Fungsi kasih sayang termasuk pengertian simpatik, kepuasan diri, perasaan aman, dan keinginan untuk dicintai dan dihargai. Fungsi kasih sayang juga
memerlukan kasih sayang perkawinan, perasaan cinta dan penghargaan diantara pasangan suami istri, akan tetapi kebutuhan-kebutuhan perkawinan lebih daripada
sekedar kasih sayang romantis untuk memastikan keabadiannya.
2.8. Pekerja Anak Rawan Eksploitasi
Hampir semua studi tentang pekerja anak membuktikan adanya tindakan yang merugikan anak. Para pekerja anak umumnya selain dalam posisi tak berdaya,
juga sangat rentan terhadap eksploitasi ekonomi. Di sektor industri formal, mereka umumnya berada dalam kondisi jam kerja yang panjang, berupah rendah,
menghadapi resiko kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan atau menjadi sasaran pelecehan dan kesewenang-wenangan orang dewasa.
Kecenderungan eksploitasi terhadap anak berkaitan secara signifikan dengan ranah eksternal makro yang saling mempengaruhi dengan keterdesakan dan atau
marginalisasi kelompok anak-anak baik secara sosial, psikologis, dan ketahanan mental dari serangan budaya atau gaya hidup materialistis yang semakin meluas.
Dinamika sosial ekonomi secara tidak disadari telah menimbulkan persoalan yang tidak terduga, sebagaimana pelacuran anak, fenomena ABG Anak Baru Gede,
aborsi, dan pornografi anak. Keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ekonomi, bila dilakukan secara
proporsional dan mengikuti aturan hukum yang berlaku barangkali persoalan ini tidak akan terlalu merisaukan. Dengan latar belakang kondisi sosial ekonomi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang relatif belum berkembang, peran anak sebagai salah satu sumber penghasilan keluarga bagaimnapun tidak akan dapat diingkari begitu saja. Tetapi
yang memprihatinkan meski secara resmi pemerintah telah menerbitkan sejumlah aturan hukum, dalam praktik berbagai pelanggaran tetap saja terjadi.
Di berbagai daerah, pekerja anak sering dipekerjakan pada malam hari dan sering 10-12 jam sehari bahkan tidak jarang lebih. Studi yang dilakukan Irwanto
dkk Bagong Suyanto : 2010 menemukan bahwa sekitar 71,9 pekerja anak bekerja selama lebih dari 7 jam sehari. Pekerja anak yang menjadi pembantu
rumah tangga dan mereka yang bekerja di jermal bahkan bekerja lebih dari 12 jam sehari. Tidak sedikit anak-anak juga bekerja dalam kondisi lingkungan kerja yang
buruk dan berbahaya.
2.9. Kemiskinan
Dalam membicarakan masalah kemiskinan danatau pemiskinan, akan ditemui istilah kategoritatif kemiskinan Johanes Mardinin: 1996, diantaranya:
1. Kemiskinan Absolut
Seseorang dapat dikatakan miskin jika tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya untuk memelihara fisiknya agar dapat
bekerja penuh dan efisien. Orang yang dalam kondisi ini sangat ditentukan oleh nutrisi yang dibutuhkan setiap orang. Nutrisi tersebut akan
mempengaruhi jumlah kalori yang dibutuhkan, terutama untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
bekerja. Di Indonesia garis batas minimum kebutuhan hidup yang ditentukan BPS sebesar 2.100 kalori per kapita per hari.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang lain. Misalnya, Karto adalah
orang yang sangat kaya di desanya, tetapi setelah dibandingkan dengan orang-orang di kota ternyata Karto tergolong miskin.
3. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural lebih menunjuk kepada orang atau sekelompok orang yang tetap miskin atau menjadi miskin karena struktur masyarakatnya
yang timpang, yang tidak menguntungkan bagi golongan yang lemah. Mereka tetap miskin atau menjadi miskin bukan karena tidak mau berusaha
memperbaiki nasibnya, tetapi karena usaha yang mereka lakukan selalu kandas dan terbentur pada sistem atau struktur masyarakat yang berlaku.
