Pengelola butik Labiba Wanita yang cermat melihat peluang

penghasilan dikisaran Rp 20.000.000 ke atas per bulan ia hanya menikmati kerja kerasnya selama ini, untuk hal itu ia juga telah menyisihkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang kurang mampu. Ia pun mengatakan tak setuju seratus persen dengan anggapan bahwa gaya hidup yang mewah berkontribusi terhadap motivasi korupsi seseoraang. Baginya peluang suami korupsi karena tuntutan gaya hidup mewah seorang istri misalnya, tidak bisa digeneralisir. Menurut MW, ia tak berhak memvonis orang. Biarlah itu menjadi urusan mereka pribadi. Setiap orang punya keyakinan masing-masing. Tinggal pilih mau yang baik atau yang buruk. Pastinya ia yakin betul sesuatu yang dipaksakan apalagi yang berlebih-lebihan itu tidak akan kekal.

4.2.1.2. Informan Pendukung

4.2.1.2.1. Pengelola butik Labiba Wanita yang cermat melihat peluang

bisnis Pandangan pertama begitu mengesankan, gaya busananya sederhana namun tetap modis dan enak dipandang. Ia pun menyapa peneliti dengan ramah seraya memperkenalkan dirinya. Namanya DS dan ia beralamat di Jalan Karya Wisata. Wanita kelahiran Surakarta, 8 Desember 1970 ini adalah istri dari seorang wiraswasta bergelar insinyur dari salah satu universitas negeri ternama di kota Jogja. Ia sendiri adalah lulusan sastra inggris salah satu universitas swasta di kota asalnya, Solo. Dengan penghasilan rata-rata Rp 50.000.000 bulan. Ibu dari 3 anak ini mengaku sangat senang dengan dunia fashion muslim. Berawal dari kegemarannya memadu padankan busana yang ia kenakan ditambah dengan Universitas Sumatera Utara intensitasnya berpergian ke luar kota yang tinggi dan banyak melihat tren-tren busana muslim masa kini, membuat Ia dan sang kakak memutuskan untuk menyalurkan hobinya dengan membuka butik khusus busana muslim dengan nama Labiba. Butik Labiba sendiri didirikannya bersama sang kakak, pada Oktober 2010. Gerai pertamanya dibuka di RM Wong Solo Jalan Gajah Mada no 20 M Medan. Lokasi ini dipilih karena dirasa strategis sebelum akhirnya Labiba menempati lokasi sekarang. Tak lama berselang tepatnya pada tanggal 15 Mei 2011, butik Labiba resmi menempati ruko tiga lantai yang terletak di Jalan Karya Wisata Komplek Ruko Johor Indah Permai 1 no 3 Medan. Dengan mengusung batik menjadi andalan, diakui DS butik Labiba mampu mencuri perhatian pelanggan. Batik yang saat itu sedang ngetren disulapnya menjadi pakaian yang modis dan fashionable. Dengan mengusung tag line “the exclusive design” Labiba perlahan tetapi pasti mempunyai tempat tersendiri di hati pelanggannya. Sebagai pemilik sekaligus desainer, DS mengaku mendapat banyak referensi fashion dari televisi, majalah, artis, youtube, selain itu DS juga mengikuti beberapa pagelaran fashion show busana muslim ataupun biasa di beberapa kota, sebut saja Jakarta, Jogja, Solo, dan Surabaya. Acara-acara seperti ini diakui DS banyak menambah pengetahuannya serta memberikan inspirasi baru baginya untuk mendesain busana yang sesuai dengan permintaan pasar. DS mengaku tidak begitu aktif mengikuti komunitas-komunitas yang ada dikarenakan kesibukan mengurus usahanya di bidang kuliner. Diakui DS ada cara lain untuk memperluas jaringan terutama untuk memperkenalkan butiknya ke masyarakat, yaitu melalui iklan di koran seperti Waspada dan Bisnis Indonesia, Universitas Sumatera Utara selain itu BBM juga digunakan sebagai alat komunikasi dengan pelanggannya, Labiba seperti yang diakui DS juga sering mengadakan bazar di mal-mal ternama untuk