 2000 menj adi 7, 068 pada t ahun 2008, dengan proporsi hasil pembangkit an sendiri berkisar ant ara 74, 5 hingga 81, 2. Pada t ahun 2008, pangsa produksi l ist rik masih didominasi ol eh pembangkit berbahan bakar minyak, yait u PLTD produksi sendiri dan sewa sebesar 3, 464 TWh at au 49, 02 dari t ot al produksi l ist rik, kemudian disusul dengan pembangkit berbasis hidro sebesar 1, 347 TWh 19, 06. Hasil proyeksi produksi l ist rik pada kasus dasar menunj ukkan bahwa pada t ahun 2010, PLTU bat ubara mul ai menggeser pangsa produksi PLTD dengan pangsa sebesar 32, 1 at au sekit ar 2, 66 TWh, sedangkan PLTD memproduksi Out look Energi Indonesia 2010 156 l ist rik sebesar 2, 04 TWh at au 24, 6. Berikut nya adal ah dari pembangkit berbahan bakar gas PLTGU dan pembangkit berbasis hidro PLTA dan PLTM, dengan pangsa masing-masing sebesar 23, 3 1, 93 TWh dan 17, 9 1, 49 TWh. Sedangkan pembangkit berbasis panas bumi pada t ahun 2010 ini baru dapat memproduksi l ist rik sebesar 0, 07 TWh at au hanya 0, 9 dari kesel uruhan produksi l ist rik wil ayah pul au l ainnya. Terakhir adal ah l ist rik dari pembangkit l ist rik t enaga angin, diprediksi sudah dapat menghasil kan l ist rik namun masih bel um siginif ikan, hanya sebesar 0, 02 dari kesel uruhan l ist rik yang dihasil kan. Tabel 9. 13 Produksi listrik PLN dan IPP wilayah pulau lainnya TWh Produksi Sendiri Sewa Tahun PLTA PLTU PLTG PLTP PLTD PLTD Sub Jumlah Dibeli Jumlah 2000 1, 227 0, 000 0, 027 0, 000 1, 756 0, 163 3, 173 0, 733 3, 906 2001 1, 248 0, 036 0, 085 0, 074 1, 905 0, 119 3, 466 0, 840 4, 307 2002 1, 016 0, 035 0, 073 0, 131 2, 006 0, 219 3, 481 1, 168 4, 649 2003 0, 959 0, 057 0, 061 0, 155 1, 853 0, 579 3, 664 1, 180 4, 843 2004 1, 057 0, 020 0, 131 0, 158 1, 928 0, 650 3, 945 1, 277 5, 222 2005 1, 019 0, 003 0, 182 0, 135 2, 202 0, 738 4, 279 1, 309 5, 588 2006 1, 013 0, 014 0, 156 0, 166 2, 334 0, 842 4, 524 1, 457 5, 981 2007 1, 385 0, 047 0, 115 0, 191 2, 250 1, 004 4, 991 1, 572 6, 564 2008 1, 347 0, 017 0, 120 0, 319 2, 323 1, 141 5, 268 1, 801 7, 068 Sumber: St at ist ik PLN 2000-2008 Pada t ahun 2030 komposisi produksi l ist rik t idak berubah secara signif ikan. Pembangkit bat ubara diprediksi akan semakin mendominasi produksi l ist rik di wil ayah pul au l ainnya dengan produksi sebesar 13, 25 TWh 53, 1, kemudian disusul ol eh pembangkit berbasis berbasis hidro PLTA dan PLTM sebesar 7, 19 TWh 28, 7. Sedangkan pembangkit berbahan bakar gas PLTGU dan pembangkit berbahan bakar minyak PLTD hanya akan memproduksi l ist rik masing-masing sebesar 8, 4 dan 8, 2 dari t ot al produksi l ist rik wil ayah pul au l ainnya. Kemudian unt uk pembangkit berbahan bakar energy t erbarukan, sepert i panas bumi dan pembangkit l ist rik t enaga angin, pangsanya dal am hal produksi l ist rik masih cukup kecil dibanding j enis pembangkit l ainnya, bert urut -t urut sebesar 1, 1 dan 0, 1. Secara kesel uruhan, produksi l ist rik di wil ayah pul au l ainnya mengal ami pert umbuhan sebesar 6, 1 per t ahun sel ama kurun t ahun 2009-2030. Pada kasus pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dengan harga minyak ment ah 60 barel kasus T60, t erj adi peningkat an produksi l ist rik bil a dibandingkan dengan kasus R60, yait u sekit ar 10, 6. Kenaikan ini t erj adi pada pembangkit berbahan bakar bat ubara yang mengal ami pert umbuhan sebesar 23, 1 per t ahun dengan produksi l ist rik sebesar 15, 91 TWh pada t ahun 2030, sedangkan unt uk j enis pembangkit l ain rel at if sama dengan kasus dasar. Tot al produksi l ist rik pada kasus T60 unt uk wil ayah pul au l ainnya meningkat dari 7, 2 TWh t ahun 2009 menj adi 27, 7 TWh t ahun 2030 at au mengal ami pert umbuhan t ert inggi bil a dibandingkan dengan kasus l ainnya, yait u sebesar 6, 6 per t ahun. Out look Energi Indonesia 2010 157 5 10 15 20 25 30 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTM PLTP PLTB Gambar 9. 20 Produksi listrik PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah pulau lainnya untuk kasus dasar Pada kasus R90 PDB 5, 5 per t ahun dan harga minyak ment ah 90 barel mempunyai l aj u pert umbuhan pal ing rendah dibanding kasus l ainnya, sekit ar 6 per t ahun menj adi 24, 5 TWh pada t ahun 2030. Sedangkan unt uk kasus dengan pert umbuhan PDB t inggi 7 t ahun dengan harga minyak yang j uga t inggi 90 barel , at au biasa disebut kasus T90, l aj u pert umbuhannya sebesar 6, 5 per t ahun menj adi 27, 1 TWh t ahun 2030. Laj u pert umbuhan yang l ebih besar t ersebut t erj adi karena meningkat nya permint aan l ist rik di semua sekt or, sebagai akibat dari naiknya akt i vit as perekonomian masyarakat l ihat Gambar 9. 21. 5 10 15 20 25 30 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTM PLTP PLTB Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 21 Produksi listrik pembangkit PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit wilayah pulau lainnya untuk setiap kasus Out look Energi Indonesia 2010 158

9. 4. 5 Nasional Produksi l ist rik nasional PLN dan IPP sel ama rent ang wakt u 21 t ahun 2009 –

2030 akan t umbuh sebesar 7, 3 per t ahun, dari 156, 9 TWh t ahun 2009 menj adi 687 TWh t ahun 2030. Sel ama kurun kurun wakt u 21 t ahun t ersebut , produksi l ist rik dari pembangkit berbahan bakar bat ubara akan t et ap mendominasi, dimana pangsanya berkisar dari 48-68. Sedangkan pangsa pembangkit berbasis panas bumi akan naik dari 5 t ahun 2009 menj adi 18 t ahun 2030. Unt uk l ist rik yang dihasil kan dari energy t erbarukan l ainnya, sepert i pembangkit berbahan bakar biomasa sampah dan pembangkit l ist rik t enaga angin, pangsanya sel ama masa periode st udi masih sangat kecil , dibawah 1. Gambaran sel engkapnya dari konf igurasi produksi l ist rik nasional , disaj ikan pada Gambar 9. 22. 100 200 300 400 500 600 700 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTUB PLTU MG PLTG PLTGU PLTD PLTA PUMP STORAGE PLTP PLTM PLTSa PLTB Gambar 9. 22 Produksi listrik nasional PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit untuk kasus dasar Pada kasus T60, t erj adi peningkat an produksi l ist rik 5-20, t erut ama set el ah periode 2012, dengan l aj u pert umbuhan sebesar 8 sel ama kurun wakt u 21 t ahun. Laj u pert umbuhan t ersebut l ebi h t inggi dibanding kasus R60 yang sebesar 7, 3 per t ahun. Naiknya produksi l ist rik t ersebut didorong ol eh permint aan l ist rik yang cukup kuat , sebagai imbas dari meningkat nya pert umbuhan perekonomian nasional . Kemudian unt uk kasus R90, dil ihat dari t ot al produksi, l aj u pert umbuhan produksi l ist riknya adal ah t erendah dari pada kasus l ain, sekit ar 7, 2 per t ahun. Pada kasus ini diprediksi ada sedikit penurunan produksi l ist rik, karena permint aan l ist rik t erpengaruh ol eh mahal nya harga BBM. Sedangkan pada kasus T90, permint aan l ist rik masyarakat meningkat , sej al an dengan makin bergairahnya perekonomian, meskipun masih dibayangi ol eh mahal nya harga BBM. Pada kasus T90 t ersebut produksi l ist rik naik dikisaran 5-18 dibanding kasus R90, t erut ama set el ah periode 2011, dengan l aj u pert umbuhan sebesar 8, 1 per t ahun. Perbandingan produksi t enaga l ist rik nasional unt uk set iap kasus disaj ikan pada Gambar 9. 23. Out look Energi Indonesia 2010 159 100 200 300 400 500 600 700 800 900 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 R60 T60 2007 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030 T W h PLTA PLTD PLTG PLTM PLTP PLTUB PLTU MG PLTGU PUMP STORAGE PLTSa PLTB Harga Minyak Tinggi Harga Minyak Rendah Gambar 9. 23 Produksi listrik nasional PLN dan IPP berdasarkan j enis pembangkit untuk setiap kasus

