mbak, liat youtube sama majalah. Satu lagi, biasanya dari BBM ibu-ibu itu. lihat temennya bagus trus
minta dibuat kayak gitu.
4.10. Gaya Hidup Konsumtif Dalam Fashion dari Perspektif Habitus Pierre Bourdieu.
Gaya hidup konsumtif dari perspektif Bourdieu dianalisis peneliti dari 3 pokok pikiran Bourdieu yaitu, Habitus, Modal capital, dan Ranah field. Gaya
hidup konsumtif para informan tidak bisa dilepaskan dari perspektif Bourdieu sebagai berikut : Pertama, Gemar menggunakan busana muslim yang trendi,
modis, dan mahal merupakan refleksi dari habituskebiasaan, habitus merupakan hasil pembelajaran lewat pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan di
masyarakat. Bourdieu, Pierre, Terjemahan Pipit Maizer, 2005:xix Dengan kata lain, habitus para informan dalam kegemarannya menggunakan busana muslim
yang modis, trendi, dan mahal di dapat dari interaksi dengan lingkungannya kelompok dominan.
Kedua, Modal capital, modal menurut Bourdieu terdiri modal ekonomi, modal simbolik, dan modal budaya yang saling berkaitan. Modal ekonomi berupa
uang, modal simbolik merupakan sesuatu yang tak nampak tapi dapat dirasa misalnya: prestise, status, otoritas yang dirujuk sebagai modal simbolik, serta
modal budaya yang didefinisikan sebagai selera bernilai budaya dan pola-pola konsumsi. Modal dalam penelitian ini adalah uang dan busana muslim yang
digunakan informan. Ketiga adalah ranah atau tempat dimana informan menampilkan habitus dan modalnya yaitu, di kelompok keagamaan dan
kelompok-kelompok sosial.
Universitas Sumatera Utara
Penjabaran Habitus kaitannya dengan gaya hidup konsumtif para informan dapat dilihat salah satunya dari kebiasaan menggunakan busana muslim dengan
frekuensi yang sedikit. Para Informan ingin menunjukkan bahwa mereka merupakan anggota dari kelompok dominan seperti tabel frekuensi penggunaan
busana muslim berikut ini : Tabel 4.7
Frekuensi Penggunaan Busana Muslim Informan No
Informan Frekuensi Penggunaan
Busana MuslimThn 1
EDL 1-2 x
2 CC
1-2 x 3
FTN 3 x
4 SL
2-3 x 5
ADR 1-2 x
6 YNT
1-2 x 7
SA 2-3 x
8 MW
2-3 x
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informan seolah ingin menunjukkan bahwa mereka merupakan anggota kelompok dominan yang
menggunakan busana muslim dengan harga yang relatif mahal hanya dalam 1-3 x pemakaian, dengan rincian penggunaan 1-2 kalitahun sebanyak 4 orang, dan 2-3
kali tahun sebanyak 4 orang. Lamanya rentang penggunaan busana muslim yang rata-rata berkisar antara 4-6 bulan dikarenakan para informan malu terhadap
kelompoknya jika menggunakan busana yang sama berkali-kali seperti yang disampaikan oleh informan berikut:
Biasanya tante pakek baju itu paling banyak 2 kali setahun. Soalnya kalau pakai baju yang sama terus
kan malu ya sama temen-temen. Apalagi orang-
Universitas Sumatera Utara
orangnya kan itu-itu aja, tante aja kadang suka malu sendiri kalau ngelihat temen tante gitu bajunya itu-
itu aja pas pesta, tapi ya tante diem aja. Paling dalam hati aja masak bajunya nggak ganti-ganti, hehe.
Kalau tante suka ngakalin juga sih kalau misalnya udah pernah dipakek gitu tante suka mainin di
jilbabnya kayak kamuflase gitu jadi orang nggak akan ngeh. Informan EDL
Berkaitan dengan modal, menurut Bourdieu modalcapital dilihat sebagai sesuatu yang material tampak. Hal sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa para
informan tidak menampik bahwa di zaman globalisasi seperti sekarang ini segala sesuatu dilihat dari materi atau kebendaan seperti berikut :
Kalau tante sih nggak heran ya. Kan emang kodratnya wanita itu suka keindahan ya, kalau lihat
yang bagus, pengen, hehhe. Nggak papa sih ya kalau buat tante sih sah-sah saja orang kayak gitu asal
nggak terlalu memaksakan. Lihat kemampuan masing-masing lah. Informan YNT
Wajar banget ya kalau menurut tante. Sekarang ini kan memang semua itu dilihat dari segi fisik. Tante
aja ini kalau ngelihat orang, yang pertama tante lihat pasti dandanannya, bajunya, kalau sekarang tambah
lagi, jilbabnya gimana. Ya gimna ya ga, jatuhnya jadi kayak perlombaan gitu ya. Cantik-cantikkan.
Karena yang jadi sorotan utama itu kan pasti fisik duluya, apalagi kalau kita belum pernah ketemu
sebelumnya ya. Informan ADR
Nilai meterial itu penting nggak penting ya. Dibilang penting banget sih enggak. Mau dibilang nggak
penting juga penting, gimana tu, hehe. Gimana ya mbak disatu sisi aku sadar menomorsatukan
kebendaan itu nggak bijak ya. Tapi disisi lain kalau kita nggak ngikutin tren kan jadinya juga gimana
kan mbak? Jadi nggak pede. Kayak pakai baju ajalah kita yang berjilbab ini. biar kelihatan modis kan
butuh apa ya, semualah. Waktu, tenaga, pikiran, uang juga, karena sekarang yang dilihat orang tu
penampilannya. Yang modis sama yang nggak kan pasti lebih diapain diperhatikan yang modis kan ?