menjaring konsumen. Bagi DS nilai materialistis zaman sekarang adalah segalanya, terutama bagi wanita. Diakui DS ini merupakan modal baginya dalam usaha butik ini. Tak dipungkiri DS, kegemaran ibu-ibu terutama yang modis dan trendi akan baju-baju yang berkualitas dan bagus membuat usahanya semakin tumbuh subur. Tren-tren baru sengaja diciptakan untuk membuat pelanggan selalu datang. Tren busana untuk lebaran misalnya, telah dikonsep sejak 6-12 bulan sebelum hari H. Tren apa yang telah ada dan apa yang akan dikeluarkan lagi. Ia juga mengaku biasanya koleksi busana sengaja disimpan dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sehingga setiap bulan selalu ada model baru. Hal in diakui DS cukup efektif memikat pelanggan, karena pelanggan biasanya selalu tertarik dengan barang baru. Ditanya mengenai tindakan konsumtif, DS mengaku tak masalah. Sebagai wanita pada umumnya iapun memiliki sifat konsumtif. DS mengaku bisa menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk membeli busana muslim model baru. Ini pula salah satu yang memotivasinya untuk membuka butik, karena dapat melampiaskan hasrat berbelanja dan hasratnya dalam mendesain busana muslim. Bagi pelanggannya sendiri DS enggan menyebut mereka dengan sebutan konsumtif. DS lebih memilih menggunakan kata “loyal” kepada beberapa pelanggan yang tak segan menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk membeli busana muslim di butik Labiba. Universitas Sumatera Utara Sebagai pengelola sekaligus pengguna busana muslim, DS mengaku sangat mengikuti tren busana muslim dari tahun ke tahun. Wanita yang sudah berjilbab sejak tahun 1996 ini melihat bahwa perkembangan busana muslim saat ini sangat cepat dan jauh dari kesan kuno dan tua seperti yang selama ini melekat pada orang-orang yang berbusana muslim. Dulu wanita-wanita yang berjilbab selalu diidentikkan dengan wanita yang sok alim. Tak jarang DS dicela oleh teman- temannya sewaktu kuliah karena selalu menggunakan jilbab dalam kesehariannya. Hal itu menurut DS tak lepas dari model busana muslim dan jilbab yang terkesan kuno dan tampak seperti ibu-ibu. Hal ini dibuktikan menurut DS dari fenomena yang sekarang terjadi. Kini, sangat mudah menemukan wanita-wanita muda yang bangga menggunakan busana muslim. Jika dahulu menggunakan jilbab seperti ada batasan dan harus rela terkadang mendapat sindiran, kini justru berbanding terbalik. Dengan model yang semakin bervariatif, busana muslim yang trendi dan modis masa kini justru dianggap DS sebagai nilai “plus” yang membuat wanita- wanita muda tak lagi risih menggunakan busana muslim. Untuk pergantian tren busana muslim di butik Labiba menurut DS biasanya terjadi setiap 3-4 bulan sekali. Perubahan tren ini juga sangat dipengaruhi oleh tren yang sedang terjadi di pasaran. DS mengaku tidak menutup diri dari tren yang sedang berkembang saat ini. Ia mengaku selalu mengikuti tren busana muslim terbaru dengan cara mengikuti pagelaran fashion show atau hanya sebagai penonton ataupun tamu undangan. Dari acara-acara tersebut DS bisa mendapatkan inspirasi yang kemudian dimodifikasinya dengan sentuhan khas butik Labiba. Untuk memperbaharuhi produk-produknya, Labiba menargetkan minimal dalam satu bulan mengeluarkan produk baru. Kisaran harga di Labiba sendiri menurut Universitas Sumatera Utara DS relatif terjangkau dan sebanding dengan kualitasnya jika dibandingkan dengan butik-butik lain di Kota Medan. Untuk baju sehari-hari butik Labiba membuka harga mulai dari Rp 125.000 - Rp 500.000, untuk