9. 5 Produksi Listrik Capt ive Power

Hasil proyeksi unt uk kasus dasar pada t ahun 2009 produksi l ist rik capt ive power di Indonesia adal ah sebesar 18, 5 TWh yang didominasi ol eh pembangkit berbahan bakar bat ubara 63, 6, kemudian disusul ol eh pembangkit berbahan bakar gas 28, sedangkan pembangkit berbahan bakar minyak kurang dapat bersaing. Pada t ahun 2030 diperkirakan produksi l ist rik dari pembangkit capt ive sedikit menurun menj adi 16, 9 TWh. Hampir sel uruh j enis pembangkit capt ive mengal ami penurunan, kecual i produksi l ist rik dari t eknol ogi cogenerat ion yang t erus meningkat dengan pert umbuhan 6, 3 per t ahun. Sehingga secara t ot al , produksi l ist rik pembangkit capt ive t idak mengal ami penurunan secara signif ikan. Pada t ahun 2030, pangsa produksi l ist rik t erbesar dihasil kan dari pembangkit berbahan bakar gas yait u sebesar 83, 6 produksi l ist rik sebesar 14, 1 TWh, sedangkan pangsa pembangkit berbahan bakar bat ubara mengal ami penurunan menj adi 8, 8. Apabil a pert umbuhan PDB l ebih t inggi dit erapkan, pengaruhnya t erl ihat dari naiknya produksi l ist rik t ot al capt ive power sekit ar 8 dibandingkan kasus dasar menj adi 18, 2 TWh pada t ahun 2030. Kenaikan produksi dihasil kan ol eh pembangkit berbahan bakar gas dan bat ubara, masing-masing sebesar 11, 2 dan 14, 9 dibandingkan kasus dasar. Pada kasus dengan harga minyak t inggi kasus R90 dan T90, perubahan yang t erj adi t idak t erl al u signif ikan j ika di bandingkan dengan kasus harga minyak rendah. Tot al produksi l ist rik pada kasus harga minyak t inggi t urun sekit ar Out look Energi Indonesia 2010 160 3, 3-5, 2 dibandingkan kasus harga minyak rendah, dengan konf igurasi yang rel at if sama. 9. 6 Konsumsi Bahan Bakar Pembangkit 9. 6. 1 Pembangkit PLN dan IPP Konsumsi bahan bakar pembangkit l ist rik PLN dan IPP pada t ahun 2009 unt uk kasus R60 harga minyak ment ah 60 barel dan pert umbuhan PDB 5, 5 per t ahun didominasi ol eh bahan bakar bat ubara dengan pangsa sekit ar 52 at au l ebih dari 143 j ut a SBM, kemudian diikut i ol eh bahan bakar gas dan minyak dengan pangsa masing masing sebesar 20 at au sebesar 54, 4 j ut a SBM dan 17 47 j ut a SBM, sedangkan sisanya diisi ol eh hidro 6 dan panas bumi 5. Khusus mengenai pemanf aat an bahan bakar f osil , pada t ahun 2009 t ersebut konsumsinya adal ah sebesar 245, 4 j ut a SBM dan meningkat menj adi 979, 8 j ut a SBM pada akhir periode st udi at au t umbuh sebesar 6, 8 per t ahun. Penggunaan bahan bakar f osil ini diprediksi sel ama masa periode st udi didominasi ol eh bat ubara. Adapun penggunaan bahan bakar nabat i unt uk pembangkit l ist rik, khususnya biodiesel , mul ai digunakan pada t ahun 2008 sebesar 0, 042 j ut a SBM. Nil ai t ersebut merupakan 0, 1 dari sel uruh penggunaan minyak sol ar unt uk pembangkit l ist rik, sesuai dengan pent ahapan kewaj iban minimal pemanf aat an biodiesel yang dicanangkan pemerint ah. Pada t ahun 2030 diperkirakan konsumsi bi odiesel t ersebut akan mencapai 0, 3 j ut a SBM at au t umbuh sebesar 5 per t ahun. Gambar 9. 24 menyaj ikan prakiraan konsumsi bahan bakar f osil pembangkit PLN dan IPP sesuai kasus dasar R60. Gambar 9. 24 Konsumsi bahan bakar fosil pembangkit PLN dan IPP untuk kasus dasar Pada t ahun 2010 diperkirakan beberapa pembangkit program pembangkit berbahan bakar bat ubara 10 GW t ahap pert ama mul ai beroperasi dan hal ini akan merubah komposisi bahan bakar yang dibut uhkan. Jenis bahan bakar bat ubara misal nya, pangsanya akan naik menj adi l ebih dari 66 at au sebesar Out look Energi Indonesia 2010 161 208 j ut a SBM. Sedangkan konsumsi bahan bakar minyak pangsanya t urun drast is menj adi sekit ar 4 13, 4 j ut a SBM dan bahan bakar gas mempunyai pangsa dikisaran 18 55 j ut a SBM. Kemudian pemanf aat an panas bumi pada t ahun yang sama akan mencapai 4, masih l ebih rendah dibanding peranan hidro unt uk pembangkit yang mencapai 7. Pada t ahun 2030 diproyeksikan konsumsi bahan bakar bat ubara akan l ebih mendominasi konsumsi bahan bakar pembangkit , baik PLN maupun IPP, dengan pangsa mel ebihi 72 883, 7 j ut a SBM. Bahan bakar gas, karena ket erbat asan pasokan, pemanf aat annya hanya sebesar 7, j auh l ebih rendah dari panasbumi yang dapat mencapai 16, 5. Sedangkan pemanf aat an hidro unt uk pembangkit pada t ahun 2030 t ersebut diperkirakan sekit ar 3 dari kesel uruhan bahan bakar yang digunakan. Adapun konsumsi bahan bakar minyak diprediksi t idak l ebih dari 1. Unt uk pemanf aat an energy t erbarukan l ainnya, sepert i biomasa sampah rumah t angga dan angin, pangsanya masih sangat kecil , hanya sebesar 0, 3. Gambar 9. 25 menyaj ikan bauran konsumsi bahan bakar pembangkit PLN dan IPP unt uk kasus dasar. Gambar 9. 25 Bauran bahan bakar pembangkit PLN dan IPP unt uk kasus dasar Pada kasus T60 pert umbuhan PDB 7 per t ahun dan harga minyak t et ap 60 barel , dampak yang t erj adi t erhadap perubahan komposisi bahan bakar yang dibut uhkan ol eh pembangkit l ist rik t erl ihat dengan nyat a, bil a dibandingkan dengan R60. Perubahan t erj adi pada penggunaan bat ubara dan panas bumi, t erut ama set el ah t ahun 2010. Perubahan yang t erl ihat adal ah kenaikan pemanf aat an panas bumi dan konsumsi bat ubara sekit ar 5-19. Sel anj ut nya unt uk kasus R90, t erj adi sedikit perubahan pada penggunaan bahan bakar minyak dan t erl ihat adanya kenaikan pemanf aat an panas bumi, t erut ama periode 2012-2030. Kemudian pada kasus T90 PDB 7 per t ahun, Out look Energi Indonesia 2010 162 minyak ment ah 90 barel konsumsi bahan bakar f osil maupun penggunaan energi t erbarukan meningkat dibanding kasus R90. Unt uk penggunaan bat ubara pemanf aat annya meningkat sekit ar 9-20. Begit u j uga unt uk energy t erbarukan, pemanf aat annya naik dikisaran 4-13 dibanding kasus R90. Hal ini t erj adi sebagai konsekwensi dari meningkat nya produksi l ist rik nasional , unt uk memenuhi kenaikan permint aan l ist rik masyarakat . Secara kesel uruhan, pada akhir periode st udi 2030, pangsa t erbesar konsumsi bahan bakar unt uk pembangkit adal ah unt uk penggunaan bat ubara 70-72 dan pemanf aat an panas bumi 16-18. Hal ini t erj adi pada semua kasus, baik it u R60, R90, T60, maupun T90.