Universitas Sumatera Utara
Kalau aku sendiri sih seneng ya walaupun butuh perjuangan dan pengorbanan, hehe. Informan SA
Kalau ditanya soal materialistis sebenarnya tante nggak terlalu setuju ya, tapi gimana dong sekarang
emang zamannya gitu. Kayak baju ajalah, kalau mau baguskan pasti ada harganya kan ? hehe Informan
CC
Uraian di atas adalah penjabaran modal simbolik yang melihat segala sesuatu dari materi atau apa yang tampak, maka di bawah ini adalah penjabaran
modal dilihat dari segi ekonomi modal ekonomi.
Tabel 4.8 Kisaran Harga Busana Muslim Informan
Dari tabel di atas terlihat gaya hidup para informan yang konsumtif jika dikaitkan antara habitus tabel 4.7 dan modal tabel 4.8. Dengan harga busana
yang relatif mahal yaitu kisaran Rp 600.000 – Rp 7.000.000 hanya digunakan
maksimal 3 kali dalam setahun serta budget yang relatif besar yang dikeluarkan informan. Penggunaan busana muslim yang mahal ini tak lain secara simbolik
memberikan prestise bagi penggunanya dalam hal ini untuk menunjukkan kelas
No Informan
Kisaran harga Pengeluaran Dalam
Busana Muslim FashionBulan
1 EDL Rp 1.000.000-Rp 7.000.000
Rp10.000.000 2 CC
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 Max Rp 25.000.000
3 FTN Rp 700.000 Rp 2.000.000
Min Rp 1.000.000 4 SL
Rp 1.000.000-Rp 2.500.000 Rp 5.000.000-Rp 9.000.000
5 ADR Rp 1.000.000-Rp 2.500.000
Rp20.000.000 6 YNT
Rp 800.000-Rp 2.100.000 -
7 SA Rp 600.000-Rp 2.000.000
- 8 MW
Rp 2.000.000-Rp 5.000.000 Rp 2.500.000-Rp 5.000.000
Universitas Sumatera Utara
sosial pemakainya. Seperti yang dikatakan Bourdieu Terjemahan Pipit Maizer, 2005:xxi bahwa modal dianggap sebagai basis dominasi oleh sebagian kalangan
kelompok dominan. Bagi yang memiliki modal maka ia akan dapat mempertahankan atau memperjuangkan struktur yang ada.
Pokok pikiran Bourdieu selanjutnya adalah ranah field atau dalam hal ini yang dimaksud ranah adalah kelompok keagamaan atau kelompok-kelompok
sosial yang diikuti oleh informan.
Tabel 4.9 Frekuensi Interaksi dengan Kelompok, Merasa Anggota Kelompok Eksklusif, dan
Persaingan dalam Kelompok
Dari tabel di atas di dapat kesimpulan ranah disini menjadi tempat “pertempuran” habitus dan modal yang dimiliki para aktor informan. Para
informan baik yang merasa bahwa kelompoknya merupakan kelompok yang eksklusif ataupun tidak menyatakan bahwa terdapat persaingan modal di
No Informan
Frekuensi Interaksi
dengan Apakah Informan merasa
Adanya Persaingan KelompokBulan
Kelompoknya Eksklusif ? di Kelompok
1 EDL
1-2 x ya
Ya, Fashion aksesoris 2
CC 1-4 x
Ada yang eksklusif dan tidak
Ya, Fashion , aksesoris, dan rumah
3 FTN
1 x tidak
Ya, Fashion aksesoris 4
SL 1 x
ya Ya, Fashion aksesoris
5 ADR
1 x Ada yang eksklusif dan
tidak Ya, Fashion, aksesoris
dan padupadan tas 6
YNT 1 x
tidak Ya, Fashion
7 SA
1 x tidak
Ya, Fashion, mobil, aksesoris
8 MW
1 x Ada yang eksklusif dan
tidak ya, Fashion aksesoris
Universitas Sumatera Utara
kelompoknya. Persaingan ini berupa persaingan dalam hal fashion baju, tas, sepatu, aksesoris berlian, mobil, hingga rumah. Hal ini yang pada akhirnya turut
menjadi faktor pendorong gaya hidup konsumtif informan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Gaya hidup konsumtif yang masif terjadi di kota-kota besar nampaknya tak hanya terjadi pada masyarakat pada umumnya, namun juga telah memasuki
wilayah keagamaan. Telah terjadi komodifikasi masif pada simbol-simbol keagamaan. Simbol-simbol agama pada saat ini telah banyak mengalami
perubahan. Jika dahulu simbol agama terkesan kaku dan tegas, saat ini hal itu telah berganti menjadi lebih lunak dan dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi penggunanya. Komodifikasi agama dapat kita lihat mulai dari simbol busana muslim, penggunaan jilbab, hingga acara keagamaan seperti pengajian.
Penggunaan busana muslim saat ini pada beberapa kalangan wanita berbusana muslim terutama kelompok dominan lebih disesuaikan pada situasi dan kondisi
acara dan tempat penggunaan. Busana muslim masa kini telah dibentuk sedemikian rupa menjadi
komoditas yang bernilai jual tinggi. Penambahan detil ornamen dan aksesoris yang semakin beragam menambah kesan mewah busana muslim tersebut merujuk
dari hasil penelitian Retno Hendariningrum dan Edi Susilo 2008 dalam http:repository.upnyk.ac.id diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 17.53
WIB tentang Identitas dan Komunikasi bahwa gaya berbusana akan menjadi tolak ukurawal penilaian seseorang, karena gaya adalah segalanya. Hal ini juga
terjadi di dalam konteks penelitian ini, diperkuat dengan pernyataan informan EDL bahwa
pada zaman sekarang “kesan pertama adalah segalanya”, dan kesan
Universitas Sumatera Utara