baju batik dibandrol dengan harga kisaran Rp 110.000 – Rp 3.000.000, untuk bahan batik berkisar antara Rp 110.000 – Rp 4.500.000, sedangkan untuk baju pesta siap pakai harganya berkisar antara Rp 600.000 – Rp 3.850.000. Kisaran harga di atas, menurut DS adalah harga yang wajar untuk sebuah busana yang sesuai dengan kualitasnya. DS mengaku tertarik membuka butik dengan “segmen eksklusif” yang menyasar kelompok dominan khususnya busana pesta yang mewahglamour serta modis dikarenakan mengikuti keinginan pasar. Keinginan pasar ini diakui DS adalah keinginan para wanita khususnya di Kota Medan, Aceh, dan sekitarnya yang gemar menggunakan busana pesta yang mewah. DS mencontohkan, bila ada undangan pesta terutama di gedung mewah dan hotel para tamu terutama wanita berbusana muslim saat ini tak segan tampil all out yang justru terkadang menurut DS lebih mewah daripada pengantinnyayang punya acara. Menurut DS selama ini tidak pernah ada komplain dari pelanggan mengenai kualitas barang butik Labiba. Jikapun ada keluhan biasanya mengenai harga, namun itu tidak bertahan lama. Setelah mendapat penjelasan akan kualitas bahan yang digunakan pada umumnya pelanggan mengerti dan menganggap jika harga barang di butik Labiba relatif terjangkau. Selain mengandalkan kualitas dan harga yang bersaing, DS mengatakan butik Labiba mempunyai SOP tersendiri dalam melayani pelanggannya. Seperti penyambutan tamu misalnya, penjaga toko harus mengucapkan salam serta bertanya “Ada yang bisa saya bantu ibu?” atau “Ingin mencari baju model Universitas Sumatera Utara bagaimana ibu?”. Selama melayani pelanggan penjaga toko diwajibkan ramah, sehingga pelanggan nyaman berbelanja di butik Labiba. Yang terakhir adalah salam perpisahan seperti “Terimakasih ibu, datang kembali, Assalamu’alaikum”. DS sangat konsen terhadap pelayanan terhadap pelanggan. Ia pun yakin bahwa keramahan penjaga toko berkontribusi terhadap penjualan barang di butik Labiba. DS mencontohkan ketika ada penjaga toko yang tidak ramah, penjualan barang di butik Labiba cenderung sepi. Ketika penjaga toko ramah dan sabar menghadapi pelanggan, penjualan busana di butik Labiba terbilang baik. Tak hanya dari segi omset, banyak pelanggan menjadi pelanggan setia dan loyal berbelanja di butik Labiba salah satunya karena kenyamanan dalam pelayanan. Mengenai model busana muslim yang sedang diminati oleh pelanggan butik Labiba saat ini masih berkisar di produk busana pesta dengan bahan sifon yang dikombnasikan dengan batik maupun songket. Busana ini berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.750.000. Selain itu busana-busana yang dijual secara terpisah untuk harian juga banyak diminati pelanggan untuk digunakan jalan-jalan di mal, pengajian, ataupun arisan. Waktu-waktu pelanggan banyak mencari busana muslim biasanya di awal tahun setelah Januari, karena diakhir maupun di awal tahun Januari para pelanggan biasanya banyak yang berlibur dan menghabiskan waktunya di luar kota. Bulan Ramadhan menjadi puncak penjualan busana muslim. Menjelang Idul Adha juga banyak orang mencari busana muslim untuk digunakan sendiri atau sebagai kado untuk diberikan pada teman maupun sanak famili yang hendak berangkat haji. Universitas Sumatera Utara Mengenai cara pembayaran, DS mengaku memberi sedikit kelonggaran seperti memberikan sistem kredit untuk orang-orang yang sudah dikenal. Pemberian kredit ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Biasanya teman dekat, keluarga, serta tetangga dekat saja yang