9. 6. 2

Capt ive Power Konsumsi t ot al bahan bakar capt ive power pada t ahun 2009 unt uk kasus dasar adal ah sebesar 35, 5 j ut a SBM, dengan pemakaian j enis bahan bakar didominasi ol eh bat ubara dan gas, masing-masing sebesar 68, 2 dan 22, 7. Kemudian disusul ol eh biomasa dengan 7, 9, sedangkan bahan bakar minyak hanya memil iki porsi yang sangat kecil . Pada t ahun 2030 diproyeksikan konsumsi t ot al bahan bakar capt ive power menurun menj adi 29, 9 j ut a SBM, dengan dominasi pemakaian bahan bakar beral ih menj adi gas dengan pangsa sebesar 80, 7 l ihat Gambar 9. 26. Sedangkan pangsa bahan bakar bat ubara menurun menj adi 10, 2. Penggunaan bahan bakar gas yang t inggi ini diakibat kan ol eh penggunaan t eknol ogi cogenerat ion yang t erus meningkat . 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P a n g sa B a u ra n B a h a n B a k a r BBM Batubara Gas Biomasa Gambar 9. 26 Bauran bahan bakar pembangkit capt ive power untuk kasus dasar Pada kasus pert umbuhan PDB t inggi dengan harga minyak yang sama kasus T60, secara umum ada kenaikan konsumsi bahan bakar sekit ar 10, 8 dengan komposisi penggunaan bahan bakar gas yang l ebih t inggi dibanding kasus dasar, sedangkan bahan bakar biomasa mengal ami sedikit penurunan. Sement ara it u, pada kasus dengan harga minyak t inggi, penurunan konsumsi Out look Energi Indonesia 2010 163 bahan bakar t idak signif ikan, yait u sekit ar 4, 4 dengan pangsa penggunaan bahan bakar gas yang sedikit menurun. 9. 7 Tambahan Kapasitas Pembangkit 9. 7. 1 Wilayah Jawa Bali Teknol ogi pembangkit yang pal ing dominan dal am penambahan kapasit as pembangkit t enaga l ist rik yang dibut uhkan sel ama rent ang wakt u 2007-2014 pada kasus dasar R60 adal ah PLTU berbahan bakar bat ubara, dengan pangsa dikisaran 80 at au t ot al penambahan kapasit as sebesar 17, 3 GW. Biaya invest asi yang dibut uhkan unt uk penambahan PLTU bat ubara t ersebut adal ah sebesar 19, 1 mil iar dol ar. Teknol ogi pembangkit l ain adal ah PLTP yang diperkirakan dapat menyumbang t ambahan kapasit as t ot al sebesar 1, 36 GW 6 sel ama kurun wakt u t ersebut , dan bi aya invest asi yang dibut uhkan adal ah sebesar 1, 7 mil iar dol ar. Sel ain it u diperkirakan akan ada penambahan kapasit as dari PLTGU gas sebesar 2, 68 GW at au mempunyai pangsa sebesar 12 dari kesel uruhan penambahan kapasit as pembangkit . Biaya invest asi yang diperl ukan unt uk pembangunan PLTGU t ersebut adal ah sebesar 2, 2 mil iar dol ar. Kemudian pada t ahun 2014 j uga diperkirakan t eknol ogi pump st orage sudah beroperasi dengan kapasit as t ot al 1 GW di wil ayah Jawa bagian barat , dan dibut uhkan biaya invest asi sekit ar 860 j ut a dol ar . Sel anj ut nya sel ama kurun wakt u 2015-2030 diproyeksikan PLTU berbahan bakar bat ubara akan t et ap mendominasi dengan pangsa sebesar 62 35, 1 GW, diikut i kemudian ol eh pembangkit energi t erbarukan PLTP sebesar 20 11, 5 GW dan t eknol ogi PLTGU sebesar 9 5, 25 GW. Sedangkan sisanya diisi ol eh PLTG sebesar 4, 6 2, 6 GW, PLTA pump st orage sebesar 3, 3 1, 89 GW dan PLTA sekit ar 0, 4 0, 24 GW. Kemudian biaya invest asi yang dibut uhkan unt uk t ambahan kapasit as PLTUBat ubara, PLTP, dan PLTGU bert urut t urut sebesar 38, 6 mil iar dol ar, 14, 4 mil iar dol ar dan 4, 4 mil iar dol ar. Adapun biaya invest asi unt uk t ambahan kapasit as pump st orage dan PLTA, masing masing sebesar 1, 6 mil iar dol ar dan 449 j ut a dol ar. Terakhir unt uk PLTG, biaya invest asinya sekit ar 1, 1 mil iar dol ar. Unt uk kasus pert umbuhan PDB t inggi dengan harga minyak yang sama kasus T60, t erl ihat adanya perbedaan yait u adanya kenaikan t ot al t ambahan kapasit as sebesar 20, 9 dibanding kasus dasar. Kenaikan t ersebut t erl ihat j el as sel ama kurun wakt u 2015-2030, dimana PLTU bat ubara dan PLTP mengal ami kenaikan penambahan kapasi t as masing-masing sebesar 26, 2 dan 21, 5 dibandingkan kasus dasar. Sel ama kurun wakt u 2015-2030, PLTU bat ubara t erus mendominasi dengan pangsa yang t erus meningkat dari 49 2015 menj adi 70 2030 dengan t ot al penambahan kapasit as sebesar 47, 54 GW. Kenaikan t ot al t ambahan kapasit as t ersebut didorong ol eh permint aan l ist rik yang semakin meningkat pada pert umbuhan PDB t inggi. PLTU bat ubara diperkirakan t erus mendominasi karena biaya invest asi dan harga bahan bakarnya yang rel at if murah, sement ara PLTP diperkirakan dapat t erus meningkat mengingat pot ensinya yang cukup besar di wil ayah Jawa. Out look Energi Indonesia 2010 164 20 40 60 80 100 120 R60 R90 T60 T90 G W Tahun PLTA PUMP STORAGE PLTG MG PLTP PLTU BATUBARA PLTGU PLTSa Gambar 9. 27 Prakiraan total tambahan kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Jawa Bali untuk setiap kasus Unt uk kasus pert umbuhan PDB pada l evel yang berbeda t inggi maupun rendah namun dengan harga minyak sama, dampaknya t erhadap t ot al penambahan kapasit as cukup t inggi. Terj adi kenaikan t ambahan kapasit as pembangkit sekit ar 14-26, t erut ama PLTU bat ubara dan PLTP. Sement ara it u, pada kasus R90, PLTP mengal ami kenaikan t ambahan kapasit as yang cukup signif ikan dibandingkan kasus dasar 10, 6. Demikian pul a pada kasus T90 j ika dibandingkan dengan kasus T60, t erj adi kenaikan t ambahan kapasit as PLTP, wal aupun t idak signif ikan, yakni sekit ar 4. Hal t ersebut menunj ukkan bahwa pada kasus dengan harga minyak t inggi, pembangkit berbasis panas bumi akan semakin kompet it if . Gambar 9. 27 menyaj ikan prakiraan t ot al t ambahan kapasit as pembangkit PLN dan IPP wil ayah Jawa Bal i unt uk set iap kasus. 9. 7. 2 Wilayah Luar Jawa Bali Pada periode 2007 – 2014, diperkirakan penambahan kapasit as pembangkit yang pal ing dominan di wil ayah l uar Jawa Bal i unt uk kasus R60 adal ah PLTU berbahan bakar bat ubara dan t eknol ogi PLTP, bert urut t urut mempunyai pangsa 59, 4 7, 2 GW dan 13, 8 1, 7 GW. Biaya invest asi yang dibut uhkan unt uk kedua j enis pembangkit t ersebut adal ah sebesar 8, 6 mil iar dol ar unt uk pembangkit bat ubara dan 2, 1 mil iar dol ar unt uk PLTP. Kemudian unt uk pembangkit berbasis hidro mempunyai pangsa j auh l ebih besar dibanding wil ayah Jawa Bal i, yait u sebesar 6, 1 at au diperkirakan ada penambahan kapasit as sekit ar 0, 74 GW, dan diperl ukan biaya invest asi sebesar 1, 6 miliar dol ar. Sel anj ut nya t eknol ogi l ain yang akan dipert imbangkan adal ah PLTG gas maupun minyak sebesar 8, 4 1, 02 GW dan PLTGU berbahan bakar gas sebesar 6, 1 0, 74 GW. Tot al biaya invest asi yang dibut uhkan unt uk pembangkit berbahan bakar gas t ersebut adal ah sebesar 1, 1 mil iar dol ar. Sel ain it u penambahan kapasit as pembangkit PLTD masih t et ap diperl ukan, dengan pangsa 5, 6 0, 68 GW, mengingat di wil ayah l uar Jawa Bal i banyak daerah yang secara geograf is t erpencil dan t idak mempunyai sumber daya Out look Energi Indonesia 2010 165 al am sehingga masih bergant ung pada pembangkit berbahan bakar minyak. Biaya invest asi unt uk t ambahan kapasi t as PLTD ini adal ah sebesar 884 j ut a dol ar. Pada periode 2015-2030, t eknol ogi pembangkit yang mendominasi dal am penambahan kapasit as adal ah PLTU berbahan bakar bat ubara sebesar 70, 2 6, 07 GW dan pembangkit berbasis hidro sebesar 16, 3 1, 41 GW. Biaya invest asinya bert urut t urut sebesar 7, 3 mil iar dol ar unt uk PLTU bat ubara dan 3, 1 mil iar dol ar unt uk PLTA. Sedangkan pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan diperkirakan akan ada penambahan sebesar 0, 67 GW 7, 7 dengan biaya invest asi sebesar 834 j ut a dol ar. Sisanya diisi ol eh t eknol ogi PLTG yang mempunyai pangsa 2, 8 0, 24 GW sert a PLTD dengan pangsa sebesar 3 0, 26 GW. Tot al biaya invest asi unt uk kedua j enis pembangkit t erakhir adal ah sebesar 443 j ut a dol ar. Unt uk wil ayah Luar Jawa Bal i, pada kasus pert umbuhan PDB t inggi dengan harga minyak 60 barel kasus T60, t erj adi kenaikan t ambahan kapasit as sebesar 30 dibanding kasus dasar, karena adanya kenaikan permint aan l ist rik sebagai imbas dari pert umbuhan perekonomian yang l ebih besar. Berbeda dengan wil ayah Jawa-Bal i, t idak t erj adi perubahan signif ikan pada penambahan kapasit as PLTP. Hal ini dikarenakan pot ensi panas bumi yang cukup besar hanya t erdapat di wil ayah Sumat era dan Sul awesi, dengan t ot al cadangan t erbukt i yang j auh l ebih kecil dari pada wil ayah Jawa. Peranan t erbesar dal am penambahan kapasit as diperol eh dari PLTA yang meningkat l ebih dari dua kal i l ipat dibandingkan kasus dasar. Hal ini dimungkinkan karena pot ensi hidro di wil ayah ini cukup besar. Sel ama kurun wakt u 2015- 2030 diperkirakan ada penambahan kapasit as PLTA sebesar 3, 94 GW. Namun secara t ot al , sel ama kurun wakt u 2007-2030, PLTU bat ubara t et ap mendominasi penambahan kapasit as dengan t ot al penambahan 13, 99 GW, kemudian diikut i ol eh PLTA dan PLTP, masing-masing sebesar 4, 68 GW dan 2, 64 GW. 5 10 15 20 25 30 R60 R90 T60 T90 G W Tahun PLTA PLTD PLTG MG PLTUMG PLTM PLTP PLTU BATUBARA PLTGU PLTBayu Gambar 9. 28 Prakiraan total tambahan kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah luar Jawa Bali untuk setiap kasus Out look Energi Indonesia 2010 166 Pada kasus pert umbuhan PDB rendah namun harga minyak ment ah 90 barel R90, t erj adi penurunan t ambahan kapasit as, karena berkurangnya demand l ist rik masyarakat . Sebal iknya pada kasus pert umbuhan PDB yang sama t et api harga minyak 60 barel T90, t ambahan kapasit as pembangkit yang t erj adi l ebih t inggi dibanding kasus R90, karena naiknya permint aan l ist rik yang dipicu ol eh l aj u pert umbuhan perekonomian yang l ebih t inggi. Gambar 9. 36 menyaj ikan prakiraan t ambahan kapasit as pembangkit PLN dan IPP kumul at if wil ayah l uar Jawa Bal i unt uk semua kasus sel ama periode 2008-2030.

9. 8 Kasus Nuklir Terbat asnya pasokan minyak dan gas, disamping harganya yang t erus

