Informan ADR Mantan model yang gemar berbelanja

menempatkan penggunakan busana sesuai dengan tempat dan acaranya. Hal itu dirasa adalah keputusan yang paling bijak agar. Dan mengenai kemungkinan motivasi korupsi dipekerjaan karena gaya hidup mewah, SL pun tak menampik selalu ada kemungkinan tersebut. Ia pun mencontohkan beberapa temannya yang memiliki gaya hidup mewah padahal sang suami hanyalah pekerja biasa, namun ia tetap berfikiran positif mungkin ia memiliki pekerjaan sampingan. Meski begitu ia mengaku tak memaksakan diri, ia bergaya hidup mewah karena merasa sudah cukup mapan dan sang suami juga mendukung, suaminya juga bekerja sebagai wiraswasta sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan tidak akan korupsi.

4.2.1.1.5. Informan ADR Mantan model yang gemar berbelanja

Tubuhnya tinggi semampai, berkulit putih, berhidung bangir, dan berparas ayu. Dialah ADR seorang istri dan ibu dari 3 anak yang saat ini mengaku sedang memperdalam agama islam setelah mantap memutuskan untuk menggunakan busana muslim 2 tahun yang lalu. Meski keinginannya tersebut mendapat tentangan dari sang suami yang merupakan seorang pemilik perusahaan perkapalan. ADR beralamat di sekitar Thamrin Plaza, rumah khas zaman dahulu dengan halaman rumah yang lebar serta bentuk bangunan yang mengingatkan kita kepada rumah orang kaya zaman dahulu. Memasuki rumah berlantai dua itu, suasana rumah terlihat tak jauh berbeda dengan asumsi awal peneliti. Ruang tamu yang cukup luas itu dilapisi karpet merah, terlihat beberapa pajangan foto keluarga maupun foto ADR sendiri. Tak heran jika banyak foto terpampang karena ADR sendiri adalah salah satu mantan model Medan di eranya. Mantan karyawati Bank Duta yang pada 26 Maret yang lalu genap berusia 46 tahun ini adalah alumni DIII pariwisata perhotelan fakultas sastra di salah satu universitas Universitas Sumatera Utara negeri terkemuka di Kota Medan. Sedangkan sang suami adalah sarjana ekonomi dari salah satu universitas swasta yang terletak di kawasan Sisingamangaraja Medan. ADR adalah sulung dari 5 bersaudara, ia beretnis Padang – Melayu dan dibesarkan di keluarga yang cukup mapan. ADR sendiri merupakan salah satu pelanggan yang cukup royal berbelanja di butik Labiba. Satu sampai dua bulan sekali ADR menyempatkan diri mengunjungi butik yang terletak di Jalan Karya Wisata ini. ADR biasanya datang untuk berbelanja atau sekedar melihat tren fashion terbaru. ADR adalah “penggila” fashion, terlebih setelah ia memutuskan untuk mengenakan busana muslim. Meski menggunakan busana muslim ADR tak ingin ketinggalan zaman. Ia terus meng up date perkembangan fashion busana muslim. Untuk referensi fashion muslim ADR mengaku tidak merasa kesulitan. Ia pun menyebutkan beberapa referensi fashionnya, seperti : televisi, facebook, display picture BBM butik-butik termasuk butik Labiba yang unik, ADR memiliki BB khusus yang berisikan reseller-reseller atau butik-butik yang menjual busana muslim, dan yang terakhir dan yang tak kalah mempengaruhi gaya berbusana ADR adalah peran sang anak yang juga seorang model yang baru-baru ini memenangkan sebuah kontes kecantikan sebagai miss favorite di salah satu stasiun televisi swasta. Bagi ADR wajar saja jika segala sesuatu saat ini dilihat dari segi materialistis atau hal-hal yang menyangkut kebendaan. Di zaman seperti sekarang ini tampilan fisik menurut ADR adalah sorotan utama. Maka tak heran jika wanita termasuk pengguna busana muslim zaman sekarang seolah berloma-lomba untuk tampil cantik dengan menonjolkan simbol-simbol kebendaan. ADR sendiri mengaku ia adalah wanita yang konsumtif, hal senada diungkapkan suaminya. Universitas Sumatera Utara ADR berulang kali mendapat teguran dari sang suami tentang kegemarannya berbelanja. ADR pun dengan tersenyum malu menirukan ucapan sang suami, “Kapan bisa nabung, kalau belanja terus?”