diperbolehkan. DS mengaku cukup trauma dengan pembayaran sistem kredit. Iapun menceritakan bahwa pada waktu awal dibukanya butik Labiba, DS pernah memberikan kredit kepada orang yang baru dikenal. Dengan gaya yang sangat meyakinkan pelanggan akhirnya DS pun memberikan kedit. Pada awal pembayaran sang pelanggan memang rajin membayar namun ketika masuk bulan ketiga pembayaran mulai macet, telpon pun mulai tak diangkat, dengan alasan sedang mengalami krisis keuangan sang pelanggan menolak untuk membayar sisa kredit hingga saat ini yang masih tersisa Rp 2.500.000. Mulai saat itu DS mengaku selektif dalam pemberian kredit. DS mengaku sangat mengapresiasi adanya kelompok atau komunitas yang mencantumkan dresscode pada acara yang digelarnya. Tak dipungkiri dengan adanya dresscode tersebut, para pelanggan seolah diwajibkan menggunakan busana sesuai dengan tema yang ada. DS pun tak manampik jika hal tersebut turut menguntungkan butiknya. Tak jarang para pelanggan setia Labiba menanyakan stok barang sesuai tema yang akan dihadiri pelanggan tersebut. Sambil tersenyum, DS pun mengatakan jika sebaiknya setiap komunitas mengganti dresscodenya setiap pertemuan. Menurut DS kecanggihan teknologi saat ini dan banyaknya aplikasi media sosial yang dengan mudah diakses khususnya pelanggan butik Labiba sangat berkontribusi pada penjualan produk butik Labiba. DS mencontohkan BBM, butik Labiba sendiri memiliki BBM khusus yang memajang koleksi busana model Universitas Sumatera Utara terbaru. Dengan adanya BBM tersebut, para pelanggan khususnya yang berada diluar kota tidak perlu datang. Cukup dengan negosiasi lewat BBM, barangpun akan sampai dikediaman sang pelanggan. DS mengatakan jika adanya BBM turut mempermudah pelanggan serta lebih efektif karena dapat menghemat waktu, tenaga, serta uang. Selain keunggulan tersebut, kebiasaan para pelanggan yang gemar memasang display picture dengan menggunakan busana muslim yang trendi dan modis dari butik Labiba juga turut meningkatkan penjualan. Menurut DS banyak teman dari pelanggan butik Labiba yang akhirnya turut menjadi pelanggan butik Labiba yang tadinya hanya berawal dari melihat display picture BBM. 4.2.1.2.2. Wanita Muda yang Pandai dalam Kreasi Jilbab Sebagai salah satu toko busana muslim terbesar di Kota Medan, SFR memiliki salah satu fasilitas kreasi jilbab untuk para pelanggan yang ingin tampil lebih cantik di hari istimewa. Peneliti saat itu berkesempatan ngobrol dengan salah satu karyawan SFR. Dengan ramah ia menjawab beberapa pertanyaan peneliti, wajahnya merona dengan pulasan make up tipis di wajahnya, ialah HLM. Wanita yang sudah bekerja kurang lebih 1,5 tahun di SFR ini mengatakan bahwa seluruh karyawan diwajibkan menguasai kreasi jilbab. Itu adalah ketentuan dasar dari pusat, dan memiliki SOP sendiri. Untuk model jilbab biasa ada pembaharuan dari pusat setiap 3-4 bulan sekali. Tapi itu hanya sekedar model dasar, untuk kreasi biasa diserahkan kepada masing-masing karyawan untuk berkreasi. Selain instruksi pusat, para karyawan biasa memanfaatkan youtube untuk memperbaharui model-model jilbab terkini, tak jarang juga majalah menjadi referensi alternatif lainnya. Universitas Sumatera Utara Beralamat di pusat kota tepatnya di Jalan Iskandar Muda Medan, membuat SFR memiliki cukup banyak pelanggan yang datang untuk kreasi jilbab. Menurut dara 22 tahun ini, tren busana muslim yang semakin modis sangat berkontribusi terhadap permintaan pelanggan dalam kreasi jilbab. Akan terasa sangat aneh, jika seseorang