meningkat , maka sumberdaya energi yang t ersedia dan mempunyai biaya pembangkit an yang rendah adal ah bat ubara. Hal ini menj adi permasal ahan, karena bat ubara merupakan sumber pencemaran, baik l okal maupun gl obal . Sel ain it u pemanf aat an bat ubara t ersebut membut uhkan penyediaan sarana dan prasarana sepert i, pel abuhan pengiriman, pel abuhan penerimaan, l ahan penimbunan st rorage bat ubara dan abu, sert a sarana pencegahan pencemaran sepert i penyaring debu cycl on, bag f it er, as precipit at or , de- Nit rif ikasi de-Nox dan de-Suf urisasi de-Sox bil a kandungan sul f ur pada bat ubara t inggi. Mengingat pul au Jawa mempunyai kepadat an penduduk, indust ri dan penggunaan energi yang t inggi, maka masal ah sarana dan l ingkungan akan membat asi penggunaan bat ubara. Dengan gambaran bahwa penggunaan PLTU bat ubara di wil ayah Jawa-Bal i t erbat as, maka perl u dianal isis penggunaan al t ernat if t eknol ogi pembangkit an kapasit as besar l ainnya sepert i PLTN. Penerapan t eknol ogi PLTN di Indonesia perl u memperhat ikan aspek-aspek yang berkait an dengan aspek t eknis, aspek sosial l ingkungan dan aspek pol it is. Dari segi t eknis, maka dipil ih suat u t eknol ogi yang mempunyai keamanan operasi t inggi, sedangkan dari aspek pol it is dipil ih t eknol ogi yang sesuai dengan t uj uan nasional . Unt uk Indonesi a dit ent ukan pembangkit l ist rik yang dapat dikat egorikan t eknol ogi unt uk t uj uan damai, dal am hal ini PLTN yang t ermasuk dal am reakt or air ringan l ight wat er react or . Teknologi yang masuk kat egori ini ant ara l ain PWR, APWR, dan BWR. Unt uk mel ihat prospek bil a pembangkit l ist rik t enaga nukl ir dimanf aat kan sebagai sal ah sat u j enis pembangkit dal am sist em kel ist rikan di Indonesia, maka perl u dianal isis kesel uruhan sist em pembangkit an di Indonesia, t erut ama wil ayah Jawa Bal i. Arah dan t uj uan anal isis ini adal ah unt uk mel ihat j enis dan kapasit as pembangkit mana yang akan t erpengaruh ol eh pemanf aat an PLTN t ersebut . Sebagaimana kit a ket ahui, bahwa sepert i umumnya pembangkit uap l ainnya, PLTN akan beroperasi pada beban dasar. Pembangkit ini mempunyai biaya invest asi yang rel at if t inggi, t et api biaya operasinya rel at if rendah, ol eh karena it u PLTN perl u beroperasi pada f akt or pembebanan yang t inggi 0, 7– 0, 9 dan bekerj a sebagai pembangkit beban dasar. Kondisi ini menunj ukkan bahwa persaingan ut ama PLTN ial ah PLTU bat ubara at au pembangkit l ain yang beroperasi di beban dasar sepert i PLTP. Sel anj ut nya dal am dat abase Markal Out look Energi Indonesia 2010 167 ini, biaya invest asi dari PLTU bat ubara yang dipert imbangkan adal ah t anpa memperhit ungkan biaya ekst ernal it as. Sel ain it u j uga biaya invest asi PLTN yang dipert imbangkan t idak memasukkan biaya dekomisioning dan biaya penanganan l imbah. Pada saat pert umbuhan PDB t inggi 7 per t ahun dan harga minyak 90 barel , maka PLTN diperhit ungkan akan masuk dal am sist em kel ist rikan di Jawa-Bal i sekit ar wil ayah Jawa Tengah pada t ahun 2020 dengan kapasit as 1 GW. Pada t ahun 2020 t ersebut diprediksi t eknol ogi PLTN akan mempunyai pangsa 1, 1 dari kesel uruhan kapasit as t ot al pembangkit nasional yang sebesar 88, 1 GW. Sedangkan pembangkit berbahan bakar bat ubara masih t et ap mendominasi dengan pangsa sebesar 52. Adapun pembangkit berbahan bakar panas bumi PLTP diproyeksikan mempunyai pangsa sekit ar 8, 7, PLTA dan t eknol ogi pump st orage masing-masing mempunyai pangsa 6, 5 dan 3, 3. Sisanya diisi ol eh t eknol ogi PLTGU 18, 2, t eknol ogi PLTG dan PLTU, baik berbahan bakar minyak maupun gas, dengan pangsa 8, 1. Sel ain it u t eknol ogi pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan l ainnya, sepert i pembangkit l ist rik berbasis biomasa sampah dan pembangkit l ist rik t enaga angin, diperkirakan akan mempunyai pangsa sebesar 0, 15 at au sebesar 0, 13 GW. Pada t ahun 2030 diperkirakan pangsa PLTN akan naik menj adi 2, 1, sedangkan PLTP akan naik signif ikan menj adi 14. Kemudian unt uk pembangkit bat ubara diprediksi t et ap akan mempunyai pangsa t erbesar, dikisaran 60. Pada t ahun 2030 t ersebut , t ot al kapasit as t erpasang pembangkit di Indonesia adal ah sebesar 143 GW. Gambaran mengenai hal t ersebut diat as disaj ikan pada Gambar 9. 29. 20 40 60 80 100 120 140 160 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W PLTUB PLTU ‐PLTG MG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM PUMP STORAGE PLTN PLTSa PLTB Gambar 9. 29 Pembangkit listrik nasional pada kasus nuklir Dari segi bauran bahan bakar, pada t ahun 2020 ada sedikit perubahan konf igurasi, dimana energi nukl ir akan mempunyai pangsa 1, 3. Bat ubara t et ap mendominasi dengan pangsa 69, 5, diikut i ol eh gas dan panas bumi masing masing mempunyai pangsa 12, hidro sebesar 4, 5 dan BBM sekit ar 1, 2. Sedangkan pemanf aat an biomasa sampah dan t enaga angin diprediksi hanya sebesar 0, 2. Adapun biodiesel pemanf aat annya masih sangat kecil , hanya 0, 01. Sepul uh t ahun kemudian diperkirakan pangsa energi nukl ir naik menj adi 2, 4. Hal ini akan mempengaruhi bahan bakar bat ubara, dimana Out look Energi Indonesia 2010 168 pangsanya sedikit t urun menj adi 69. Sel anj ut nya pemanf aat an energi t erbarukan panas bumi, biomasa, angin naik cukup signif ikan menj adi 17, 5. Adapun pemanf aat an hidro t et ap dikisaran 4, 5. Kemudian penggunaan BBM diprediksi hanya mencapai 0, 7, j auh l ebih rendah bil a dibandingkan dengan gas yang mencapai 6. Gambar 9. 30 Bauran bahan bakar dengan memperhitungkan PLTN 9. 9 Kasus RUPTL 9. 9. 1 Wilayah Jawa Bali A. Kapasitas pembangkit Permint aan energi l ist rik di suat u negara sel ain dipengaruhi ol eh pert umbuhan ekonomi, j uga dipengaruhi ol eh program el ekt rif ikasi. Mengingat rasio el ekt rif ikasi nasional masih rendah, baru mencapai 60, 9 pada t ahun 2007, maka PLN dal am RUPTL berencana meningkat kan rasio el ekt rif ikasi hingga mencapai 97, 3 pada t ahun 2018. Konsekwensinya, prakiraan kebut uhan l ist rik unt uk sist em Jawa Bal i periode 2009–2018 akan t umbuh sebesar 9. 2 pert ahun. Dengan demikian hal ini akan mengakibat kan prakiraan kapasit as t ot al pembangkit kasus RUPTL l ebih t inggi dibanding kasus R60. Hasil prakiraan kapasit as pembangkit l ist rik PLN maupun IPP sel ama kurun wakt u 2009-2030 di wil ayah Jawa, menurut kasus RUPTL, mengal ami l aj u pert umbuhan sebesar 8, 5 per t ahun dari 26, 2 GW t ahun 2009 menj adi 145 GW t ahun 2030. Laj u pert umbuhan t ersebut l ebih t inggi dibanding kasus R60 yang sebesar 6, 8 per t ahun. Sel ama masa periode st udi, pangsa PLTU bat ubara menunj ukkan kenaikan yang signif ikan, dari 42 pada t ahun 2009 Out look Energi Indonesia 2010 169 menj adi 68 pada t ahun 2030. Hal yang sama t erj adi pada pembangkit energi t erbarukan PLTP, dari pangsa hanya sebesar 4 2009 meningkat sangat t inggi menj adi 12 2030. Sedangkan unt uk pembangkit j enis PLTU dan PLTG, baik berbahan bakar gas maupun minyak, pada t ahun 2030 t ersebut mempunyai pangsa sebesar 4. Adapun pembangkit j enis PLTGU mempunyai pangsa sama dengan PLTP, yait u sebesar 12. Kemudian unt uk PLTA dan t eknol ogi pump st orage masing-masing mempunyai pangsa 2. Terakhir t eknol ogi pembangkit berbasis biomasa sampah, diperkirakan akan mempunyai pangsa sebesar 0, 2. Gambaran secara menyel uruh hal ini dapat dil ihat pada Gambar 9. 31. 20 40 60 80 100 120 140 160 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W Tahun PLTUB PLTU MG PLTG MG PLTGU PLTD PLTA Pump Storage PLTP PLTSa Gambar 9. 31 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah Jawa untuk kasus RUPTL B. Produksi pembangkit Produksi l ist rik dari pembangkit yang berada di wil ayah Jawa Bal i sel ama kurun wakt u 21 t ahun akan t umbuh rat a-rat a sebesar 8, 7 per t ahun, dari 124, 7 TWh t ahun 2009 menj adi 708, 1 TWh t ahun 2030. Pada t ahun 2030 diprediksi l ebih dari 71 l ist rik yang dihasil kan akan berasal dari pembangkit berbahan bakar bat ubara. Sedangkan pembangkit berbahan bakar energi t erbarukan PLTP dan pembangkit l ist rik t enaga sampah PLTSa akan mempunyai pangsa mendekat i 18 . Adapun pembangkit berbasis hidro hanya mempunyai pangsa sekit ar 2. Kemudian unt uk pembangkit berbahan bakar gas pangsanya dikisaran 8. Sisanya diisi ol eh pembangkit berbahan bakar minyak. Hal ini sel engkapnya dapat dil ihat pada Gambar 9. 32. Out look Energi Indonesia 2010 170 100 200 300 400 500 600 700 800 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h Tahun PLTUB PLTU MG PLTG MG PLTGU PLTD PLTA Pump Storage PLTP PLTSa Gambar 9. 32 Produksi listrik pembangkit PLN dan IPP wilayah Jawa untuk kasus RUPTL 9. 9. 2 Wilayah Luar Jawa Bali A. Kapasitas pembangkit Kapasit as pembangkit PLN dan IPP wil ayah l uar Jawa, t erdiri dari Sumat era, Kal imant an dan pul au l ainnya, akan mempunyai l aj u pert umbuhan rat a rat a sebesar 8, 2 per t ahun, dari sekit ar 9 GW t ahun 2009 menj adi 47, 4 GW t ahun 2030. Pada akhir periode st udi 2030 diperkirakan pembangkit berbahan bakar bat ubara akan mendominasi dengan pangsa 53, diikut i kemudian ol eh pembangkit berbasis hidro sebesar 24, 5. Sedangkan pembangkit berbasis energi t erbarukan panas bumi akan mempunyai pangsa dikisaran 12. Adapun pembangkit berbahan bakar gas pangsanya sekit ar 3, j auh l ebih rendah dibanding pembangkit berbahan bakar minyak yang diprediksi mempunyai pangsa sekit ar 7, 7. Khusus mengenai t eknol ogi pembangkit l ist rik t enaga angin PLTB, penerapannya masih cukup rendah, dimana pada t ahun 2030 t ersebut diprediksi kapasit as t erpasangnya sebesar 0, 0095 GW. Sel anj ut nya hal ini dapat dil ihat pada Gambar 9. 33. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 2007 2010 2015 2020 2025 2030 G W Tahun PLTU B PLTU MG PLTG MG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM PLTB Gambar 9. 33 Kapasitas pembangkit PLN dan IPP wilayah luar Jawa untuk kasus RUPTL Out look Energi Indonesia 2010 171

