Hasil Uji Signifikan Parsial Uji statistik t

92 demikian H 01 ditolak dan H a1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,708 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 2 Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a2 : Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis kedua sebesar 0,048 0,05. . Dengan demikian H 02 ditolak dan H a2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,120 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 3 Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan 93 H 03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a3 : Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,010 0,05.. Dengan demikian H 03 ditolak dan H a3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,097 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi materialism konsumen, maka semakin rendah minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 4 Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a4 : : Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis keempat sebesar 0,103 0,05. . Dengan demikian H 04 diterima dan H a4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

c. Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value 0,05, maka H ditolak Jika p-value 0,05, maka H diterima 1 Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a1 : Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 0,05. . Dengan demikian H 01 ditolak dan H a1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,553 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 95 2 Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a2 : Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis kedua sebesar 0,017 0,05. . Dengan demikian H 02 ditolak dan H a2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,186 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 3 Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a3 : Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,081 0,05. Dengan demikian H 03 diterima dan H a3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 4 Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a4 : : Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis keempat sebesar 0,020 0,05. . Dengan demikian H 04 ditolak dan H a4 diterima, artinya kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,177 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.

d. Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value 0,05, maka H ditolak 97 Jika p-value 0,05, maka H diterima 1 Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a1 : Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian H 01 diterima dan H a1 ditolak, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,628 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 2 Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a2 : Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis kedua sebesar 0,861 0,05. . Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 demikian H 02 diterima dan H a2 ditolak, artinya vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 3 Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a3 : Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,555 0,05. Dengan demikian H 03 diterima dan H a3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 4 Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a4 : : Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis keempat sebesar 0,214 0,05. . Dengan demikian H 04 ditolak dan H a4 diterima, artinya kelompok acuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.

e. Gabungan Semua Klinik Kecantikan

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value 0,05, maka H ditolak Jika p-value 0,05, maka H diterima 1 Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a1 : Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian H 01 ditolak dan H a1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,670 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, 100 maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan. 2 Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 02: Vamity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a2 : Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis kedua sebesar 0,042 0,05. . Dengan demikian H 02 ditolak dan H a2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,059 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan. 3 Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a3 : Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 101 Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,000 0,05.. Dengan demikian H 03 ditolak dan H a3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,116 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar materialism yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin rendah minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan. 4 Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H 04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. H a4 : : Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p- value untuk hipotesis keempat sebesar 0,044 0,05. . Dengan demikian H 04 ditolak dan H a4 diterima, artinya kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,072 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan. 102

3. Perception Map Klinik Kecantikan

Diagram V.3 Perception Map Klinik Kecantikan Keterangan: Natasha Skin Care  Brand Image: 3,58  Kelompok Acuan: 3,57 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,58 daripada kelompok acuan sebesar 3,57. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha Skin Care penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar di klinik kecantikan Natasha Skin Care harus lebih meningkatkan community markets. Dengan demikian, pengaruh Larissa LBC Naavagreen Natasha 3.35 3.4 3.45 3.5 3.55 3.6 3.35 3.4 3.45 3.5 3.55 3.6 Kelom p ok Ac u an Brand Image Perception Map 103 kelompok acuan yang positif akan memberikan dampak positif juga terhadap perilaku pembelian. London Beauty Centre  Brand Image: 3,46  Kelompok Acuan: 3,44 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan London Beauty Centre memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,46 daripada kelompok acuan sebesar 3,44. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan London Beauty Centre penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar harus menciptakan komitmen relasional dengan memberikan “Rewards” atau penghargaan yang menarik ketika pelanggan membawa teman, kerabat, saudara untuk melakukan perawatan di London Beauty Centre. Menambah keragaman hadiah yang diberikan kepada pelanggan yang sedang berulang tahun, dan meningkatkan pelayanan serta kualitas jasa kepada para pelanggan. Dengan demikian, pengaruh kelompok acuan yang positif akan memberikan dampak positif juga terhadap perilaku pembelian. Larissa Aesthetic Center  Brand Image: 3,56  Kelompok Acuan: 3,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Larissa Aesthetic Center memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,56 daripada kelompok acuan sebesar 3,4. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center harus mengolah waktu se-efisien mungkin agar jeda waktu untuk menunggu tidak terlalu lama, menyediakan fasilitas menunggu yang nyaman. Memberikan penghargaan bagi para pelanggan membawa teman, kerabat ataupun keluarga untuk melakukan perawatan di klinik tersebut. Menambah keragaman hadiah bagi pelanggan yang berulang tahun, dan memberikan informasi apabila ada diskon produk ataupun jasa dengan cara menelpon pelanggan atau melalui jejaring sosial lainnya. Dengan demikian, pelanggan merasa puas dan melampaui harapan pelanggan, dan akan membawa dampak positif bagi kelompok acuan lainnya. Navaagreen Natural Skin Care  Brand Image: 3,4  Kelompok Acuan: 3,55 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Navaagreen Natural Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih rendah sebesar 3,4 daripada kelompok acuan yang lebih tinggi sebesar 3,55. Sehingga, brand image di klinik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 kecantikan Navaagreen Natural Skin Care penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar klinik kecantikan Navaagreen Natural Skin Care menggunaakan celebrity endoser untuk memberikan stimulus bagi para pelanggan untuk mengingat image klinik kecantikan Navaagreen Natural Skin Care di benak konsumen.

4. Pembahasan Hasil Penelitian a. Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik

Kecantikan Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada brand image terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus brand image berpengaruh juga bagi klinik kecantikan Natasha Skin care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care, dan Naavagreen Natural Skin Care untuk keselurahan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses pertama. Oleh karena itu semakin tinggi pengaruh brand image perusahaan, maka akan semakin tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan. Asosiasi-asosiasi merek yang membentuk brand image yang positif menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan konsumen untuk loyal terhadap suatu merek. Semakin baik image suatu merek atau produk maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen dan semakin besar peluang konsumen melakukan pembelian secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 berulang-ulang ataupun minat beli ulang di klinik kecantikan. Hal ini sejalan dengan paham Keller 1993 bahwa brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, maka brand image tersebut akan melekat secara terus-menerus dan pada akhirnya akan membentuk loyalitas terhadap merek tersebut. Hal ini sejalan dengan Freddy, 2004 yang menyatakan bahwa pembentukan brand yang baik dapat dijadikan sebagai kekuatan oleh perusahaan untuk menarik konsumen potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Persepsi yang positif akan membentuk brand image yang positif juga.

b. Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada vanity seeking terhadap minat beli 107 ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus vanity seeking berpengaruh juga bagi klinik kecantikan London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses kedua. Oleh karena itu, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan. Vanity seeking terbukti mempunyai pengaruh yang positif dalam hal kesadaran akan penampilan yang cantik dan menarik dengan hadirnya klinik-klinik kecantikan dan pada akhirnya mempunyai tempat teristimewa di benak konsumen. Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik sangat berdampak terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh, Netemeyer et al. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya, hal ini sejalan menurut Netemeyer et al.,1995. Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan yang ingin tampil cantik dan menarik membuat konsumen kembali menggunakan jasa klinik kecantikan.