menggunakan busana muslim yang modis namun model jilbabnya cenderung biasa. Lebih lanjut HLM yang merupakan lulusan SLTA ini mengatakan saat ini para wanita sepertinya sudah menyadari hal itu. Maka tak heran jika dalam sebulan SFR dapat menerima permintaan kreasi jilbab sampai 50 orangbulan dengan imbalan Rp 50.000 di tempat dan Rp 70.000 untuk karyawan yang datang ke rumah. Biasanya momen-momen seperti pesta perkawinan, wisuda, arisan, sampai pengajian menjadi kesempatan untuk para wanita berjilbab tampil cantik termasuk dalam kreasi jilbab. Tak hanya kreasi jilbab saja, ada juga permintaan make up sekaligus kreasi jilbab yang dipatok dengan harga Rp 200.000. Untuk model jilbab yang banyak diminati pelanggan saat ini adalah model jilbab yang dilapi-lapis dengan 2 atau 3 warna sekaligus. Gadis berdarah Melayu ini mengaku jika pelanggan tidak puas dengan kreasi jilbab yang ia buat, maka pelanggan bisa minta ganti model. Meski begitu HLM memberikan batasan biasanya hanya 2 kali perubahan. Untuk mengantisipasi keinginan pelanggan yang banyak biasanya sebelum memulai HLM bertanya ingin model jilbab yang diinginkan pelanggan. Tak jarang juga ada pelanggan yang menunjukkan model jilbab yang ia inginkan. Biasanya model itu berasal dari temannya, display picture BBM menjadi salah satu yang sering di tunjukkan oleh pelanggan. Universitas Sumatera Utara 4.3. Tren Fashion Up to date Masa Kini Lebih Menarik Perhatian Informan daripada Tren Out off date Zaman Dulu Busana muslim masa kini telah banyak mengalami perubahan seiring munculnya para desainer-desainer muda pada bidang ekonomi kreatif khususnya bidang busana muslim. Para desainer mengemas busana muslim menjadi busana yang prestisius dan mengikuti perkembangan zaman sehingga para wanita berbusana muslim tak perlu khawatir akan ketinggalan zaman jika menggunakan busana muslim. Hal ini diperkuat dengan banyaknya para artis ibukota yang ramai-ramai menggunakan busana muslim dengan model yang trendi, sebut saja : Dewi Sandra, Saskia Adya Mecca, Risti Tagor, Zaskia Sungkar, Ineke Koes Herawati, dan yang baru-baru ini menggunakan jilbab Shireen Sungkar. Bahkan dengan menggunakan busana muslim mereka para artis merasa lebih banyak pekerjaan yang datang, hal ini tentunya berbanding terbalik dengan hasil penelitian Suzanne Brenner dalam Wasburrn, E. Karen, 2001 yang mengatakan bahwa dengan menggunakan busana muslim para wanita di era 1980-1990-an akan banyak mengalami kerugian psikis dan ekonomi. Bangkitnya era busana muslim yang trendi tak hanya ditandai dengan kemunculan para desainer dan banyaknya artis yang menggunakan busana muslim namun maraknya feomena kontes kecantikan dengan peserta wanita yang berbusana muslim, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bazar-bazar atau fashion show busana muslim pun makin banyak digelar, seperti bazar busana muslim ramadhan yang diadakan di Bandung beberapa waktu yang lalu dan juga kemunculan desainer-desainer muslim dengan rancangannya di Jakarta Fashion Week setiap tahunnya. Ada juga Kontes pencarian bakat yang melibatkan wanita berbusana muslim. Di Universitas Sumatera Utara tingkat nasional salah satunya adalah Hijup Model Look yang diadakan setiap tahunnya untuk mencari bibit-bibit model wanita berbusana muslim. http:www.hijupmodellook.com Diakses pada tanggal 5 Agustus 2014 Pukul 23.34 WIB. Di tingkat Internasional ada kontes Miss World Muslimah yang mana menunjukkan bahwa kontes kecantikan bukan lagi monopoli Barat dengan pakaian yang