B. Produksi pembangkit Produksi pembangkit PLN dan IPP wil ayah l uar Jawa Bal i periode 2009-2030

diprediksi mempunyai l aj u pert umbuhan sebesar 9, 2 per t ahun, dari 32, 2 TWh t ahun 2009 menj adi 212 TWh t ahun 2030. Pada akhir periode st udi, l ist rik yang dihasil kan pembangkit berbahan bakar bat ubara akan mendominasi dengan pangsa sebesar 48, diikut i kemudian ol eh pembangkit berbasis hidro dan pembangkit panas bumi, masing-masing dengan pangsa sebesar 29 dan 18. Sisanya diisi ol eh pembangkit berbahan bakar gas dan minyak, dengan pangsa masing-masing sebesar 2, 7 dan 2, 3. Unt uk produksi l ist rik dari t enaga angin PLTB pangsanya sangat kecil , hanya sebesar 0, 01. Gambar 9. 32 menunj ukkan produksi l ist rik per t eknol ogi pembangkit di wil ayah l uar Jawa Bal i unt uk kasus RUPTL. 50 100 150 200 250 2007 2010 2015 2020 2025 2030 T W h Tahun PLTU B PLTG PLTGU PLTD PLTA PLTP PLTM PLTU MG PLTB Gambar 9. 34 Produksi pembangkit PLN dan IPP wilayah luar Jawa untuk kasus RUPTL 9. 9. 3 Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi t ot al bahan bakar f osil pembangkit PLN dan IPP, sel ama periode 2009-2030 mempunyai l aj u pert umbuhan sebesar 8, 1 pert ahun, dari 245, 4 j ut a SBM t ahun 2009 menj adi 1264 j ut a SBM t ahun 2030. Pada t ahun 2030 diprediksi 91 dari bahan bakar f osil t ersebut adal ah bat ubara, sedangkan sisanya diisi ol eh gas sebesar 8 dan BBM sebesar 1. Dari segi bauran bahan bakar, peranan panas bumi pada t ahun 2030 diperkirakan cukup signif ikan dengan pangsa 16. Sedangkan peranan t enaga air j auh l ebih rendah dibanding panas bumi, namun sedikit l ebih t inggi dari bahan bakar gas, yait u mempunyai pangsa sebesar 7, 2. Adapun bahan bakar bat ubara akan t et ap mendominasi dibanding j enis bahan bakar l ain, yait u sebesar 69, 8. Kemudian peranan energy t erbarukan l ainnya, sepert i biomasa sampah rumah t angga dan t enaga angin, pangsanya diprediksi baru mencapai 1 pada akhir periode st udi. Gambar 9. 36 menyaj ikan prakiraan bauran bahan bakar pembangkit PLN dan IPP kasus RUPTL sel ama periode 2007-2030. Out look Energi Indonesia 2010 172 Gambar 9. 35 Konsumsi bahan bakar fosil pembangkit PLN dan IPP nasional untuk kasus RUPTL Gambar 9. 36 Bauran bahan bakar pembangkit PLN dan IPP nasional untuk kasus RUPTL Out look Energi Indonesia 2010 173

BAB 10 ASPEK LINGKUNGAN

Pemerint ah Indonesia menaruh perhat ian yang besar t erhadap kel est arian lingkungan hidup. Salah sat u masalah lingkungan yang mendapat perhat ian adalah perubahan iklim global akibat peningkat an konsent rasi gas rumah kaca GRK di at mosf er. Emisi GRK menimbulkan pengaruh yang merugikan t erhadap l ingkungan dan kehidupan manusia sehingga perlu dikendalikan sesuai dengan prinsip t anggung j awab bersama. Komit men int ernasional t ent ang perubahan ikl im t ercapai pada KTT Bumi t ent ang l ingkungan dan pembangunan di Rio de Janeiro, Brasil pada t ahun 1992. Para wakil pemerint ah dari berbagai negara membent uk sebuah panel unt uk mel akukan pembicaraan t ent ang isu ini yang disebut Konvensi Kerangka Kerj asama Perserikat an Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim Uni t ed Nat i on Fr amewor k Convent i on on Cl i mat e Change UNFCCC. Konvensi ini mengat ur kewaj iban yang t erdapat di dalamnya dan berlaku unt uk semua negara. Di ant ara kewaj iban t ersebut adalah: ♦ Melakukan invent arisasi dan mit igasi emisi GRK sert a memf asil it asi adapt asi t erhadap perubahan iklim ♦ Mengupayakan pengel olaan hut an secara berkelanj ut an ♦ Melakukan kerj a sama dalam rangka adapt asi t erhadap perubahan iklim ♦ Mengint egrasikan pert imbangan iklim dal am pengambilan kebij akan di semua bidang dan kerj a sama int ernasional. Pemerint ah Indonesia t elah merat if ikasi konvensi perubahan iklim ini dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1994. Set elah KTT Bumi sudah diadakan beberapa pert emuan int ernasional dan hasil yang pent ing diperol eh dalam Rapat Tahunan COP Conf er ence of t he Par t y III di Kyot o pada t ahun 1997 yang diadakan oleh UNFCCC. Rapat t ersebut menghasilkan Prot okol Kyot o yang mengat ur emisi GRK akibat kegiat an manusia agar konsent rasinya di at mosf er st abil dan t idak membahayakan sist em iklim bumi. Prot okol ini berisi kewaj iban bagi negara-negara maj u yang disebut negara Annex I unt uk menurunkan emisinya sebesar 5 persen dari t ingkat emisi t ahun 1990 pada t ahun 2008-2012. Sedangkan negara-negara berkembang yang masuk ke dal am negara Non-Annex I t idak berkewaj iban unt uk menurunkan emisi. Berbagai kebij akan dan perat uran t elah dikeluarkan pemerint ah dalam rangka menanggul angi dampak perubahan ikl im. Program pemerint ah dal am melakukan mit igasi GRK dimuat dalam dokumen Komunikasi Nasional baik yang pert ama 1999 maupun yang kedua 2009 yang melaporkan j umlah emisi GRK di Indonesia kepada UNFCCC. Berdasarkan Komunikasi Nasional Kedua dinyat akan bahwa pada t ahun 2005 t ot al emisi GRK di Indonesia mencapai 1, 1 Gt on dan dari sekt or energi menyumbang 0, 4 Gt on at au sekit ar 36 persen dari t ot al emisi GRK MoE, 2009. Pada t ahun 2009 pemerint ah j uga Out look Energi Indonesia 2010 174 mengeluarkan dokumen TNA Technol ogy Needs Assessment yang berisi pot ensi pengembangan t eknol ogi unt uk mit igasi GRK di Indonesia. Krisis keuangan di Asia Tenggara dan Asia Timur pada 1998 mengakibat kan para pemimpin G-8 merasa kurang ef ekt if dalam mengat asi persoalan ekonomi global. Oleh karena it u pada t ahun 1999 dibent uk f orum G-20 yang merupakan f orum dari ment eri keuangan dan gubernur bank sent ral dari 19 negara Argent ina, Aust ralia, Af rika Selat an, Brazil , Canada, Cina, Perancis, Jerman, India, Indonesia, It alia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Korea Selat an, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada t ahun 2008 f orum ini berkembang dan menj adi f orum yang dihadiri para pimpinan negara anggot a. Seluruh negara anggot a G-20 merepresent asikan kekuat an ekonomi, perdagangan dan penduduk yang sangat besar sehingga akan sangat berpengaruh bagi perekonomian global . Pada pert emuan G-20 di Pit t sburgh bulan Sept ember 2009, Pemerint ah Indonesia mengeluarkan komit men yang t idak mengikat unt uk menurunkan emisi GRK di Indonesia sebesar 26 persen pada 2020. Sekt or kehut anan diharapkan dapat menurunkan emisi kurang lebih 14 persen melalui pengelolaan hut an sepert i pencegahan def orest asi, degradasi, kegiat an penanaman kembali sert a penurunan j umlah hot spot kebakaran hut an. Sekt or energi dan pengelolaan limbah diharapkan dapat menurunkan emisi masing-masing kurang lebih 6 persen. Pengurangan emisi GRK unt uk sekt or energi dapat dilakukan dengan memanf aat kan energi baru dan t erbarukan sert a meningkat kan ef isiensi penggunaan energi. Komit men penurunan emisi GRK t ersebut disampaikan kembali pada konf erensi perubahan iklim di Kopenhagen pada Desember 2009. Sej alan dengan komit men penurunan emisi pada t ahun 2020, pemerint ah mengeluarkan Indonesi a Cl i mat e Change Sect or al Roadmap ICCSR pada bulan Maret 2010. ICCSR ini memuat st rat egi sembilan sekt or, yait u kehut anan, energi, indust ri, t ransport asi, limbah, pert anian, kelaut an dan perikanan, sumber daya air, dan kesehat an dalam menghadapi t ant angan perubahan iklim hingga t ahun 2030 ke depan. ICCSR ini diharapkan menj adi acuan bagi pemerint ah pusat dan daerah dalam melakukan kegiat an adapt asi dan mit igasi perubahan iklim. Unt uk sekt or energi sert a yang t erkait , yait u indust ri dan t ransport asi, menit ikberat kan penurunan emisi pada subst it usi bahan bakar f osil dan pemanf aat an sumber energi yang dapat diperbaharui, sepert i panas bumi.