4. Kemiskinan Situasional atau Kemiskinan Natural
Kemiskinan situasional atau kemiskinan natural terjadi jika seseorang atau sekelompok orang tinggal di daerah-daerah yang kurang
menguntungkan dan oleh karenanya mereka menjadi miskin. Dengan kata lain, kemiskinan itu terjadi sebagai akibat dari situasi yang tidak
menguntungkan seperti kemarau panjang, tanah tandus, gagal panen, atau bencana-bencana alam.
Universitas Sumatera Utara
5. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan penduduk terjadi karena kultur masyarakatnya. Masyarakat rela dengan keadaan miskinnya karena diyakini sebagai upaya untuk
membebaskan diri dari sikap serakah yang pada gilirannya akan membawa kepada ketamakan. Misalnya, masyarakat yang menganut pietisme-dualistis
mempunyai anggapan bahwa manusia terdiri dari dua bagian yang saling bertentangan, yaitu jiwa suci dan raga yang dianggap hina. Sementara
itu, mereka juga beranggapan bahwa keselamatan manusia sangat ditentukan oleh pietas, yaitu kesalehan yang menolak kehinaan.
2.10. Definisi Konsep
1. Pekerja anak merupakan setiap anak yang berusia antara 5 sampai
dengan 17 tahun yang telah bekerja sebagai penyusun batu bata minimal selama 1 tahun di Jalan Pelak Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam.
2. Kilang batu bata merupakan tempat terjadinya proses produksi dan
perdagangan batu bata yang menjadi lingkungan anak penyusun batu bata bekerja untuk memperoleh uang.
3. Teman sebaya adalah anak yang menjadi teman bermain dan bekerja
pekerja anak yang di dalam hubungannya merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lain, seperti usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat
mempererat interaksi sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Kehidupan sosial ekonomi merupakan perilaku sosial dari anak yang
menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi dari anak yang berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatannya
5. Kondisi pekerja anak adalah kondisi kerja anak yang meliputi jam kerja,
upah atau gaji, jenis dan sifat pekerjaan, resiko pekerjaaan, dan interaksi anak yang bekerja dengan sesama pekerja anak lainnya.
6. Keluarga adalah orang yang pernah mengasuh, mendidik dan merawat si
anak hingga anak tersebut bekerja sebagai penyusun batu bata dan diakui oleh si anak sebagai keluarga.
7. Hak-hak anak merupakan hak untuk dilindungi baik secara jasmani
maupun rohani, hak untuk mendapat perhatian dan kasih sayang secara penuh dari keluarga dan lingkungan sosial di sekitarnya, hak untuk
memperoleh pendidikan dan hak untuk menolak menjadi pekerja anak. 8.
Enkulturasi merupakan proses anak menjadikan aktifitas bekerja di usia dini sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menganggap
bekerja sebagai sebuah kewajaran untuk membantu orangtua.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan kondisi kehidupan sosial ekonomi
pekerja anak penyusun batu bata. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang
ada dalam kehidupan sosial. Dalam pendekatan ini yang menjadi sasaran penelitian adalah kehidupan sosial dan masyarakat sebagai satu kesatuan atau
seebuah kesatuan yang menyeluruh Rudianto dan Famiola, 2008:78-79 Maksud dari pendekatan kualitatif ini adalah untuk mendapatkan data dan
informasi dari para informan dalam lingkungan hidup kesehariannya. Melalui metode ini, peneliti sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan para
informan, mengenal secara mendalam kehidupan mereka, serta mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya. Jenis penelitian ini
bertujuan untuk memahami permasalahan dari pekerja anak sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan pekerja anak penyusun
batu bata di Jalan Pelak Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kilang batu bata di Jalan Pelak Desa Sekip Lubuk Pakam. Adapun alasan dipilihnya tempat penelitian ini adalah karena:
Universitas Sumatera Utara