terbuka. Kontes ini seolah ingin menantang hegemoni Barat bahwa wanita berbusana muslimpun dapat tampil di kontes serupa. Busana muslim masa kini up to date cenderung lebih disukai karena modelnya yang lebih modis dan trendi yang mencerminkan wanita modern khususnya pada masyarakat urban, selain itu busana muslim masa kini up to date juga dapat menjadi salah satu penyalur hobi para wanita berbusana muslim dalam memadupadankan koleksi busana yang dimiliki. Berbeda dengan busana muslim yang out off date yang selalu terkesan busana yang monoton. Ini senada dengan pendapat Diajeng Lestari 2013:17dalam bukunya “HIJUPreneur : Berhijab dan Berkarya Tanpa Batas” yang menyatakan bahwa busana muslim era 1980- awal 1990-an diindentifikasikan sebagai pakaian yang kuno, ketinggalan zaman, terlihat tua terkesan hanya ibu –ibu saja yang menggunakan jilbab, dan tidak modis dikarenakan kurangnya pilihan model yang cenderung monoton. Pendapat ini didukung oleh para informan seperti di bawah ini : “Wah, udah beda banget ya, ini jadi alasan tante juga pakai jilbab. Kalau dulu kan orang mikir ya, mau pakai jilbab. Dulu kan modelnya lurus-lurus aja. Gamis sama bergo titik. Monoton liat tante-tante dulu. Kalau sekarang kan lebih apa ya kita bilang, kayak jaket-jaket dulu yang zaman muda bisa dipakai lagi. tinggal tambah manset.” Informan ADR Universitas Sumatera Utara “Kalo mau bandingin baju dulu sama sekarang jauh banget. Baju sekarang bisa dikombinasiin pakek blazer, jadi modis, tambah pede, jadi kelihatan lebih muda. Kalo dulu kan Cuma gamis doang.” Informan EDL “Kalo tante lebih suka baju muslim sekarang ya, baju-baju sekarang banyak yang bergaya tapi harus tetep disesuaikan dengan kondisi tubuh kita. Misalnya tante sekarang ini,nggak mungkin tante pakek baju yang cansee trus disambung pakek manset karena lengan tante besar, kalau pakai baju gitu kelihatan kayak lemper nanti hehehe. Kalau sekarang tante lagi suka pakek pasmina yang bahan katun karna lebih nyerap keringat, dipakek juga enak. Kalo baju muslim model dulu kesannya monoton banget, modelnya juga cuma bergo sama gamis doang.” Informan CC “Baju muslim sekarang udah banyak perubahan yang positif ya. Kalau menurut tante baju yang trendi itu yang tidak meriah, simple dan sesuai dengan tubuh. Kita sebagai pemakai, harus tau kondisi tubuh kita, jangan asal ikut-ikutan aja. Kalau dulu kan gamisnya biasa banget ya, trus kita yang makek jadi nampak tua gitu. Hehee” Informan FTN “Jelas beda ya, busana muslim sekarang itu jauh lebih bagus daripada dulu. Si om aja yang biasanya diem-diem aja waktu tante pakai baju-baju dulu yang model gamis gitu komentar lo waktu tante pakai baju yang modis. Kalau suami udah muji kan brarti positif ya, kita yang makai pun jadi seneng, tambah pede, hehe. Kata om sih tante jadi keliatan lebih muda, hehhe. Kalau baju-baju zaman dulu tu apa ya, jadul banget, dari segi warna sama modelnya itu monoton tapi apa boleh buat zaman dulu kan belum se booming sekarang ya trennya. “ informan SL “Sekarang jauh lebih berkembang ya sejak Hijabers ada community nya. Kalo tante lebih suka sekarang ya, baju-baju sama jilbab sekarang juga lebih modis. Kalo tante lebih suka sekarang karena lebih bermodel bajunya. Kalo dulu kan orang taunya Cuma gamis, setelan celana panjang, sama baju kurung aja.” YNT Universitas Sumatera Utara “Kalo aku lebih suka sekarang ya mbak. Lebih modis, jadi lebih pede. Kalau dulu aku gemuk agak nggak pede ya mbak. Susah juga cari ukuran yang muat, kalau sekarang