10. 1 Proyeksi Emisi CO

2 di Indonesia GRK dapat berupa gas karbon dioksida CO 2 , met an CH 4 , dinit ro oksida N 2 O, per f l uor ocar bon PFC, hydr of l uor ocar bon HFC dan sul phur hexaf l uor i de SF 6 . Set iap gas mempunyai pot ensi pemanasan global Gl obal War mi ng Pot ent i al - GWP yang diukur secara relat if berdasarkan emisi CO 2 dengan nil ai 1. Makin besar nilai GWP, maka akan semakin bersif at merusak. Emisi gas CO 2 mempunyai kont ribusi t erbesar t erhadap pemanasan global, sehingga dalam makalah ini akan dibahas l ebih lanj ut emisi CO 2 saj a. Out look Energi Indonesia 2010 175 Proyeksi emisi CO 2 dari penggunaan energi primer di Indonesia dit unj ukkan pada Gambar 10. 1. Unt uk kasus dasar R60 emisi CO 2 diprakirakan meningkat dari 417, 13 j ut a t on CO 2 pada t ahun 2007 menj adi 1. 261, 28 j ut a t on CO 2 pada t ahun 2030. Pada t ahun 2030 j umlah emisi CO 2 t erdapat perbedaan sebesar 386, 71 j ut a t on CO 2 ant ara kasus T60 denga R90. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan kebut uhan energi j angka panj ang unt uk set iap kasus t ersebut karena perbedaan asumsi pert umbuhan PDB dan harga minyak. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 2 7 2 8 2 9 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1 5 2 1 6 2 1 7 2 1 8 2 1 9 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 5 2 2 6 2 2 7 2 2 8 2 2 9 2 3 Ju ta T o n C O 2 T60 T90 R60 R90 Gambar 10. 1 Perbandingan emisi CO 2 unt uk set iap kasus Indikat or pent ing unt uk aspek lingkungan yang berhubungan dengan GRK adalah CO 2 per kapit a. Indikat or ini diprakirakan akan t erus meningkat selama kurun wakt u 2009-2030. Pada t ahun 2009 CO 2 per kapit a diprakirakan sebesar 2, 07 t on CO 2 kapit a dan akan meningkat menj adi 4, 10 t on CO 2 kapit a pada t ahun 2030 unt uk kasus dasar. Peningkat an ini sej alan dengan semakin meningkat kan kebut uhan energi per kapit a dan kebut uhan t ersebut sebagian besar masih dipasok dari penggunaan bat ubara dan minyak bumi. Unt uk kasus yang lain indikat or ini t et ap menunj ukkan peningkat an dibandingkan dengan t ahun dasar dan pada t ahun 2030 berkisar ant ara 3, 71 t on CO 2 kapit a kasus R90 sampai dengan 4, 96 t on CO 2 kapit a kasus T60. Emisi CO 2 dapat dirinci berdasarkan sekt or pengguna energi f inal. Tot al emisi per sekt or akan sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan t ot al emisi dari penggunaan energi primer. Hal ini dapat dipahami karena adanya rugi-rugi selama proses konversi dan t ransport asi dari energi primer menj adi energi f inal. Unt uk kasus dasar R60 proyeksi emisi CO 2 per sekt or dit unj ukkan pada Gambar 10. 2. Pada t ahun 2007 emisi CO 2 sebesar 335 j ut a t on CO 2 dan meningkat rat a-rat a sebesar 4, 7 per t ahun at au menj adi 1, 228 j ut a t on CO 2 pada t ahun 2030. Emisi CO 2 yang t erbesar adalah dari sekt or pembangkit list rik diikut i oleh penggunaan energi di sekt or indust ri. Out look Energi Indonesia 2010 176 200 400 600 800 1000 1200 1400 2007 2010 2015 2020 2025 2030 Ju ta T o n C O 2 Pembangkit Industri Komersial Lainnya Rumah Tangga Transportasi Historikal Proyeksi Gambar 10. 2 Proyeksi emisi CO 2 unt uk kasus dasar 10. 2 Mekanisme Pembangunan Bersih Mekanisme Pembangunan Bersih MPB at au dikenal j uga sebagai Cl ean Devel opment Mechani sm CDM merupakan salah sat u mekanisme yang t erdapat dalam Prot okol Kyot o. Mekanisme MPB merupakan sat u-sat unya mekanisme yang melibat kan negara berkembang, yang memungkinkan negara maj u unt uk menurunkan emisi GRK dengan mengembangkan proyek ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini pada dasarnya merupakan perdagangan karbon dengan negara berkembang sebagai penj ual kredit penurunan emisi kepada negara maj u yang memiliki kewaj iban unt uk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I. Penurunan emisi yang bisa dilakukan melalui proyek MPB meliput i proyek pengembangan energi t erbarukan misalnya t enaga mat ahari, angin, gelombang, panas bumi, air dan biomasa, pengurangann t ingkat konsumsi bahan bakar ef isiensi energi, subst it usi bahan bakar f osil dengan bahan bakar lain yang lebih rendah t ingkat emisinya penggant i bahan bakar, misalnya minyak bumi menj adi gas, kehut anan, dan j enis lain-lain sepert i pemanf aat an gas met an dari pengelolaan sampah. Indonesia t elah merat if ikasi Prot okol Kyot o ke dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2004. Dengan rat if ikasi ini diharapkan dapat meningkat kan kesempat an Indonesia unt uk menarik lebih banyak invest or dan pelaku proyek dalam kerangka MPB. Proyek MPB yang sudah diaj ukan di Indonesia saat ini masih sangat sedikit dibandingkan negara-negara berkembangan l ainnya sepert i China dan India. Sampai dengan pert engahan Juli t ahun 2009, proyek MPB yang sudah t erdaf t ar di UNFCCC mencapai 2. 302 proyek dan sebagian besar berkait an dengan pembangkit list rik. Unt uk Indonesia baru t erdaf t ar 48 proyek MPB at au hanya sekit ar 2, 1 dari t ot al proyek yang t erdaf t ar Lihat Gambar 10. 3. Out look Energi Indonesia 2010 177 Lainnya 15,9 Filipina 1,8 Korea Selatan 1,8 Indonesia 2.1 Malaysia 3,6 Meksiko 5,3 Brasil 7,6 India 22,5 China 39,4 Total: 2.302 Proyek Sumber: ht t p: cdm. unf ccc. int diakses 20 Jul i 2010 Gambar 10. 3 Proyek MPB yang sudah t erdaft ar di UNFCCC Negara yang boleh berpart isipasi dalam proyek MPB harus sudah merat if ikasi Prot okol Kyot o dan memiliki DNA desi gnat ed nat i onal aut hor i t y at au suat u ot orit as nasional yang f ungsi ut amanya memberikan perset uj uan t erhadap proyek MPB secara nasional. Unt uk Indonesia ot orit as t ersebut adalah Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih Komnas MPB. Proyek MPB yang diaj ukan harus melewat i beberapa t ahapan sebelum diset uj ui sebagai proyek MPB oleh Komnas MPB. Perhat ian pemerint ah pada persoalan perubahan ikl im t erus dit ingkat kan melalui peningkat an kapasit as inst it usi. Pada bul an Jul i 2008 pemerint ah membent uk Dewan Nasional Perubahan Iklim DNPI sepert i t ert uang dalam Perat uran Presiden No. 46 Tahun 2008. Tugas DNPI adalah: a. Merumuskan kebj iakan nasional, st rat egi, program dan kegiat an pengendalian perubahan iklim. b. Mengkoordinasikan kegiat an dalam pelaksanaan t ugas pengendalian perubahan iklim yang meliput kegiat an adapt asi, mit igasi, alih t eknologi dan perdanaan. c. Merumuskan kebij akan pengat uran mekanisme dan t at a cara perdagangan karbon. d. Melaksanakan pemant auan dan evaluasi implement asi kebij akan t ent ang pengendalian perubahan iklim. e. Memperkuat posisi Indonesia unt uk mendorong negara-negara maj u unt uk lebih bert anggung j awab dalam pengendalian perubahan iklim. DNPI sangat mendukung pengembangan proyek-proyek MPB di Indonesia. Berdasarkan analisis yang dilakukan DNPI, peluang implement asi proyek CDM di Indonesia masih sangat t erbuka lebar. Banyak kegiat an yang bisa dimasukkan dalam proyek MPB di masa yang akan dat ang. Beberapa peluang yang bisa segera dimanf aat kan diant aranya adalah panas bumi, pemanf aat an gas f l ar i ng dan pengelolaan sampah. Proyek MPB yang sudah berj alan sej ak t ahun 2000 dapat diperhit ungkan unt uk penurunan emisi GRK dalam masa Out look Energi Indonesia 2010 178 komit men pert ama f i r st commi t ment per i od, yait u t ahun 2008 hingga 2012. Sej auh ini, perat uran yang t elah disusun berkenan dengan MPB hanya berlaku unt uk masa komit men pert ama saj a sesuai dengan Prot okol Kyot o. Kelanj ut an Prot okol Kyot o set elah t ahun 2012 masih menj adi perdebat an di f orum-f orum int ernasional t ent ang perubahan ikl im. Negara-negara berkembang mengusulkan ada keberlanj ut an Prot okol Kyot o menj adi f ase kedua. Pada f ase kedua ini diharapkan ada kemaj uan dalam penurunan emisi GRK unt uk negara maj u yang bisa mencapai 45 t erhadap emisi t ahun 1990 pada t ahun 2020 nant i. Sedangkan negara-negara maj u l ebih condong unt uk mengakhiri Prot okol Tokyo dan mencari alt ernat if mekanisme yang lain. Upaya negara-negara maj u unt uk mengakhiri Prot okol Kyot o dianggap sebagai upaya memaksa negara-negara berkembang dengan emisi besar, sepert i Cina, India, Brasil, dan Af rika Selat an unt uk sama-sama berkomit men mengurangi emisi GRK mereka sert a menghapus perbedaan ant ara negara Annex I dan non- Annex I. Out look Energi Indonesia 2010 179

