Ketertarikan Informan Terhadap Barang Brended

busana muslim yang modis juga nujukin kalau islam itu kaya aset. Dan yang terakhir, busana muslim sekarang itu bisa menunjukkan status sosial seseorang itu dimana. Karena kan dapat baju yang bagus kan modalnya nggak dikit ya ga.”Informan MW

4.4. Ketertarikan Informan Terhadap Barang Brended

Untuk urusan merek atau barang brended, para informan memiliki pendapat yang cukup beragam. Para informan ada yang berpendapat bahwa merek branded merupakan sesuatu yang penting karena merek branded mencerminkan kualitas dan memiliki prestise bagi pemakainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sobur 2004 bahwa kini merek telah menjelma sebagai sebuah harapan dari berbagai macam harapan yang dimunculkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dimana konsumen mengharapkan barang-barang yang berkelas, berkualitas, dan bernilai uang pantas sebagai cerminan gaya hidup pemakainya. Seperti yang diungkapkan oleh 3 informan di bawah ini : ”Soal merek tante termasuk yang konsen ya. Karena gimanapun baju yang bermerek pasti kan beda ya sama yang nggak merek, kayak jaitannya, bahannya atau apalah. Tapi tante kadang suka juga pakek yang nggak bermerek. Kalau bagus trus cocok sama tante, ya tante pakai. Kalau yang kayak gitu sih biasanya tante pakai buat acara-acara yang nggak terlalu formal ya kayak pengajian, arisan , atau ke mal gitu. Bayangin aja, tante ikut 11 pengajian, belum lagi acara-acara lainnya. Kalau tante pakek merek semua, miskin lah tante ga. Hehhee. Yang penting modelnya bagus. Tapi kalau ada baju yang bermerek trus modis ya pasti lebih seneng lah makeknya hehehe. ” Informan EDL “Lumayan penting sih ga, merek buat tante. Karena kan dari segi kualitas pasti lebih baik. Tapi ya nggak Universitas Sumatera Utara harus pakai merek terus sih. Kalau tante sih, biasanya beli baju bermerek itu di mal, kalau cocok beli.” Informan ADR “Ya seneng lah ya, perempuan mana sih yang nggak seneng pakai baju bermerek. Karena yang bermerek itu dari segi produk dan kualitas pasti jauh lebih baik dari yang enggak. Tapi ya harus disesuaikan lah. Jangan juga pakai baju bermerek dikondangan di kampung-kampung. Bukan apa-apa ga, orang pun nggak tahu. Hehhe. Mbak juga nggak yang harus selalu pakai merek kok, tapi biasanya kalau yang nggak merek, aku pakai buat acara yang nggak resmi, tapi tetep aku modif dulu jadi tetep kelihatan mewah hehehe. ” Informan MW Yang kedua adalah pendapat bahwa para informan tidak harus menggunakan busana muslim yang bermerek branded yang di amini oleh 4 informan, sebagai berikut : “Kalau tante sih nggak terlalu mentingin mereknya. Memang sih merek penting juga, yang pasti lebih PD kitanya. Tapi yang penting sih kalau buat tante modelnya bagus, udah itu aja. Bermerek kalau nggak cocok buat kita percuma kan ? kalau om baru, harus merek semua. Kata dia, “gimanapun yang merek sama yang nggak pasti kualitasnnya beda.” Informan CC “Enggak sih ya, buat tante yang penting unik, beda sama yang lain. bahnnya nyaman, nggak panas, trus juga kesannya mahal. Jadi walaupun nggak bermerek tetep harus kelihatan mahal dong, karena kalau merek kan suka nggak kelihatan ya. Tapi kalau ada yang bermerek trus bagus, nyaman dipakek ya lebih suka, jadi lebih PD pastinya. ” Informan FTN “Merek buat tante sih nggak begitu apa ya. Yang penting kalau tante model, corak, sama warnanya cocok sama tante. Tapi kalau ditanya suka yang bermerek, ya pastilah, hehe. Baju-baju yang bermerek gitu kan pasti dari harga lebih