semenjak kurus suka kalap liat baju, orang bajunya bagus-bagus, modis, hehhe. Jadi pingin beli semua hehe. Kalau baju dulu sama sekarang beda jauh ya mbak, baju dulu tu kesannya tua banget , modelnya juga Cuma paling gamis doang. Itu kali ya yang buat anak muda dulu tu pada nggak mau pakai jilbab, beda kan sama sekarang. Anak-anak muda kayak bangga gitu pakai jilbab, karena apa ? ya itu tadi bajunya udah modis-modis. ” Informan SA Dari kuitipan di atas seluruh informan sepakat bahwa busana muslim masa kini up to date mengalami banyak perkembangan yang positif. Bagi para wanita muslim masa kini busana muslim adalah salah satu alat atau simbol penyampaian makna kepada lingkungannya. Menurut para Informan busana muslim zaman dulu out off date identik dengan gamis dan bergo serta model busana yang monoton. Sedangkan busana muslim masa kini up to date lebih mengemas para wanita berbusana muslim terutama yang sudah berumur terlihat lebih muda. Selain itu faktor kepercayaan diri yang meningkat juga menjadi salah satu alasan para informan untuk menggunakan busana muslim yang modis dan trendi. Dari beberapa alasan yang telah disebut terdapat alasan lain dari informan yang sesuai dengan pandangan Jean P. Baudrillard dalam Terjemahan Oleh Wahyunto, 2009 bahwa Orang-orang mengkonsumsi objek dalam nilai gunanya sendiri, objek ini selalu dimanipulasi sebagai pembeda baik secara individu maupun pada kelompok status yang lebih tinggi. Berikut jawaban Informan tersebut: “Menurut mbak busana masa kini itu beda jauh sama dulu ya ga. Kalau dulu itu kesannya kuno. Kalau sekarang busana muslim yang trendi kalau mbak bilang ikut ngangkat derajat wanita muslim itu sendiri. perempun itu jadi punya daya jual tinggi. Universitas Sumatera Utara busana muslim yang modis juga nujukin kalau islam itu kaya aset. Dan yang terakhir, busana muslim sekarang itu bisa menunjukkan status sosial seseorang itu dimana. Karena kan dapat baju yang bagus kan modalnya nggak dikit ya ga.”Informan MW

4.4. Ketertarikan Informan Terhadap Barang Brended

Untuk urusan merek atau barang brended, para informan memiliki pendapat yang cukup beragam. Para informan ada yang berpendapat bahwa merek branded merupakan sesuatu yang penting karena merek branded mencerminkan kualitas dan memiliki prestise bagi pemakainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sobur 2004 bahwa kini merek telah menjelma sebagai sebuah harapan dari berbagai macam harapan yang dimunculkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dimana konsumen mengharapkan barang-barang yang berkelas, berkualitas, dan bernilai uang pantas sebagai cerminan gaya hidup pemakainya. Seperti yang diungkapkan oleh 3 informan di bawah ini : ”Soal merek tante termasuk yang konsen ya. Karena gimanapun baju yang bermerek pasti kan beda ya sama yang nggak merek, kayak jaitannya, bahannya atau apalah. Tapi tante kadang suka juga pakek yang nggak bermerek. Kalau bagus trus cocok sama tante, ya tante pakai. Kalau yang kayak gitu sih biasanya tante pakai buat acara-acara yang nggak terlalu formal ya kayak pengajian, arisan , atau ke mal gitu. Bayangin aja, tante ikut 11 pengajian, belum lagi acara-acara lainnya. Kalau tante pakek merek semua, miskin lah tante ga. Hehhee. Yang penting modelnya bagus. Tapi kalau ada baju yang bermerek trus modis ya pasti lebih seneng lah makeknya hehehe. ” Informan EDL “Lumayan penting sih ga, merek buat tante. Karena kan dari segi kualitas pasti lebih baik. Tapi ya nggak Universitas Sumatera Utara