BAB 11 PERMASALAHAN ENERGI DI MASA MENDATANG DAN

REKOMENDASI UPAYA PENANGGULANGANNYA Kebij akan energi nasional bert uj uan unt uk mengarahkan upaya-upaya dal am mewuj udkan ket ahanan energi nasional. Ket ahanan energi mempunyai dua aspek yait u keamanan pasokan energi dan kemandirian energi. Keamanan pasokan merupakan j aminan t erhadap pemenuhan kebut uhan energi nasional j angka panj ang pada semua j enis energi yang diperlukan sedangkan kemandirian energi merupakan kemampuan unt uk menggunakan semua sumber daya dan t eknol ogi unt uk memenuhi kebut uhan energi nasional . Keamanan pasokan energi dapat dipenuhi dari penyediaan energi dal am negeri maupun impor yang mel iput i j aminan unt uk j uml ah, kual it as maupun harga. Dal am kemandirian energi nasional , isu ut ama ial ah mengut amakan pemanf aat an, pengel ol aan, dan pengembangan sumber daya energi domest ik unt uk memenuhi kebut uhan energi nasional dengan semaksimum mungkin mel aksanakan pengembangan dan penguasaan t eknol ogi mul ai dari riset dasar sampai ke kemampuan indust ri manuf akt ur. Agar Indonesia mampu memenuhi kebut uhan energi t anpa t erpengaruh ol eh sit uasi pol it ik l uar negeri, maka peningkat an ket ahanan dan kemandirian energi nasional harus menj adi komit men nasional. Dal am mewuj udkan ket ahanan energi t ersebut muncul berbagai permasal ahan. Permasal ahan at au isu energi di masa mendat ang secara garis besar ada empat isu ut ama yait u pemanf aat an sumberdaya energi al t ernat if , penyediaan t enaga l ist rik unt uk memenuhi kebut uhan energi j angka panj ang, penghemat an energi, dan lingkungan global . 11. 1 Pemanfaat an Sumberdaya Energi Alt ernat if Peranan minyak bumi diperkirakan akan t erus t erus meningkat di masa mendat ang. Impor minyak bumi pada t ahun 2030 mencapai hampir 3 kal i l ipat dibandingkan dengan impor pada t ahun 2009. Dal am upaya meningkat kan ket ahanan energi nasional , st rat egi bauran energi secara opt imal unt uk menurunkan konsumsi minyak bumi sert a memenuhi kebut uhan akan energi perlu dipersiapkan. St rat egi t ersebut ant ara l ain pemanf aat an bahan bakar nabat i BBN dan energi al t ernat if sepert i gasif ikasi bat ubara, pencairan bat ubara, gas t o l i qui d, semaksimal mungkin. Pemanf aat an bahan bakar al t ernat if t ersebut bert uj uan unt uk mencukupi kebut uhan energi sekt or t ransport asi, sekt or rumah t angga, dan sekt or indust ri yang saat ini sebagian besar dipenuhi oleh bahan bakar minyak. Out look Energi Indonesia 2010 180 Disisi l ain, penggunaan energi f osil sepert i minyak dan gas bumi sert a bat ubara unt uk j angka wakt u 2010-2030 masih sangat dominan. Ol eh karena it u di masa depan inf rast rukt ur unt uk penggunaan ket iga komodit as t ersebut perl u t erus dit ingkat kan. Berdasarkan pada kondisi saat ini, inf rast rukt ur hil ir minyak bumi yang dibut uhkan adal ah pel abuhan penerima minyak dan kil ang minyak. Unt uk j angka pendek adal ah dengan meningkat kan kemampuan kil ang yang ada, sehingga dapat diperoleh pr oduk kilang baik BBM maupun non BBM dengan volume yang lebih baik dan bernil ai t inggi. Penambahan kapasit as t angki t imbun minyak ment ah di kilang minyak yang ada, sehingga kil ang t ersebut dapat bekerj a dengan hasil yang l ebih opt imal . Unt uk j angka panj ang adal ah dengan menambah kapasit as kil ang dengan cara menambah kapasit as kil ang yang masih beroperasi at au dengan membangun kil ang baru. Kil ang baru yang hendak dibangun hendaknya disesuaikan dengan j enis minyak ment ah yang mudah disediakan. Hal it u berart i kil ang akan dibangun harus dit et apkan unt uk cadangan j enis minyak bumi yang masih cukup besar dan dapat diimpor ol eh Indonesia hingga t ahun 2030, mengingat cadangan minyak Indonesia sudah sangat t erbat as Dimasa mendat ang kebut uhan minyak bumi Indonesia akan t erus meningkat , sement ara kebut uhan minyak dunia j uga meningkat pula, sehingga dengan cadangan minyak dunia yang cenderung menurun akan t erj adi perebut an dal am pemenuhan kebut uhan minyak dunia. Kebij akan yang dapat diberikan adal ah menyusun perencanaan pengadaan bahan bakar minyak unt uk masa mendat ang secepat dan seakurat mungkin. Perencanaan j uga harus memperhit ungkan j enis minyak bumi yang harus disediakan baik domest ik, maupun impor, j enis bahan bakar at au t eknologi yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Perencanaan yang det ail ini unt uk memudahkan penyusunan st rat egi pengadaan minyak bumi j angka panj ang. 11. 1. 1 Bahan Bakar Nabat i Pengembangan BBN sesuai dengan mandat ori pada t ahun 2030 mencapai j uml ah yang cukup besar, yait u biodiesel sekit ar 45 j ut a barel dan bioet anol sekit ar 28 j ut a barel , yang akan memerl ukan l ahan yang cukup l uas. Unt uk penanaman kel apa sawit dengan int ensit as produksi sebesar 10 barel per ha diperl ukan l ahan sel uas 4, 5 j ut a ha, sedangkan unt uk l ahan penanaman t ebu dengan int ensit as produksi sebesar 6, 68 barel per ha akan diperl ukan sebesar 4, 1 j ut a ha. Keperl uan l ahan ini akan makin l uas apabil a int ensit as produksi BBN per ha l ebih rendah. Sel ain dari it u, penggunaan cr ude pal m oi l CPO sebagai bahan baku BBN akan bersai ng dengan pemanf aat an CPO sebagai bahan baku minyak goreng. Jarak pagar yang bukan bahan makanan dapat dimanf aat kan sebagai bahan baku biodiesel t et api int ensit as produksinya rendah sehingga biaya bahan bakunya rel at if t inggi. Ket el a pohon merupakan bahan baku unt uk memproduksi et hanol . Dal am kondisi normal biaya produksi ket el a pohon lebih rendah sehingga biaya produksi et hanol dari ket el a pohon mampu bersaing dari bahan baku l ainnya. Mengingat harga ket el a pohon adal ah harga pasar sehingga harga t idak t et ap, ol eh karena it u perl u disusun mekanisme dal am produksi ket el a pohon dan Out look Energi Indonesia 2010 181 pemasarannya unt uk menj amin t ercapainya harga yang mengunt ungkan semua pihak. Hasil anal isis pada kasus dasar menunj ukkan bahwa produksi BBM pada t ahun 2009 sebesar 245 j ut a barel yang meningkat pada t ahun 2030 menj adi 292 j ut a barel dengan l aj u pert umbuhan rat a-rat a 0, 84 pert ahun, produksi biodiesel pada t ahun 2009 sebesar 7, 6 j ut a barel meningkat menj adi 73, 5 j ut a barel pada t ahun 2030 at au meningkat dengan l aj u pert umbuhan rat a-rat a 11, 4 per t ahun. Adapun konsumsi bi oet anol sebesar 1, 3 j ut a barel pada t ahun 2009 meningkat menj adi 50, 5 j ut a barel pada t ahun 2030 at au meningkat dengan l aj u pert umbuhan rat a-rat a 19, 0 per t ahun. Impor BBM yang pada t ahun 2009 sebesar 143 j ut a barel meningkat menj adi 319 j ut a barel pada t ahun 2030 dengan l aj u pert umbuhan sebesar 3, 3 per t ahun. 11. 1. 2 Pencairan Bat ubara Pencairan bat ubara mempunyai pot ensi yang cukup besar karena ket ersediaan bahan baku cukup mel impah. Disamping it u hasil proses pencairan yang berupa bahan bakar cair sint et is yang mampu unt uk menggant ikan BBM secara l angsung. Biaya invest asi dan operasi dan perawat an OM yang cukup t inggi menyebabkan t eknol ogi ini baru dapat bersaing pada harga minyak bumi 90 dolar. Ada dua proses pencairan bat ubara yait u, pencairan bat ubara langsung di r ect l i quef act i on yait u proses produksi bahan bakar cair secara langsung dari bat ubara dan pencairan t ak l angsung i ndi r ect l i quef act i on yang merupakan proses pembuat an bahan bakar cair mel al ui proses gasif ikasi t erl ebih dahul u baru kemudian diproses menj adi bahan bakar cair. Saat ini Indonesia sedang dalam negosiasi dengan Sasol, Af rika Selat an unt uk membangun pabrik pencairan bat ubara dengan proses t ak langsung. Unt uk kasus harga minyak 90 dol ar baik pada pert umbuhan t inggi maupun rendah, pencairan bat ubara CTL–ADO masuk dal am sist em mul ai t ahun 2020 dan sampai t ahun 2030 mempunyai t ingkat produksi yang sama yait u 35 j ut a SBM at au sekit ar 8, 4 t ot al konsumsi ADO. Unt uk pencairan bat ubara CTL– bensin masuk dal am sist em mul ai t ahun 2020 dan sampai t ahun 2030 mempunyai t ingkat produksi yang sama yait u 20 j ut a SBM at au sekit ar 9, 7 konsumsi ADO. 11. 1. 3 Gasifikasi Batubara Gasif ikasi bat ubara merupakan proses unt uk menghasil kan gas dari bat ubara yang dapat dimanf aat kan di sekt or rumah t angga, indust ri, maupun pembangkit an l ist rik unt uk memenuhi kebut uhan energi baru maupun unt uk menggant ikan penggunaan bahan bakar minyak dan gas bumi. Teknol ogi proses ini dapat dit erapkan di berbagai wilayah di Indonesia dengan produksi gas sint esis yang dapat dipakai di indust ri, pembangkit list rik, maupun rumah t angga dan komersial. Di masa mendat ang diharapkan gasif ikasi bat ubara Out look Energi Indonesia 2010 182 dapat menggant ikan pasokan gas bumi yang makin berkurang pada indust ri pupuk. 11. 1. 4 Konversi Minyak Tanah ke LPG Program pemerint ah konversi minyak t anah ke LPG bert uj uan unt uk mengurangi at au menghapuskan subsidi bahan bakar minyak yang makin l ama makin bert ambah. Persoal an j angka pendek pada konversi minyak t anah ke LPG ant ara l ain banyaknya dit emui peral at an yang t idak sesuai SNI, sert a pemindahan isi t abung LPG isi 3 kg yang bersubsidi ke t abung 12 kg dan 50 kg. Kebij akan j angka pendek yang dapat diambil di ant aranya adalah: • Mel aksanakan pengawasan dist ribusi paket LPG Tabung 3 kg mul ai saat paket LPG t abung 3 kg dibagikan, sampai ke konsumen LPG t abung 3 kg. • Mel aksanakan pengawasan mut u dengan menerapkan sist em monit oring kual it as LPG Tabung LPG 3 kg isi ul ang pada seluruh j aringan pemasaran. • Mengupayakan agar disparit as harga ant ara LPG 12 kg dan 50 kg dengan LPG 3 kg t idak t erl al u t inggi agar t idak t erj adi penyimpangan. Persoalan j angka menengah dan panj ang ial ah produksi LPG Indonesia sangat t erbat as sehingga unt uk memenuhi kebut uhan LPG dal am negeri sebagian besar pasokan LPG harus diimpor yang mencapai sekit ar 6, 7 j ut a t on pada akhir t ahun 2010. Hal ini dapat berakibat menurunnya ket ahanan energi nasional , khususnya dal am menj amin pasokan energi j angka panj ang. Hal ini mengingat produksi LPG dunia j uga akan semakin menurun sedangkan konsumen cenderung meningkat . Kebij akan j angka menengah-panj ang yang dapat diambil di ant aranya adal ah: • Mengupayakan subst it usi LPG dengan bahan l ain yang sesuai sepert i DME, at au bahan bakar l ain yang dapat disediakan di dal am negeri sepert i bat ubara yang dicairkan. • Merubah pol a penggunaan dan penyediaan energi dengan j enis energi yang lebih umum yait u t enaga list rik. Tenaga list rik dapat dipergunakan sebagai sumber energi unt uk memasak at au pemanasan, penerangan sert a unt uk keperluan lain, sedangkan bahan bakar at au sumber energi pembangkit an l ist rik dapat bermacam-macam, mul ai dari energi f osil , energi t erbarukan sampai t enaga nukl ir.

