sebagaian kepribadian anak yang menjadi pekerja kilang, rata-rata membawa pola hidup pekerjaannya kepada anggota keluarga lainnya. Hal ini akan mempengaruhi
pola kehidupan keluarga pekerja anak yang bersangkutan.
4.7.1. Faktor Ekonomi Keluarga
Pekerja anak merupakan masalah yang cukup kompleks. Dari hasil temuan di lapangan, kemiskinan berhubungan positif dengan kecenderungan
anak untuk bekerja. Faktor utama yang menyebabkan anak terpaksa bekerja adalah karena faktor kemiskinan struktural. Berikut hasil wawancara dari
salah seorang informan yang diakui pekerja anak sebagai keluarga yang mengaku bahwa sejak usia dini sudah putus sekolah akibat faktor
kemiskinan. “Pendidikan terakhir SD. SD pun gak tamat. Semua kami
gada yang tamat. Adikku kelas dua. Satu lagi kelas empat. Aku kelas tiga.” Hasil wawancara dari informan PI,
Oktober 2013
Bekerja pada usia anak, mengakibatkan pekerja anak kehilangan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara wajar dalam hal fisik,
psikologis, sosial, dan pendidikan. Mereka kehilangan waktu lebih untuk mereka seharusnya menikmati masa bermain, belajar, bergembira, dan
mendapatkan kedamaian. Orangtua seringkali tidak dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh anak dengan baik. Berikut hasil wawancara dari
pekerja dewasa tentang hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
“Orangtua pun dukungannya nggak ada. Kalau orangtua gak dukung ya sama aja. Itu semua dari dukungan
orangtua. Ada orangtua dukung, tapi nggak mampu. Dibenahi pun, ga bisa itu. Segi dari kerajinan orangtua pun
nggak ada. Cara berpakaian, cara berhias mana ada. Corat marit. Anak tidak ada diajari yang lain. Masih SD pun
nggak tamat.” Hasil wawancara dengan informan AM, Desember 2013
Tidak sedikit dari pekerja anak yang akhirnya terpaksa putus sekolah atau yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Mereka
putus sekolah karena keterbatasan ekonomi keluarga. Pekerja anak juga akan mengalami kesulitan untuk membagi waktu dan perhatian. Oleh karena itu,
pekerja anak rentan putus sekolah. Berikut hasil wawancara dengan salah satu informan yang mengaku sudah putus sekolah sejak berada di bangku
kelas 1 SD. “Aku nggak sekolah lagi sejak kelas satu SD kak. Suruh
abang, “Gak usah sekolah lagi kau, Duk, bantuin abang aja.” Satu hari bisa dapat tiga papan, Kak. Mamak nggak
marah aku nggak sekolah.” Hasil wawancara dari informan DV, Oktober 2013
Perekonomian keluarga yang tidak mendukung anak untuk hidup layak, mengakibatkan anak harus terlibat bekerja untuk membantu ekonomi
keluarga mereka. Hal ini, secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap perkembangan diri anak, khususnya terhadap proses
pendidikan pada anak.
Universitas Sumatera Utara
4.7.2. Faktor Lingkungan Sosial