. Tapi hal itu tak terlalu diambil pusing oleh ADR, ia mengaku jika sudah suka dengan baju tertentu misalnya maka akan ia beli daripada tidak tenang di rumah karena memikirkan baju tersebut. Alhasil, koleksi busana muslimnya kini tak lagi dapat digantung di dalam lemari tapi digantung di rak diluar lemari. Begitupun dengan tumpukan tas dan sepatunya yang sudah 5 rak saat ini. Terkadang ADR merasa sayang jika melihat tumpukan baju, sepatu, dan tasnya, tapi itu hanya berlangsung sebentar. Ketika melihat barang yang ia suka maka ADR tak segan untuk kembali berbelanja walau ia lemari pakaiannya telah overload. Menurut ADR busana muslim masa kini sudah jauh berbeda dengan busana muslim zaman dahulu. Ini juga salah satu faktor pendorong bagi ADR untuk mantap menggunakan busana muslim. ia mengaku lebih percaya diri dengan menggunakan busana muslim yang trendi dan modis seperti sekarang. “Kalau dulu, orang mikir mau pakek jilbab karena modelnya cuma lurus aja, gamis lurus gitu sama bergo. Monoton lihat tante-tante dulu. Kalau sekarang bisa dikombinasi sesuai keinginan kita, jaket lama dulu bisa dipakai lagi”. Sebagai “penggila” fashion, ADR mengaku sangat mengikuti tren yang ada, setiap keluar tren terbaru ADR selalu membeli. Hampir disetiap kesempatan pengajian ADR selalu membeli busana muslim baru dengan cara mencicil kepada anggota pengajian lain yang berjualan di pengajian tersebut. Meski begitu, ADR mengaku membeli yang sesuai dengan kondisi tubuhnya yang bisa membuat terlihat ramping. Selain itu busana muslim yang dibelinya selalu ia sesuaikan Universitas Sumatera Utara dengan acara yang akan dihadirinya. ADR mengaku jika salah satu motivasinya menggunakan busana muslim yang modis adalah keinginannya untuk selalu mencoba hal-hal baru. ADR mengaku sering penasaran dengan model busana muslim atau jilbab yang unik dan baru. Ia mengaku sering sharing dengan teman- temannya untuk membuat model jilbab yang bagus. Selain itu motivasi lainnya adalah menambah tingkat percaya dirinya. ADR juga mengaku mendapat kepuasan tersendiri jika menggunakan busana muslim yang trendi. Untuk setiap acara yang akan ia hadiri ADR mengaku tidak harus membeli busana baru. Karena biasanya ia telah memiliki stok baju yang belum terpakai. Tapi jika penggunaan jilbab yang stylist atau modis menurutnya adalah suatu kewajiban. Untuk mencuci busana muslim khususnya untuk busana pesta sendiri, ADR mengaku menggunakan jasa cuci loundry. Hal ini ia lakukan karena ingin merawat busana yang ia miliki agar awet, terutama untuk busana yang memiliki payet, baju pesta, serta baju kaos yang gampang kusut. Meski sengaja memilih loundry agar pakaiannya awet, bukan berarti membuat ADR bisa menggunakan baju yang sama untuk banyak acara. Baju yang telah rapi di cuci biasa hanya akan menghiasi lemari dan rak pakaiannya saja. ADR biasa menggunakan satu baju untuk 2 sampai 3 kali pemakaian, itu pun dengan jarak 6 bulan setelah pemakaian pertama. ADR mengaku merek cukup penting baginya, karena tak dipungkiri pakaian yang bermerek branded pasti dari segi kualitas jauh lebih baik, meski begitu ia tak selalu menggunakan busana bermerek branded. Yang terpenting baginya adalah kenyamanan. ADR mengaku membeli baju bermerek branded biasanya di Mal, lihat-lihat, kalau ada yang cocok maka akan ia beli. ADR sendiri tidak Universitas Sumatera Utara memiliki budget khusus untuk hobi berbelanjanya ini. Ini karena walau sudah “dijatah”, pengeluaran selalu meleset dari estimasi. Dengan pemasukan kurang lebih sebanyak Rp 70.000.000 bulan, ADR bisa mengeluarkan uang kurang lebih Rp 20.000.000 untuk membeli kebutuhan fashionnya. Untuk urusan busana muslim ADR biasa menggunakan busana dengan kisaran harga Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000. Meski berkecukupan, kebiasaan mencicil pun tak luput darinya. Ia mengaku mencicil bukan karena tak memiliki uang, namun biasanya justru ditawarkan oleh pemilik butik. Selain itu membayar baju dengan cara mencicil diakui ADR sangat meringankan baginya, jika ADR membeli satu busana muslim dengan kontan, maka dengan mencicil ia bisa membeli baju 3-4 potong sekaligus dengan harga yang lebih ringan tentunya. Ia pun mengaku tak ada rasa gengsi membeli dengan cara mencicil karena dirasa sudah umum. Selain mencicil ADR juga mengaku sering menggunakan kartu kredit untuk membeli busana muslim. Hal itu ia lakukan biasanya di Mal, karena menurut ADR lebih praktis. Menurut ADR, komunitas sangat berkontribusi dalam gaya berbusananya yang modis dan selalu up date. ADR sendiri termasuk wanita yang aktif dalam berbagai komunitas khususnya yang berbau agama seperti pengajian, di antaranya adalah pengajian SJU, ANR, ANS, ALF, TQ, ARD, AA dengan intensitas bertemu sebulan sekali untuk setiap komunitas. Menurut ADR banyak manfaat yang bisa didapat dari pertemuan dengan komunitas yang ia lakukan, seperti untuk silahturami, memperdalam ilmu agama, sarana berbagi