11. 1. 5 Dimet hyl Et her

Di met hyl Et her DME yang dapat menggant ikan penggunaan minyak solar dan LPG bel um dimasukkan dal am sist em Markal karena secara vol ume pot ensi pemanf aat annya kecil dan secara ekonomis bel um mampu berkompet isi dengan bahan bakar minyak dan LPG dalam wakt u dekat . 11. 2. Penyediaan Tenaga List rik Penyediaan l ist rik dimasa mendat ang akan diarahkan unt uk memenuhi kebut uhan energi l ist rik. Unt uk it u anal isis model Markal menunj ukkan bahwa Out look Energi Indonesia 2010 183 kapasit as pembangkit an l ist rik pada t ahun 2030 adal ah sebesar 130. 000 MW unt uk kasus dasar dan sekit ar 145. 000 MW unt uk skenario t inggi dan harga minyak 60. Di masa mendat ang sangat diharapkan pot ensi sumberdaya energi t erbarukan akan dapat dikembangkan semaksimum mungkin, unt uk menurunkan penggunaan bahan bakar f osil t erut ama bat ubara yang dianggap bahan bakar yang kot or dan kurang bersahabat dengan l ingkungan. Dal am Out l ook Energi Indonesia 2010 ini dit ekankan pada pembahasan pembangkit l ist rik. Kapasit as pembangkit l ist rik meningkat dari sekit ar 25 GW pada t ahun 2007 menj adi 130 GW pada t ahun 2030 at au peningkat an l ebih dari 5 kal i l ipat . 11. 2. 1 PLTU Bat ubara Pada t ahun 2030, t ot al kapasit as pembangkit unt uk kasus dasar mencapai sebesar 128 GW dimana t eknol ogi pembangkit yang mendominasi adal ah PLTU Bat ubara sebesar 61 at au mencapai 78 GW. Jenis pembangkit l ain bert urut t urut adal ah PLTP, PLTGU, PLTG, PLTA, PLTA pump st orage dan l ain-l ain. Peningkat an penggunaan bat ubara unt uk pembangkit l ist rik t enaga uap PLTU bat ubara ini akan membut uhkan sarana dan prasarana yang cukup l uas, ant ara l ain l uas t anah yang diperl ukan unt uk l okasi pembangkit dan penyimpanan bat ubara dan abu t erbang, pelabuhan bat ubara, t ongkang at au kapal Lokasi unt uk PLTU bat ubara ini sebaiknya j auh dari pemukiman penduduk unt uk mengurangi masalah lingkungan di kemudian hari. Masalah dalam penyediaan inf rast rukt ur sert a l ingkungan ini merupakan hal yang membat asi pembangunan PLTU bat ubara di masa mendat ang. Kondisi diat as akan memberi dampak yang cukup signif ikan, ant ara l ain: • Transport asi bat ubara yang mel iput i: o Penyediaan pelabuhan muat o Penyiapan area penimbunan penyimpanan bat ubara o Penyiapan t ongkang bat ubara o Penyiapan kapal penarik t ongkang, o Penyiapan kapal t unda, o Penyiapan pel abuhan bongkar, at au bel t conveyor , o Penyiapan area penimbunan penyimpanan bat ubara. o Penyiapan t ruk at au keret a api pengangkut bat ubara. • Pengguna konsumen bat ubara yang meliput i: o Penyediaan pel abuhan bongkar o Penyiapan l okasi pembangkit o Penyiapan area penimbunan penyimpanan bat ubara, o Penyiapan t ruk pengangkut at au bel t conveyor o Penyiapan area penimbunan abu abu bawah dan abu t erbang Hal diat as adal ah sesuat u yang perl u disediakan dal am pemanf aat an bat ubara secara l angsung, t et api masal ah yang sebenarnya ial ah: • Penyediaan area pembangkit , penyimpanan bat ubara dan pelabuhan akan memerl ukan area yang sangat l uas dan sangat mudah unt uk t erj adi pencemaran. Out look Energi Indonesia 2010 184 • Transport asi l aut yang sangat rumit karena kapasit as t ongkang pada umumnya hanya sekit ar 8 ribu t on, sehingga l al u l int as l aut akan sangat padat karena pel ayaran niaga j uga makin padat . • Dampak lingkungan baik lokal maupun global akibat penambangan dan pembakaran bat ubara. Kebij akan yang dapat disampaikan ant ara l ain ialah: • Mel aksanakan upgrading t erhadap bat ubara yang akan diangkut sehingga lebih ef isien dalam pengangkut an. • Disain pembangkit at au f asil it as indust ri disesuaikan dengan bat ubara kualit as t inggi. • Membangun pembangkit di l uar Jawa mi ne mout h power pl ant dan ment ransmisikan l ist rik ke pul au Jawa. • Relokasi indust ri at au membangun indust ri baru di luar Jawa sehingga mengurangi beban pul au Jawa dal am penyediaan sarana dan prasarana penunj ang indust ri, sepert i pel abuhan, j al an, air, l ist rik, dan ul it it as l ain, sert a mengurangi t ekanan baik sosial , maupun l ingkungan. Dal am penyediaan l ist rik dari PLTU bat ubara, ada beberapa t eknol ogi yang akan dit erapkan di masa depan yait u unt uk pembangkit yang besar pada umumnya menggunakan pul ver i zed coal boi l er dengan bahan bakar bat ubara yang dibubukkan. Unt uk mengurangi dampak negat if pembakaran bat ubara, diperlukan t eknol ogi bersih cl ean coal t echnol ogy. Berbagai j enis t eknol ogi t ersebut ant ara l ain, Ci r cul at i ng Fl ui d Bed Combust i on CFBC, Pr essur i zed Fl ui di zed Bed Combust i on PFBC, Int egr at ed Gasi f i cat i on Combi ned Cycl e IGCC dan Advanced Pr essur i zed Fl ui di zed Bed Combust i on APFBC cycl es, sert a de SOx desulf urisasi dan de Nox de Nit rif ikasi. 11. 2. 2 PLTD Pembangkit l ist rik t enaga diesel merupakan pembangkit yang sangat f l eksibel , art inya dengan wakt u st ar t yang cepat pembangkit ini dapat dengan mudah masuk ke j aringan pada beban dasar, beban menengah maupun beban puncak. Kondisi ini menyebabkan walaupun mempunyai biaya pembangkit an yang t inggi PLTD masih akan dioperasikan di masa mendat ang, khususnya unt uk wil ayah yang bel um t erhubung dengan j aringan t ransmisi t egangan t inggi. Pada kasus dasar dit unj ukkan bahwa unt uk pul au Jawa dan Sumat era, set el ah t ahun 2011 PLTD sudah t idak dioperasikan l agi, sedangkan unt uk Kal imant an, Sul awesi dan pul au l ain PLTD masih dioperasikan sampai t ahun 2030. Alt ernat if kebij akan yang dapat diusulkan ant ara lain : • Menerapkan PLTU bat ubara unt uk menggant ikan PLTD sebagai pembangkit beban dasar. • Mengurangi at au menggant i penggunaan minyak solar dengan biodiesel , at au DME yang dapat diproduksi dari sumberdaya energi lokal. • Menerapkan proses gasif ikasi bat ubara at au biomasa dan memodif ikasi mesin diesel menj adi gas engi ne unt k pemanf aat an syngas yang dihasilkan. Out look Energi Indonesia 2010 185 11. 2. 3 Pembangkit List rik Energi Terbarukan Mengikut i kebij akan pemerint ah unt uk memanf aat kan sumberdaya energi t erbarukan semaksimum mungkin, maka panas bumi dan t enaga air merupakan dua al t ernat if sumber unt uk pembangkit an t enaga l ist rik yang berpot ensi unt uk dikembangkan. A. PLTP Pot ensi energi panas bumi yang cukup besar set ara dengan sekit ar 27, 5 GWe yang t erdiri dari 13, 4 GWe berupa sumberdaya dan 14, 1 GWe berupa cadangan. Lokasi panas bumi di Indonesia yang berasosiasi dengan sist em vulkanik akt if ant ara lain adalah di Sumat era 81 lokasi, Jawa 71 lokasi, Bali dan Nusa Tenggara 27 l okasi, Mal uku 15 l okasi, sert a Sul awesi Ut ara 7 lokasi, sedangkan yang berada di lingkungan non-vul kanik akt if ant ara l ain di Sul awesi 43 l okasi, Bangka Bel it ung 3 l okasi, Kal imant an 3 l okasi, dan Papua 2 l okasi. Dari 252 l okasi panas bumi yang ada, hanya 31 yang t el ah disurvei secara rinci dan didapat kan pot ensi cadangan. Dari lokasi t ersebut pot ensi cadangan yang t erbesar ial ah di pul au Jawa. Pada t ahun 2030 pengembangan kapasipas PLTP diperkirakan mencapai 20 GW at au 14 dari t ot al kapasit as pembangkit l ist rik nasional . Dal am kait an pembangunan PLTP maka perl u dil aksanakan survei at au ekspl orasi pot ensi panas bumi pada seluruh lokasi unt uk meningkat kan pot ensi sumberdaya menj adi cadangan unt uk meningkat kan cadangan t erbukt i panas bumi dari 2, 3 GWe menj adi l ebih dari 20 GWe pada t ahun 2030.

B. PLTA Indonesia memil iki pot ensi t enaga air yang cukup besar, mengingat kondisi

t opograf i yang sangat mendukung yait u bergunung dan berbukit sert a dialiri ol eh banyak sungai dan adanya danau waduk yang cukup pot ensial sebagai sumber t enaga air. Pot ensi t enaga air yang besarnya dari t ahun 2003 - 2007 cenderung konst an t ersebut t ersebar hampir di sel uruh wil ayah Indonesia dan mempunyai peluang unt uk dapat dikembangkan secara opt imal, khususnya yang berada di l uar Jawa. Sedangkan pot ensi t enaga air di Jawa wal aupun cukup besar namun sebagian besar t elah dimanf aat kan, selain dari it u pengembangan pot ensi t enaga air menj adi t enaga l ist rik secara siknif ikan akan mempengaruhi l ingkungan karena memerl ukan penut upan l ahan yang luas.

C. PLTS Dimasa mendat ang t eknol ogi ini akan l ebih berkembang dan t ersebar l uas