dibanding yang nggak ya terutama soal kualitas, ada prestise nya kalau kita pakai baju branded. Kita yang makai pun jadi lebih percaya diri. Bukannya apa ya, tapi Universitas Sumatera Utara kadang kalau lagi pesta gitu kan kumpul sama temen- temen tu suka ditanya “ih cantik ya kak bajunya, beli dimana, brapaan kak? Mahal pasti ya?. Kalau udah kayak gitu pasti seneng banget ya, hehe. Astagfirullah, sebenernya nggak boleh ya, riya’ ya, tapi gimana dong kita kan hidup ditengah masyarakat, yaaa gitu deh. ” Informan SL “Tante sih, nggak matokin harus yang bermerek gitu ya ga. Tapi kalau ada yang bermerek cocok sama tante ya pasti beli lah, hehhe. Tapi apa ya, mau yang merek atau enggak buat tante yang penting modis, enak dipakai, trus juga cocok sama badan tante. Karena kan kadang ada yang bagus dipakai orang tapi nggak bagus sama kita. Jadi ya disesuain aja. ” Informan YNT Ketiga, informan mengatakan bahwa merek merupakan sesuatu yang dapat dikatakan tidak penting, namun penting pendapat ini berada di tengah-tengah dua pendapat sebelumnya. Informan yang berpendapat demikian adalah 1 orang, yaitu : “Kalau merek sih penting nggak penting ya mbak. Kalau baju bermerek kan mahal, prestise ya mbak. Kita yang makek pun pd. Tapi baju aku ya nggak merek semua lah, ada juga yang nggak. Biasa yang gitu sih aku pakek buat harian aja.” Informan SA Jawaban dari informan di atas sekilas menunjukkan perbedaan pendapat yang cukup tajam. Jika diamati lebih detail akan terlihat satu benang merah yang sama yaitu, para informan baik yang menganggap sebuah merek branded itu penting, tidak penting, ataupun berada di tengah keduanya akan merasa lebih senang dan percaya diri apabila menggunakan busana muslim yang bermerek branded. Busana muslim yang bermerek branded memang tidak dapat digunakan di segala situasi dan kondisi dikarenakan harga yang relatif lebih mahal dan tingginya intensitas acara yang dikunjungi, namun ketika para informan ini Universitas Sumatera Utara mendapatkan busana muslim yang cocok dengan bentuk tubuhnya, seluruh informan sepakat lebih percaya diri dan senang menggunakan busana muslim yang bermerek branded yang penggunaannya disesuaikan dengan tempat dan acara yang didatangi. Menggunaan busana muslim yang bermerek branded bagi sebagian kalangan wanita berbusana muslim kelompok dominan dewasa ini bukan lah suatu yang tabu lagi terlebih di kota-kota besar seperti Medan. Para wanita berbusana muslim yang dalam hal ini diwakili oleh 8 orang informan menjadikan penggunaan busana muslim yang bermerek branded menjadi gaya hidup lifestyle. S eperti telah di ulas pada Bab II “Tinjauan Pustaka” sebelumnya bahwa gaya hidup sering dihubungkan dengan kelas sosial ekonomi masyarakat serta menunjukkan citra seseorang. Bagi sebagian kalangan wanita berbusana muslim menggunakan baju bermerek branded dapat mencerminkan status sosial ekonomi mereka dikarenakan harga baju yang tergolong relatif mahal. Dalam hal ini, merek branded tidak hanya dimaknai sebagai sebuah nama singkat semata, namun lebih dari itu merek branded dapat merepresentasikan sifat, makna, arti, dan isi dari yang bersangkutan. Membeli merek branded sepertinya sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban, termasuk para wanita berbusana muslim, tak sulit untuk mendapatkan barang-barang muslimah yang bermerek branded. Penyebutan merek itu sendiripun seolah menjadi gengsi di kalangan kelompok atau lingkungannya. Universitas Sumatera Utara

4.5. Tren Gaya Busana Dresscode Pada Kelompok-Kelompok Sosial