ilmu khususnya dalam referensi fashion muslim terbaru. ADR mengakui bahwa pengajian sekarang sudah berbeda dengan komunitas pengajian zaman dahulu. Jika dahulu Universitas Sumatera Utara orang berbondong-bondong ke masjid untuk mendengarkan tausiah, lain halnya dengan sekarang. Jika hanya pengajian umumnya ibu-ibu suka malas datang, oleh sebab itu kemasan pengajian pun dibuat semenarik mungkin seperti dilakukan di hotel, restoran, sampai penggunaan dresscode untuk acara-aara tertentu. ADR sendiri merasa penggunaan dresscode relatif tidak masalah baginya, asal tidak sampai memberatkan anggotanya. Tapi jika semua pengajian membuat dresscode diakui ADR hal itu pasti akan memberatkan baginya. ADR mengakui facebook dan BBM sangat berkontribusi dalam pemilihan busana yang ia kenakan. Dari facebook dan BBM, ADR biasa melihat model- model terbaru busana muslim. selain membeli busana muslim di butik Labiba ADR juga sering berbelanja dengan cara online. Referensi butik online biasa ia dapatkan dari Facebook dan BBM dimana ia mempunyai BB khusus untuk para reseller busana muslim. Selain itu kecanggihan handphone dengan fitur BBM diakui ADR menambah tingkat kenarsisan ia dan teman-temannya. Misal berfoto bersama dengan baju tertentu lalu di jadikan display picture. ADR mengaku kalau komunitasnya terbagi dalam berbagai segmen. Ada yang pengajian biasa ada juga yang eksklusif misal pengajian SJU. Masih dari pengakuan ADR, setiap istri pejabat Kota Medan yang baru atau sudah lama dilantik maka ketua pengajian SJU akan mengupayakan agar sang istri pejabat tersebut masuk komunitasnya. Selain itu ada anggapan bahwa pengajian SJU merupakan pengajian yang suka hura-hura. Padahal menurut ADR banyak juga kegiatan positif yang ia dan anggota yang lain kerjakan, seperti acara di bulan ramadhan, ketika ada musibah dan acara amal lainnya. Walau berkumpul dalam satu wadah komunitas pengajian bersama para sosialita dan istri pejabat ADR Universitas Sumatera Utara merasa pengajiannya bukanlah pengajian eksklusif, karena menurut ADR para anggotanya mau membaur dan tidak ada batasan antara mereka. Meski mengaku tidak ada batasan antar anggota kelompok, tapi ADR tak menampik bahwa terkesan ada persaingan diantara anggotanya. Persaingan ini khususnya dalam hal fashion. Mulai dari busana muslim yang digunakan, kreasi jilbab, hingga kesesuaian warna tas. Memang tidak ada sanksi sosial jika tidak mengikuti kebiasaan anggota kelompok yang lain, tapi ada rasa minder dari dalam diri ADR sendiri sehingga ia pun akhirnya mengikuti kebiasaan anggota lainnya. Hal ini akhirnya diakui ADR sebagai salah satu pemicu membengkaknya pos pengeluaran bulanannya. ADR pun mencontohkan, apabila ada teman yang menggunakan busana muslim atau jilbab yang bagus maka ia juga merasa ingin memiliki busana tersebut dan akan bertanya dimana temannya membeli. ADR mengakui gaya hidupnya yang tergolong mewah dan terkesan menghambur- hamburkan uang ini sedikit banyaknya pasti menimbulkan kesenjangan sosial dengan lingkungannya. Oleh karena itu, ADR selalu mencoba untuk menjaga perasaan lingkungan sekitarnya terutama untuk kalangan menengah ke bawah. Misalnya dengan tidak sengaja memamerkan apa yang ia miliki di strata bawah dan tidak bersikap sombong. Selain itu ia juga terbiasa memberikan busana muslim yang sudah tak ia gunakan untuk keluarga dan kerabat dekat. Diakhir wawancara ADR pun mengatakan, terlepas dari pro kontra gaya hidupnya yang terkesan konsumtif, ia tetap menikmati semuanya. ADR tak bisa memungkiri bahwa ia senang dengan kehidupannya sekarang ini. Menurut ADR ada rasa kepuasan bila menggunakan busana muslim yang modis dan mahal, karena dari segi bahan dan model pasti lebih bagus daripada yang di pasaran. Universitas Sumatera Utara Selain itu dengan menggunakan busana muslim yang modis dan mahal akan menambah rasa percaya dirinya. Meski terkadang kebiasaannya tersebut memicu konflik dengan suaminya. Ketika ditanya mengenai kemungkinan korupsi yang dipicu gaya hidup mewah, ADR mengaku kemungkinan itu bisa saja terjadi. Ia pun mencontohkan salah satu anggota kelompoknya yang terkesan memaksakan diri agar bisa sejajar dengan anggota yang lain. Terkesan memaksakan sampai harus berhutang ke sana kemari. Ia pun mengatakan orang-orang seperti inilah yang sangat rawan akan godaan korupsi di pekerjaan.

4.2.1.1.6. Informan YNT Wanita karir yang selalu eksis